Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID

“UJI PELEPASAN GEL NATRIUM DICLOFENAC SECARA IN VITRO”

Disusun Oleh :

Octavia F. Amira (172210101048)

Mutiara Dewi P. K (172210101053)

Rindi Valent S. (172210101054)

Khoiriyah Haifa H. (172210101104)

Novia Paramitha (172210101105)

Nitta Cahyaningrum (172210101113)

Dosen Pengampu : Dwi Nurrahmanto, S. Farm, M.Sc., Apt.

BAGIAN FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI

1
UNIVERSITAS JEMBER

2019

2
DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................... Error! Bookmark not defined.


PENDAHULUAN .............................................................................................. Error! Bookmark not defined.
I. TUJUAN PRAKTIKUM .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
II. TEORI DASAR ...................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II .............................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... Error! Bookmark not defined.
I. EVALUASI PRODUK REFEREN ......................................................... Error! Bookmark not defined.
II. STUDI PRAFORMULASI BAHAN AKTIF ............................................ Error! Bookmark not defined.
III. BAHAN TAMBAHAN ................................................................... Error! Bookmark not defined.
IV. FORMULASI SIRUP PARACETAMOL ............................................ Error! Bookmark not defined.
V. PERHITUNGAN ADI (Acceptable Daily Intake)............................... Error! Bookmark not defined.
VI. PERHITUNGAN DAPAR SITRAT ................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III ............................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
ALAT, BAHAN DAN METODE PEMBUATAN .................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB IV............................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
PEMBAHASAN ................................................................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB V.............................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
KESIMPULAN .................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... Error! Bookmark not defined.

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 MEKANISME PENGERJAAN ATAU PROSEDUR

3.1.1 PREPARASI SEL UJI MEMBRAN SELOFAN SERTA PENGGUNAAN DAPAR


FOSFAT SALINE

Uji pelepasan dilakukan dengan menggunakan membran selofan serta dengan penggunaan
media disolusi dapar fosfat pH 7,4 ± 0,05 pada temperatur 37 ± 0,5oC. Larutan dapar dibuat dengan
menggunakan H2PO4, KCl, NaCl, dan KH2PO4, namun pada praktikum telah disediakan ooleh
laboran. Penggunaan membrane selofan sebelumnya perlu dilakukan perendama terlebih dahulu
untuk membuka pori pori yang rapat pada membrane sehingga dapat dilalui oleh bahan aktif
sediaan yang terlepas. Membrane selofan dipilih karena dapat memperhitungkan sensitivitas hasil
difusi untuk struktur mikro selofan, sehingga diasumsikan dalam kondisi eksperimental sebagian
besar pengangkutan ion melintasi membran dapat terjadi oleh proses difusi yang diaktifkan
langsung melalui jaringan polimer. membran selofan juga membran yang semipermeabel, di mana
hidrofilisitas dan permeabilitas terhadap air sehingga dapat mengatur resistensi terhadap fouling,
selektivitas dan fluks karena membran ini jika diberi pengaruh dengan air, maka koefisien
permeabilitasnya meningkat dengan seiring meningkatnya kadar air

3.1.2 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL SERTA PENGOREKSIAN MENGGUNAKAN


RUMUS WUNSTNER

Pada uji pelepasan, cakram dimasukkan ke dalam alat uji yang berisi dapar kemudian
dipasang pedal hingga jarak ujung pedal bagian atas cakram 25 ± 2 mm dan diatur kecepatan putar
50 rpm. Ditekan tombol strart dan proses dilakukan selama 4 jam. Sampel diambil dari
kompartemen reseptor sebanyak 5 ml pada menit ke-0,5,15,30,45,60,90,120,150,180 dan 240.
Setiap kali selesai sampling dilakukan penambahan 5 ml larutan dapar yang baru agar volume
cairan tetep sehingga tidak pekat. Sampel yang diperoleh kemudian dianalisis kadar bahan aktif
menggunakan spektoskopi uv-vis pada panjang gelombang maksimum untuk memperoleh baahan
aktif tertransport tiap waktu ( Sayed dan Reza, 2003).

