Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT

Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik


Tahun Ajaran 2014/2015

Disusun Oleh :

Litayani Dafrosa Br S 4411412016


Kelompok 4
Rombel 1 Biologi Murni

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
PREPARAT SUPRAVITAL
EPITELIUM MUKOSA MULUT
Tanggal 6 Oktober 2014

A. Tujuan
1. Membuat preparat supravital epitel mukosa mulut dengan zat warna Methylene blue.
2. Menganalisis hasil pembuatan preparat supravital epitel mukosa mulut..

B. Landasan Teori
I. Jaringan Epitel
Jaringan tubuh manusia terdiri dari jaringan epitelium, jaringan pengikat, jaringan
pengangkut dan jaringan syaraf. Epitel adalah jaringan yang terdiri atas sel-sel yang sangat
rapat tanpa adanya zat antar sel. Epitel tidak memiliki pembuluh darah, namun semua epitel
tumbuh pada jaringan ikat yang mempunyai pembuluh darah. Epitel dipisahkan dengan
jaringan ikat melalui membrana basalis.
Jaringan epitel terdiri dari kumpulan sel-sel yang sangat rapat susunannya sehingga
membentuk suatu lembaran, maka disebut sebagai membran epitel atau disingkat sebagai
epitel saja untuk membedakan dengan epitel kelenjar. Adhesi diantara sel-sel ini sangat kuat,
membentuk lembaran sel yang menutupi permukaan tubuh dan membatasi atau melapisi
rongga-rongga tubuh. Jaringan epitel tidak memiliki substansi interseluler dan cairannya
sangat sedikit.
Istilah epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele yang berarti
nipple atau punting. Penggunaan istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang
terdiri atas lembaran sel-sel (cellular membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun
yang tidak. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, maka istilah epitel tidak terbatas
pada kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi juga digunakan untuk
kelenjar. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian embriologis yang menyimpulkan
bahwa sel-sel epitel pada permukaan tumbuh ke dalam jaringan pengikat di bawahnya dan
berkembang menjadi kelenjar.
Jaringan epitel mempunyai ciri-ciri umum terdiri atas sel-sel yang saling berdekatan, yang
berbentuk pipih. Hanya ada sedikit material antarsel. Jaringan bersifat avaskular atau tanpa
pembuluh darah. Permukaan atas epithelium bebas, atau terbuka bagi bagian luar tubuh atau
rongga tubuh bagian dalam. Permukaan basal berada pada jaringan ikat. Pembelahan sel pada
epithelium terjadi secara terus menerus untuk menggantikan sel-sel yang rusak. Ada 2 macam
jaringan epithelium, yaitu epithelium permukaan merupakan epitel pelapis berbaris yang
menutupi permukaan tubuh dan organ tubuh bagian dalam, epitelium kelenjar menyekresi
hormon atau produk lain.
Untuk membuat preparat jaringan segar menggunakan metode supravital. Metode
supravital merupakan suatu metode untuk mendapatkan sediaan dari sel atau jaringan yang
hidup. Zat warna yang biasa dipakai untuk pewarnaan supravital adalah janus green, neutral
red, methylene blue, dengan kosentrasi tertentu. Preparat supravital merupakan preparat yang
bersifat sementara sehingga harus segera diamati dengan mikroskop setelah pembuatan
preparat tersebut selesai.

