Oleh :
Riki Punisada
NPM 130121150008
USULAN PENELITIAN
Oleh :
Riki Punisada
NPM 130121150008
USULAN PENELITIAN
DR. Dewi Yulianti Bisri, dr., SpAn-KNA, KAO., M.Kes.. Radian Ahmad Halimi, dr., SpAn. KNA
NIP. 197907032010122001 NIP. 198509012016043001
iii
PERNYATAAN
1. Karya tulis saya adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai
acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar
pustaka
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima
sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini,
serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
DAFTAR ISI
2.1.1 Hemodinamik................................................................................................ 5
2.1.2 Anestesi Obstetrik ...................................................................................... 12
2.1.3 Anestesi Spinal ............................................................................................ 13
2.1.4 Anestesi Spinal pada Sectio Sesarea ......................................................... 19
2.1.5 Hipotensi akibat Anestesi Spinal pada Sectio Sesarea ............................ 20
2.2 Kerangka Pemikiran ………………………………………………………… 29
DAFTAR TABEL
darah ...................................................................................................................... 7
Kehamilan ............................................................................................................ 11
Gambar 2.0.4 Jalur nyeri proses persalinan dan blockade saraf dalam
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
operasi sectio Sesarea, dengan angka mencapai 95% di Amerika Serikat pada
sectio Sesarea terencana.1 Anestesi spinal merupakan jenis anestesi regional yang
adalah hipotensi dengan angka kejadian mencapai 70%. 1-3 Komplikasi ini dapat
dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan aspirasi paru sedangkan bagi janin
Oleh karena itu, terdapat venous return dan cardiac output yang berkurang
sehingga menyebabkan hipotensi. Hal ini menjadi lebih buruk pada pasien hamil
fisiologis pada ibu hamil serta resistensi terhadap vasoperessor menjadi risiko-
risiko utama yang menyebabkan lebih tingginya risiko terjadi hipotensi pada ibu
hamil.3
1
2
yang banyak digunakan dalam operasi sectio Sesarea karena dinilai cukup aman
dan efektif mengatasi hipotensi. Namun, kedua jenis vasopressor ini juga
memiliki efek samping dimana efedrin terkait dengan kejadian tachycardia pada
kerja jantung.4
pada operasi sectio Sesarea. Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk
hipotensi terhadap ibu dan janin pada operasi sectio Sesarea dengan teknik
anestesi spinal.
sebagai berikut:
terhadap pencegahan hipotensi akibat anestesi spinal pada operasi sectio Sesarea
terhadap pencegahan hipotensi akibat anestesi spinal pada operasi sectio Sesarea.
4
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban serta informasi ilmiah dalam
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan membantu para klinisi
2.1.1 Hemodinamik
Hemodinamik sangat dipengaruhi oleh fisiologi dari siklus jantung. Siklus jantung
sangat dipengaruhi oleh dua mekanisme penting yaitu secara elektrik dan mekanik
darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan pembuluh darah perifer. Curah
dalam sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik dalam waktu satu menit. Pada
orang dewasa curah jantung yang normal berkisar 4-8 liter per menit. Terdapat
beberapa faktor yang memengaruhi curah jantung tersebut, yaitu volum sekuncup
(stroke volume) dan denyut jantung (heart rate), sedangkan faktor yang
viskositas darah.7
CO= SVR x HR
Stroke volume adalah volume darah yang dipompa keluar dari ventrikel
dalam satu kali denyutan, atau diantara akhir diastolik dan akhir sistolik. Nilai
normal stroke volume pada orang dewasa adalah ±70-75 ml. Terdapat tiga faktor
5
6
kontraksi.7-8
oleh faktor otonom, humoral dan lokal. Pada orang dewasa normal laju intriksik
dari nodus SA adalah 90-100 kali per menit, namun keadaan tersebut semakin
adrenergik β2.7-8
arteriol, pembuluh kapiler dan vena, dimana masing masing pembuluh darah
dalam tubuh paling banyak terdistribusi di vena. Bila terjadi kehilangan darah,
utama yang mendorong darah ke jaringan. MAP harus dipantau dengan baik
karena apabila tekanan ini terlalu tinggi dapat memperberat kerja jantung dan
antara curah jantung dan resistensi pembuluh darah sistemik. Secara matematis,
penyesuaian jangka pendek (per menit), menengah (setelah beberapa menit), dan
Penyesuaian jangka pendek tekanan darah adalah fungsi utama dari refleks sistem
dan batang otak maupun secara perifer oleh sensor sensor baroreseptor yang
berada di bifurkasi dari arteri karotis komunis dan arkus aorta. Penurunan tekanan
pada kelenjar adrenal, dan penurunan aktivitas vagal. Perubahan ini menyebabkan
9
hanya akan terjadi bila terdapat hipotensi yang lebih berat. Perubahan tekanan
keseimbangan natrium dan air dalam tubuh untuk menjaga tekanan darah berada
normal.7,9
10
peningkatan konsumsi oksigen basal hingga 50 mL/menit pada ibu hamil aterm.
Volume darah dan massa sel darah merah mengalami peningkatan secara bertahap
selama masa kehamilan. Curah jantung meningkat hingga 50% pada pertengahan
selama kehamilan. Meskipun pada ibu hamil terjadi peningkatan curah jantung
yang cukup signifikan, namun hal ini tidak dibarengi dengan peningkatan tekanan
darah. Dalam hal ini terdapat peran dari penurunan tahanan perifer yang terjadi
Peningkatan stroke volume terjadi akibat peningkatan volume akhir diastolik / end
diastolic volume dan kestabilan nilai fraksi ejeksi yang mungkin terjadi akibat
menyebabkan penurunan venous return. Hal ini, pada akhir kehamilan, diperberat
dengan efek penekanan uterus gravid pada vena cava dan aliran arah aortik pada
posisi supinasi.10,11
11
Anestesi Obtetrik adalah cabang dari ilmu anestesi yang memberikan manajemen
peripartum, perioperatif, nyeri dan anestesi pada wanita selama kehamilan dan
perinatologi, dan neonatologi, untuk menyediakan pelayanan bagi ibu hamil dan
bayinya.1,13 Penanganan nyeri pada saat persalinan sangat menentukan asuhan dan
Meskipun kebanyakan dari ibu hamil berada pada kondisi sehat dan
meningkatkan risiko obstetri dan pembedahan. Hal ini berarti dokter anestesi
komplikasi yang mungkin timbul baik dari kondisi kehamilan maupun dari
prosedur anestesi.1,13
Pemberian obat dapat dilakukan secara parenteral, blok saraf pudendal, maupun
maupun campuran keduanya secara spinal atau epidural. Pada kasus emergensi,
seperti gawat janin selama kala dua, kontraksi uterus tetanik, ektraksi sungsang,
13
versi dan ekstraksi, manual plasenta, dan penanganan manual inversi uterus,
tergantung pada beberapa faktor, seperti indikasi operasi dan urgensinya, pilihan
Anestesi regional saat ini lebih banyak digunakan karena anestesi umum lebih
Tulang belakang atau vertebra terbentuk dari 33 ruas tulang yang terdiri
ruas tulang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda. Tulang servikal pertama,
disebut juga atlas, memiliki korpus berukuran kecil dan artikulasi terhadap
tengkorak dan tulang servikal kedua yang disebut axis. Seluruh tulang thorakal
memiliki artikulasi dengan tulang rusuk. Vertebra lumbar memiliki bentuk korpus
anterior yang besar dan silindris. Keempat tulang sakral biasanya menyatu
berbentuk cincin yang dibatasi oleh korpus vertebra di bagian anterior, pedikel
dan prosesus tranversus di bagian lateral, serta lamina dan prosesus spinosus di
Kanalis spinalis terdiri dari korda spinalis dan meniges, jaringan lemak
dan pleksus venosus. Meninges terdiri dari tiga lapisan yaitu pia mater,
arachnoid mater dan dura mater. Pada ruang subarachnoid, yang terletak diantara
pia dan arachnoid mater, terdapat cairan serebrospinal. Diantara membran dura
dan arachnoid terdapat ruang dengan batas yang kurang jelas yang disebut ruang
subdural. Diantara dura mater dan ligamentum flavum terdapat ruang epidural.6
15
kontraksi uterin dan dilatasi serviks. Sensasi nyeri tersebut berjalan menuju uterus
melalui serabut saraf simpatetik visceral afferent melalui korda spinalis pada
bagian segmen posterior dari saraf thorakal spinalis 10, 11 dan 12. Pada saat kala
vagina dan perineum akibat turunnya kepala bayi. Serabut sensoris saraf sacral 2,3
dan 4 (saraf pudendal) mengirimkan rasa nyeri dari perineum menuju korda
spinalis pada kala II persalinan. Pada saat persalinan sesar, insisi biasanya
dilakukan sekitar kulit yang dipersarafi sraf thorakal spinal atau dermatome T-12.
Oleh karena itu, diperlukan anestesi yang mencapai tingkat saraf thorakal spinalis
16
4 (T-4) untuk memblock secara keseluruhan rasa tidak nyaman pada peritoneal
khususnya saat eksteriosasi uterus. Rasa nyeri setelah persalinan sesar diakibatkan
Gambar 2.0.4 Jalur nyeri proses persalinan dan blockade saraf dalam
beberapa teknik anestesia
Dikutip dari : Joy L Hawkins dkk13
17
akar saraf posterior untuk menginterupsi sensasi nyeri somatik dan viseral,
sedangkan blokade serabut akar anterior akan mencegah motorik eferen dan
respon otonom. Efek dari anestesi lokal pada serabut saraf bergantung pada
ukuran dan karakteristik serabut saraf tersebut, seperti myelinisasi, panjang saraf
Akar saraf spinal memiliki berbagai tipe serabut saraf. Serabut saraf yang
kecil dan terbungkus myelin lebih mudah diblok daripada yang berukuran besar
dan tidak terbungkus myelin. Perbedaan ukuran dan karakteristik serabut saraf
dan fakta bahwa konsentrasi anestesi lokal menurun dengan bertambahnya jarak
ini mengacu pada keadaan dimana serabut saraf dengan fungsi berbeda memiliki
biasanya menyebabkan blokade simpatetik dan dapat mencapai dua segmen lebih
dibandingkan blokade motorik.7 Interupsi pada transmisi eferen otonom pada akar
saraf spinal selama anestesi spinal menyebabkan blokade simpatetis. Oleh karena
tulang belakang di ruas lumbar juga dapat dilakukan dengan anestesi spinal.
18
Anestesi spinal dapat juga dilakukan pada prosedur operasi abdomen bagian atas
blok sensorik yang aman untuk kenyamanan pasien, teknik ini jarang
digunakan.7,13
terutama akibat masa intrakranial dan infeksi pada lokasi injeksi. Kondisi
kelainan katup jantung yaitu stenosis katup mitral dan aortik juga menjadi
demyelinisasi dan kelainan jantung seperti lesi katup stenosis, obstruksi aliran
Pada prosedur anestesi spinal dapat terjadi komplikasi akibat efek obat
yang berlebih pada penempatan di lokasi yang tepat. Perluasan blokade saraf
yang berlebih ke dermatom lain dapat terjadi akibat kelebihan dosis obat,
ketidaksesuaian dosis obat pada kasus tertentu (contoh : lanjut usia, hamil,
obesitas, atau sangat pendek), atau karena penyebab yang tidak diketahui. Pasien
dapat mengeluhkan sesak nafas dan mati rasa atau kelemahan di ekstremitas
atas. Keluhan mual dapat menjadi penanda yang mendahului kejadian hipotensi.7
hipotensi berat, bradikardia dan gagal nafas. Kondisi tidak sadar, apnea dan
hipotensi yang terjadi akibat penyebaran anestesi ke level atas spinal disebut
high spinal atau bila blokade saraf meluas ke saraf kranial disebut total spinal.
19
Komplikasi lain yang terkait dengan akibat efek obat yang berlebih pada
penempatan di lokasi yang tepat adalah kejadian gagal jantung intraoperasi dan
retensi urin.7
komplikasi yang terkait dengan insersi jarum spinal. Pergerakan jarum saat
tidak cukupnya obat anestesi. Bila terjadi kegagalan insersi yang berakibat
gangguan sistem saraf pusaat seperti kejang dan tidak sadar serta gangguan
spinal juga dapat menyebabkan komplikasi berupa nyeri seperti nyeri punggung
dan nyeri kepala pasca penusukan dura / post dural puncture headache (PDPH).
Anestesi spinal merupakan teknik anestesi yang paling sering digunakan pada
operasi sectio Sesarea. Terdapat beberapa teknis anestesi regional lainnya seperti
anestesi epidura, memungkinkan ibu berada dalam kondisi sadar dan merasakan
proses kelahiran bayinya. Kelebihan dari penggunaan anestesi spinal pada sectio
Sesarea adalah dapat meminimalisir efek samping yang dapat terjadi pada
prosedur sectio Sesarea. Akan tetapi konsekuensinya, hampir pasti terjadi blokade
simpatetik dan penurunan venous return yang diperberat dengan penekanan vena
Efek hemodinamik yang sering terjadi akibat anestesi spinal pada ibu
hamil yang sehat adalah penurunan tahanan vaskular sistemik dan peningkatan
respon tipikal terhadap anestesi pada operasi sectio cesaria adalah hipotensi dan
ditemukan bahwa hal ini menunjukkan respon dari kompensasi tubuh berupa
Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, ditemukan bahwa terjadi respon berupa
hipotensi dan penurunan nadi setelah dilakukan anestesi spinal pada operasi sectio
sering terjadi dengan insidensi yang berbeda-beda, mulai dari 25% sampai 75%
pada populasi umum dan sedikit lebih tinggi pada pasien yang menjalani operasi
memburuk, dengan komplikasi yang lebih banyak terutama pada wanita hamil
Oleh karena itu, terdapat venous return dan cardiac output yang berkurang
sehingga menyebabkan hipotensi. Hal ini menjadi lebih buruk pada pasien hamil
fisiologis pada ibu hamil serta resistensi terhadap vasoperessor menjadi risiko-
risiko utama yang menyebabkan lebih tingginya risiko terjadi hipotensi pada ibu
hamil.1
sirkulasi fetal sehingga dapat menyebabkan hipoksia, asidosis fetal dan jejas
neurologis. Hipotensi berat juga dapat menyebabkan risiko serius bagi ibu seperti
hipotensi dan bradikardia serta nyeri kepala hebat akibat depresi refleks
kardiovaskular. Penyebab hal ini adalah kompresi dari vena cava inferior oleh
uterus gravid, sehingga menurunkan venous return dan tekanan atrial kanan.6
Hipotensi akibat anestesi spinal pada operasi sectio Sesarea sangat sering
terjadi. Meskipun sulit untuk dilakukan, namun ada beberapa cara yang dapat
selama operasi. Beberapa metode yang dapat menjadi prediktor hipotensi yaitu
supine stress test, perubahan tekanan darah posisional sebelum operasi dan
hipotensi akibat anestesi spinal pada operasi sectio Sesarea, seperti preloading
pembuluh darah. Hal ini menyebabkan cairan tubuh menumpuk di vena / venous
pooling. Pada kondisi ini, cairan tubuh akan tertahan di vena perifer atau dengan
kata lain terjadi penurunan venous return yang akan menyebabkan penurunan
anestesi spinal.
volume darah yang diharapkan dapat meringankan efek dari vasodilatasi akibat
anestesi spinal. Efek lain dari preloading serta coloading cairan adalah
tekanan darah.7,17
Secara umum, produk cairan yang dapat diberikan terbagi dua yaitu
cairan kristaloid secara preloading dinilai hanya berefek minimal atau bahkan
begitu, coloading kristaloid saja tidak cukup untuk mencegah hipotensi akibat
anestesi spinal dan hal ini diperkirakan berkaitan dengan volume serta kecepatan
pemberian cairan terutama pada 5 – 10 menit pertama dimana obat anestesi spinal
mulai bekerja.23
ekstraseluler.24
yang signifikan dalam pencegahan hipotensi dengan dosis crystalloid (15 ml/kg),
sangatlah kecil. Oleh karena itu dosis koloid dinilai aman sebanyak 7 ml/kg.26
kenaikan tekanan darah sistemik dan aliran darah koroner; secara klinik efek alfa
(vasokontriksi) adalah lebih besar dari pada efek beta (efek inotropik dan
yang berefek dalam waktu 1-2 menit. Namun, apabila norepinefrin bekerja secara
oral efeknya kerjanya dapat dirusak oleh absorpsi pencernaan dan tidak
25
dikeluarkan melalui urin sebanyak 84-96% sebagai metabolit yang tidak aktif. 20
diastolic, tekanan sistolik, dan biasnya juga tekanan nadi. Resistensi perifer
meningkat sehingga aliran darah melalui ginjal, hati dan juga otot rangka juga
berkurang. Filtrasi glomerulus menurun hanya bila aliran darah ginjal sangat
peningkatan kerja jantung akibat efek langsung dari norepinefrin pada pembuluh
jantung tidak berubah atau bahkan berkurang. Aliran darah koroner meningkat,
mungkin karena dilatasi pembuluh darah koroner tidak lewat persarafan otonom
tetapi dilepasnya mediator lain, antara lain adenosin, akibat peningkatan kerja
norepinefrin mirip epinefrin tetapi hanya timbul pada dosis yang lebih besar.21-22
26
coloading cairan, seringkali digunakan bahkan telah menjadi prosedur rutin untuk
tanpa efek bradikardia yang sering terlihat pada penggunaan vasopressor lain
seperti phenylephrine. Hal ini akan memberikan efek hemodinamik yang lebih
norepinephrine. Aliran darah regional serta aliran darah menuju organ juga lebih
Aplikasi temuan ini pada pasien hamil yang menjalani section Sesarea diteliti oleh
Ngan Kee dkk pada tahun 2015. Dengan pemberian vasopressor secara computer-
controlled infusion selama anestesi spinal pada section Sesarea Ngan Kee dkk
darah dengan laju nadi serta curah jantung yang lebih tinggi dibandingkan dengan
spinal pada section Sesarea dapat diberikan dengan dua cara. Cara pertama adalah
pemberian bolus bila hipotensi terjadi dan cara kedua adalah titrasi sebagai usaha
pencegahan terjadinya hipotensi. Dari kedua cara ini, Ngan Kee dkk menemukan
hipotensi dan menjaga laju nadi. Meskipun dosis norepinephrine yang diterima
pasien lebih banyak bila diberikan melalui titrasi, tidak ada efek samping yang
Pernyataan ini pun diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh daili
chen dkk bahwa pemberian norepinefrin dengan dosis 5mcg/kgbb/jam lebih aman
untuk perubahan hemodinamik, analisis gas darah neonates serta nilai APGAR
bayi.28
28
secara langsung maupun tidak langsung, yang utamanya, tidak secara langsung
merangsang reseptor alpha dan beta adrenergik. Efedrin memiliki sifat agonis
Obat ini memiliki efek kardiovaskular yang mirip dengan epinefrin yaitu
mencegah dan mengobati hipotensi. Efek dari bolus efedrin intravena pada arteri
hemodinamik yang diakibatkan anestesi spinal. Selain itu, efedrin juga dapat
diberikan secara bolus sebagai terapi rescue setelah hipotensi terjadi. Pada
penelitian Bhattarai dkk dan Dua dkk, pemberian efedrin dengan dosis berturut
turut sebesar 5 mg dan 6 mg disertai bolus tambahan dengan dosis yang sama
efektif untuk mempertahankan tekanan darah dalam rentang 20% dari nilai
normal.7,26,27
29
Operasi sectio Sesarea merupakan salah satu operasi di bidang kandungan dan
kebidanan yang sangat sering dilakukan. Anestesi pada operasi sectio Sesarea
perlu memperhatikan beberapa perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil,
anestesi spinal juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi, salah satu yang
Pada ibu hamil yang dilakukan tindakan anestesi spinal, dapat terjadi
hipotensi dan bradikardia serta nyeri kepala hebat akibat depresi refleks
kardiovaskular. Penyebab hal ini adalah kompresi dari vena cava inferior oleh
uterus gravid, sehingga menurunkan venous return dan tekanan atrial kanan.6
bahkan telah menjadi prosedur rutin untuk mencegah kejadian hipotensi post-
mencapai 60%.2,3
penggunaannya untuk anestesi pasien obstetri. Aktivitas obat ini bersifat agonis α-
efedrin yang sebelumnya sudah banyak digunakan dengan tujuan yang sama.3,5
31
Pencegahan
Vasopressor
Norepinephrine
2.3.1 Premis
Premis 2 :Pada ibu hamil terjadi kompresi dari vena cava inferior oleh uterus
kanan.10
Premis 4 :Anestesi spinal yang sering digunakan pada operasi sectio Sesarea
adalah hipotensi.14
sectio Sesarea.4,19
33
2.3.2 Hipotesis
Hipotesis:
Subjek penelitian adalah pasien yang akan menjalani seksio sesarea dengan
anestesi regional spinal yang dirawat di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung dan
telah mendapatkan persetujuan secara tertulis dari pasien atau wali setelah
34
35
Penelitian RCT double blind ini perlakuan intervensi tidak diketahui oleh
subjek dan peneliti. Setelah pasien terbagi menjadi dua kelompok, pasien akan di
berikan intervensi di kamar operasi tanpa diketahui oleh peneliti terkait kelompok
subjek peneliti.
koloid terhadap pencegahan hipotensi akibat anestesi spinal pada operasi sectio
Sesarea terhadap pencegahan hipotensi akibat anestesi spinal pada operasi sectio
Keterangan :
Z1 – β = Kesalahan tipe 2
(1,96 + 0,84)4,3
𝑛𝑖 = 𝑛2 = 2 𝑥 ( ) = 20,7 = 21
0,24 − 0,82
Hasil tersebut merupakan sampel minimal yang harus didapat sebanyak 42.
Sehingga untuk memenuhi tujuan penelitian maka jumlah sampel akhir adalah 21
dengan teknik consecutive sampling pada setiap subjek yang datang memenuhi
kriteria inklusi.
37
pump26
anestesi spinal.4,28
Hipotensi akibat seksio lebih dari 20% dari nilai awal, yang
Nominal
sesarea diukur menggunakan alat pengukur
ml/kgbb
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Hasan Sadikin dari bulan ……. tahun
3.2.5.1 Persiapan
2. Norepinefrin (Vascon)
7. Spuit 3 cc (Terumo)
8. Alat monitoring standar yang terdiri dari tekanan darah non invasif, ekg,
saturasi oksigen.
9. Infuse pump
3.2.5.2 Pelaksanaan
Untuk mendapatkan subjek penelitian setiap ibu hamil aterm yang datang ke
penelitian.
Semua pasien yang ikut serta dalam penelitian ini telah dipasang infus dengan
ringer laktat sebelum masuk ke kamar operasi. Setelah masuk ke kamar operasi,
pemeriksaan tekanan darah untuk mengetahui baseline tekanan darah awal. Nilai
baseline yang didapatkan dari pengukuran tekanan darah pada posisi supinasi
pada dengan rata-rata dari tiga kali pengukuran yang diulang minimal interval dua
menit dengan perbedaan kurang dari 10%. Anestesi spinal dilakukan pada posisi
menerima jumlah obat yang sama yaitu bupivakain hiperbarik 10 mg dan fentanyl
dalam 20 menit.
Pencatatan tekanan darah dan denyut jantung dinilai secara non invasif
dan setiap 1 menit dalam 10 menit pertama, kemudian setiap 3 menit berikutnya
sampai menit ke-45. Pencatatan tanda vital diteruskan di ruang pemulihan setiap
Jika pasien mengalami penurunan tekanan darah bila nilai sistolik turun 20%
dari nilai tekanan darah sistolik awal, atau apabila di kedua grup terjadi penurunan
sampai di bawah 20% dari tekanan darah awal maka akan diberikan resque
tekanan darah sistolik meningkat sampai di atas nilai hipotensi dari pasien
tersebut. Bila terjadi denyut jantung di bawah 50x/menit maka akan diberikan
sulfas atropine 0,2 mg/kg. Pemberian efedrin untuk resque akan dicatat di setiap
grup. Oxytocin 10 U diberikan ketika bayi lahir (10 unit dalam 500 ml Ringer
2) Coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data
program komputer.
data untuk melihat gambaran proporsi masing - masing variabel yang akan
uji hipotesis. Data yang berskala numerik seperti umur pasien dan BMI
1. Uji Normalitas
apakah data ini berdistribusi normal atau tidak karena akan mempengaruhi
uji normalitas yang akan dipilih selanjutnya. Pada penelitian ini adalah
sampel kurang dari 50, maka akan dilakukan uji normalitas dengan
data normal (p>0,05) maka uji analisis yang akan dilakukan adalah uji
parametrik.
perhitungan kita melihat nilai P pada Levene’s Test. Jika (p>0,05) lihat p-
value pada baris pertama, dan jika (p<0,05) pada baris kedua. Setelah itu
kita interpretasikan P-value pada T test , apabila (p>0,05) maka artinya me-
retain H0, apabila (p<0,05) maka artinya me-reject H0. Apabila data tidak
44
terdistribusi normal maka dilakukan uji non parametrik, yaitu Uji- Mann-
Whitney jika (p>0,05) kita retain H0 dan jika (p<0,05) kita me-reject H0.
Exact Fisher untuk table 2 x 2, kemudian dari hasil perhitungan kita melihat
nilai P. Cek apakah terdapat baris yang memiliki E<5. Jika tidak ada cell
memiliki E<5 interpretasikan P-Value pada baris pertama, Jika terdapat cell
Apabila (p>0,05) maka artinya me-retain H0, apabila (p<0,05) maka artinya
me-reject H0. Data yang diperoleh dicatat dalam formulir khusus kemudian
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2
Keterangan :
post spinal
45
ini membutuhkan informed consent dan persetujuan tertulis dari subjek yang akan
masalah etika penelitian yang bermakna yang dapat timbul yaitu pada saat
berupa hipotensi dan bradikardia dapat dihindari dengan monitoring yang ketat
efeksamping pembiusan.
yang lebih baik terhadap keadaan dirinya kemudian dapat menentukan langkah
memungkinkan untuk diketahui oleh orang lain. Semua subjek dalam penelitian
40-49.
47
48
2016:(361)
12. Birnbach, David J., Bateman, Brian T. Obstetric Anesthesia: Leading the
329-337.
49
2010;54(8):909-21
16. Cyna, Allan M., et al. Techniques for preventing hypotension during
reviews, 2006;4.
2017;30(3): 319-325.
20. Mercier FJ. Cesarean delivery fluid management: Obstetri and genecology
Brunton LL, Lazo JS, Parker KL, editor. Goodman & Gilman’s the
: katzung BG, editor. Basic & Clinical pharmacology. 9th ed. Ch 10. New
23. Mercier FJ. Cesarean delivery fluid management: Obstetri and genecology
24. Fornich MA. Obstetric anesthesia. Dalam: Butterworth JF, Mackey DC,
745.
28. Chen, D., Qi, X., Huang, X., Xu, Y., Qiu, F., Yan, Y., & Li, Y. Efficacy
international. 2018
1;5: (24)12-17.