KANKER SINONASAL
Disusun guna memenuhi tugas Praktek Klinik Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pembimbing : Subandyo, S.Pd., S.Kep., Ns
DISUSUN OLEH :
NOFITA SARI
P1337420218136
2C
COVER.............................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
LAPORAN PENDAHULUAN KANKER SINONASAL...............................
A. KONSEP TEORI.......................................................................................
1. Dfinisi.................................................................................................
2. Etiologi...............................................................................................
3. Patofisiologi........................................................................................
4. Pathway..............................................................................................
5. Manifestasi klinik
6. Komplikasi
7. Pemeriksaan penunjang
8. penatalaksanaan
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
LAPORAN PENDAHULUAN
KANER SINONASAL
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Tumor rongga hidung dan sinus paranasal disebut sebagai tumor
sinonasal, berasal dari dalam rongga hidung atau sinus paranasal di sekitar
hidung. Tumor sinonasal terbagi atas tumor jinak dan tumor ganas. Istilah
kanker sinonasal digunakan untuk kanker yang berasal dari dalam rongga
hidung atau sinus paranasal di sekitar hidung. Keganasan sinonasal dapat
menyebabkan kerusakan dan morbiditas yang signifikan, sukar diobati
tuntas dan angka kesembuhannya masih sangat rendah . Tumor sinonasal
jarang, hanya 3% dari keganasan di kepala dan leher, dan hanya sekitar
1% dari keganasan seluruh tubuh. Di Asia, keganasan sinonasal
menempati peringkat kedua tersering keganasan di kepala dan leher,
setelah karsinoma nasofaring (Evy: 2015).
2. Etiologi
Etiologi tumor sinonasal belum diketahui pasti, studi epidemiologi dari
berbagai negara menunjukkan adanya hubungan dengan paparan zat
kimia atau bahan industri antara lain nikel,debu kayu, kulit, mebel, tekstil,
formaldehid, kromium, isopropyl oil dan lainlain. Alkohol, asap rokok,
makanan yang diasin atau diasap juga diduga meningkatkan risiko
keganasan sinonasal terutama jenis squamous cell carcinoma. Beberapa
faktor lain yang telah dilaporkan mungkin dapat menjadi penyebab yaitu
pekerja pertanian, pabrik makanan, pengendara kendaraan bermotor, dan
pabrik tekstil. Tumor ini merupakan penyakit yang berhubungan dengan
lingkungan (Evy: 15).
3. Patofisiologi
Perubahan dari sel normal menjadi sel kanker dipengaruhi oleh
multifaktor. Faktor resiko terjadinya tumor sinonasal semisal bahan
karsinogen seperti bahan kimia inhalan, debu industri, sinar ionisasi dan
lainnya dapat menimbulkan kerusakan ataupun mutasi pada gen yang
mengatur pertumbuhan tubuh yaitu gen proliferasi dan diferensiasi.
Dalam proses diferensiasi ada dua kelompok gen yang memegang
peranan penting, yaitu gen yang memacu diferensiasi (proto-onkogen) dan
yang menghambat diferensiasi (anti-onkogen). Terjadinya transformasi
dari satu sel normal menjadi sel kanker oleh karsinogen harus melalui
beberapa fase yaitu fase inisiasi dan fase promosi serta progresi. Pada fase
inisiasi terjadi perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel
menjadi ganas akibat suatu onkogen, sedangkan pada fase promosi sel
yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas akibat
terjadinya kerusakan gen. Sel yang tidak melewati tahap inisiasi tidak
akan terpengaruh promosi sehingga tidak berubah menjadi sel kanker.
Sejak terjadinya kontak dengan karsinogen hingga timbulnya sel
kanker memerlukan waktu induksi yang cukup lama yaitu sekitar 15-30
tahun. Pada fase induksi ini belum timbul kanker namun telah terdapat
perubahan pada sel seperti displasia. Fase selanjutnya adalah fase in situ
dimana pada fase ini kanker mulai timbul namun pertumbuhannya masih
terbatas jaringan tempat asalnya tumbuh dan belum menembus membran
basalis.
Fase in situ ini berlang sung sekitar 5-10 tahun. Sel kanker yang
bertumbuh ini nantinya akan menembus membrane basalis dan masuk
ke jaringan atau organ sekitarnya yang berdekatan atau disebut juga
dengan fase invasif yang berlangsung sekitar 1-5 tahun. Pada fase
diseminasi (penyebaran) sel-sel kanker menyebar ke organ lain seperti
kelenjar limfe regional dan atau ke organ-organ jauh dalam kurun
waktu 1-5 tahun.
Sel-sel kanker ini akan tumbuh terus tanpa batas sehingga
menimbulkan kelainan dan gangguan. Sel kanker ini akan mendesak
(ekspansi) ke sel-sel normal sekitarnya, mengadakan infiltrasi, invasi,
serta metastasis bila tidak didiagnosis sejak dini dan di berikan terapi.
4. Pathway
Faktor resiko (misal debu kayu)
Tumor sinonasal
4) Biopsi
Biopsi dengan forsep (Blakesley) dilakukan pada tumor yang
tampak. Tumor dalam sinus maksilaris dibiopsi dngan pungsi
melalui meatus nasi inferior. Bila perlu dapat dilakukan biopsi
dengan pendekatan Caldwell-Luc. Tumor yang tidak
mungkin/sulit dibiopsi langsung dilakukan operasi. Untuk
kecurigaan terhadap keganasan bila perlu dilakukan potong beku
untuk diperiksa lebih lanjut.
2. Daignosa keperawatan
a. Kemasan b/d krisis situasi (keganasan), ancaman perubahan status
kesehatan sosial-ekonomik, perubahan fungsi-peran, perubahan
interaksi sosial, ancaman kematian, perpisahan dari keluarga.
b. Gangguan harga diri b/d kelainan bentuk bagian tubuh akibat
keganasan, efek-efek radioterapi atau kemoterapi.
c. Nyeri b/d kompresi/destruksi jaringan saraf dan proses inflamasi.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan status
metabolik akibat keganasan, efek radioterapi atau kemoterapi dan
distres emosional.
e. Risiko infeksi b/d ketidak-adekuatan pertahanan sekunder dan efek
imunosupresi radioterapi atau kemoterapi.
3. Intervensi
a. Kecemasan b/d krisis situasi (keganasan), ancaman perubahan status
kesehatan sosial-ekonomik, perubahan fungsi-peran, perubahan
interaksi sosial, ancaman kematian, perpisahan dari keluarga.
Intervensi Rasional
1. orientasikan klien dan orang Informasi yag tepat tentang situasi
terdekat terhadap prosedur rutin yang dihadapi klien dapat
dan aktivitas yang diharapkan menurunkan kecemasan/ rasa
asing terhadap lingkungan sekitar
dan membantu klien
mengantisipasi dan menerima
situasi yang terjadi
2. eksplorasi kecemasan klien Mengidentifikasi faktor pencetus
dan berikan umpan balik pemberat masalah kecemasan dan
menawarkan solusi yang dapat
dilakukan klien
3. tekankan bahwa kecemasan Menunjukan bahwa kecemasan
adalah massalah yang lazim adalah wajar dan tidak hanya
dialami oleh banyak orang dalam dialami oleh klien satu-satunya
situasi klien saat ini dengan harapan klien akan
memahami dan menerima
keadaaannya
4. ijinkan klien ditemani Memobilisasi sistem pendukung,
keluarga selama fase kecemasan mencegah perasaan terisolasi dan
dan pertahankan ketenangan menurunkan kecemasan
lingkungan
5. kolarasi pemberian obat Menurunkan kecemasan,
sedatif memudahkan istirahat
6. pantau dan catat respon verbal Menilai perkembangan masalah
dan non verbal klien yang klien
menunjukkan kecemasan
4. Implementasi
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan
yang merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam
tahap perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi
secara optimal.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses
keperawatan yaitu proses penilaian pencapaian tujuan dalam rencana
perawatan, tercapai atau tidak serta untuk pengkajian ulang rencana
keperawatan. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan petugas kesehatan yang lain. Dalam
menentukan tercapainya suatu tujuan asuhan keperawatan pada bayi
dengan post Asfiksia sedang, disesuaikan dengan kriteria evaluasi yang
telah ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan dikatakan berhasil bila
diagnosa keperawatan didapatkan hasil yang sesuai dengan kriteria
evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kartika & Rasyid, Nur Rahmah. 2015. Tumor Sinonasal. Universitas
Hasanuddin: Fakultas Kedokteran.
Wahyuningsih, Ika Nur. 2015. Laporan Kasus: Asuhan Keperawatan pada Pasien
Ny. S dengan Diagnosa Medis Tumor Sinonasal Bilateral Post Biopsi
Hari ke 2 di Runag Dahlia 4 IRNA 1 RSUP dr. Sardjito Yogyakarta.
Akadeni Keperawatan Notokusumo.