4
Pada praktikum yang kami lakukan sel difusi dimasukkan ke dalam bejana kemudian
peralatan uji dijalankan. Dilakukan pengambilan sampel sebanyak 5 ml pada menit ke-
30,60,90,120,150 ditengah-tengah antara permukaan media dan bagian atas daun dayung tidak
lebih dari 1 cm dari dinding bejana. Setiap kali pengamblan sampel dilakukan penggantian dengan
cara menambahkan larutan dapar fosfat sebanyak 5 ml. Kemudian sampel ditentukan dengan
spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang maksimum dan dikoreksi dengan rumus
Wurster. Penggunanan rumus Wurster dikarenakan pada setiap pengambilan cuplikan sampel akan
dilakukan penambahan media disolusi dengan jumlah yang sama dan agar rmendapatkan kadar
yang sebenarnya. Pada setiap pengambilan sampel, diusahakan dilakukan pada tempat yang sama
agar nilai absorbansi yang dihasilkan bagus.
3.1.3 PROSES UJI DISOLUSI

 Pembuatan larutan baku


25 mg Natrium diklofenak dilarutkan dalam 100 ml aquadest

Baku Induk 250 ppm.

5 ppm 10 ppm 15 ppm 20 ppm 25 ppm

Didapatkan persamaan kurva baku yaitu y=0,03x-0,046

 Penentuan panjang gelombang pengamatan


Salah satu konsentrasi larutan baku discanning pada  200-400 nm.

Panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi maksimum dipilih sebagai


panjang gelombang pengamatan, yaitu 276 nm.

 Penyiapan membran
Membran selofan dipotong seukuran sel difusi.

5
Membran selofan direndam dalam aquadest semalam.

Setelah direndam, membran ditiriskan dengan tissue.

 Preparasi sel difusi


Menyiapkan sel difusi, kemudian ditara dalam kondisi kosong dengan timbangan analitik.

Sel difusi diisi dengan gel diratakan dengan sudip.

Tutup sediaan dengan membrane yang telah dipotong sesuai ukuran sel difusi.

Sediaan di sekitar sel difusi dibersihkan dan ditimbang lagi, diatas membrane diberi ring sekat
agar tidak bocor. Lalu diklem dengan lempengan sel yang lain dengan rapat

Pada praktikum kali ini digunakan 6 sel difusi dimana 2 sel difusi berisi produk referen voltadex
(replikasi dua kali) dan 4 sel difusi berisi gel dari masing-masing kelompok.

 Pengukuran pelepasan bahan aktif

Media solusi sebanyak 500 ml dihangatkan pada suhu 37°C.

Sel difusi dimasukkan ke bejana tabung uji yang berisi media disolusi.

Sel difusi dimasukkan di dasar bejana disolusi dengan bagian cover


menghadap ke atas.

Paddle diputar 50 rpm, segera dicatat sebagai menit ke 0.

Sampel diambil sebanyak 5ml pada menit ke 30, 60, 90,120, dan 150.

6
Setiap kali pengambilan cuplikan, bejana ditambah media disolusi dengan jumlah dan suhu
yang sama.

Sampel ditentukan kadar Na diklofenak dengan spektrofotometer uv-vis pada  276nm dan
dikoreksi dengan rumus wuster.

 Penentuan jumlah bahan aktif yang terlepas


Jumlah bahan aktif yang terlepas persatuan luas membran setiap waktu = konsentrasi setiap
waktu x jumlah media / luas permukaan membrane.

Dibuat kurva jumlah bahan aktif kumulatif vs. akar waktu.

 Penentuan profil pelepasan bahan aktif


Profil pelepasan obat ditentukan dari kurva jumlah bahan aktif Yng terlepas vs. akar waktu.

 Penentuan kecepatan pelepasan bahan aktif


Dibuat kurva jumlah kumulatif bahan aktif yang terlepas vs. akar waktu

Dari kurva, dibuat persamaan regresinya, slope persamaan regresi merupakan kecepatan
pelepasan.

3.1.4 PROSES SPEKTRO UV, HASIL PENENTUAN PANJANG GELOMBANG


MAKSIMUM, HASIL PENENTUAN KURVA BAKU

Pengujian dilakukan pada sediaan gel yang menggunkan bahan aktif Natrium diklofenak
dalam basis karbopol. Dilakukan uji pelepasan pada sediaan gel Natrium diklofenak untuk menguji
kemampuan bahan aktif terlepas dari basis gel dan daya penetrasi sediaan Natrium diklofenak
melewati suatu membran. Sediaan gel Natrium diklofenak yang akan diuji terlebih dahulu dibuat
dengan menghilangkan bahan-bahan tambahan yang dapat mempengaruhi absorbansi sampel saat

7
diuji kadarnya menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Bahan bahan yang dapat mempengaruhi
serapan atau absorbansi sampel adalah bahan yang mengandung gugus kromofor dan auksokrom
yang memiliki serapan di sekitar panjang gelombang serapan natrium diklofenak misalnya pahan
pengawet nipagin dan nipasol, bahan tambahan corigen seperti mentol.

Pada praktikum ini membran yang digunakan adalah membran selofan yang harus
dikembangkan terlebih dahulu dengan direndam di dalam aquadest selama 10-12 jam, tujuan
perendaman membran ini adalah untuk membuat membran menjadi lebih elastis dan membuka
pori-pori pada membran.

Uji pelepasan sediaan gel Natrium diklofenak menggunakan peralatan uji berupa bejana
dengan dengan pengaduk tipe dayung dan didalam bejana tersebut dimasukkan sel difusi yang
telah disiapkan dan diisi dengan sediaan gel natrium diklofenak. Sel difusi terdiri dari reservoir
dan cover. Bagian reservoir diisi dengan sediaan gel natrium diklofenak hingga penuh dan
permukaannya rata kemudian diatasnya ditutup menggunakan membran selofan yang telah
dikembangkan, antara membran selofan dan sediaan gel tidak boleh terdapat gelembung udara
karena keberadaaan gelembung udara tersebut dapat mempengaruhi pelepasan bahan aktif natrium
diklofenak dari basisnya. Bejana uji diisi dengan dapar fosfat pH 7.2, digunakan dapar fosfat
dengan pH 7.2 bertujuan untuk menyesuaikan keadaan lingkungan uji dengan keadaan sebenarnya
dan disesuaikan dengan bahan aktif yang digunakan. Suhu bejana diatur 37°C yang merupakan
suhu normal kulit manusia.

Pada pengujian ini akan dilakukan pengukuran kadar natrium diklofenak di dalam sampel
untuk mengetahui jumlah natrium diklofenak yang telah dilepaskan dari basis dan dapat
berpenetrasi menembus membran menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Vis. Sebelum
pengujian sampel terlebih dahulu dibuat kurva baku menggunakan Natrium diklofenak dengan
konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm, dan 30 ppm. Larutan standart baku tersebut
digunakan untuk mencari panjang gelombang maksimal natrium diklofenak dan didapatkan pada
panjang gelombang maksimal 276 nm. Kemudian larutan pada standart baku tersebut dilakukan
pengujian kadar untuk mendapatkan absorbansi sehingga didapatkan kurva baku antara
konsentrasi natrium diklofenak dan absorbansi melalui regresi.