II. Sel Epitel mukosa mulut

Sel-sel epitel mukosa mulut terdiri dari empat lapisan berturut-turut dari yang paling
dalam ke permukaan yaitu lapisan germinativum/basalis, lapisan spinosum, lapisan
granulosum dan lapisan corneum. Stratum basalis terdiri dari selapis sel berbentuk kubus
yang berbatasan dengan lamina propia dan mengandung sel-sel induk yang secara kontinyu
bermitosis dan anak selnya dikirimkan ke lapisan yang lebih superfisial. Stratum spinosum
terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk bulat atau oval dan mempunyai karakteristik sel yang
mulai matang. Stratum granulosum terdiri dari beberapa lapis sel yang lebih gepeng dan lebih
matang dari stratum spinosum dan mengandung banyak granula keratohyalin yang
merupakan bakal sel keratin.
Stratum corneum terdiri dari selapis atau berlapis-lapis sel (tergantung regio)
berbentuk pipih yang tidak berstruktur dan tidak mempunyai inti sel. Mukosa mulut dapat
dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu mukosa pengunyahan, mukosa penutup dan mukosa
khusus. Mukosa pengunyahan terdapat di regio rongga mulut yang menerima tekanan kunyah
seperti gusi dan palatum durum. Jaringan epitelnya parakeratinised (mempunyai lapisan
keratin tipis yang beberapa selnya ada yang masih memiliki inti sel yang tidak sempurna).
Mukosa penutup terdapat pada dasar mulut, permukaan inferior lidah, permukaan dalam bibir
dan pipi, palatum molle dan mukosa alveolaris kecuali gusi.
Tipe epitelnya nonkeratinised (tidak memiliki lapisan keratin). Mukosa khusus
terdapat pada dorsum lidah, tipe epitelnya ortokeratinised (memiliki lapisan keratin yang
tebal yang terdiri dari sel-sel yang sudah tidak berinti) .Perbandingan antara sel basal-
parabasal, sel intermediet, dan sel superfisial disebut indeks maturasi. Pada kondisi normal,
jumlah sel pada lapisan superfisial sesuai dengan jumlah sel pada lapisan sel basal.Rongga
mulut dibatasi oleh membrane mukosa yang berhubungan dengan kulit. Rongga mulut terdiri
dari bibir yang disekitarnya mulut yang terbuka, pipi berada disepanjang rongga, lidah dan
ototnya, hard dan soft palate. Mukosa mulut normalnya berwarna merah jambu terang (light
pink) dan lembab. Pada dasar mulut dan area bawah lidah kaya akan pembuluh darah.tipe
dari ulcer atau trauma dapat mengakibatkan perdarahan. Ada 3 kelenjar saliva yang
mensekresikan 1 liter saliva per hari. Kelenjar buccal ditemukan pada mukosa yang
membatasi pipi dan mulut yang mencegah hygiene dan kenyamanan pada jaringan oral.
Gigi adalah organ mengunyah, atau mastication. Mereka didesain untuk memotong,
menyobek, dan mematahkan makanan sehingga dapat dicampur dengan saliva dan ditelan.
Gigi yang normal terdiri dari kepala, leher, dan akar. Gigi yang sehat terlihat putih, bersinar,
dan berdiri sendiri. Kesulitan mengunyah dapat berkembang sewaktu sekeliling gusi menjadi
inflamasi atau infeksi atau ketika gigi tanggal. Oral hygiene yang teratur dibutuhkan untuk
menjaga integritas area gigi dan untuk mencegah gingivitis, atau inflamasi gusi.

C. PROSEDUR KERJA
Proses pertama siapkan gelas benda yang bersih dan bebas lemak yang telah
disemprot dengan alkohol 70% pada gelas benda kemudiam dilap menggunakan tissue kering
(2 menit) langkah berikutnya yaitu zat warna diteteskan pada gelas benda. Gelas benda
ditetesi satu tetes zat warna supravital methylen blue 0,25% dalam larutan NaCl 0,9%
menggunakan pipet tetes (1 menit). Proses selanjutnya pengambilan epitelium mukosa
mulut, dengan menggunakan tangkai skapel kering namun pada saat praktikum menggunakan
sendok makan untuk pengambilan epitelium mukosa mulut kemudian diletakkan di atas zat
warna pada gelas benda yang telah ditetesi zat warna tersebut kemudian preparat
direntangkan menggunakan jarum pentul (3 menit), dilanjutkan dengan proses mounting
menggunakan gelas penutup dan bantuan jarum pentul (2 menit). Melakukan pengamatan
preparat menggunakan mikroskop dengan perbesaran kuat, difoto dan dianalisis hasilnya (30
menit).
D. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Keterangan:
1. Sel epitel
2. Sitoplasma
3. Nukleus
4. Granula

