2. Nama Guru : - Eem Watmi, S.Pd (Wakasek, bidang Kurikulum)
- Ati Sabarniati, S.Pd (Guru BK)
3. Waktu : Kamis, 28 November 2019
4. Tempat : Ruang BK SMPN 1 Ciruas
5. Target Observasi : Kelas 7
A. Latar Belakang Instansi
SMPN 1 Ciruas adalah sekolah menengah pertama yang beralamatkan di
Jl.Raya Serang-Jakarta Km.7, Ranjeng, Kec. Ciruas, Kab. Serang Prov. Banten. Pada tanggal 28 November 2019 kami melakukan observasi wawancara kepada guru bidang kurikulum dan guru BK disana tentang permasalahan yang dialami kelas 7 dan cara penyelesaiannya. SMPN 1 Ciruas ini sudah memakai kurikulum 2013 terbarun dan berakreditasi A. Guru BK disini ada 3 yang mana setiap guru BK masing-masing bertanggung jawab terhadap satu angkatan dan akan bertanggung jawab selama murid angkatan tersebut bersekolah selama 3 tahun. Di sekolah ini terdapat jadwal guru BK untuk masuk ke kelas. Jadwal guru bk masuk ke kelas adalah 1 jam pelajaran atau 1x45 menit lamanya. Sebenarnya guru BK sendiri sedikit kewalahan karna sumber daya manusia yang kurang sedangkan jumlah murid yang banyak. Sehingga di akalkan dengan cara membagi ketiga guru BK yang memegang masing masing 1 kelas pararel. Sedangkan untuk mengakali jam BK yang kurang, guru BK memanfaatkan jam kosong juga obrolan via chat online. Untuk selanjutnya mengatur jadwal pertemuan tatap muka dengan murid. Pada tanggal 28 november 2019 kelompok kami melakukan observasi ke SMPN 1 Ciruas dengan target murid kelas 7 disana. Sehari sebelumnya kami sudah menemui guru bk terlebih dahulu. Beliau menuntun kami untuk melakukan prosedur observasi sekolah, keesokan harinya pertama-tama memberikan surat observasi kepada kepala TU disana dan guru bidang kurikulum. Setelah mendapat izin kami langsung melakukan wawancara kepada guru bidang kurikulum dan guru BK.
B. Permasalahan yang di hadapi kelas 7
Permasalahan mereka adalah masih kurang adanya penyesuaian yang ada
pada lingkungan sekolah dan teman-temannya. Mereka tidak bisa langsung beradaptasi dan mereka masih berada pada tahap transisi dimana penyesuaiannya belum bisa terbiasa dari masa SD ke masa SMP. Dari mulai jam pelajaran sampai kurikulum sudah pasti beda dengan zaman SD, sedangkan penyesuaian tersebut tidak dapat di tembus hanya dalam kurun waktu pendek, minimal satu semester. Permasalahan yang lain dari aspek penyesuaian diri murid kelas 7 bisa di lihat dari perilaku murid. karna belum bisa menyesuaikan diri dengan teman sebaya, banyak kasus yang masuk BK karna bertengkar satu sama lain. Bahkan ada pula permasalahan pertengkaran antara kelas 9 dengan kelas 7. Dalam hal ini terjadi karna murid kelas 7 belum bisa menyesuaikan dirinya dengan baik dengan lingkungan di sekolah
C. Layanan yang diberikan guru BK
Untuk menindak lanjuti permasalahan penyesuaian diri murid kelas 7 yang
melalui masa transisi dari SD ke SMP, Guru BK memeberikan layanan orientasi. Dimana guru BK mengadakan MOS/MABIS dimana MOS/MABIS itu adalah sebagai hajatnya guru BK dengan dibantu oleh dewan guru. Tujuan MOS/MABIS itu sendiri adalah untuk memperkenalkan program BK, memperkenalkan dan menapilkan berbagai macam Ekstrakulikuler, program pembelajaran disekolah, tata tertib sekolah dan sarana prasarana yg ada di sekolah tersebut. Yang diharapkan melalui program ini murid kelas 7 bisa mengenal dunia barunya lebih baik. Namun program ini tidak bisa langsung di lihat hasilnya. Karna suatu penyesuaian itu tidak bisa instan, minimal satu semester murid baru bisa menyesuaikan dirinya dengan dunia barunya. Selanjutnya untuk permasalahan penyesuaian diri lebih lanjut seperti yang di sebutkan diatas, guru BK memberikan layanan konseling individu. Bahkan sekarang konseling yang di lakukan bisa dilakukan via whatsapp yang kemudian akan di tindak lanjuti secara face to face dengan membuat janji dengan guru BK. SelainSelain itu guru BK juga mempunyai program buku observasi diri dan kelas sebagai cara untuk membiasakan diri murid dengan sikap sikap yang baik, atau bisa disebut perubahan perilaku murid yang baik. Di dalam buku observasi tersebut ada aspek aspek kedisiplinan diri dalam segi keagamaan dan kemandirian diri di rumah. Cara kerja buku observasi diri adalah menceklis setiap kegiatan yang tertera jika murid melakukannya dan dikatakan valid jika ada tanda tangan dari orangtuanya. Selanjutnya buku ini akan di kumpulkan untuk kemudian di nilai oleh guru BK, sehingga aspek nilai sikap bisa terpenuhi di rapot murid. SedangkanSedangkan untuk buku observasi kelas, akan di tunjuk satu anak untuk memegang buku tersebut. Sehingga penilaian yang di dapat adalah dari teman sekelasnya sendiri, teman satu kelas sendiri disini merupakan observer teman yang lainnya.