Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

“MANAJEMEN BISNIS TEMBAKAU


PRIMADONA DI PULAU LOMBOK”

disusun oleh :

Nama : M. Zulfikar Hidayat


N.I.M : C1G018109
Prodi : Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Mataram
2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya. Tak lupa sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
besar nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh
alam semesta.

Laporan Manajemen Bisnis Tembakau Primadona di Pulau Lombok ini telah disusun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, apabila ada beberapa kesalahan dalam penggunaan kata
penulis mohon maaf. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Manajemen Bisnis
Tembakau Primadona di Pulau Lombok ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca semua.

Mataram, 5 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................................................2
BAB II : LANDASAN TEORI............................................................................................................................3
2.1 Tembakau..........................................................................................................................................3
2.1.1 Sejarah Tembakau di Indonesia...................................................................................................3
2.1.2 Jenis – Jenis Tembakau...............................................................................................................4
2.2 Manajemen.......................................................................................................................................5
2.2.1 Pengertian Manajemen..................................................................................................................5
2.2.2 Manajemen Produksi..................................................................................................................6
2.2.3 Manajemen Persediaan (Bahan Baku)........................................................................................6
2.2.4 Manajemen Keuangan................................................................................................................6
2.2.5 Manajemen Pemasaran..............................................................................................................7
BAB III : PEMBAHASAN................................................................................................................................8
3.1 Gambaran Umum Usaha Tembakau Bapak Hidayat...........................................................................8
3.2 Manajemen produksi terkait dengan stabilitas pasokan bahan baku................................................8
3.3 Pembelian bahan baku terkait dengan stabilitas harga yang terjadi pada saat ini.............................9
3.4 Metode pemasaran hasil produksi terkait dengan usaha yang serupa..............................................9
BAB IV : PENUTUP......................................................................................................................................10
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................................10
4.2 Saran................................................................................................................................................10
BAB V : LAMPIRAN.....................................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman tembakau merupakan salah satu komoditi yang strategis dari jenis tanaman
semusim perkebunan. Peran tembakau bagi masyarakat cukup besar, hal ini karena aktivitas
produksi dan pemasarannya melibatkan sejumlah penduduk untuk mendapatkan pekerjaan dan
penghasilan. Produk tembakau yang utama diperdagangkan adalah daun tembakau. Tembakau
merupakan produk bernilai tinggi, sehingga bagi beberapa negara termasuk Indonesia berperan
dalam perekonomian nasional.

Di Indonesia, tembakau menjadi salah satu komoditas perkebunan yang bernilai tinggi.
Sebagai bahan utama dalam pembuatan rokok memang peluang usaha budidaya tembakau sangat
potensial. Harga jual rokok yang kian meroket membuat tembakau menjadi komoditas bernilai.
Memang tanaman ini sangat kontroversial dimana memiliki dampak buruk bagi kesehatan.
Namun di tengah itu tembakau menjadi bahan penting yang dicari oleh berbagai perusahaan
rokok di negeri ini. Permintaan tembakau memang kian meningkat dari waktu ke waktu. Hal
inipun membuat banyak petani yang membudidayakan tanaman tembakau. Untuk budidaya
tanaman tembakau sendiri memang dibilang tidak sulit. Wilayah Indonesia dengan dataran tinggi
memang sangat cocok untuk pembudidayaan tanaman tembakau. Untuk teknik perawatan
tanaman tembakau memang memiliki cara tersendiri. Untuk menghasilkan tanaman tembakau
dengan kualitas yang bagus tentu harus memiliki pemeliharaan yang intensif.

Indonesia sendiri disebut sebagai negara agraris, yang dimana mayoritas penduduknya
bekerja sebagai petani. Salah satu tanaman yang dibudidayakan selain padi, adalah tembakau.
Seperti yang ada di pulau Lombok. Banyak para petani memilih untuk membudidayakan
tembakau, karena menjanjikan keuntungan yang besar, namun disisi lainnya juga bisa berujung

1
kerugian apabila tidak dikelola dengan baik. Untuk membudidayakan tanaman tembakau,
dibutuhkan modal yang besar,disamping itu juga manajemen usaha yang meliputi proses
pembelian bahan baku, pengaturan produksi, dan manajemen pemasaran hasil usaha juga
berperan dalam keberhasilan perusahaan ini, ditambah lagi banyaknya masyarakat yang memiliki
usaha sejenis menuntut para pengusaha tembakau untuk bisa mengelola usahanya dengan baik
agar tetap bisa bersaing.

1.2 Rumusan Masalah


Melihat kondisi tersebut, penulis tertarik untuk melakukan kajian terhadap hal – hal berikut ini ;

1. Bagaimana manajemen produksi terkait dengan stabilitas pasokan bahan baku?


2. Bagaimana pembelian bahan baku terkait dengan stabilitas harga yang terjadi pada saat
ini?
3. Bagaimana metode pemasaran hasil produksi terkait dengan usaha yang serupa?

1.3 Tujuan Penelitian


Dengan memperhatikan masalah di atas, didapatkan tujuan penelitian yang dirincikan sebagai
berikut ;

1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen produksi terkait dengan stabilitas pasokan


bahan baku.
2. Untuk mengetahui bagaimana pembelian bahan baku terkait dengan stabilitas harga yang
terjadi pada saat ini.
3. Untuk mengetahui bagaimana metode pemasaran hasil produksi terkait dengan usaha
yang serupa.

BAB II
LANDASAN TEORI
2
2.1 Tembakau
2.1.1 Sejarah Tembakau di Indonesia
Awal perkembangan budidaya tembakau diperkirakan pada abad ke 16, terutama setelah
bangsa Eropa yaitu Sepanyol, Portugis, Inggris dan Belanda menemukan dunia baru yaitu
amerika. Berbagai informasi turut dibawa ke negrinnya, menambah wawasan dan
perbendaharaan mereka termasuk tanaman tembakau.

Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, awal perkembangannya di mulai dari percobaan


penanaman tembakau secara besar-besaran di Indonesia dilakukan bangsa Belanda pada tahun
1830 oleh van den bosch melalui “Cultuurstelsel” yaitu disekitar semarang, jawa tengah , namun
pada saat itu mengalami kegagalan. Pada tahun 1856, oleh belanda dicoba kembali penanaman
tembakau secara meluas di daerah besuki, jawa timur dengan dilengkapi suatu balai penelitian ,
yaitu besoekisch profstation pada tahun 1910, dengan adannya balai penelitian tersebut maka
usaha-usaha guna mendapatkan galur yang cocok dan diinginkan terbuka dengan cara
seleksi/hibridisasi menggunakan tembakau yang telah ada / di datangkan dari luar, jenis
tembakau besuki cerutu yang sekarang banyak ditanam di besuki tersebut merupakan hasil
persilangan antara jenis kedu dengan jenis deli (djojosudiro, 1967). Dua tahuan kemudian , yakni
pada tahun 1858 diadakan penanaman jenis tembakau cerutu lainnya di daerah Yogyakarta-
Surakarta, tepatnnya di daerah klaten.

Penanaman tembakau juga dilakukan di luar Jawa, yakni di daerah Deli, Sumatra Utara
yang dipelopor oleh J. Nienhuys pada tahun 1863. Dan pada tahun 1906 didirikan deli
proefstation. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap tanaman tembakau, untuk wilayah deli
sekitar S. ular dan anak sungai S. wampulah merupakan derah yang baik untuk tembakau Deli,
jenis tembakau Deli merupakan jenis tembakau cerutu paling baik gun akeperluan
pembungkusan cerutu.

Ketiga daerah yang disebutkan diatas (besuki di Jawa Timur, Klaten di Jawa Tengah dan
Deli di Sumatra Utara), sekarang merupakan daerah penghasil tembakau jenis cerutu yang sangat

3
potensial bagi Indonesia. Dalam perdagangan internasional khususnnya Eropa , Indonesia masih
merupakan pensuplay komoditas tembakau cerutu peringkat atas yang diperhitungkan. Dalam
pasaran internasional tembakau Besuki dan Klaten lebih dikenal dengan tembakau Jawa dan
tembakau Deli lebih dikenal dengan tembakau Sumatra.

2.1.2 Jenis – Jenis Tembakau


Beberapa jenis tembakau di Indonesia antara lain tembakau musim kemarau/Voor-Oogst
(VO), yaitu bahan untuk membuat rokok putih dan rokok kretek; dan tembakau musim
penghujan/Na-Oogst (NO), yaitu jenis tembakau yang dipakai untuk bahan dasar membuat
cerutu maupun cigarillo, disamping itu juga ada jenis tembakau hisap dan kunyah.

Berdasarkan bentu fisiknya dibagi atas tembakau rajangan dan tembakau krosok, menurut
metode pengeringannya dibagi atas flue cured, air cured, sun cured, dan fire cured.

Menurut tempat penghasilnya dibagi atas : Tembakau Deli, penghasil tembakau untuk
rokok cerutu, Tembakau Temanggung, penghasil tembakau srintil untuk sigaret, Tembakau
Vorstenlanden (Yogya-Klaten-Solo), penghasil tembakau untuk cerutu dan tembakau sigaret
(tembakau Virginia), Tembakau Besuki, penghasil tembakau rajangan untuk rokok sigaret,
Tembakau Madura, penghasil tembakau untuk sigaret, Tembakau Lombok Timur, penghasil
tembakau untuk sigaret (tembakau Virginia).

Beberapa jenis tembakau di Indonesia yang potensial misalnya ; Kemloko I, Sindoro,


Kemloko 2, Kemloko 3, V. Bojonegoro 1, Bojonegoro 2, Blogon I, Kasturi I, Grompol Jatim,
Kasturi 2, PVH 21, PVH 20, tembakau Bugis yang terdiri dari sekitar 10 varietas. Tembakau
mutu tinggi pada umumnya kandungan nikotin dan senyawa aromatisnya tinggi terutama
tembakau lokal, sebagai contoh tembakau Temanggung, semakin keatas posisi daun pada batang
semakin tinggi kadar nikotinnya. Setiap jenis tembakau mempunyai kandungan kimia yang
berbeda untuk menghasilkan karakter yang dikehendaki sehingga perlakuan budidayanya juga
berbeda. Kandungan gula dan nikotin beberapa jenis tembakau, juga berbeda demikian juga
ketahanan terhadap penyakit nematoda, lanas, dan bakteri. Kadar nikotin hanya dipengaruhi oleh
lokasi, penanaman, sedangkan genotipe dan interaksi antara genotipe dengan lingkungan tidak
mempengaruhi kandungan nikotin. Beberapa peneliti sedang melakukan penelitian untuk

4
mendapatkan tembakau tanpa nikotin. Demikian juga dilakukan penelitian untuk mendapatkan
protein anti kanker dari daun tembakau.

Di Lombok sendiri jenis tanaman tembakau yang banyak dibudidayakan adalah


tembakau virginia. Tembakau virginia Lombok dikenal sebagai tembakau terbaik di dunia selain
tembakau virginia Brazil. Produksi tembakau virginia Lombok juga menjadi penyumbang
terbesar untuk kebutuhan industri rokok nasional, mencapai 80 persen dari kebutuhan.Hanya
saja, modal menanam dan ongkos produksi yang dibutuhkan untuk tembakau jenis virginia ini
juga tidak sedikit. Para petani kebanyakan melakukan peminjaman modal untuk menanam
tembakau ini. Dan jika di kemudian hari, terdapat persaingan yang membuat harga pasar rusak,
dan apabila para petani tidak mampu dibayar, maka jalan satu-satunya adalah dengan mereka
menjadi tenaga kerja asing. Mereka akan menjadi TKI demi menutup hutang-hutang mereka.

2.2 Manajemen
2.2.1 Pengertian Manajemen
Secara umum, manajemen adalah suatu proses di mana seseorang dapat mengatur segala
sesuatu yang dikerjakan oleh individu atau kelompok. Manajemen perlu dilakukan guna
mencapai tujuan atau target dari individu ataupun kelompok tersebut secara kooperatif
menggunakan sumber daya yang tersedia.

Dari pengertian tersebut, ilmu manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan dalam
mengatur sesuatu agar tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi. Sebetulnya, hal ini sudah
sering terjadi di kehidupan nyata. Setiap orang juga pasti pernah mempraktikkan ilmu
manajemen secara tidak langsung setiap harinya. Dengan menerapkan ilmu manajemen,
diharapkan sesuatu yang sedang dikerjakan dapat selesai tepat waktu dan tanpa ada hal yang
menjadi sia-sia. Tujuan tercapai karena terorganisir secara baik.

2.2.2 Manajemen Produksi


Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang
mempunyai peran dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan.

5
Manajemen produksi dapat diterapkan di berbagai jenis organisasi atau perusahaan seperti
industri manufaktur, perkebunan, pertanian, UKM maupun di bidang jasa.

Manajemen produksi juga diperlukan dalam pengaturan bangunan atau ruangan, mesin
maupun peralatan, proses dalam produksi, pengaturan tenaga kerja dan berbagai kegiatan operasi
lainnya. Kegiatan produksi ini dapat dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu organisasi
manufaktur dan organisasi jasa.

Secara umum fungsi produksi terkait dengan pertanggung jawaban dalam pengolahan dan
pentransformasian masukan (input) menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa yang akan
memberikan hasil pendapat bagi perusahaan.

2.2.3 Manajemen Persediaan (Bahan Baku)


Manajemen persediaan adalah bagian dari perusahaan yang berfungsi untuk mengatur
persediaan bahan baku yang dimiliki untuk diproduksi. Mulai dari cara memperoleh persediaan,
penyimpanannya, sampai persediaan tersebut dimanfaatkan atau dikeluarkan.

Fungsi manajemen persediaan diantaranya memastikan persediaan bahan baku tersedia,


mengurangi risiko keterlambatan dalam pengiriman persediaan, mengurangi risiko harga yang
fluktuatif, menyesuaikan pembelian dengan jadwal produksi

2.2.4 Manajemen Keuangan


Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan modal kerja, menggunakan atau
mengalokasikan dana, dan mengelola aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan utama
perusahaan.

Tujuan utama Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai yang dimiliki
perusahaan atau memberikan nilai tambah terhadap asset yang dimiliki oleh pemegang saham.

Ruang Lingkup Manajemen Keuangan terdiri dari:

6
 Keputusan Pendanaan, meliputi kebijakan manajemen dalam pencarian dana perusahaan,
misalnya kebijakan menerbitkan sejumlah obligasi dan kebijakan hutang jangka pendek
dan panjang perusahaan yang bersumber dari internal maupun eksternal perusahaan.
 Keputusan Investasi, Kebijakan penanaman modal perusahaan kepada aktiva tetap atau
Fixed Assets seperti gedung, tanah, dan peralatan atau mesin, maupun aktiva finansial
berupa surat-surat berharga misalnya saham dan obligasi atau aktivitas untuk
menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
 Keputusan Pengelolaan Aset, Kebijakan pengelolaan aset yang dimiliki secara efisien
untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.2.5 Manajemen Pemasaran


Manajemen pemasaran merupakan suatu proses yang di pakai oleh suatu perusahaan atau
orang yang melakukan usaha dalam mengenalkan produk atau usaha yang akan di pasarkan, dan
untuk mempertahankan suatu kelangsungan kegiatan perusahaan tersebut dan untuk
mendapatkan suatu keuntungan atau laba.

Tujuan Manajemen Pemasaran sendiri diantaranya untuk mendapatkan pelanggan atau


konsumen, untuk memperkenalkan produk atau usaha yang dijalani, untuk mendapatkan
keuntungan atau laba, untuk bisa bersaing dengan perusahaan lain, dan untuk meningkatkan
pelanggan atau konsumen.

BAB III
PEMBAHASAN
7
3.1 Gambaran Umum Usaha Tembakau Bapak Hidayat
Usaha tembakau Bapak Hidayat dimulai sejak tahun 1998. Berlokasi di Desa Bebuaq,
Kopang, Lombok Tengah. Usaha ini sudah memperkerjakan sebanyak 25 karyawan. Untuk
menunjang usaha tembakau ini, Bapak Hidayat mempergunakan 10 hektare areal sawah yang
dimiliki untuk menanam tanaman tembakau. Budidaya tanaman tembakau yang dilakukan Bapak
Hidayat dimulai dari proses pembelian bibit, penanaman, pemberian pupuk, pemanenan,
pengovenan, penyortiran, hingga penjualan daun tembakau kering ke Gudang tembakau. Terkait
dengan penjualan daun tembakau kering, Bapak Hidayat sudah memiliki kontrak kerjasama
dengan Gudang Sadhana Arifnusa yang berlokasi di Lombok Timur. PT Sadhana Arifnusa
berharap kontrak jangka Panjang dengan Bapak Hidayat, karena daun tembakau yang dihasilkan
memiliki kualitas yang baik.

3.2 Manajemen produksi terkait dengan stabilitas pasokan bahan baku


Untuk manajemen produksi nya sendiri terkait dengan stabilitas pasokan bahan baku,
misalnya saja untuk pengovenan dulunya Bapak Hidayat menggunakan minyak tanah. Namun,
semakin lama mulailah kelangkaan harga minyak tanah yang kemudian Bapak Hidayat beralih
menggunakan batu bara. Akan tetapi, batu bara sendiri sudah mulai langka. Hingga pada
akhirnya, Bapak Hidayat beralih lagi menggunakan kayu sampai saat ini. Dilihat dari segi hasil,
tentu sudah jelas yang menggunakan minyak lebih bagus hasilnya dibandingkan menggunakan
batu bara dan kayu, hal ini disebabkan pembakaran yang dihasilkan oleh minyak lebih stabil.

Pada tahun ini, PT Sadhana Arifnusa sudah mulai kehabisan stok kayu karena hutan yang
dimiliki PT Sadhana Arifnusa yang berada di Lombok Timur sudah semakin menipis. Imbasnya,
para petani tidak bisa membudidayakan tembakau lagi pada tahun depan. Bapak Hidayat sendiri
sudah mengantisipasi hal tersebut. Beliau memilih untuk membudidayakan tanaman pengganti
seperti padi dan jagung. Namun, keuntungan yang didapat dari membudidayakan tanaman
tesebut tidak seperti membudidayakan tembakau.

8
3.3 Pembelian bahan baku terkait dengan stabilitas harga yang terjadi pada saat ini
Untuk membudidayakan tanaman tembakau dibutuhkan beberapa bahan baku diantaranya
bibit tanaman tembakau, pupuk, serta bahan penunjang lainnya. Harga bahan baku budidaya
tembakau sangat berfluktuasi. Terkait dengan fluktuasi harga, terutama pupuk, usaha tembakau
Bapak Hidayat mendapatkan subsidi dari PT Sadhana Arifnusa. Sebagai timbal baliknya, Bapak
Hidayat harus menjual hasil tembakaunya ke PT Sadhana Arifnusa. Kerjasama ini sudah dimulai
sejak usaha ini dikelola oleh orang tua Bapak Hidayat, yang kemudian dilanjutkan oleh Bapak
Hidayat sendiri.

Dengan pemberian subsidi sangat membantu Bapak Hidayat untuk mendapatkan pupuk
dengan harga terjangkau, apabila dibandingkan membeli ditempat lain. Selain subsidi untuk
pemberian pupuk, PT Sadhana Arifnusa juga memberikan subsidi untuk pembelian alat pertanian
seperti traktor.

Dengan adanya subsidi ini diharapkan biaya produksi usaha tembakau Bapak Hidayat
bisa ditekan serendah mungkin sehingga akan berpengaruh terhadap margin keuntungan dari
usaha Bapak Hidayat sendiri dan juga PT Sadhana Arifnusa.

3.4 Metode pemasaran hasil produksi terkait dengan usaha yang serupa
Dengan adanya kontrak kerjasama antara usaha tembakau Bapak Hidayat dengan PT
Sadhana Arifnusa, maka seluruh hasil tembakau Bapak Hidayat dipasarkan langsung ke PT
Sadhana Arifnusa.

BAB IV
PENUTUP

9
4.1 Kesimpulan
Dari kajian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan ;

1. Pasokan bahan baku sangat mempengaruhi hasil produksi Bapak Hidayat, terutama
dalam hal pengovenan yang menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Hal yang
dilakukan Bapak Hidayat jika terjadi kelangkaan kayu, adalah membudidayakan tanaman
pengganti seperti padi dan jagung.
2. Pemberian subsidi yang diberikan oleh PT. Sadhana Arifnusa sangat membantu Bapak
Hidayat dalam mendapatkan pupuk dengan harga yang lebih terjangkau.
3. Kontrak kerjasama yang dilakukan PT. Sadhana Arifnusa sangat membantu Bapak
Hidayat dalam hal pemasaran hasil usaha tembakau. Dengan adanya kontrak kerjasama
ini, Bapak Hidayat tidak perlu lagi menawarkan daun tembakaunya ke setiap Gudang
tembakau.

4.2 Saran
Dari kajian yang dilakukan oleh penulis, ada beberapa hal yang perlu dibenahi diantaranya
terhadap pasokan bahan baku seperti kayu yang sudah mulai langka. PT. Sadhana Arifnusa harus
melakukan langkah yang kongkrit agar para petani masih bisa membudidayakan tanaman
tembakau. Selain itu, perlu dipikirkan tanaman pengganti dengan nilai jual tinggi yang bisa
ditanamam oleh Bapak Hidayat pada saat tidak bisa menanam tembakau.

Dan menurut penulis, untuk pengelolaan yang dilakukan Bapak Hidayat mulai dari proses
produksi hingga pemasaran sudah baik, karena beliau sudah memikirkan rencana cadangan
dengan sebaik mungkin.

BAB V
LAMPIRAN

10
1. P : Sudah berapa lama usaha tembakau yang bapak miliki ini berjalan?
N : Saya memulai usaha tembakau ini sudah dari tahun 1998 hingga sampai saat ini
2. P : Dimanakah lokasi usaha tembakau bapak?
N : Di Desa Bebuaq, Kopang, Lombok Tengah
3. P : Berapa jumlah karyawan yang bapak pekerjakan?
N : Sampai saat ini saya sudah memperkerjakan 25 karyawan
4. P : Mulai dari proses apa saja Bapak Hidayat membudidayakan tanaman tembakau ini?
N : Saya membudidayakan tembakau ini mulai dari proses pembelian bibit, penanaman,
pemberian pupuk, pemanenan, pengovenan, penyortiran, hingga penjualan daun
tembakau
5. P : Berapa Hektare luas sawah yang bapak punya untuk budidaya tembakau, apakah
semua lahan yang bapak punya digunakan untuk budidaya tembakau?
N : Saya memiliki lahan sawah sekitar 20 hektare, tetapi untuk budidaya tembakau saya
hanya menggunakan 10 hektare saja, sisanya digunakan untuk menanam padi
6. P : Apa yang bapak lakukan saat persediaan pasokan seperti kayu yang digunakan untuk
pengovenan tembakau sudah habis, apakah bapak beralih menggunakan yang lain atau
apa?
N : Jika memang persediaan kayu nya sudah habis, saya beralih untuk membudidayakan
padi dan jagung.
7. P : Untuk proses pengovenan, bapak lebih sering menggunakan apa?
N : Kalau dulu saya menggunakan minyak tanah tetapi semakin langka, beralih
menggunakan batu bara, tetapi sama saja mengalami kelangkaan juga, beralih lagi
menggunakan kayu sampai sekarang.
8. P : Menurut Bapak mana yang lebih bagus bahan baku untuk pengovenan tembakau?
N : Sudah jelas, kalau minyak tanah yang paling bagus, karena proses pembakarannya
lebih stabil.
9. P : Bagaimana cara bapak memasarkan hasil panennya, apakah dengan memasarkan ke
tiap gudang tembakau, atau sudah memiliki kontrak kerjasama dengan salah satu gudang
tembakau, yang dimana bapak harus menjual ketempat itu saja?
N : Saya sudah memiliki kontrak kerja sama dengan PT Sadhana Arifnusa, jadi saya
harus menjual hasil panen saya ini ke Gudang itu saja.

11

Anda mungkin juga menyukai