Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG


Jl. Jend. A. YaniLr. GotongRoyong 9/10 Ulu Palembang

NASKAH SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2019/2020

MATA UJI : FilsafatIlmu


PROGRAM STUDI : PendidikanBahasa Indonesia
SEMESTER : 1 / Umum
HARI/TANGGAL : Sabtu, 11Januari2020
WAKTU : 12.30 – 14.00 WIB
DOSEN PENGASUH : Dr. Darwin Effendi, M.Pd.
Dr. AriefArdiansyah, M.Pd.

Petunjuk:

1. Berdoalah sebelum memulai!


2. Bacalah soal dengan seksama sebelum menjawab!
3. Dilarang bekerja sama!

SOAL:

1. Filsafat ilmu yang dalam hal ini pendidikan bahasameliputi aspek ontologi,
yaitu hakikat keberadaan atau eksistensi ilmu dan esensi ilmu pendidikan
bahasa; aspek epistemologi mengenai hakikat pendidikan bahasa,
bagaimanakah Anda membuktikan kebenaran ilmu tersebut dari aspek
aksiologi? Apakah manfaat ilmu pendidikan bahasa?

2. Buatlah artikel Filsafat ilmu yang berhubungan dengan kehidupan sehari-


hari/bahasa/sastra/agama/iptek!

*D ”SelamatBekerja” E*
Nama : Dede Oktareza (20196011057)

Mata Kuliah : Filsafat ilmu

Progam Studi : Magister Pendidikan Bahasa Indonesia


Dosen Pengasuh : Dr. Darwin Effendi, M.Pd
Dr. Arif Ardiansyah, M.Pd

Jawab

1. Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempertanyakan bagaimana manusia


menggunakan dan memanfaatkan ilmunya, maka aksologi ilmu pendidikan bahasa adalah
berkaitan dengan bagaimana ilmu pendidikan bahasa tersebut digunakan. Menutur Surajiyo
(2010: 149) persoalannya adalah ilmu-ilmu itu berkembang dengan pesat apakah bebas nilai
atau tidak bebas nilai. Mengenai ilmu bebas nilai atau tidak bebas nilai adalah sebagai
berikut:
Ilmu Bebas Nilai atau Tidak Bebas Nilai
Pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia. Dalam
hal ini, ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana aatau alat dalam meningkatkan taraf hidup
manusia dengan memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, dan kelestarian atau
kesimbanagan alam. Surajiyo menjelaskan ada tiga faktor yang dapat digunakan sebagai
indikator bahwa ilmu pengetahuan itu bebas nilai, yaitu:
1) Ilmu harus bebas dari pengandaian, yakni bebas dari pengaruh eksternal seperti faktor
politis, ideologi, agama, budaya, dan unsur kemasyarakatan lainnya.
2) Perlunya kebebasan usaha ilmiah agar otonomi ilmu pengetahuan terjamin.
3) Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang sering dituding menghambat
kemajuan ilmu, karena nilai etis itu sendiri bersifat universal.
Pembahasan aksiologi menyangkut masalah kegunaan ilmu secara transparan. Berkaitan
dengan masalah moral dan ekses ilmu dan teknologi menurut Suriasumantri (2009:235),
ilmuwan terbagi dalam dua golongan, yaitu:
1) Golongan yang menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai baik
itu secara ontologis maupun aksiologis. Dalam hal ini tugas ilmuwan adalah menemukan
ilmu pengetahuan dan terserah kepada orang lain yang mempergunakannya: apakah akan
digunakan untuk tujuan yang baik atau tujuan yang buruk. Golongan ini ingin melanjutkan
tradisi kenetralan ilmu secara total seperti pada waktu era Galileo.
2) Golongan yang kedua berpendapat bahwa netralitas ilmu hanyalah terbatas pada metafisik
keilmuan, sedangkan pada penggunaannya, bahkan pada pemilihan obyek penelitian, maka
kegiatan keilmuan harus berlandaskan asas-asas moral. Ilmu tidak bebas nilai, artinya pada
tahap-tahap tertentu ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai moral dan budaya masyarakat
sehingga nilai kegunaan ilmu itu dapat dirasakan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama,
bukannya bencana.