8
Hasil absorbansi kurva baku

Konsentrasi (ppm) Absorbansi

5,100 0,160

10,20 0,287

15,30 0,385

20,40 0,556

25,50 0,653

30,60 0,815

3.2 HASIL PERHITUNGAN DAPAR, PERHITUNGAN ABSORBANSI, DAN


PERHITUNGAN WUSTNER

 HASIL PENGAMATAN
1. PembuatanDapar
NaCl 40 gram (0,137 M)
KCl 1 gram (0,0027 M)
Na2HPO4 7,2 gram (0,01 M)
KH2PO4 1,2 gram (0,0018 M)
Volume dapar yang dihasilkan = 5 liter
pHdapar = 7,4
2. Perhitungan
 Pembuatan Baku Induk Teoritis
Ditimbang Na diklofenak 25 mg dilarutkan ke 100 mL dapar, sehingga diperoleh
larutan baku induk 250 ppm
 Pengenceran Teoritis
𝑥 5 𝑝𝑝𝑚
5 ppm 50 𝑚𝐿 = 250 𝑝𝑝𝑚
X = 1 mL
𝑥10 𝑝𝑝𝑚
10 ppm 50 𝑚𝐿 = 250 𝑝𝑝𝑚

9
X = 2 mL
𝑥15 𝑝𝑝𝑚
15 ppm 50 𝑚𝐿 = 250 𝑝𝑝𝑚
X = 3 mL
𝑥20 𝑝𝑝𝑚
20 ppm 50 𝑚𝐿 = 250 𝑝𝑝𝑚
X = 4 mL
𝑥25 𝑝𝑝𝑚
25 ppm 10 𝑚𝐿 = 250 𝑝𝑝𝑚
X = 1 mL
 Data Kurva Baku
Kadar (ppm) Absorbansi
5,1 0,160
10,2 0,287
15,3 0,385
20,4 0,556
25,5 0,653
30,6 0,815
Y = 0,0255X + 0,0216
r = 0,997
 Pembuatan Baku IndukPercobaan
Penimbangan Na diklofenak = 25,5 mg
25,5 𝑚𝑔
Konsentrasilarutaninduk = 100 𝑚𝐿 x 1000 mL/L = 255 ppm
 PengenceranPercobaan
0,2 𝑚𝐿
x 255 ppm = 5,1 ppm
10 𝑚𝐿

0,4 𝑚𝐿
x 255 ppm = 10,2 ppm
10 𝑚𝐿

0,6 𝑚𝐿
x 255 ppm = 15,3 ppm
10 𝑚𝐿

0,8 𝑚𝐿
x 255 ppm = 20,4 ppm
10 𝑚𝐿

1 𝑚𝐿
x 255 ppm = 25,5 ppm
10 𝑚𝐿

3 𝑚𝐿
x 255 ppm = 30,6 ppm
10 𝑚𝐿

 Data absorbansi dan waktu Referen dan Sampel


Waktu (menit) Absorbansi Referen 1 Absorbansi Sampel
30 6,682 4,761
60 6,212 8,486

10
90 7,231 12,486
120 8,643 17,545
150 8,604 22,486

 Perhitungan Konsentrasi Referen 1


- t30
Y = 0,0255X + 0,0216
0,141 = 0,0255X + 0,0216
X = 4,682 ppm
- t60
Y = 0,0255X + 0,0216
0,180 = 0,0255X + 0,0216
X = 6,212 ppm
- t90
Y = 0,0255X + 0,0216
0,206 = 0,0255X + 0,0216
X = 7,231 ppm
- t120
Y = 0,0255X + 0,0216
0,242 = 0,0255X + 0,0216
X = 8,643 ppm
- t150
Y = 0,0255X + 0,0216
0,241 = 0,0255X + 0,0216
X = 8,604 ppm
 Perhitungan Konsentrasi Sampel
- t30
Y = 0,0255X + 0,0216
0,143 = 0,0255X + 0,0216
X = 4,761 ppm
- t60
Y = 0,0255X + 0,0216
0,238 = 0,0255X + 0,0216
X = 8,486 ppm
- t90
Y = 0,0255X + 0,0216
0,340 = 0,0255X + 0,0216
X = 12,486 ppm
- t120
Y = 0,0255X + 0,0216
0,469 = 0,0255X + 0,0216

11
X = 17,545 ppm
- t150
Y = 0,0255X + 0,0216
0,595 = 0,0255X + 0,0216
X = 22,486 ppm
 Perhitungan Fluks Uji Pelepasan Referen 1
Kadar
Waktu Kadar Kadar Ʃ
Akar t Absorbansi Koreksi
(menit) (C) Total kumulatif
Wurster
0 0 0 0 0 0 0
30 5,477 0,141 4,682 0 4,682 331,377
60 7,746 0,180 6,212 0,0468 6,259 774,335
90 9,487 0,206 7,231 0,109 7,340 1.293,797
120 10,954 0,242 8,643 0,181 8,824 1.918,302
150 12,247 0,241 8,604 0,268 8.872 2.546,163

 Perhitungan Fluks Uji Pelepasan Sampel


Kadar
Waktu Kadar Kadar Ʃ
Akar t Absorbansi Koreksi
(menit) (C) Total kumulatif
Wurster
0 0 0 0 0 0 0
30 5,477 0,143 4,761 0 4,761 336,943
60 7,746 0,238 8,534 0,04761 8,534 940,879
90 9,487 0,340 12,618 0,132 12,618 1.833,406
120 10,954 0,469 17,545 0,257 17,802 3.093,802
150 12,247 0,595 22,486 0,433 22,919 4.715,796

 Perhitungan Kadar Koreksi Wurster Referen


5 𝑚𝐿
t30500 𝑚𝐿 x 0 ppm = 0 ppm

5 𝑚𝐿
t 60500 𝑚𝐿 x 4,682 ppm = 0,0468 ppm

5 𝑚𝐿
t 90500 𝑚𝐿 x 10,894 ppm = 0,109 ppm
5 𝑚𝐿
t 120500 𝑚𝐿 x 18,125 ppm = 0,181 ppm
5 𝑚𝐿
t 150500 𝑚𝐿 x 26,768 ppm = 0,268 ppm

12
 Perhitungan Kadar Koreksi Wurster Sampel
5 𝑚𝐿
t30500 𝑚𝐿 x 0 ppm = 0 ppm

5 𝑚𝐿
t 60500 𝑚𝐿 x 4,761 ppm = 0,0476 ppm

5 𝑚𝐿
t 90500 𝑚𝐿 x 13,247 ppm = 0,132 ppm
5 𝑚𝐿
t 120500 𝑚𝐿 x 25,733 ppm = 0,257 ppm
5 𝑚𝐿
t 150500 𝑚𝐿 x 43,278 ppm = 0,433 ppm

 Perhitungan Ʃ bahanaktif yang terlepas (Referen 1)


𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 dengan r = 1,5 cm
Ʃ bahanaktif yang terlepas = x V media
𝜋 𝑟2

0 𝑝𝑝𝑚
t0 7,065 x 500 mL = 0 µg/cm2

4,682 𝑝𝑝𝑚
t30 x 500 mL = 331,377 µg/cm2
7,065

6,259 𝑝𝑝𝑚
t60 x 500 mL = 442,958 µg/cm2
7,065

7,340 𝑝𝑝𝑚
t90 x 500 mL = 519,462 µg/cm2
7,065

8,824 𝑝𝑝𝑚
t120 x 500 mL = 624,505 µg/cm2
7,065

8,872 𝑝𝑝𝑚
t150 x 500 mL = 627,861 µg/cm2
7,065

 Persamaan Regresi Referen


Y = 325,755X – 1.618,349
Nilai fluks = 325,755 µg.menit/cm2
 Perhitungan Ʃ bahan aktif yang terlepas (Referen)
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Ʃ bahanaktif yang terlepas = dengan r = 1,5 cm
x V media
𝜋 𝑟2

13
0 𝑝𝑝𝑚
t0 7,065 x 500 mL= 0 µg/cm2
4,761 𝑝𝑝𝑚
t30 x 500 mL = 336,943 µg/cm2
7,065

8,534 𝑝𝑝𝑚
t60 x 500 mL = 603,936 µg/cm2
7,065

12,618 𝑝𝑝𝑚
t90 x 500 mL= 893,027 µg/cm2
7,065

17,802 𝑝𝑝𝑚
t120 x 500 mL= 1.259,896 µg/cm2
7,065

22,919 𝑝𝑝𝑚
t150 x 500 mL = 1621,994 µg/cm2
7,065

 Persamaan Regresi Sampel


Y = 629,701X – 3.597,777
Nilaifluks = 629,701 µg.menit/cm2
 Kurva Akar Waktu vs Jumlah Kumulatif

14
3.3 INTERPRETASI HASIL BUAT GRAFIK DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

 HASIL PENGAMATAN
1. Pembuatan Dapar
NaCl 40 gram (0,137 M)
KCl 1 gram (0,0027 M)
Na2HPO4 7,2 gram (0,01 M)
KH2PO4 1,2 gram (0,0018 M)
Volume dapar yang dihasilkan = 5 liter
pH dapar = 7,4
2. Perhitungan
 Pembuatan Baku Induk Teoritis
Ditimbang Na diklofenak 25 mg dilarutkan ke 100 mL dapar, sehingga diperoleh
larutan baku induk 250 ppm
 Pengenceran Teoritis
𝑥 5 𝑝𝑝𝑚
5 ppm  = 250 𝑝𝑝𝑚
50 𝑚𝐿
X = 1 mL
𝑥 10 𝑝𝑝𝑚
10 ppm  50 𝑚𝐿 = 250 𝑝𝑝𝑚
X = 2 mL
𝑥 15 𝑝𝑝𝑚
15 ppm  50 𝑚𝐿 = 250 𝑝𝑝𝑚
X = 3 mL
𝑥 20 𝑝𝑝𝑚
20 ppm  =
50 𝑚𝐿 250 𝑝𝑝𝑚
X = 4 mL
𝑥 25 𝑝𝑝𝑚
25 ppm  10 𝑚𝐿 = 250 𝑝𝑝𝑚
X = 1 mL
 Data Kurva Baku
Kadar (ppm) Absorbansi
5,02 0,116
15,06 0,382
20,08 0,525
25,1 0,721
Y = 0,03X – 0,046
r = 0,996
 Pembuatan Baku Induk Percobaan
Penimbangan Na diklofenak = 25,1 mg
25,1 𝑚𝑔
Konsentrasi larutan induk = 100 𝑚𝐿 x 1000 mL/L = 251 ppm
 Pengenceran Percobaan

15
1 𝑚𝐿
x 251 ppm = 5,02 ppm
50 𝑚𝐿

2 𝑚𝐿
x 251 ppm = 10,04 ppm
50 𝑚𝐿

3 𝑚𝐿
x 251 ppm = 15,06 ppm
50 𝑚𝐿

4 𝑚𝐿
x 251 ppm = 20,08 ppm
50 𝑚𝐿

1 𝑚𝐿
x 251 ppm = 25,1 ppm
10 𝑚𝐿

 Data absorbansi dan waktu Referen dan Sampel


Waktu (menit) Absorbansi Referen Absorbansi Sampel
30 0,238 0,232

60 0,270 0,366

90 0,362 0,415

120 0,415 0,427

150 0,481 0,517

 Perhitungan Konsentrasi Referen


- t30
Y = 0,03X – 0,046
0,238 = 0,03X – 0,046
X = 9,467 ppm
- t60
Y = 0,03X – 0,046
0,270 = 0,03X – 0,046
X = 10,533 ppm
- t90
Y = 0,03X – 0,046
0,362 = 0,03X – 0,046
X = 13,6 ppm
- t120
Y = 0,03X – 0,046
0,415 = 0,03X – 0,046
X = 15,367 ppm
- t150
Y = 0,03X – 0,046

16
0,481 = 0,03X – 0,046
X = 17,567 ppm
 Perhitungan Konsentrasi Sampel
- t30
Y = 0,03X – 0,046
0,232 = 0,03X – 0,046
X = 9,267 ppm
- t60
Y = 0,03X – 0,046
0,366 = 0,03X – 0,046
X = 13,733 ppm
- t90
Y = 0,03X – 0,046
0,415 = 0,03X – 0,046
X = 15,367 ppm
- t120
Y = 0,03X – 0,046
0,427 = 0,03X – 0,046
X = 15,767 ppm
- t150
Y = 0,03X – 0,046
0,517 = 0,03X – 0,046
X = 18,767 ppm
 Perhitungan Fluks Uji Pelepasan Referen
Kadar Ʃ
Waktu Kadar Kadar
Akar t Absorbansi Koreksi kumulatif
(menit) (C) Total
Wurster
0 0 0 0 0 0 0

30 5,477 0,238 9,467 0 9,467 669,614

60 7,746 0,270 10,533 0,095 10,628 1421,347

90 9,487 0,362 13,6 0,2 13,8 2397,44

120 10,954 0,415 15,367 0,336 15,703 3508,135

150 12,247 0,481 17,567 0,490 18,057 4785,331

 Perhitungan Fluks Uji Pelepasan Sampel


Kadar Ʃ
Waktu Kadar Kadar
Akar t Absorbansi Koreksi kumulatif
(menit) (C) Total
Wurster

17
0 0 0 0 0 0 0

30 5,477 0,232 9,267 0 9,267 655,468

60 7,746 0,366 13,733 0,093 13,826 1633,4

90 9,487 0,415 15,367 0,23 15,597 3714,529

120 10,954 0,427 15,767 0,384 16,151 6938,04

150 12,247 0,517 18,767 0,541 19,308 16116,424

 Perhitungan Kadar Koreksi Wurster Referen


5 𝑚𝐿
t30  500 𝑚𝐿 x 0 ppm = 0 ppm

5 𝑚𝐿
t 60  500 𝑚𝐿 x 9,467 ppm = 0,095 ppm

5 𝑚𝐿
t 90  500 𝑚𝐿 x 20 ppm = 0,2 ppm

5 𝑚𝐿
t 120  500 𝑚𝐿 x 33,6 ppm = 0,336 ppm

5 𝑚𝐿
t 150  500 𝑚𝐿 x 48,967 ppm = 0,490 ppm

 Perhitungan Kadar Koreksi Wurster Sampel


5 𝑚𝐿
t30  500 𝑚𝐿 x 0 ppm = 0 ppm

5 𝑚𝐿
t 60  500 𝑚𝐿 x 9,267 ppm = 0,093 ppm

5 𝑚𝐿
t 90  500 𝑚𝐿 x 23 ppm = 0,23 ppm

5 𝑚𝐿
t 120  500 𝑚𝐿 x 38,367 ppm = 0,384 ppm
5 𝑚𝐿
t 150  500 𝑚𝐿 x 54,134 ppm = 0,541 ppm

 Perhitungan Ʃ bahan aktif yang terlepas (Referen)


𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Ʃ bahan aktif yang terlepas = x V media dengan r = 1,5 cm
𝜋 𝑟2

18
0 𝑝𝑝𝑚
t0  x 500 mL = 0 µg/cm2
7,069

9,467 𝑝𝑝𝑚
t30  x 500 mL = 669,614 µg/cm2
7,069

10,628 𝑝𝑝𝑚
t60  x 500 mL = 751,733 µg/cm2
7,069

13,8 𝑝𝑝𝑚
t90  x 500 mL = 976,093 µg/cm2
7,069

15,703 𝑝𝑝𝑚
t120  x 500 mL = 1110,695 µg/cm2
7,069

18,057 𝑝𝑝𝑚
t150  x 500 mL = 1277,196 µg/cm2
7,069

 Perhitungan Ʃ bahan aktif yang terlepas (Sampel)


𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 dengan r = 1,5 cm
Ʃ bahan aktif yang terlepas = x V media
𝜋 𝑟2

0 𝑝𝑝𝑚
t0  x 500 mL = 0 µg/cm2
7,069

9,267 𝑝𝑝𝑚
t30  x 500 mL = 655,468 µg/cm2
7,069

13,826 𝑝𝑝𝑚
t60  x 500 mL = 977,932 µg/cm2
7,069

15,597 𝑝𝑝𝑚
t90  x 500 mL = 1103,197 µg/cm2
7,069

16,151 𝑝𝑝𝑚
t120  x 500 mL = 1142,382 µg/cm2
7,069

19,308 𝑝𝑝𝑚
t150  x 500 mL = 1365,681 µg/cm2
7,069

 Persamaan Regresi Referen


Y = 371,425X – 711,769
Nilai fluks = 371,425 µg.menit/cm2
 Persamaan Regresi Sampel
Y = 1038,877X – 3106,336
Nilai fluks = 1038,877 µg.menit/cm2
 Kurva Akar Waktu vs Jumlah Kumulatif

19
KURVA AKAR WAKTU VS JUMLAH KUMULATIF
18000
16000 16116.424
Jumlah Kumulatif (µg/cm2)
14000
12000
10000
8000 Referen
6938.04
6000 Series 2
4785.331
4000 3714.529 3508.135000
2000 2397.44
1633.4
1421.347000
669.614000
655.468
0 0
0 5.477000 7.746 9.487 10.954 12.247
Akar waktu (√t)

20
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil nilai fluks menunjukkan adanya pengaurh dari konsentrasi propilen glikol terhadap
kecepatan pelepasan obat. Serta pada praktikum kali ini diharapkan mahasiswa lebih
memperhatikan setiap proses pada pengujian pelepasan sediaan gel, sehingga dapat memahami
bagaimana sediaan dapat memberikan efek farmakologi yang baik.

21
4.2 DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Y., et al. 2012. KARAKTERISTIK SEDIAAN DAN PELEPASAN


NATRIUM DIKLOFENAK DALAM SISTEM NIOSOM DENGAN BASIS GEL CARBOMER
940

Depkes RI.1995. FarmakopeIndonesia Ed. IV. Depkes RI. Jakarta

Depkes RI.1978. Formularium Nasional Edisi Kedua. Depkes RI. Jakarta

Dibbern, H. W., 1980, UV and IR Spectra of Some Important Drugs, 1st ed., Editio Carbor,
Aulendorf, 771 Mohammed, F. A., 2000, Topical Permeation Characteristics of Diclofenac
Sodium from NaCMC Gels in Comparison with Conventional Gel Formulations, J. PubMed,
Indexed for Medline.

Higuchi, A. (1984). Gas permeation through hydrogels I. Gel cellophane membranes.


Journal of Membrane Science, 21(2), 113–121. doi:10.1016/s0376-7388(00)81548-3.

Peterson, C. M., & Livingston, E. M. (1964). Permeability studies with crosslinked


cellophane. Journal of Applied Polymer Science, 8(3), 1429–1441.
doi:10.1002/app.1964.070080332 .

Sayed A,M, Reza A. 2003. At Investigation into the Effect of Various Penetration
Enhancer on Precutaneous Absorsortion of Piroxicam. Irian Journal of Pharmaceutical Reserch.
2:135-140.

22
4.3 LAMPIRAN

23

Anda mungkin juga menyukai