Asuhan Gizi I Kasus Obesitas
Asuhan Gizi I Kasus Obesitas
KASUS OBESITAS
Dosen Pengampu :
Etika Ratna Noer,S.Gz,M.Si
dr. Martha Ardiaria, M.Si.Med
Disusun oleh :
1. Annisa Khaira Maadi (22030114120006)
2. A’isyah Aulia Firdausya (2203011120016)
3. Inmas Kusumawati (22030114120028)
4. Pradita Putri Ramadhani (22030114120042)
5. Intan Puji Lestari (22030114120052)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
bergerak di bidang gizi. Diperlukan proses asuhan yang komprehensif yang terstandar. Proses
asuhan gizi terstandar dan komprehensif memerlukan keterlibatan berbagai profesi terkait
(dokter, perawat, gizi, farmasis) sejak mulai assessment, penegakan diagnosis, intervensi, dan
monitoring evaluasi (monev).
Asuhan gizi yang tersedia bagi seorang individu tergantung pada adanya penyakit
atau risiko penyakit yang pada dirinya, lingkungan, tahap pertumbuhan dan perkembangan,
serta isu-isu sosial ekonomi. Asuhan gizi akan mencakup penilaian terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi kecukupan asupan gizi dan status gizi saat ini, dan identifikasi diagnosa
gizi. Penyusunan diet, pemberian enteral atau parenteral, atau intervensi dalam bentuk
konseling atau pendidikan dan koordinasi perawatan adalah intervensi yang mungkin dapat
dipilih sesuai dengan etiologi masalah. Dalam kebanyakan kasus, penyedia jasa kesehatan
telah menetapkan standar pelayanan atau praktek pedoman yang menjelaskan tindakan yang
direkomendasikan dalam proses asuhan gizi. Standar-standar ini sering berfungsi sebagai
dasar untuk menilai kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.(2)
Proses asuhan gizi terdiri dari empat tahap yang berbeda tetapi saling berhubungan
dan terhubung dalam setiap langkah-langkahnya:(3)
(1) assessment
(2) diagnosisgizi
(3) intervensi gizi
(4) monitoring dan evaluasigizi.
1.3. Tujuan
1. Melakukan proses asuhan gizi pada kasus obesitas.
1.4. Manfaat
1. Mengetahui langkah-langkah penyelesaian kasus obesitas dengan proses asuhan
gizi.
2. Mengetahui pembuatan preskripsi diet pada kasus obesitas.
3
BAB II
NCP OBESITAS
4
2.1.1. Estimasi Kebutuhan Total Energi :
a. BMR = (9,99 x BB) + (6,25 x TB) – (4,92 x U) – 161
= (9,99 x 79) + (6,25 x 155) – (4,92 x 48) – 161
= 789,21 + 968,75 – 236,16 – 161
= 1378,8
b. Aktivitas Fisik = 30% x 1378,8
= 413,64
c. TEF = 10% (1378,8 + 413,64)
= 179,244
d. Energi Total = BMR + AF + TEF
= 1971,68
2.1.2. Indeks Massa Tubuh
BB 79
IMT = TB2 (m)= 2,4025 = 32,88
1
Asupan cairan masih
FH 1.2.11 Teh manis, kolak pisang,
kurang dan cenderung
Oral Fluid jus alpukat, sup buah
meminum minuman manis
Konsumsi nasi, ayam
Makanan yang dikonsumsi
goreng, sayur asam,
FH 1.2.2 mengandung lemak jenuh
mendoan, sop kikil, gule
Type of Food yang tinggi dan kolestrol
kambing, lalapan, krakers,
tinggi.
mi goreng babat
Kelebihan asupan total
FH 1.5.1.1
127,5 gram lemak sebesar 175% dari
Total Fat
kebutuhan normal
Sering menonton tayangan Kurangnya kesadaran
FH 4.2.4 Motivation kesehatan tetapi tidak untuk mengubah gaya
mengimplementasikan hidup sehat terkait gizi.
Aktivitas sedang, karena
FH 7.3.6 Berjualan baju selama 10
sebagian besar waktunya
Type Physical Activity jam
untuk menjaga toko
Kesimpulan :
1. Kelebihan asupan energi dan lemak.
2. Kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi lemak.
3. Aktivitas fisik yang rendah.
4. Kurangnya kesadaran dalam mengimplementasikan pengetahuan terkait gizi
2
2.2.3. Biochemical Data, Medical Test and Procedures
Domain Data Interpretasi
BD 1.1.3
Partial pressure of carbon Hipertensi
180 mmHg
dioxide in arterial blood, (normal 120 mmHg)
PaCO2
BD 1.1.4
Hipertensi
Partial pressure of oxygen 90 mmHg
(normal 80mmHg)
in arterial blood, PaCO2
BD 1.5.1
100mg/dl Normal
Glucose, fasting
BD 1.7.1 Hiperkolesterol
265 mg/dl
Cholestrol serum (normal 200 mg/dl)
BD 1.7.2 HDL rendah, kurang dari
25mg/dl
Cholestrol HDL 50 mg/dl
BD 1.7.3 LDL tinggi, lebih dari 100
155 mg/dl
Cholestrol LDL mg/dl
Kesimpulan : Ny. Risa mengalami hipertensi dan dislipidemia.
