Disusun Oleh :
1
UNIVERSITAS JEMBER
2019
2
DAFTAR ISI
3
BAB III
PEMBAHASAN
Uji pelepasan dilakukan dengan menggunakan membran selofan serta dengan penggunaan
media disolusi dapar fosfat pH 7,4 ± 0,05 pada temperatur 37 ± 0,5oC. Larutan dapar dibuat dengan
menggunakan H2PO4, KCl, NaCl, dan KH2PO4, namun pada praktikum telah disediakan ooleh
laboran. Penggunaan membrane selofan sebelumnya perlu dilakukan perendama terlebih dahulu
untuk membuka pori pori yang rapat pada membrane sehingga dapat dilalui oleh bahan aktif
sediaan yang terlepas. Membrane selofan dipilih karena dapat memperhitungkan sensitivitas hasil
difusi untuk struktur mikro selofan, sehingga diasumsikan dalam kondisi eksperimental sebagian
besar pengangkutan ion melintasi membran dapat terjadi oleh proses difusi yang diaktifkan
langsung melalui jaringan polimer. membran selofan juga membran yang semipermeabel, di mana
hidrofilisitas dan permeabilitas terhadap air sehingga dapat mengatur resistensi terhadap fouling,
selektivitas dan fluks karena membran ini jika diberi pengaruh dengan air, maka koefisien
permeabilitasnya meningkat dengan seiring meningkatnya kadar air
Pada uji pelepasan, cakram dimasukkan ke dalam alat uji yang berisi dapar kemudian
dipasang pedal hingga jarak ujung pedal bagian atas cakram 25 ± 2 mm dan diatur kecepatan putar
50 rpm. Ditekan tombol strart dan proses dilakukan selama 4 jam. Sampel diambil dari
kompartemen reseptor sebanyak 5 ml pada menit ke-0,5,15,30,45,60,90,120,150,180 dan 240.
Setiap kali selesai sampling dilakukan penambahan 5 ml larutan dapar yang baru agar volume
cairan tetep sehingga tidak pekat. Sampel yang diperoleh kemudian dianalisis kadar bahan aktif
menggunakan spektoskopi uv-vis pada panjang gelombang maksimum untuk memperoleh baahan
aktif tertransport tiap waktu ( Sayed dan Reza, 2003).
4
Pada praktikum yang kami lakukan sel difusi dimasukkan ke dalam bejana kemudian
peralatan uji dijalankan. Dilakukan pengambilan sampel sebanyak 5 ml pada menit ke-
30,60,90,120,150 ditengah-tengah antara permukaan media dan bagian atas daun dayung tidak
lebih dari 1 cm dari dinding bejana. Setiap kali pengamblan sampel dilakukan penggantian dengan
cara menambahkan larutan dapar fosfat sebanyak 5 ml. Kemudian sampel ditentukan dengan
spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang maksimum dan dikoreksi dengan rumus
Wurster. Penggunanan rumus Wurster dikarenakan pada setiap pengambilan cuplikan sampel akan
dilakukan penambahan media disolusi dengan jumlah yang sama dan agar rmendapatkan kadar
yang sebenarnya. Pada setiap pengambilan sampel, diusahakan dilakukan pada tempat yang sama
agar nilai absorbansi yang dihasilkan bagus.
3.1.3 PROSES UJI DISOLUSI
Penyiapan membran
Membran selofan dipotong seukuran sel difusi.
5
Membran selofan direndam dalam aquadest semalam.
Tutup sediaan dengan membrane yang telah dipotong sesuai ukuran sel difusi.
Sediaan di sekitar sel difusi dibersihkan dan ditimbang lagi, diatas membrane diberi ring sekat
agar tidak bocor. Lalu diklem dengan lempengan sel yang lain dengan rapat
Pada praktikum kali ini digunakan 6 sel difusi dimana 2 sel difusi berisi produk referen voltadex
(replikasi dua kali) dan 4 sel difusi berisi gel dari masing-masing kelompok.
Sel difusi dimasukkan ke bejana tabung uji yang berisi media disolusi.
Sampel diambil sebanyak 5ml pada menit ke 30, 60, 90,120, dan 150.
6
Setiap kali pengambilan cuplikan, bejana ditambah media disolusi dengan jumlah dan suhu
yang sama.
Sampel ditentukan kadar Na diklofenak dengan spektrofotometer uv-vis pada 276nm dan
dikoreksi dengan rumus wuster.
Dari kurva, dibuat persamaan regresinya, slope persamaan regresi merupakan kecepatan
pelepasan.
Pengujian dilakukan pada sediaan gel yang menggunkan bahan aktif Natrium diklofenak
dalam basis karbopol. Dilakukan uji pelepasan pada sediaan gel Natrium diklofenak untuk menguji
kemampuan bahan aktif terlepas dari basis gel dan daya penetrasi sediaan Natrium diklofenak
melewati suatu membran. Sediaan gel Natrium diklofenak yang akan diuji terlebih dahulu dibuat
dengan menghilangkan bahan-bahan tambahan yang dapat mempengaruhi absorbansi sampel saat
7
diuji kadarnya menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Bahan bahan yang dapat mempengaruhi
serapan atau absorbansi sampel adalah bahan yang mengandung gugus kromofor dan auksokrom
yang memiliki serapan di sekitar panjang gelombang serapan natrium diklofenak misalnya pahan
pengawet nipagin dan nipasol, bahan tambahan corigen seperti mentol.
Pada praktikum ini membran yang digunakan adalah membran selofan yang harus
dikembangkan terlebih dahulu dengan direndam di dalam aquadest selama 10-12 jam, tujuan
perendaman membran ini adalah untuk membuat membran menjadi lebih elastis dan membuka
pori-pori pada membran.
Uji pelepasan sediaan gel Natrium diklofenak menggunakan peralatan uji berupa bejana
dengan dengan pengaduk tipe dayung dan didalam bejana tersebut dimasukkan sel difusi yang
telah disiapkan dan diisi dengan sediaan gel natrium diklofenak. Sel difusi terdiri dari reservoir
dan cover. Bagian reservoir diisi dengan sediaan gel natrium diklofenak hingga penuh dan
permukaannya rata kemudian diatasnya ditutup menggunakan membran selofan yang telah
dikembangkan, antara membran selofan dan sediaan gel tidak boleh terdapat gelembung udara
karena keberadaaan gelembung udara tersebut dapat mempengaruhi pelepasan bahan aktif natrium
diklofenak dari basisnya. Bejana uji diisi dengan dapar fosfat pH 7.2, digunakan dapar fosfat
dengan pH 7.2 bertujuan untuk menyesuaikan keadaan lingkungan uji dengan keadaan sebenarnya
dan disesuaikan dengan bahan aktif yang digunakan. Suhu bejana diatur 37°C yang merupakan
suhu normal kulit manusia.
Pada pengujian ini akan dilakukan pengukuran kadar natrium diklofenak di dalam sampel
untuk mengetahui jumlah natrium diklofenak yang telah dilepaskan dari basis dan dapat
berpenetrasi menembus membran menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Vis. Sebelum
pengujian sampel terlebih dahulu dibuat kurva baku menggunakan Natrium diklofenak dengan
konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm, dan 30 ppm. Larutan standart baku tersebut
digunakan untuk mencari panjang gelombang maksimal natrium diklofenak dan didapatkan pada
panjang gelombang maksimal 276 nm. Kemudian larutan pada standart baku tersebut dilakukan
pengujian kadar untuk mendapatkan absorbansi sehingga didapatkan kurva baku antara
konsentrasi natrium diklofenak dan absorbansi melalui regresi.
8
Hasil absorbansi kurva baku
5,100 0,160
10,20 0,287
15,30 0,385
20,40 0,556
25,50 0,653
30,60 0,815
HASIL PENGAMATAN
1. PembuatanDapar
NaCl 40 gram (0,137 M)
KCl 1 gram (0,0027 M)
Na2HPO4 7,2 gram (0,01 M)
KH2PO4 1,2 gram (0,0018 M)
Volume dapar yang dihasilkan = 5 liter
pHdapar = 7,4
2. Perhitungan
Pembuatan Baku Induk Teoritis
Ditimbang Na diklofenak 25 mg dilarutkan ke 100 mL dapar, sehingga diperoleh
larutan baku induk 250 ppm
Pengenceran Teoritis
𝑥 5 𝑝𝑝𝑚
5 ppm 50 𝑚𝐿 = 250 𝑝𝑝𝑚
X = 1 mL
𝑥10 𝑝𝑝𝑚
10 ppm 50 𝑚𝐿 = 250 𝑝𝑝𝑚
9
X = 2 mL
𝑥15 𝑝𝑝𝑚
15 ppm 50 𝑚𝐿 = 250 𝑝𝑝𝑚
X = 3 mL
𝑥20 𝑝𝑝𝑚
20 ppm 50 𝑚𝐿 = 250 𝑝𝑝𝑚
X = 4 mL
𝑥25 𝑝𝑝𝑚
25 ppm 10 𝑚𝐿 = 250 𝑝𝑝𝑚
X = 1 mL
Data Kurva Baku
Kadar (ppm) Absorbansi
5,1 0,160
10,2 0,287
15,3 0,385
20,4 0,556
25,5 0,653
30,6 0,815
Y = 0,0255X + 0,0216
r = 0,997
Pembuatan Baku IndukPercobaan
Penimbangan Na diklofenak = 25,5 mg
25,5 𝑚𝑔
Konsentrasilarutaninduk = 100 𝑚𝐿 x 1000 mL/L = 255 ppm
PengenceranPercobaan
0,2 𝑚𝐿
x 255 ppm = 5,1 ppm
10 𝑚𝐿
0,4 𝑚𝐿
x 255 ppm = 10,2 ppm
10 𝑚𝐿
0,6 𝑚𝐿
x 255 ppm = 15,3 ppm
10 𝑚𝐿
0,8 𝑚𝐿
x 255 ppm = 20,4 ppm
10 𝑚𝐿
1 𝑚𝐿
x 255 ppm = 25,5 ppm
10 𝑚𝐿
3 𝑚𝐿
x 255 ppm = 30,6 ppm
10 𝑚𝐿
10
90 7,231 12,486
120 8,643 17,545
150 8,604 22,486
11
X = 17,545 ppm
- t150
Y = 0,0255X + 0,0216
0,595 = 0,0255X + 0,0216
X = 22,486 ppm
Perhitungan Fluks Uji Pelepasan Referen 1
Kadar
Waktu Kadar Kadar Ʃ
Akar t Absorbansi Koreksi
(menit) (C) Total kumulatif
Wurster
0 0 0 0 0 0 0
30 5,477 0,141 4,682 0 4,682 331,377
60 7,746 0,180 6,212 0,0468 6,259 774,335
90 9,487 0,206 7,231 0,109 7,340 1.293,797
120 10,954 0,242 8,643 0,181 8,824 1.918,302
150 12,247 0,241 8,604 0,268 8.872 2.546,163
5 𝑚𝐿
t 60500 𝑚𝐿 x 4,682 ppm = 0,0468 ppm
5 𝑚𝐿
t 90500 𝑚𝐿 x 10,894 ppm = 0,109 ppm
5 𝑚𝐿
t 120500 𝑚𝐿 x 18,125 ppm = 0,181 ppm
5 𝑚𝐿
t 150500 𝑚𝐿 x 26,768 ppm = 0,268 ppm
12
Perhitungan Kadar Koreksi Wurster Sampel
5 𝑚𝐿
t30500 𝑚𝐿 x 0 ppm = 0 ppm
5 𝑚𝐿
t 60500 𝑚𝐿 x 4,761 ppm = 0,0476 ppm
5 𝑚𝐿
t 90500 𝑚𝐿 x 13,247 ppm = 0,132 ppm
5 𝑚𝐿
t 120500 𝑚𝐿 x 25,733 ppm = 0,257 ppm
5 𝑚𝐿
t 150500 𝑚𝐿 x 43,278 ppm = 0,433 ppm
0 𝑝𝑝𝑚
t0 7,065 x 500 mL = 0 µg/cm2
4,682 𝑝𝑝𝑚
t30 x 500 mL = 331,377 µg/cm2
7,065
6,259 𝑝𝑝𝑚
t60 x 500 mL = 442,958 µg/cm2
7,065
7,340 𝑝𝑝𝑚
t90 x 500 mL = 519,462 µg/cm2
7,065
8,824 𝑝𝑝𝑚
t120 x 500 mL = 624,505 µg/cm2
7,065
8,872 𝑝𝑝𝑚
t150 x 500 mL = 627,861 µg/cm2
7,065
13
0 𝑝𝑝𝑚
t0 7,065 x 500 mL= 0 µg/cm2
4,761 𝑝𝑝𝑚
t30 x 500 mL = 336,943 µg/cm2
7,065
8,534 𝑝𝑝𝑚
t60 x 500 mL = 603,936 µg/cm2
7,065
12,618 𝑝𝑝𝑚
t90 x 500 mL= 893,027 µg/cm2
7,065
17,802 𝑝𝑝𝑚
t120 x 500 mL= 1.259,896 µg/cm2
7,065
22,919 𝑝𝑝𝑚
t150 x 500 mL = 1621,994 µg/cm2
7,065
14
3.3 INTERPRETASI HASIL BUAT GRAFIK DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HASIL PENGAMATAN
1. Pembuatan Dapar
NaCl 40 gram (0,137 M)
KCl 1 gram (0,0027 M)
Na2HPO4 7,2 gram (0,01 M)
KH2PO4 1,2 gram (0,0018 M)
Volume dapar yang dihasilkan = 5 liter
pH dapar = 7,4
2. Perhitungan
Pembuatan Baku Induk Teoritis
Ditimbang Na diklofenak 25 mg dilarutkan ke 100 mL dapar, sehingga diperoleh
larutan baku induk 250 ppm
Pengenceran Teoritis
𝑥 5 𝑝𝑝𝑚
5 ppm = 250 𝑝𝑝𝑚
50 𝑚𝐿
X = 1 mL
𝑥 10 𝑝𝑝𝑚
10 ppm 50 𝑚𝐿 = 250 𝑝𝑝𝑚
X = 2 mL
𝑥 15 𝑝𝑝𝑚
15 ppm 50 𝑚𝐿 = 250 𝑝𝑝𝑚
X = 3 mL
𝑥 20 𝑝𝑝𝑚
20 ppm =
50 𝑚𝐿 250 𝑝𝑝𝑚
X = 4 mL
𝑥 25 𝑝𝑝𝑚
25 ppm 10 𝑚𝐿 = 250 𝑝𝑝𝑚
X = 1 mL
Data Kurva Baku
Kadar (ppm) Absorbansi
5,02 0,116
15,06 0,382
20,08 0,525
25,1 0,721
Y = 0,03X – 0,046
r = 0,996
Pembuatan Baku Induk Percobaan
Penimbangan Na diklofenak = 25,1 mg
25,1 𝑚𝑔
Konsentrasi larutan induk = 100 𝑚𝐿 x 1000 mL/L = 251 ppm
Pengenceran Percobaan
15
1 𝑚𝐿
x 251 ppm = 5,02 ppm
50 𝑚𝐿
2 𝑚𝐿
x 251 ppm = 10,04 ppm
50 𝑚𝐿
3 𝑚𝐿
x 251 ppm = 15,06 ppm
50 𝑚𝐿
4 𝑚𝐿
x 251 ppm = 20,08 ppm
50 𝑚𝐿
1 𝑚𝐿
x 251 ppm = 25,1 ppm
10 𝑚𝐿
60 0,270 0,366
90 0,362 0,415
16
0,481 = 0,03X – 0,046
X = 17,567 ppm
Perhitungan Konsentrasi Sampel
- t30
Y = 0,03X – 0,046
0,232 = 0,03X – 0,046
X = 9,267 ppm
- t60
Y = 0,03X – 0,046
0,366 = 0,03X – 0,046
X = 13,733 ppm
- t90
Y = 0,03X – 0,046
0,415 = 0,03X – 0,046
X = 15,367 ppm
- t120
Y = 0,03X – 0,046
0,427 = 0,03X – 0,046
X = 15,767 ppm
- t150
Y = 0,03X – 0,046
0,517 = 0,03X – 0,046
X = 18,767 ppm
Perhitungan Fluks Uji Pelepasan Referen
Kadar Ʃ
Waktu Kadar Kadar
Akar t Absorbansi Koreksi kumulatif
(menit) (C) Total
Wurster
0 0 0 0 0 0 0
17
0 0 0 0 0 0 0
5 𝑚𝐿
t 60 500 𝑚𝐿 x 9,467 ppm = 0,095 ppm
5 𝑚𝐿
t 90 500 𝑚𝐿 x 20 ppm = 0,2 ppm
5 𝑚𝐿
t 120 500 𝑚𝐿 x 33,6 ppm = 0,336 ppm
5 𝑚𝐿
t 150 500 𝑚𝐿 x 48,967 ppm = 0,490 ppm
5 𝑚𝐿
t 60 500 𝑚𝐿 x 9,267 ppm = 0,093 ppm
5 𝑚𝐿
t 90 500 𝑚𝐿 x 23 ppm = 0,23 ppm
5 𝑚𝐿
t 120 500 𝑚𝐿 x 38,367 ppm = 0,384 ppm
5 𝑚𝐿
t 150 500 𝑚𝐿 x 54,134 ppm = 0,541 ppm
18
0 𝑝𝑝𝑚
t0 x 500 mL = 0 µg/cm2
7,069
9,467 𝑝𝑝𝑚
t30 x 500 mL = 669,614 µg/cm2
7,069
10,628 𝑝𝑝𝑚
t60 x 500 mL = 751,733 µg/cm2
7,069
13,8 𝑝𝑝𝑚
t90 x 500 mL = 976,093 µg/cm2
7,069
15,703 𝑝𝑝𝑚
t120 x 500 mL = 1110,695 µg/cm2
7,069
18,057 𝑝𝑝𝑚
t150 x 500 mL = 1277,196 µg/cm2
7,069
0 𝑝𝑝𝑚
t0 x 500 mL = 0 µg/cm2
7,069
9,267 𝑝𝑝𝑚
t30 x 500 mL = 655,468 µg/cm2
7,069
13,826 𝑝𝑝𝑚
t60 x 500 mL = 977,932 µg/cm2
7,069
15,597 𝑝𝑝𝑚
t90 x 500 mL = 1103,197 µg/cm2
7,069
16,151 𝑝𝑝𝑚
t120 x 500 mL = 1142,382 µg/cm2
7,069
19,308 𝑝𝑝𝑚
t150 x 500 mL = 1365,681 µg/cm2
7,069
19
KURVA AKAR WAKTU VS JUMLAH KUMULATIF
18000
16000 16116.424
Jumlah Kumulatif (µg/cm2)
14000
12000
10000
8000 Referen
6938.04
6000 Series 2
4785.331
4000 3714.529 3508.135000
2000 2397.44
1633.4
1421.347000
669.614000
655.468
0 0
0 5.477000 7.746 9.487 10.954 12.247
Akar waktu (√t)
20
BAB IV
Hasil nilai fluks menunjukkan adanya pengaurh dari konsentrasi propilen glikol terhadap
kecepatan pelepasan obat. Serta pada praktikum kali ini diharapkan mahasiswa lebih
memperhatikan setiap proses pada pengujian pelepasan sediaan gel, sehingga dapat memahami
bagaimana sediaan dapat memberikan efek farmakologi yang baik.
21
4.2 DAFTAR PUSTAKA
Dibbern, H. W., 1980, UV and IR Spectra of Some Important Drugs, 1st ed., Editio Carbor,
Aulendorf, 771 Mohammed, F. A., 2000, Topical Permeation Characteristics of Diclofenac
Sodium from NaCMC Gels in Comparison with Conventional Gel Formulations, J. PubMed,
Indexed for Medline.
Sayed A,M, Reza A. 2003. At Investigation into the Effect of Various Penetration
Enhancer on Precutaneous Absorsortion of Piroxicam. Irian Journal of Pharmaceutical Reserch.
2:135-140.
22
4.3 LAMPIRAN
23