2. Filsafat berkaitan dengan Kehidupan Sehari-hari

Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophiaatau philosophos.Philosatau philein


berarti teman atau cinta, dan shopia shopos kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah atau
berarti.Filsafat berarti juga mater scientiarum yang artinya induk dari segala ilmu
pengetahuan. Kata filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata falsafah(Arab),
philosophie (Prancis, Belanda dan Jerman), serta philosophy(Inggris). Dengan demikian
filsafat berarti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (menjadi kata sifat) bisa berarti
teman kebijaksanaan (kata benda) atau induk dari segala ilmu pengetahuan.

Menurut Phytagoras sebagai orang pertama yang memakai kata philosopiayang


berarti pecinta kebijaksanaan (lover of wisdom) bukan kebijaksanaan itu sendiri.Plato
mengartikannya sebagai ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang hakiki
lewat dialektika.Aristoteles mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan tentang
kebenaran.Filsafat Terminologi menurut konsep Rene Descrates yaitu Filsafat adalah
Kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok
penyelidikan. Ada 3 hal yang mendorong manusia berfilsafat yaitu: Kekaguman atau
keheranan, Keraguan atau kesangsian, dan Kesadaran akan keterbatasan. Menurut Plato,
Mata kita memberi pengamatan bintang-bintang, matahari dan langit. Pengamatan itu
memberi dorongan kita untuk menyelidiki, dan dari penyelidikan ini berasal filsafat. Menurut
Augustinus dan Rene Descartes, Memulai berfilsafat dimulai dari keraguan atau kesangsian,
manusia heran tetapi kemudian ia ragu-ragu, apakah ia tidak ditipu oleh pancaindra yang
sedang heran.

Tujuan filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika
(kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisika (hakikat keaslian). Oleh karena
itu, dengan berfilsafat, seseorang akan lebih menjadi manusiawi, karena terus melakukan
perenungan akan menganalisa hakikat jasmani dan hakikat rohani manusia dalam kehidupan
di dunia agar bertindak bijaksana. Dengan berfilsafat seseorang dapat memaknai makna
hakikat hidup manusia, baik dalam lingkup pribadi maupun sosial.Kebiasaan menganalisis
segala sesuatu dalam hidup seperti yang diajarkan dalam metode berfilsafat, akan menjadikan
seseorang cerdas, kritis, sistematis, dan objektif dalam melihat dan memecahkan beragam
problema kehidupan, sehingga mampu meraih kualitas, keunggulan dan kebahagiaan
hidup.Belajar filsafat akan melatih seseorang untuk mampu meningkatkan kualitas berfikir
secara mandiri, mampu membangun pribadi yang berkarakter, tidak mudah terpengaruh oleh
faktor eksternal, tetapi disisi lain masih mampu mengakui harkat martabat orang lain,
mengakui keberagaman dan keunggulan orang lain. Dengan berfilsafat manusia selalu dilatih,
dididik untuk berpikir secara universal, multidimensional, komprehensif, dan mendalam.

Belajar filsafat akan memberikan dasar-dasar semua bidang kajian pengetahuan,


memberikan pandangan pemahaman atas hakikat kesatuan semua pengetahuan dan
kehidupan manusia lebih dipimpin oleh pengetahuan yang baik.Berfilsafat ialah berusaha
menemukan kebenaran tentang segala sesuatu dengan menggunakan pemikiran secara
serius.Plato menghendaki kepala negara seharusnya seorang filsuf.Belajar filsafat merupakan
salah satu bentuk latihan untuk memperoleh kemampuan memecahkan masalah secara serius
dan sederhana, menemukan akar persoalan yang terdalam, menemukan sebab terakhir satu
penampakan. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari, memberikan pandangan yang luas, merupakan
sarana latihan untuk berpikir sendiri, memberikan dasar-dasar untuk hidup kita sendiri
(terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi,
Ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.

Manfaatnya filsafat adalah sebagai alat mencari kebenaran dari gejala fenomena yang
ada, mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan
filsafat lainnya. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan
dunia. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan.Menjadi
sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan.Menjadi sumber inspirasi dan pedoman
untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri yaitu, seperti ekonomi, politik,
hukum dan lain-lain.Jadi, untuk memahami landasan filosofi dalam memahami berbagai
konsep dan teori suatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori
ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam 2 fungsi, yaitu:
Sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendeskripsikan relasi normatif antara
hipotesis dengan evidensi, dan theory of explanation yakni berupa menjelaskan berbagai
fenomena kecil ataupun besar sederhana.

Dengan befikir filsafat, kita dapat mengatasi kerumitan hidup. Hal ini dapat terjadi
karena dengan memahami apa itu filsafat, maka kita dapat menggunakannya atau
menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak mengarah kepada jalur yang
tidak pernah diharapkan sebelumnya.Beragam masalah di Indonesia tidak akan bisa selesai
dengan pendekatan-pendekatan teknis, seperti pendekatan ekonomi teknis, pendekatan politik
teknis, pendekatan teknologi teknis, ataupun pendekatan budaya teknis. Beragam masalah
tersebut bisa selesai dengan sendirinya, jika setiap orang Indonesia mau berfilsafat, yakni
menjadikan filsafat sebagai jalan hidup, apapun profesi sehari-hari mereka.Jalan hidup
filsafat menawarkan pencerahan yang menggairahkan.Filsafat juga timbul karena kodrat
manusia.Manusia mengerti bahwa hidupnya tergantung dari pengetahuannya.Pengetahuan itu
digunakan untuk menyempurnakan kehidupannya. Karena konsekuensi dari pandangan
filsafat itu sangat penting dan menentukan sikap orang terhadap dirinya sendri, terhadap
orang lain, dunia, dan tuhannya. Tingkah laku manusia berlainan sekali dengan tingkah laku
hewan, manusia adalah merdeka,ia dapat mengerti, menciptakan kebudayaan, ilmu
pengetahuan.

Filsafat itu berhubungan erat dengan sikap orang dan pandangan hidup manusia,
justru karena filsafat mempersoalkan dan menanyakan sebab-sebab yang terakhir dari semua
yang ada.Apabila filsafat dijadikan suatu ajaran hidup, maka ini berarti bahwa orang
mengharapkan dari filsafat itu dasar-dasar ilmiah yang dibutuhkannya nuntuk hidup.Filsafat
diharapkan memberikan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana kita harus hidup untuk
menjadi manusia sempurna, baik, dan bahagia.Penerapan filsafat ada 2 yaitu humanism dan
akademik.Dalam penerapan sisi humanisme yaitu mengembangkan manusia dari segi
keterampilan dan praktek hidup, sedangkan dari sisi aspek akademik yaitu menekankan nilai
kognitif dan ilmu murninya.Keduanya merupakan aspek penting yang tidak dapat dipisahkan
karena berperan untuk terus menganalisa dan mengkritisi aspek akademik dan humanis demi
sebuah pendidikan yang utuh dan seimbang.Landasan berpikir filsafat adalah untuk mencari
hakikat kebenaran sesuatu yang sesungguhnya, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika
(berperilaku), maupun metafisika (hakikat keaslian). Filsafat memiliki beberapa ciri-ciri
tertentu yaitu: radikal, universal, konseptual, koheren dan konsisten, Sistematik,
komprehensif, dan bertanggung jawab.Filsafat secara garis besar dapat dibagi kedalam dua
kelompok, yakni filsafat sistematis dan sejarah filsafat.Filsafat sistematis bertujuan dalam
pembentukan landasan pemikiran.Didalamnya meliputi logika, metodelogi, epistimologi,
filsafat ilmu, etika, estetika metafisika, teologi, filsafat manusia dan kelompok filsafat
khusus.Adapun sejarah filsafat merupakan bagian yang berusaha meninjau pemikiran filsafat
sepanjang masa. Bagian ini meliputi sejarah filsafat islam.

Jadi, manfaat filsafat adalah sebagai alat mencari kebenaran dari gejala fenomena
yang ada, mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan
filsafat lainnya. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan
dunia. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan.Menjadi
sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri,
seperti ekonomi, politik, hukum dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai