Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Keseimbangan Energi ............................................................................... 3
2.2 Kemungkinan Bentuk Keseimbangan Energi .......................................... 4
2.3 Kebutuhan Energi ..................................................................................... 5
2.4 Menaksir Kebutuhan Energi ..................................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 9
Kesimpulan .......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

Priyanka Ardhya Garini | Keseimbangan Energi ii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang
pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Energi dibutuhkan oleh setiap sel
dalam tubuh untuk mempertahankan kehidupannya dan melaksanakan
fungsinya dengan baik. Sumber energi berasal dari makanan yang dimakan,
diserap, dan kemudian diolah oleh tubuh.
Keseimbangan energi merupakan suatu kondisi antara energi yang masuk
ke dalam tubuh sesuai dengan kebutuhan tubuh sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Keseimbangan energi penting untuk mempertahankan berat badan
yang sehat. Keseimbangan energi juga berarti menyesuaikan semua makanan
dan minuman ke dalam gaya hidup sehat yang aktif, termasuk mengonsumsi
makanan dengan gizi seimbang dan beraneka ragam dalam jumlah yang
mencukupi kebutuhan, serta melakukan aktivitas fisik secara teratur.
Kebutuhan energi tubuh manusia berbeda-beda tergantung dengan usia,
jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, aktivitas fisik, jam tidur, suhu tubuh,
dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik beberapa pokok
permasalahan, yaitu:
1. Apa yang dimaksud keseimbangan energi?
2. Bagaimana kemungkinan dari bentuk keseimbangan energi?
3. Bagaimana kebutuhan energi bagi manusia?
4. Bagaimana cara menaksir kebutuhan energi bagi manusia?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui apa yang dimaksud keseimbangan energi.

Priyanka Ardhya Garini | Keseimbangan Energi 1


2. Mengetahui kemungkinan dari bentuk keseimbangan energi.
3. Mengetahui kebutuhan energi bagi manusia.
4. Mengetahui cara menaksir kebutuhan energi bagi manusia.

Priyanka Ardhya Garini | Keseimbangan Energi 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keseimbangan Energi


Keseimbangan energi merupakan suatu kondisi antara energi yang masuk
ke dalam tubuh sesuai dengan kebutuhan tubuh sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Keseimbangan energi penting untuk mempertahankan berat badan
yang sehat. Keseimbangan energi juga berarti menyesuaikan semua makanan
dan minuman ke dalam gaya hidup sehat yang aktif, termasuk mengonsumsi
makanan dengan gizi seimbang dan beraneka ragam dalam jumlah yang
mencukupi kebutuhan, serta melakukan aktivitas fisik secara teratur.
Sesuai dengan hukum pertama termodinamika, yaitu “total energi di
dunia adalah konstan, energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan”,
oleh karena itu semua energi yang ikut andil dalam hidup manusia dapat
dibuat persamaan:
Energi Tubuh = Energi masuk – Energi Keluar

Energi masuk merupakan energi yang berasal dari makanan yang


dikonsumsi. Energi didapatkan dari ikatan kimia pada makanan yang
diuraikan untuk kemudian digunakan dalam bentuk ikatan fosfat berenergi
tinggi pada ATP. Energi ini dapat digunakan untuk melakukan kerja biologis
atau disimpan di dalam tubuh sebagai cadangan.
Energi keluar merupakan jumlah energi yang dikeluarkan oleh tubuh,
yang merupakan kombinasi antara kerja dan panas yang dilepaskan ke
lingkungan. Kerja dapat dibagi dua yaitu kerja eksternal (energi yang
dikeluarkan saat otot rangka berkontraksi untuk menggerakan objek eksternal
atau menggerakkan tubuh terhadap lingkungan) dan kerja internal (energi
yang dikeluarkan untuk kerja otot rangka selain mekanik seperti postural dan
menggigil, dan untuk mempertahankan hidup seperti kerja jantung dan
bernapas).

Priyanka Ardhya Garini | Keseimbangan Energi 3


Dalam keadaan normal, keseimbangan energi berubah-ubah dari dari
makanan satu ke makanan yang lain, dari hari ke hari, minggu ke minggu
tanpa ada perubhanan kekal dalam cadangan tubuh atau berat badan.
Beberapa mekanisme fisiologis berperan penting dalam diri individu untuk
menyeimbangkan keseluruhan asupan energi dengan keseluruhan energi yang
digunakan dan untuk menjaga berat badan stabil dalam jangka waktu yang
cukup panjang.
Energi dapat dinyatakan dalam satuan kalori (kal) atau joule (J). Pada
segi ilmu gizi, satuan yang sering digunakan yaitu kilokalori (kkal) yang
mana nilai 1 kkalnya sama dengan 1000 kal atau 4.180 J atau 4,18 kJ.

2.2 Kemungkinan Bentuk Keseimbangan Energi


Terdapat tiga kemungkinan bentuk keseimbangan energi, antara lain:
a. Keseimbangan Energi Netral
Keseimbangan yang terjadi apabila energi yang masuk ke dalam
tubuh sama persis dengan energi yang keluar. Pada kondisi ini berat
badan akan tetap.
b. Keseimbangan Energi Positif
Keseimbangan energi positif terjadi apabila jumlah energi yang
masuk lebih besar daripada energi yang keluar. Energi yang masuk
ke dalam tubuh dan tidak digunakan akan disimpan di dalam tubuh,
terutama sebagai jaringan adiposa, sehingga berat badan bertambah.
Keseimbangan energi positif dalam jangka waktu lama akan
mengakibatkan obesitas. Keseimbangan energi positif dapat terjadi
karena asupan makanan berlebih dan/atau kurangnya aktivitas fisik.
c. Keseimbangan Energi Negatif
Keseimbangan energi negatif terjadi apabila jumlah energi yang
masuk tubuh lebih kecil daripada energi yang keluar. Kondisi ini
mengakibatkan tubuh terus menggunakan energi cadangannya untuk
memenuhi kebutuhan aktivitas, sehingga berat badan akan berkurang.
Dalam jangka waktu lama keseimbangan energi negatif ini akan

Priyanka Ardhya Garini | Keseimbangan Energi 4


mengakibatkan KEK atau Kekurangan Energi Kronik dan/atau KEP
atau Kekurangan Energi Protein pada anak. Selain itu dapat juga
terjadi marasmus dan/atau kwashiorkor pada anak.

2.3 Kebutuhan Energi


Kebutuhan energi seseorang menurut FAO/WHO (1985) adalah
konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi
pengeluaran energi seseorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh
dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka-panjang, dan
yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara
sosial dan ekonomi. Pada anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui kebutuhan
energi termasuk kebutuhan untuk pembentukan jaringan-jaringan baru atau
untuk sekresi ASI yang sesuai dengan kesehatan. (Sunita, 2001: 136)
Kebutuhan energi total orang dewasa diperlukan untuk: (1) metabolisme
basal; (2) aktivitas fisik, dan (3) efek makanan atau pengaruh dinamik khusus
(Specific Dynamic Action/SDA). Kebutuhan energi terbesar pada umumnya
diperlukan untuk metabolisme basal.
a. Angka Metabolisme Basal (AMB)
Angka Metabolisme Basal (AMB) atau Basal Metabolic Rate
(BMR) adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk
menjalankan proses tubuh yang vital. Kebutuhan energi metabolisme
basal termasuk jumlah energi yang diperlukan untuk pernapasa,
peredaran darah, pekerjaan ginjal, pankreas, dan lain-lain alat tubuh, serta
untuk proses metabolisme basal tubuh.
b. Kebutuhan Energi untuk Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik memerlukan energi di luar kebutuhan untuk
metabolisme basal. Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh
otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktivitas fisik, otot
membutuhkan energi di luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan
jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan
zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-

Priyanka Ardhya Garini | Keseimbangan Energi 5


sisa dari tubuh. Banyaknya energi yang dibutuhkan bergantung pada
berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat
pekerjaan yang dilakukan.

Kebutuhan energi untuk berbagai aktivitas di luar


metabolisme basal dan pengaruh termis makanan
kkal/kg/ kkal/kg/
Aktivitas Aktivitas
jam jam
Bersepeda (cepat) 7,6 Main piano (sedang) 1,4
Bersepeda (sedang) 2,5 Membaca keras 0,4
Bertukang kayu (berat) 2,3 Berlari 7,0
Menyulam 0,4 Menjahit, tangan 0,4
Berdansa, cepat 3,8 Menjahit mesin jahit tangan 0,6
Berdansa, lambar 3,0 Menjahir mesin jahit motor 0,4
Mencuci piring 1,0 Menyanyi, keras 0,8
Mengganti baju 0,7 Duduk diam 0,4
Menyetir mobil 0,9 Berdiri tegap 0,6
Makan 0,4 Berdiri relaks 0,5
Mencuci pakaian, ringan 1,3 Menyapu lantai 1,4
Tiduran 0,1 Berenang, 3 ½ km/jam 7,9
Mengupas kentang 0,6 Mengetik cepat 1,0
Main ping-pong 4,4 Berjalan, 3 km/jam 2,0
Menulis 0,4 Berjalan, 6,8 km/jam 3,4
Mengecat kursi 1,5 Berjalan, 10 km/jam 9,3
Sumber: Guthrie, H.A, Introductory Nutrition, 1986, hlm. 146.

c. Kebutuhan Energi untuk Pengaruh Termis Makanan atau Kegiatan


Dinamik Khusus (SDA)
Pengaruh termis makanan atau kegiatan dinamik khususadalah
energi tambahan yang diperlukan tubuh untuk pencernaan makanan,
absorpsi dan metabolisme zat-zat gizi yang menghasilkan energi. SDA
ini bergantung pada jumlah energi yang dikonsumsi, yaitu kurang lebih
10% kebutuhan energi untuk metabolisme basal dan untuk aktivitas fisik.

Priyanka Ardhya Garini | Keseimbangan Energi 6


2.4 Menaksir Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi seorang sehari ditaksir dari kebutuhan energi untuk
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Angka Metabolisme Basal/AMB (kebutuhan sedang istirahat)
b. Aktivitas fisik
c. Pengaruh Dinamik Khusus Makanan/SDA (dapat diabaikan)
Ketiga komponen ini berbeda untuk tiap orang menurut umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh, tingkat kesehatan, dan faktor lain.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk menaksir kebutuhan energi.
a. Cooper
Metode I
Energi = AMB + aktivitas fisik + SDA
Keterangan:
 AMB = 1 kkal x 24 jam x BBI (♂)
0,9 kkal x 24 jam x BBI (♀)
 Aktivitas = a x AMB
Dimana “a” adalah:
- Bedrest : 10% - Sedang : 75%
- Sangat ringan : 30% - Berat :100%
- Ringan : 50%
 SDA = (7% - 8%) x (AMB + aktivitas fisik)
Metode II
Energi = AMB – koreksi tidur + aktivitas fisik + SDA
Keterangan:
Koreksi tidur= 0,1 kkal x (7-8 jam) x BBI kg
b. Krause
 Bedrest : 27,5 kkal/kgBBI/hari
 Sangat ringan : 30,0 kkal/kgBBI/hari
 Ringan : 35.0 kkal/kgBBI/hari
 Sedang : 40,0 kkal/kgBBI/hari
 Berat : 50,0 kkal/kgBBI/hari

Priyanka Ardhya Garini | Keseimbangan Energi 7


c. Harris-Benedict
Energi = AMB x faktor aktivitas
Keterangan:
 AMB untuk ♂: 66,5 +13,7 BB + 5,0 TB – 4,7 U
♀: 665 + 9,6 BB +1,8 TB – 6,8 U
(BB dalam kg; TB dalam cm)
 Faktor aktifitas fisik:
- Bedrest rawat inap : 1,2
- Rawat jalan : 1,3
- Ringan : 1,3
- Sedang : 1,4
- Berat : 1,5
 Faktor stress:
- Ringan : 1,2
- Sedang : 1,3
- Berat : 1,5

Priyanka Ardhya Garini | Keseimbangan Energi 8


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Keseimbangan energi merupakan suatu kondisi antara energi yang masuk
ke dalam tubuh sesuai dengan kebutuhan tubuh sesuai dengan kebutuhan
tubuh.
2. Terdapat tiga kemungkinan bentuk keseimbangan energi, antara lain:
 Keseimbangan Energi Netral
 Keseimbangan Energi Positif
 Keseimbangan Energi Negatif
3. Kebutuhan energi seseorang menurut FAO/WHO (1985) adalah
konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi
pengeluaran energi seseorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi
tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka-
panjang, dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang
dibutuhkan secara sosial dan ekonomi.
4. Kebutuhan energi seorang sehari ditaksir dari kebutuhan energi untuk
komponen-komponen sebagai berikut:
 Angka Metabolisme Basal/AMB (kebutuhan sedang istirahat)
 Aktivitas fisik
 Pengaruh Dinamik Khusus Makanan/SDA (dapat diabaikan)

Priyanka Ardhya Garini | Keseimbangan Energi 9


DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Hadi, Hamam. 2004. Gizi Lebih Sebagai Tantangan Baru dan Implementasinya
Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia Volume 1, No.2, November 2004: 47 – 53.
Angga. 2016. Keseimbangan energi cegah terjadinya obesitas.
https://www.gizi.fk.ub.ac.id/keseimbangan-energi-cegah-terjadinya-obesitas/
(diakses pada tanggal 31 Oktober 2018)
Gizi Klinik. 2016. Keseimbangan Energi.
https://www.giziklinikku.blogspot.com/2016/09/kesimbangan-
energi_10.html?m=1 (diakses pada tanggal 31 Oktober 2018)

Priyanka Ardhya Garini | Keseimbangan Energi 10

Anda mungkin juga menyukai