Dan juga yang dapat kita ambil berbagai kajian yang mengandung moral Dalam bacaan Tasyahud :
َ ى اِذَا وسلم عليه للا صلى للا رسول قا َ َل َم ْس ٌعّه ْو ِد اب ِْن
ع ِن َ فَ ْليَقه ْل ا َ َحده هك ْم: ص َلواته لل اَلتَّحِ يَّاته
َ صل َّ سلَ هم َو
َّ الطّ ِيبَاته َوال َّ علَيْكَ الَ ورحمة النبى اَيّهَا
ع َل ْينَا السلم وبركاته للا َ لىع
َ ََ و د
ِ اب
َ ع
ِ للا الحينالص اشهد ان ال اله اال للا واشهد ان دا محم عبده ورسوله ثم َّر يخَ َ تي
َ ل
ِ َن ِم ِاءعَ الد رواه ِالَ ْي ِه ا َ َحبَّهه
ومسلم البخارى
Artinya :
Dari Ibnu Mas’ud, berkata Rosululoh saw : apabila shalat salah seorang diantara kamu maka hendaklah ia
membaca tasyahud : segala kehormatan, segala do’a, dan ucapan-ucapan yang baik kepunyaan Alloh, mudah-
mudahan turunlah sejahtera atas kita sekalian dan atas hamba Alloh yang shalih (baik-baik) aku menyaksikan
bahwa tidak ada Tuhan yang sebenar-benarnya melainkan Alloh, dan aku menyaksikan bahwa nabi Muhammad
itu hamba dan pesuruhnya. (Riwayat Bukhori Muslim)
Yang terkandung dalam bacaan ini adalah “ma asoobaka min hasanatin faminalloh wamaa asoobaka min
sayyiatin faminnafsik” yakni segala perbuatan baik itu adalah dari AlLoh dan perbuatan buruk itu adalah
perbuatan diri kita sendiri, ketika kita melakukan perbuatan baik kita jangan diungkapkan kepada orang lain dan
jangan terlalu membanggakan diri, karena belum tentu perbuatan Itu diterima, sebab semua itu hanya pemberian
dari Alloh, dan lebih spesipikasinya bahwa bacan tersebut mengandung edukasi agar kita menjadi orang yang
selalu berbuat baik karena itu tandanya kita dekat dengan Alloh SWT.
KESIMPULAN
AKHLAK DIBALIK SHALAT
Shalat sebagai salah satu bagian penting ibadah dalam Islam sebagaimana bangunan ibadah yang lain juga
memiliki banyak keistimewaan. Ia tidak hanya memiliki hikmah spesifik dalam setiap gerakan dan rukunnya,
namun secara umum shalat juga memiliki pengaruh drastis terhadap perkembangan kepribadian seorang
muslim. Tentu saja hal itu tidak serta merta dan langsung kita dapatkan dengan instan dalam pelaksanaan shalat.
Manfaatnya tanpa terasa dan secara gradual akan masuk dalam diri muslim yang taat melaksanakannya.
Shalat merupakan media komunikasi antara sang Khlalik dan seorang hamba. Media komunikasi ini sekaligus
sebagai media untuk senantiasa mengungkapkan rasa syukur atas segala nikmat. Selain itu, shalat bisa menjadi
media untuk mengungkapkan apapun yang dirasakan seorang hamba. Dalam psikologi dikenal istilah katarsis,
secara sederhana berarti mencurahkan segala apa yang terpendam dalam diri, positif maupun negatif. Maka,
shalat bisa menjadi media katarsis yang akan membuat seseorang menjadi tentram hatinya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fikih Islam. Edisi Baru. H.Sulaian Rosjid. Cet 5. 1992. Penerbit Simar Baru Bandung.
2. Buku Pedoman Sholat; oleh Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash Shidieky. 1951. Jakarta: Penerbit Bulan bintang.
3. Wayoflive_chm_home.htm. Bimbingan Islam untuk Pribadi dan Masyarakat.
4. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Depag.
5. (Internet) Kontribusi Republika Online 2007