Perbesaran 40 x 10 = 400 kali


Preparat epitelium mukosa mulut hanya dapat dilihat bentuk selnya dengan menggunakan
mikroskop dimana dalam pembuatan preparat ini ditemukan hasil pengamatan bahwa Sel
epitelium terwarna dengan baik, warna inti lebih terwarna kuat dibandingkan sitoplasma
sehingga terlihat kontras. Sel epitelium tipis, meski banyak sel yang masih bertumpuk-
tumpuk tetapi masih ada sel yang tidak bertumpuk-tumpuk sehingga masih dapat diamati
dengan jelas.warna sitoplasma sel transparan sehingga mudah dibedakan dengan inti sel .
masih ada sedikit kotoran makanan yang ikut teramati pada preparat epitelium mukosa mulut.
Pada prepatar tidak terdapat satu gelembung pun,sehingga tidak mengganggu saat diamati
sehingga dapat dikatakan preparat ini cukup baik.
E. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan mikroskop, epitelium mukosa mulut
merupakan epitelium pipih dengan bentuk bulat agak bulat seperti telur goreng. Dalam
pengamatan preparat mukosa mulut dengan metode supravital dan menggunakan pewarnaan
methelyn blue 0,25% dalam larutan NaCl fisiologis dapat diketahui bahwa preparat epitel
mukosa epitel dapat diamati dengan baik pada perbesaran 40x10, meskipun pada beberapa
tempat ada penumpukan sel epitel.
Pengamatan dibawah mikroskop sel-sel epitel terwarna biru agak keunguan. Nukleus
sel epitel terwarna lebih kuat menjadi lebih biru karena nukleus bersifat asam akan terwarna
oleh pewarna basa yaitu methylene blue. Saat pengamatan sel masih dalam bentuk asalnya,
tidak terjadi plasmolisis atau krenasi karena menggunakan zat warna netral yaitu pada
kosentrasi setara dengan kosentrasi cairan tubuh 0,9% larutan. Didalam preparat masih
terdapat kotoran hal ini diduga berasal dari kotoran yang ada di dalam mulut yang ikut
terambil saat pengambilan epitelium mukosa menggunakan tangkai skapel.
Sel-sel epitel mukosa mulut terdiri dari empat lapisan berturut-turut dari yang paling
dalam ke permukaan yaitu lapisan germinativum/basalis, lapisan spinosum, lapisan
granulosum dan lapisan corneum. Stratum basalis terdiri dari selapis sel berbentuk kubus
yang berbatasan dengan lamina propia dan mengandung sel-sel induk yang secara kontinyu
bermitosis dan anak selnya dikirimkan ke lapisan yang lebih superfisial.
Stratum spinosum terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk bulat atau oval dan
mempunyai karakteristik sel yang mulai matang. Stratum granulosum terdiri dari beberapa
lapis sel yang lebih gepeng dan lebih matang dari stratum spinosum dan mengandung banyak
granula keratohyalin yang merupakan bakal sel keratin. Stratum corneum terdiri dari selapis
atau berlapis-lapis sel (tergantung regio) berbentuk pipih yang tidak berstruktur dan tidak
mempunyai inti sel.
Mukosa mulut dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu mukosa pengunyahan,
mukosa penutup dan mukosa khusus. Mukosa pengunyahan terdapat di regio rongga mulut
yang menerima tekanan kunyah seperti gusi dan palatum durum. Jaringan epitelnya
parakeratinised (mempunyai lapisan keratin tipis yang beberapa selnya da yang masih
memiliki inti sel yang tidak sempurna). Mukosa penutup terdapat pada dasar mulut,
permukaan inferior lidah, permukaan dalam bibir dan pipi, palatum molle dan mukosa
alveolaris kecuali gusi. Tipe epitelnya nonkeratinised (tidak memiliki lapisan keratin).
Mukosa khusus terdapat pada dorsum lidah, tipe epitelnya ortokeratinised (memiliki lapisan
keratin yang tebal yang terdiri dari sel-sel yang sudah tidak berinti). Perbandingan antara sel
basal-parabasal, sel intermediet, dan sel superfisial disebut indeks maturasi. Pada kondisi
normal, jumlah sel pada lapisan superfisial sesuai dengan jumlah sel pada lapisan sel basal.
mayoritas sel yang terdapat pada masing-masing mukosa adalah sel intermediate,
kemudian sel superfisial, dan yang paling sedikit adalah sel basal. Hasil ini sesuai dengan
teori Balaciart (2004) yang menyatakan bahwa sel terbanyak yang biasa ditemukan pada
mukosa oral yang normal adalah intermediate sel dan bukannya basal-parabasal sel. Hal ini
terjadi karena aktivitas proliferasi pada epitel mulut yang normal tampak lebih banyak terjadi
pada lapisan intermediet daripada sel basal-parabasal maupun sel superfisial.

F. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Preparat sementara epitelium mukosa mulut dapat dibuat dengan metode supravital,
pewarna methylene blue 0,25% dalam larutan NaCl 0,9%.
2. Pewarnaan supravital dengan zat pewarna methylene blue dapat mewarnai sel epitel
mukosa mulut dengan kontras sehingga dapat membedakan bagian nukleus dengan bagian
sel lain seperti sitoplasma. Dalam hasil pengamatan dan analisis preparat epitelium
mukosa mulut masih terdapat kotoran sisa makanan dan masih ada preparat yang
bertumpuk-tumpuk.
G. SARAN
Preparat epitelium mukosa mulut merupakan preparat yang bersifat sementara oleh
sebab itu preparat harus dengan cepat diamati supaya sel tidak mengering.Sebaiknya sebelum
melakukan praktikum mulut harus dalam keadaan bersih, dapat dilakukan dengan berkumur
terlebih dahulu, sehingga tidak ada kotoran yang terambil saat pengambilan epitelium
mukosa mulut. Dan usahakan ketika merentangkan preparat epitelium mukosa mulut sel
harus direntangkan seluruhnya dan dilakukan lebih teliti agar semua sel epitelium mukosa
mulut dapat diamati dan tidak ada sel yang bertumpuk-tumpuk.

H. DAFTAR PUSTAKA
Rudyatmi E 2012. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
Subowo. 2006. Histologi Umum. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai