Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

LEMAK

KELOMPOK B2
YOSHEPHINA NIEGEL MIRIFICAa1)
1)
Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik
Soegijapranata, Semarang
Diterima: Senin, 16 September 2019

ABSTRAK

Lemak memiliki sifat yang tidak dapat larut dalam air, dapat larut dengan menggunakan ester,
klorofol, atau benzena. Lemak dapat bekerja pada enzim tertentu dengan bergantung pada jumlah
karbon. Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui perubahan fisik yang terjadi saat penyabunan
dan dapat menghitung angka saponifikasi dengan metode volumetri. Kesimpulannya adalah angka
saponifikasi dapat menentukan berat molekul, besar kecilnya angka saponifikasi disebabkan oleh
rantai karbon yang terdapat pada masing-masing sampel lemak, proses hidrolisis dengan larutan
KOH-alkoholis dapat membentuk sabun

Kata kunci: Angka saponifikasi, Lemak, Sifat lemak.

a19.I1.0089

1
PENDAHULUAN Menurut Campbell, dkk tahun 2002 bahwa
gugus hidroksil merupakan hidrokarbon
Lemak adalah senyawa kimia yang tidak yang panjang dan ikatan C-H non polar
dapat larut dalam air atau hidrofobik. Lemak yang terdapat pada hidrokarbon panjang
disusun oleh unsur Karbon (C), Hidrogen (H), ini menyebabkan lemak bersifat
dan Oksigen (O). Menggunakan beberapa hidrofobik.
pelarut khusus untuk melarutkan lemak,
contohnya ester, klorofol, dan benzena. Nah, Lemak juga merupakan sumber energi
1
untuk melarutkan lemak, kita butuh pelarut bagi manusia bahkan 2 lebih besar
4
khusus seperti ester, klorofol, dan benzena, daripada karbohidrat dan protein. Lemak
Lemak terdiri atas 3 asam lemak dan satu menghasilkan 9 kalori dalam 1 gramnya.
gliserol. Sedangkan protein hanya mengandung 4
kalori. Lemak berfungsi untuk membangun
Asam lemak berasal dari makanan atau
membran sel dan membran organ lainnya.
terdisintesis di hati dengan bahan glukosa.
Enzim yang bekerja pada lemak bergantung Sifat lemak murni adalah tidak berwarna,
pada banyaknya karbon dalam rantai lemak. tidak memiliki bau, dan tidak berasa.
Asam lemak dibagi menjadi 4, yaitu: Tumbuh-tumbuhan memiliki lemak juga
disebabkan oleh adanya pigmen asal
- Rantai pendek yang terdiri dari 2
seperti karotena, zantofil, klorofil, dan
sampai 3 karbon.
sebagainya. Karena proses hidrolisis atau
- Rantai sedang terdiri dari 4 sampai 12
oksidasi, rasa dan bau lemak menjadi
karbon.
tengik. Memiliki titik lebih yang rendah,
- Rantai panjang terdiri dari 12 sampai
namun suhu yang tinggi dapat
20 karbon.
membentuknya menjadi padat kembali
- Rantai sangat panjang dengan jumlah
disampaikan oleh Sumardjo pada tahun
karbon lebih dari 20. Menurut Marks,
2009.
dkk tahun 2000 14 sampai 20 karbon
digunakan untuk asam lemak utama di
dalam tubuh.

Gliserol merupakan sejenis dengan alohol


yang memiliki 3 karbon dangan
mengandung gugus hidroksil.

2
MATERI DAN METODE ml larutan KOH-alkoholis sebagai kontrol,
panaskan kedua Erlenmeyer ini dengan hot

Materi plate selama 30 menit dan dinginkan.

Alat Masukkan larutan HCl 0,5 N ke dalam buret

Alat yang digunakan dalam praktikum ini untuk titrasi, tambahkan dengan 5 tetes

adalah neraca analitik, Erlenmeyer, pipet indicator PP pada Erlenmeyer dan lakukan

tetes, pipet volume, buret, statifm klem, titrasi. Titrasi selesai ketika berwarna putih

pompa pilleus, hot plate, mortar, dan gelas keruh permanen. Catat volume HCl yang

ukur. digunakan untuk titrasi.

Bahan Rumus:

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑆𝑎𝑝𝑜𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖

adalah NaOH, alkoohol 96%, aquades, 𝐵𝑀 𝐾𝑂𝐻 × 𝑁 𝐻𝐶𝑙 × (𝑉0 − 𝑉1)


=
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
larutan KOH-alkoholis 0,5 M, indicator PP,
larutan HCl 0,1 N, vaseline, sampel minyak
Keterangan:
goring kelapa sawit (kelompok 1-2), minyak
N HCl = 0,5 N
goring bekas lamongan (kelompok 3-4),
BM KOH = 56
mentega (kelompok 5-6).
V0 = Volume HCl blanko (ml)
V1 = Volume HCl Sampel (ml)
Metode
Penyabunan Sampel
Menambahkan 5 gram sampel menggunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Erlenmeyer, melarutkan 1,5 gram NaOH yang
telah halus dengan 25 ml alkohol dalam
Erlenmeyer. Letakkan Erlenmeyer tadi di atas Penyabunan sampel yang dilakukan dengan

hot plate hingga terbentuk busa dan bahan minyak goring kelapa sawit, minyak

alkoholnya menguap. Amati perubahan goreng bekas lamongan, dan mentega

sebelum dan sesudah pemanasan dan difoto. mengalami tingkat kekeruhan yang berbeda.

Setelah dingin, tambahkan air panas sbanyak Kelompok B1 dan B2 dengan bahan minyak

25 ml ke dalam larutan agar semua bahan goreng kelapa sawit lebih keruh milik

larut. kelompok B1, B3 dan B4 dengan bahan


minyak goring bekas lamongan memiliki

Menghitung Angka Saponifikasi tingkat kekeruhan yang berbeda juga.

Siapkan 2 buah Erlenmeyer, dengan Kelompok B4 memiliki tingkat keruh yang

Erlenmeyer pertama diisi dengan 5 ml sampel lebih rendah daripada minyak bekas

(dari angka penyabunan) menggunakan gelas lamongan milik kelompok B3. Mentega yang

ukur dengan 25 ml larutan KOH-alkoholis. digunakan untuk kelompok B5 dan B6

Sedangkan Erlenmeyer kedua diisi dengan 25 mempunyai hasil pengamatan agak keruh
3
milik mentega B6 sedangkan kelompok B5 KESIMPULAN
sangat keruh.

 Angka saponifikasi dapat menentukan


Angka saponifikasi dengan volume HCl
berat molekul.
blanko milik kelompok B1 sampai B6 sama-
sama 42 ml. Menggunakan HCl sampel yang  Besar kecilnya angka saponifikasi

berbeda untuk menitrasi, kelompok B3 disebabkan oleh rantai karbon yang

menggunakan volume yang paling sedikit terdapat pada masing-masing sampel

dengan 20,6 ml dan angka saponifikasi yang lemak.

paling tinggi 23,97. Penggunaan HCl sampel  Proses hidrolisis dengan larutan KOH-
yang paling banyak adalah kelompok B6 alkoholis dapat membentuk sabun
yaitu sebanyak 103,6 ml namun memiliki
angka saponifikasi yang rendah, dengan -
68,99. DAFTAR PUSTAKA

Lemak yang memiliki rantai karbon yang


Febriani, Yunisha. (2015). Laporan Praktikum
pendek akan memiliki angka saponifikasi
Kimia Organik. Universitas Atmajaya
yang besar, dan lemak yang memiliki rantai
Yogyakarta.
karbon yang panjang akan memiliki angka
Rosita, Ernalia. (2015). Laporan Praktikum
saponifikasi yang kecil.
Biokimia Pangan Lemak Uji Kelarutan
Larutan KOH-alkoholis berguna untuk Lemak. Universitas Pasundan Bandung.
melarutkan asam lemak dari proses hidrolisis Rostita, Ernalia. (2015). Laporan Praktikum
agak mudah bereaksi dengan basa dan Biokimia Pangan Lemak Uji
dapat membentuk sabun. Saponifikasi. Universitas Pasundan
Bandung.
Metode titrasi yang dilakukan seperti titrasi
Ruang Guru: Fungsi dan Kandungan Lemak
pada umumnya, namun biasanya larutan
Bagi Tubuh Manusia.
yang berhasil di titrasi akan berubah warna
Diakses pada 14 September 2019, dari
menjadi merah muda yang sangat muda.
https://blog.ruangguru.com/fungsi-dan-
Namun, di metode titrasi lemak berbeda.
kandungan-lemak-bagi-tubuh-manusia
Larutan yang akan di titrasi awalnya
Solin, Azmi Hardika, dkk. (2014). Laporan
berwarna putih keruh lalu diteteskan oleh
Praktikum Pengujian Saponifikasi.
indicator PP dan larutan tersebut akan
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
berubah warna menjadi merah muda.
Menggunakan larutan HCl untuk menitrasi,
larutan yang berwarna merah muda akan
berhasil di titrasi ketika kembali ke warna
sebelum ditetesi oleh indicator PP yaitu putih
keruh.
4
LAMPIRAN

LAMPIRAN
1. HASIL PENGAMATAN (TABEL LAPSEM + Keterangan tabel yang berisi penjelasan isi
tabel)
1.1. Penyabunan Sampel
Kelompok Sampel Gambar Kekeruhan
Sebelum Sesudah
B1 Minyak Goreng ++
Kelapa Sawit

B2 Minyak Goreng +
Kelapa Sawit

B3 Minyak Goreng ++
Bekas Lamongan

B4 Minyak Goreng +
Bekas Lamongan

5
B5 Mentega +++
(Sumber Hewani)

B6 Mentega +++
(Sumber Hewani)

Keterangan :
+++ : sangat keruh
++ : agak keruh
+ : tidak keruh

Hasil pengamatan yang didapat untuk uji penyabunan, kelompok B1 dan B2 menggunakan
bahan yang sama namun memiliki tingkat kekurahan yang berbeda, milik kelompok B3 dan
B4 juga sama memiliki tingkat kekeruhan lebih tinggi milik kelompok B3 daripada kelompok
B4. Dengan bahan mentega untuk kelompok B5 dan B6, tingkat kekeruhan milik kelompok B5
lebih keruh daripada mentega milik B6.

1.2. Angka Saponifikasi


Kelompok V HCl blanko (ml) V HCl sampel (ml) Angka Saponifikasi
B1 42 86,8 −50,17
B2 42 107,8 −73,69
B3 42 20,6 23,96
B4 42 39,8 2,46
B5 42 95 −59,36
B6 42 103,6 −68,99
Rata-rata 42 75,6 −37,63

Perhitungan angka saponifikasi yang didapatkan dari semua kelompok menghasilkan


nilai rata-rata volume HCl blanko 42 ml, volume HCl sampel 75,6 ml, dan angka
saponifikasi sebesar -37,63.

6
2. PERHITUNGAN
Rumus:
𝐵𝑀 𝐾𝑂𝐻 × 𝑁 𝐻𝐶𝑙 × (𝑉0 − 𝑉1)
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑆𝑎𝑝𝑜𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 =
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Keterangan:
N HCl = 0,5 N V0 = Volume HCl blanko (ml)
BM KOH = 56 V1 = Volume HCl Sampel (ml)

56 ×0,1 ×(42−86,8)
B1  𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑆𝑎𝑝𝑜𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 =
5

= -50,17
56 ×0,1 ×(42−107,8)
B2  𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑆𝑎𝑝𝑜𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 = 5

= -73,7
56 ×0,1 ×(42−20,6)
B3  𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑆𝑎𝑝𝑜𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 = 5

= 23,97
56 ×0,1 ×(42−39,8)
B4  𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑆𝑎𝑝𝑜𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 = 5

= 2,46
56 ×0,1 ×(42−95)
B5  𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑆𝑎𝑝𝑜𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 =
5

= -59,36
56 ×0,1 ×(42−103,6)
B6  𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑆𝑎𝑝𝑜𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 = 5

= -68,99
3. LAPSEM

Anda mungkin juga menyukai