3
CH 1.1.2 -
Perempuan
Gender
CH 1.1.7 -
Ibu dari 2 orang anak
Role in family
Hasil pemeriksaan dokter
CH 2.1.1
tekanan darah nya =
Patient/client chief Hipertensi
180/90 mmHg. Tergolong
nutrition complaint
dalam hipertensi tingkat 3
Tn. Hendra bekerja
sebagai PNS dan Ny. Risa
CH 3.1.1 Keluarga Ny. Risa
sebagai pedagang baju
Socioeconomic factors berpenghasilan cukup.
dipasar dan memiliki 2
orang anak
CH 3.1.6 Ny. Risa bekerja sebagai -
Occupation pedagang baju
4
estimated needs
CS 5.1.1
Berat badan yang
Ideal/reference body 54,9 kg
direkomendasikan
weight
CS 5.1.2 BMI yang
22,85 kg/m2
Recomended body mass direkomendasikan
25 2350,854
= 100 x 9
=65,30
20 2350,854
= 100 x 4
=117,54
55 2350,854
= 100 x 4
=323,24
5
makanan tinggi lemak 3. Ketidaksiapan untuk merubah
kebiasaan makan
Berdasarkan data assesmen yang telah kami dapatkan, diketahui Ny. Risa usia 48
tahun, dengan tinggi badan 155 cm dan berat badan 79 kg, mengalami kelebihan asupan
lemak sebesar 175% dari kebutuhan normalnya. Hal ini diperkuat dengan data biokimia
yaitu kadar kolesterol serum sebesar 265 mg/dl dari kadar kolesterol serum normal sebesar
<200 mg/dl. Selain itu, tekanan darah dari Ny. Risa mencapai 180/90 mmHg di mana hasil
tersebut tergolong dalam hipertensi tingkat 3.
Dari hasil pemeriksaaan antropometri, didapatkan IMT Ny. Risa adalah 32.88 kg/m2,
yang masuk ke dalam kategori Obesitas tipe 2. Hal ini disebabkan karena Ny. Risa gemar
mengonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh yang dan kolestrol. Dari uraian data yang
telah kami dapatkan dari hasil assesmen di atas, kami menyimpulkan bahwa diagnosis gizi
untuk Ny. Risa yaitu kelebihan asupan energi (P) berkaitan dengan kebiasaan
mengkonsumsi makanan tinggi lemak (E) yang ditandai dengan dislipidemia, hipertensi
serta obesitas tipe 2(S).
6
- Meningkatkan aktivitas fisik berupa berenang, jalan cepat dan sepeda
selama 30 menit seminggu maksimal 4 kali
- Melakukan edukasi gizi tentang pola makanan selama 15 menit minimal
sebulan sekali
- Mengadakan konseling gizi mengenai menu makanan yang tepat minimal
sebulan sekali selama 30 menit
- Memberikan menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan serta
pemberian diet rendah lemak dan tinggi serat (menu terlampir)
7
Rendahnya Pemberian Pemantauan terhadap Terjadi perubahan
aktivitas fisik. motivasi untuk peningkatan aktivitas fisik akivitas fisik pasien
aktivitas fisik, atau olahraga pasien, baik menjadi rajin
terutama dari segi jenis olahraga berolahraga seperti
olahraga. maupun frekuensi olahraga. berenang,
bersepeda dan jalan
cepat dengan
frekuensi setiap
hari minimal 30
menit
8
BAB III
PEMBAHASAN NCP
9
dalam mengonsumsi makanan. Oleh karena itu, dibutuhkan program edukasi maupun
konseling terkait pengetahuan tentang gizi dan makanan sehat.
Selain itu, Ny. Risa memiliki masalah yaitu tekanan darah yang tergolong tinggi
diikuti dengan aktivitas fisik yang kurang. Obesitas merupakan salah satu faktor resiko
terserang penyakit hipertensi. Individu obes mengalami aktivasi saraf simpatis yang
berperan penting dalam terjadinya hipertensi pada obesitas. Diet tinggi lemak dan
karbohidrat meningkatkan konsentrasi norepinefrin di jaringan perifer. Hal ini
menyebabkan stimulasi reseptor a1 dan b-adrenergik dan meningkatkan aktivitas saraf
simpatis serta hipertensi. Peningkatan aktivitas saraf simpatis sangat umum terjadi pada
individu obes dan bila terjadi dalam waktu lama akan meningkatkan tekanan arteri serta
vasokonstriksi perifer(5).
Penurunan berat badan adalah terapi utama pada obesitas dengan hipertensi.
Pencegahan kenaikan berat badan berlebih akan mengurangi risiko kenaikan tekanan
darah selanjutnya. Aktivitas fisik secara teratur sertag mengurangi gaya hidup sedentary
akan mengoptimalkan penurunan berat badan dan mencegah hipertensi. Modifikasi diet
dan pendidikan keluarga akan sangat membantu tatalaksana hipertensi pada obesitas.
Penelitian menunjukkan bahwa pengaturan gaya hidup seperti penurunan berat badan,
meningkatkan konsumsi tinggi serat dan rendah lemak, mengurangi asupan garam, dan
meningkatkan aktivitas fisik dapat mencegah terjadinya hipertensi. Berat badan berkaitan
erat dengan tekanan darah, dan peningkatan berat badan yang berlebih diikuti oleh
peingkatan tekanan darah. Karena itu mempertahankan berat badan normal dapat
mencegah terjadinya hipertensi pada saat dewasa.
Dari data tersebut kami menyimpulkan bahwa diagnosis untuk Ny. Risa adalah
kelebihan asupan energi (P) berkaitan dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi
lemak (E) yang ditandai dengan dislipidemia, hipertensi serta obesitas tipe 2 (S).
Penurunan berat badan berhubungan dengan penurunan tekanan darah. Penurunan
berat badan sebanyak 10kg dapat menurunkan angka sistol sebesar 7mmHg. Semakin
besar berat badan yang diturunkan maka semakin besar pula angka sistol yang turun. (4)
Selain menurunkan berat badan dapat dilakukan beberapa diet untuk menurunkan
sistol, antara lain :(4)
1. DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
Merupakan cara diet sehat untuk mencegah hipertensi. DASH diet
menerapkan makanan rendah sodium namun tinggi potasium, kalsium, dan
magnesium. DASH diet mampu menurunkan tekanan darah sekitar 8-
10
14mmHg. Contoh bahan makanan yang dianjurkan oleh DASH diet yaitu
sereal, oatmilk, tomat, brokoli, bayam, pisang, kismis, kiwi dan lain- lain.
2. Sodium Restriction
Dengan mengurangi konsumsi sodium kurang dari 2400mg atau setara
dengan 6gram perhari dianggap mampu menurunkan tekanan darah berkisar
2-8mmHg.
Apabila intervensi berat badan gagal, maka frekuensi konseling akan ditingkatkan
sehingga terbentuk motivasi dan komitmen Ny. Risa untuk menuju berat badan ideal.
Hal ini dapat diatasi dengan intervensi sebagai berikut :
- Menurunkan berat badan
- Menurunkan tekanan darah
- Meningkatkan aktivitas fisik
- Meningkatkan pengetahuan dalam memilih makanan yang tepat dan
bergizi
- Memberikan konseling gizi
- Meningkatkan asupan mineral dan vitamin agar tercapainya keseimbangan
zat gizi
Maka dari itu, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi untuk melihat keberhasilan
intervensi. Monitoring dilakukan dengan cara :
11
Lampiran
Hasil Recall
12
Rekomendasi Menu
13
Catatan :
Pemberian menu diet pada Ny. Risa tidak langsung diberikan menu diet sesuai dengan
kebutuhanya, yaitu sebesar ±2350,854 kkal, karena mengingat Ny. Risa memiliki status obes
2, dan mungkin akan sulit mengubah kebiasaan makan Ny. Risa. Sehingga, agar pasien dapat
mematuhi diet yang diberikan, maka penurunan kalori pada menu diet dilakukan secara
bertahap.
0
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/.
2. Krause’e KMS-S. Food and Nutrition Therapy. 12 ed. St. Louwis: Saunders Elsevier;
2008.
3. Marcia Nelms KPS, Karen Lacey SLR. Nutrition Therapy and Phatophysiology. second
ed. Belmont: Cengage Learning; 2011.
4. Sharon Rady Rolfes, Kathryn Pinna, Ellie Whitney. Understanding Normal and Clinical
Nutrition. Eight ed. Belmont: Cengage Learning;2009.
5. Subardja D. Obesitas Primer pada Anak: Diagnosis, Patogenesis dan Patofisiologi. Edisi
ke-1. Bandung: Kiblat;2004