Anda di halaman 1dari 22

KASUS PELANGGARAN HAM DI INDONESIA

PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP


TENAGA KERJA INDONESIA

Disusun oleh :
EDWARD
(03051170053)

Fakultas Hukum

Universitas Pelita Harapan

Medan 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat-Nya, sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
mengenai kasus pelanggaran HAM di Indonesia yaitu kasus pelanggaran hak asasi manusia
terhadap tenaga kerja indonesia . Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca,
sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.

Makalah ini saya akui masih memiliki kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
kurang. Oleh kerena itu, saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, November 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………….........1


KATA PENGANTAR ………………………………………………......... .2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ……………………………................ 4
B. TUJUAN PENULISAN.......................................................... 5
C. RUMUSAN MASALAH …………………………................. 6
BAB II PEMBAHASAN ……….…………………………………............7
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN ………………………………………................14
DAFTAR PUSTAKA …………...…………………………………….........15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia lahir yang
berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapapun. Hak-hak ini berisi tentang
kesamaan atau keselarasan tanpa membeda-bedakan suku, golongan, keturunanan, jabatan
dan lain sebagainya antara setiap manusia yang hakikatnya adalah sama-sama makhluk ciptaan
Tuhan. Jika kita melihat perkembangan HAM di negara ini, ternyata masih banyak
pelanggaran HAM yang sering kita temui. Mulai dari pelanggaran kecil yang berkaitan
dengan norma hingga pelanggaran HAM besar yangbersifat kriminal dan menyangkut soal
keselamatan jiwa. Untuk menyelesaikan masalah ini perlu adanya keseriusan dari pemerintah
menangani pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dan menghukum individu atau oknum
terbukti melakukan pelanggaran HAM. Selain itu masyarakat juga perlu mengerti tentang
HAM dan turut menegakkan HAM mulai darilingkungan sosial tempat mereka tinggal hingga
nantinya akan terbentuk penegakan HAM tingkat nasional. Adapun contoh dari pelanggaran
HAM di Indonesia adalah Pelanggaran HAM pada Tenaga Kerja Indonesia. Tenaga kerja
Indonesia adalah orang yang rela berkerja diluar negri untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya selain memenuhi kebutuhan keluarganya negara juga mendapati devisa atas jasa
yang diberikan mereka di Negeri yang membutuhkan tenaga kerja untuk membantu negara
negara yang kekurangan tenaga kerja seperti malaysia, singapura dan beberapa Negara
lainnya. Kasus ini menjelaskan bahwa hak warga negara untuk memperoleh kebenaran belum
dipenuhi oleh pemerintah.

4
B. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pelanggaran HAM terhadap TKI.


2. Mengetahui macam-macam pelanggaran HAM yang dialami oleh TKI.
3. Mengetahui siapa pihak yang bertanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahan
pelanggaran HAM terhadap TKI.
4. Mengetahui bagaimana cara penanggulangan pelanggaran HAMterhadap TKI.

5
C. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia dan UU nomor berapa yang berkaitan
dengan Hak Asasi Manusia?
2. Kasus seperti apa yang termasuk pelanggaran Hak Asasi Manusia?
3. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pelanggaran HAM terhadap TKI?
4. Siapa pihak yang bertanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahan pelanggaran
HAM terhadap TKI?
5. Bagaimana cara menanggulangi pelanggaran HAM yang terjadi terhadap TKI ?

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hak Asasi Manusia


1. Pengertian Hak Asasi Manusia
Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia mendefinisikan hak asasi
manusia sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut Suproatnoko (2008;125), hak asasi manusia adalah hak dasar milik manusia,
bersifat universal sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa sejak hidup dalam kandungan atau
rahim, dan hak kodrati atau asasi yang tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia
itu sendiri.

2. Hak Asasi Manusia dalam UU No. 39 Tahun 1999


Hak asasi manusia di Indonesia didasarkan pada falsafah dan ideology pancasila,
pembukaan UUD 1945, batang tubuh UUD 1945, UU No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi
manusia, dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan hak asasi manusia.
UU No. 39 Tahun 1999 mencantumkan asas-asas dasar hak asasi manusia
diantaranya:
Beberapa asas dasar hak asasi manusia yang tercantum dalam UU No. 39 Tahun 1999
adalah:
a. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum yang
adil serta mendapat kepastian hokum dan perlakuan yang sama di depan hukum.
b. Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia,
tanpa diskriminasi.
c. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan
di hadapan hukum, hak untuk tidak dituntut atas dasar hokum yang berlaku surut adalah hak
asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun dan oleh siapa pun.
d. Setiap orang diakui sebagai pribadi yang berhak menuntut dan memperoleh perlakuan serta
perlindungan yang sama sesuai dengan martabat kemanusiaannya di depan hukum.
e. Setiap orang berhak mendapat bantuan dan perlindungan yang adil dan pengadilan yang
objektif dan tidak berpihak.

7
Secara operasional hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia Indonesia dalam
UU No. 39 Tahun 1999 meliputi :
a. Hak hidup (Pasal 9),
b. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan (Pasal 10),
c. Hak mengembangkan diri (Pasal 11-16),
d. Hak memperoleh keadilan (Pasal 17-19),
e. Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20-27),
f. Hak atas rasa aman (Pasal 28-35),
g. Hak atas kesejahteraan (Pasal 36-42),
h. Hak turut serta dalam pemerintah (Pasal 43-44),
i. Hak wanita (Pasal 45-51), dan
j. Hak anak (Pasal 52-66)

Pelaksanaan hak asasi manusia juga menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan
kewajiban dan tanggung jawab pemerintah, yaitu:
a. Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan, dan
memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang-undang ini, peraturan perundang-
undangan lain, dan hokum internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh Negara
Republik Indonesia.
b. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah meliputi langkah implementasi yang efektif
dalam bidang hukum, politik, ekonomi, social, budaya, pertahanan-keamanan negara, dan
bidang lain.
c. Hak dan kebebasan yang diatur dalam undang-undang ini hanya dapat dibatasi oleh dan
berdasarkan undang-undang, semata-mata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan
terhadap hak asasi manusia serta kebebasan dasar orang lain, kesusilaan, ketertiban umum,
dan kepentingan bangsa.
d. Tidak satu ketentuan pun dalam undang-undang ini boleh diartikan bahwa pemerintah,
partai politik, golongan, atau pihak mana pun dibenarkan mengurangi, merusak, atau
menghapuskan hak asasi manusia atau kebebasan dasar yang diatur dalam undang-undang.

8
B. Kasus Pelanggaran HAM
1. Pelanggaran HAM pada Tenaga Kerja Indonesia
Telah terjadi banyaknya penganiayaan, pemerkosaan, bahkan pembunuhan terhadap
para tenaga kerja Indonesia, tetapi pemerintah sepertinya menganggap kecil masalah ini
padahal jasa seorang TKI sangatlah penting bagi negara Indonesia.
Tenaga kerja Indonesia adalah ornag yang rela berkerja diluar negri untuk memenuhi
kebutah keluarganya selain memenuhi kebutuhan keluarganya Negara juga mendapati devisa
atas jasa yang diberikan mereka dinegri yang membutuhkan tenaga kerja untuk membantu
negara negara yang kekurangan tenaga kerja seperti malaysia, singapura dan beberapa negara
lainnya. Tetapi para tenaga kerja Indonesia tidak sedikit yang menerima perlakuan yang tidak
baik malah yang sangat merugikan bagi mereka, tidak sedikit pemerkosaan, penganiayaan,
bahkan sampai pembunuhan yang dialami oleh para tenaga kerja Indonesia, tetapi pemerintah
sepertinya hanya memandang sebelah mata terhada para pahlawan devisa bagi Indonesia ini.
Sehingga para tenga kerja Indonesia bisa sampai mengalami perlakuan perlakuan yang sangat
merugikan mereka.
Sudah banyak para tenaga kerja Indonesia yang pulang ke Indonesia yang mengalami
kecacatan fisik karena penganiayaan majikannya diluar sana, tetapi pemerintah tidak
memberi perhatiannya sama sekali, pemerintah hanya memberi perhatiannya terhadap tenaga
kerja Indonesia yang mengalami perlakuan yang tidak semestinya yang sudah terpublikasi
oleh media, baru pemerintah terlihat sangat perhatian. Padahal jika sudah tidak ada lagi yang
ingin menjadi tenaga kerja Indonesia untuk luar negri maka bisa sangat mempengaruhi
pendapatan pendapatan negara, bisa hancur ekonomi negara ini jika sudah banyak yang takut
menjadi tanaga kerja Indonesia bagi luar negri.
Dimanakah implementasi pemerintah terhadap pancasila yang salah satunya
berbuahnya “ keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” apakah para tenaga kerja
Indonesia tidak termasuk warga Indonesia? Atau pemerintah hanya memandang sebelah mata
pda para TKI. Seharusnya hakekat HAM yang sebenarnya HAM lahir sejak manusia sadar
akan hak yang dimilikinya dan kedudukannya sebagai subjek hukum. Akan tetapi HAM baru
mendapat perhatian penyelidikan ilmu pengetahuan, sejak HAM mulai berkembang dan
mulai diperjuangkan terhadap serangan atau bahaya, yang timbul dari kekuasaan yang
dimiliki oleh bentukan masyarakat yang dinamakan negara (state).
Dalam negara modern, HAM diatur dan dilindungi dalam hukum positif. Kenapa
HAM perlu dilindungi? Kuntjoro mengemukakan dalam bukunya, Kekuasaan negara itu
seolah-olah oleh manusia pribadi (individu) lambat-laun dirasakan sebagai suatu lawanan,
karena di mana kekuasaan Negara itu berkembang, terpaksalah ia memasuki lingkungan hak
asasi manusia pribadi dan berkuranglah pula luas batas hak-hak yang dimiliki individu itu.
Dan disini timbullah persengketaan pokok antara dua kekuasaan itu secara prinsip, yaitu
kekuasaan manusia yang berujud dalam hak- hak dasar beserta kebebasan-kebebasan azasi
yang selama itu dimilikinya dengan leluasa, dan kekuasaan yang melekat pada organisasai
baru dalam bentuk masyarakat yang merupakan Negara tadi.” . Oleh karena itu seharusnya
para TKI juga memiliki hak asasi manusia yang sama sebagaimana yang lainnya, dan harus
diperlakukan sebagai manusia seperti biasanya Karena para TKI juga manusia merdeka yang
dapat menkmati hak asasi manusia, karena para TKI bukan hamba sahaya atau budak.
9
2. Contoh Kasus Pelanggaran HAM yang Dialami oleh TKI
TKI dipancung di Arab Saudi
Seorang TKI bernama Ruyati binti Satubi (54) meregang nyawa di tangan algojo
pemerintah Arab Saudi. Ruyati dijatuhi hukuman pancung setelah ia divonis bersalah
membunuh Khairiya Hamid binti Mijlid majikannya. Ironisnya, hukuman pancung itu
dilakukan hanya empat hari setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpidato tentang
perlindungan pemerintah terhadap TKI di luar negeri, di sidang ILO ( International
Labour Organization) ke-100, 14 Juni lalu. Dalam pidatonya SBY bertutur tentang
perlindungan TKI yang bekerja sebagaipembantu rumah tangga (PRT).
Kasus pembunuhan yang akhirnya menjerat Ruyati sebagai tervonis itu dimulai pada
10 Januari 2010. Ruyati, dituduh membunuh majikannya dengan menggunakan sebilah pisau
dapur. Persidangan perdana kasus pembunuhan tersebut digelar pada Mei 2010. Selanjutnya,
sidang pembacaan vonis digelar pada Mei 2011. Hakim pengadilan setempat menjatuhkan
hukuman qisas kepada Ruyati sesuai dengan kejahatan yang telah diperbuat. Ruyati dijatuhi
vonis hukuman mati karena dia telah membunuh. Sebenarnya, Ruyatibisa mendapatkan
pengampunan. Syaratnya, ia memperoleh ampunan dari keluarga yang telah dibunuh. Sayang,
hingga pembacaan vonis, pihak keluarga belum maumemafkan Ruyati. Ruyati sebelumnya
pernah bekerja diArabSaudi sebanyak dua kali. Pada September 2008 lalu, dia
berangkatlagikeArabSaudi menggunakan jasa Perusahaan
PengerahTenaga KerjaIndonesia Swasta (PPTKIS) PT Dana Graha Utama Sejatinya, pada
waktu itu secara syarat administrasi Ruyatisudah tidak bisa bekerja sebagai TKI. Tapi, oleh
pihak PPTKIS, keterangan umur dalam paspor Ruyati dimudakan sembilan tahun. Sejatinya
ia lahir pada 7 Juli 1957 kemudian dirubah menjadi 12 Juli1968. Dalam laporannya ke
Migrant Care, Een Nuraeni, anak sulung Ruyati, mengatakan jika pada awal-awal bekerja
ibunya tidak pernah mengeluh.Gaji sering dikirim setelah dirapel beberapa bulan.Tapi
akhirnya muncul keluhan jika pembayaran gaji kerap telat hingga tujuh bulan. “Kalaupun
mau bayar gaji, harus direbut dulu,” kata perempuan 36 tahun itu. Selain itu, Een juga
mengatakan ibunya kerap dipukulimajikannya. Sejak penghujung Desember 2009,
komunikasi Ruyati dengan keluarga di Bekasi terputus. Kabar
Ruyatitersangkut pidana pembunuhan dan terancam hukuman pancungsampai juga ke keluarga. Pihak
keluarga diwakili Een melapor ke pemirintah. Mulai dariKementerian Luar Negeri hingga
Kementerian Tenaga Kerja danTransmigrasi. Dia juga melapor kasus ini ke Migrant Care.Een
mengatakan mendapatkan kabar kematian ibunya akibat divonispancung. “Kabar itu resmi,
diberitahukan Kementerian Luar Negeri,” tandasnya.

10
C. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Pelanggaran HAM terhadap TKI

Penyebab terjadinya pelanggaran HAM yang terjadi di Daerah, yaitu sebagai berikut : Salah satu
faktor penyebab kompleksitas permasalahan yang terus silih berganti menimpa Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) adalah penipuan, tindak kekerasan, over worked, pelecehan
seksual/pemerkosaan dan sebagainya.
Salah satu penyebabnya adalah Kebijakan Pemerintah yang mengizinkan calon
majikan merekrut langsung TKI di Indonesia. Selain itu, faktor-faktor penyebab lainnya
adalah :
1. Kurangnya menghormati hak asasi orang lain, moral, etika, dan tata tertibkehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Sumber Daya Manusia yang masih rendah.
3. Interprestasi dan penerapan yang salah dari norma – norma agama danperintah (intruksi)
4. Good Governence masih bersifat retorika.
5. Corporete Governence masih bersifat retorika.

11
D. Pihak yang Bertanggung Jawab dalam Penyelesaian MasalahPelanggaran HAM
terhadap TKI

1. Pemerintah
Berikut ini adalah kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah menurutUU No. 39
Tahun 1999, yaitu sebagai berikut:
1. Pemerintah Wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan dan
memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang-undang ini, peraturan peundang-
undangan lain dan hukum internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara
RI.
2. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagaimana dimaksud meliputi langkah
implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
keamanan negara dan bidang lain.
3. Hak dan kebebasan yang diatur dalam undang-undang ini hanya dapat dibatasi oleh dan
berdasarkan undang-undang, semata-mata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan terhadap
hak asasimanusia serta kebebasan dasar orang lain, kesusilaan, ketertibanumum dan
kepentingan bangsa.
4. Tidak satu ketentuan pun dalam undang-undang ini boleh diartikan bahwa pemerintah,
partai, golongan atau pihak manapun dibenarkan mengurangi, merusak atau menghapuskan
hak asasi manusia ataukebebasan dasar yang diatur dalam undang-undang ini.

2. Masyarakat
a. Memperluas pengetahuan dan mengasah ketrampilan dengan sebaik-sebaiknya untuk bisa
mendorong kemajuan industri di daerahnya masing-masing.
b. Mengantisipasi adanya anggota keluarga yang menjadi TKI.

12
E. Penanggulangan Pelanggaran HAM terhadap TKI

Berikut ini adalah cara penanggulangan pelanggaran HAM terhadapTKI, yaitu


sebagai berikut :
1. Membawa kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia ke pengadila hak asasi manusia dengan
tetap menerapkan asas praduga tak bersalah.
2. Membangun budaya hak asasi manusia.
3. Berdayakan mekanisme perlindungan hak asasi manusia yang ada dan membentuk lembaga-lembaga
khusus yang mengenai masalah masalah khusus.
4. Mempergiat sosialisasi hak asasi manusia kepada semua kelompok dantingkat dalam
masyarakat dengan mengikut sertakan LSM dalamkemitraan dengan pemerintah.
5. Mencabut dan merivisi semua undang-undang peraturan yangbertentangan dengan hak asasi
manusia.
6. Memberdayakan aparat pengawas.
7. Mengembangkan managemen konflik oleh lembaga-lembaga perlindungan hak asasi
manusia.
8. Memprioritaskan penyusunan prosedur pengaduan dan penanganankasus-kasus pelanggaran
hak asasi manusia.
9. Membentuk lembaga-lembaga yang membantu korban pelanggaran hak asasi manusia dalam
mengurus kompensasi dan rehabilitasi.
10. Mengembangkan lembaga-lembaga dan program-program yang melindungi korban dan saksi
pelanggaran hak asasi manusia.
11. Kerjasama dalam hal pembangunan antara Pemerintah daerah dan wargamasyarakat Daerah
perlu ditingkatkan. Sehingga bisa memberikanlapangan pekerjaan yang seluas-luasnya.
12. Pemerintah harus bisa bekerjasama dengan masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan
rakyat.
13. Pelanggaran hak asasi manusia terhadap TKI seharusnya ditanggapidengan cepat dan
tanggap oleh pemerintah dan disertai peran serta masyarakat.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia lahir
yang berisi tentang kesamaan atau keselarasan tanpa membeda-bedakan suku, golongan,
keturunanan, jabatan dan lain sebagainya antarasetiap manusia yang hakikatnya adalah sama-sama
makhluk ciptaan Tuhan.
Telah terjadi banyaknya penganiayaan, pemerkosaan, bahkan pembunuhan terhadap
para tenaga kerja Indonesia, tetapi pemeintah sepertinya menganggap kecil masalah ini
padahal jasa seorang TKI sangatlah penting bagi negara Indonesia.Tenaga kerja Indonesia
adalah ornag yang rela bekerja diluar negri untuk memenuhi kebutah keluarganya selain
memenuhi kebutuhan keluarganya. Negara juga mendapati devisa atas jasa yang diberikan
mereka dinegri yang membutuhkan tenaga kerja untuk membantu negara negara yang
kekurangan tenaga kerja seperti malaysia, singapura dan beberapa negara lainnya. Tetapi
pemerintah tidak bisa melindungi para TKI dengan seksama, sehingga banyak TKI yang
terlantar, mati, tidak bisa pulang, dsb.
Penyebab utama dari pelanggaran Hak Asasi Tenaga Kerja Indonesia
adalahInterprestasi dan penerapan yang salah dari perintah (intruksi) sertakurangnya
menghormati hak asasi orang lain, moral, etika dan tata terbitberkehidupan yang berlaku.
UU No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia mendefinisikan hak asasi manusia
sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia di Indonesia didasarkan pada falsafah dan
ideology pancasila, pembukaan UUD 1945, batang tubuh UUD 1945, UU No. 39 Tahun 1999
tentang hak asasi manusia, dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan hak asasi
manusia.
Pihak yang bertanggung jawab dalam penyelesaian masalah pelanggaran HAM
terhadap TKI adalah Pemerintah yang kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah tercantum
dalam UU No. 39 Tahun 1999 dan peran aktif masyarakat untuk berkerja sama dalam
mencegah dan mengatasi pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap Tenaga Kerja Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia /
2. http://undang-undang-ri.blogspot.com/
3. http://zuhdiachmad.blogspot.com/2010/05/pelaksanaan-ham-di-indonesia/
4. www.scribd.com/doc/46256642/Bentuk-bentuk-Pelanggaran-Ham Terhadap-Tki/
5. Kompas, 21 Mei 2011

15

Anda mungkin juga menyukai