Menu yang sederhana hanya terdiri dari makanan pokok dan sedikit lauk pauk, misalnya nasi
dengan sayur, menu yang lengkap akan terdiri dari : nasi, sayur, sebagai pembantu untuk
membasahi nasi yang umumnya dibuat dengan sayuran. Kemudian lauk yang berupa ikan atau
daging serta buah-buahan pencuci mulut. Menu yang disusun sedemikian itu sudah cukup
memenuhi syarat. Ini adalah menu unutk sekali makan.
Namun, menu dapat juga disusun untuk lebih dari satu kali makan, misalnya untuk satu hari
yang terdiri dari menu makan pagi, makan siang dan makan malam, serta makanan selingan jika
ada. Dalam penyelenggaraan makanan institusi, menu dapat disusun untuk jangka waktu yang
cukup lama, misalnya untuk selama tujuah atau sepuluh hari menu yang disusun seperti itu
disebut menu induk (master menu). Menu induk digunakan sebagai patokan dalam
penyelenggaraan makanan.
Dalam perkembangannya, menu mempunyai beberapa arti. Direstoran menu berarti daftar
makanan dan minuman yang dijual direstoran tersebut. Dipesta penjamuan, menu berarti daftar
makanan dan minuman yang akan dihidangkan dalam pesta yang diselenggarakan pada waktu
itu. Di dapur menu adalah daftar jenis-jenis hidangan yang harus dimasak pada hari itu.
Menu makanan Indonesia umumnya tidak serumit menu makanan Eropa. Menu yang dianggap
lazim disemua daerah di Indonesia umumnya terdiri dari susunan hidangan sebagai berikut :
a. Hidangan makanan pokok yang umumnya terdiri dari nasi. Disebut makanan
pokok karena dari makanan inilah tubuh memperoleh sebagian besar zat gizi yang
diperlukan tubuh.
b. Hidangan lauk pauk, yaitu masakan yang terbuat dari bahan makanan hewani atau
nabati atau gabungan keduaya.
c. Hidangan berupa sayur-mayur. Biasanya hidangan ini berupa masakan yang
berkuah karena berfungsi sebagai pembasah nasi agar mudah ditelan.
d. Hidangan yang terdiri dari buah-buahan. Hdangan ini berfungsi sebagai
penghilang rasa yang kurang sedap sehabis makan sehingga diberi nama pencuci
mulut.
Penyusunan menu dalam penyelenggaraan makanan institusi dan jasa boga harus
memperhatikan factor-faktor berikut ini :
g. Ketentuan-ketentuan lain
Masing-masing institusi biasanya mempunyai ketentuan-ketentuan atau peraturan
tersendiri, misalnya dalam hal penggunaan biaya.
1. Menu bebas, yaitu menu yang disusun sesuai dengan keinginan pemesan. Jenis makanan
yang disajikan biasanya bukan yang biasa disajikan sehari-hari. Jenis masakan dan jumlah
masakan yang akan disajikan dapat beragam tergantung permintaan pelanggan.
2. Menu pilihan, yaitu jenis menu yang menyajikan pilihan jenis makanan sehingga
konsumen dapat memilih makanan sesuai dengan seleranya. Akan tetapi, pilihan jenis
masakan dapat saja terdiri dari macam masakan yang sama, tetapi bahan utama makanan
yang berbeda. Misalnya ikan goreng, ayam goreng, dan udang goreng.
3. Menu standar atau master menu, yaitu susunan menu yang digunakan untuk
penyelenggaraan makanan dengan waktu cukup panjang antara 3 hari atau sampai 10 hari.
Macam hidangan untuk tiap kali makan biasanya terbatas dan tidak banyak berbeda
dengan menu makanan keluarga sehari-hari. Menu standar biasa digunakan dalam
penyelenggaraan makanan di rumah sakit, asrama, panti asuhan dan lembaga
permasyarakatan.
B. Setelah macam menu ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah menyusun daftar berbagai
macam masakaan yang akan digunakan dalam penyusunan menu tersebut. Dalam penyusunan
menu diperlukan rujukan berupa buku-buku atau selebaran-selebaran yang memuat berbagai
resep makanan yang digemari oleh masyarakat luas. Maka resep-resep masakan itu dapat
digunakan dalam penyusunan menu untuk menyelenggarakan makanan institusi.
Jika menu disusun untuk beberapa hari misalnya dibuat suatu daftar menu untuk 7 hari, atau 10
hari, banyak sekali keuntungan-keuntungan yang biasa dipetik dari cara demikian itu, antara lain
sebagai berikut :
1. Dapat diketahui kapan sesuatu macam makanan diberikan, hingga makanan itu tidak
membosankan karena terlalu sering dihidangkan.
2. tidak usah setiap hari merencanakan makanan apa saja yang akan dibuatnya.
3. lebih mudah mencari variasi makanan yang cocok untuk makan setiap anggota keluarga.
4. jumlah biaya yang diperlukan untuk makan setiap bulan bias diperhitungkan dengan baik.
5. menu dari hari kehari akan merata, jadi tidak ada menu yang terlalu sederhana, dan tidak
ada pula menu yang terlalu mewah
Disamping susunan makanan yang baik, hal yang perlu mendapat perhatian dalam
menyusun makanan keluarga, ialah jumlah makanan ini harus cukup untuk memenuhi kebutuhan
anggota keluarga itu akan zat – zat makanan yang diperlukan, lebih-lebih karena umumnya
anggota-anggota keluarga ini, umur mereka tidaklah sama, atau satu golongan umur saja. Makan
pagi biasanya dihidangkan antara pukul 06.00 hingga pukul 09.00. makan pagi ini sangat penting
karena sejak makan malam hingga makan pagi, yaitu kurang lebih delapan jam, tubuh tidak
memperoleh makanan. Makan pagi yang baik dapat memberi semangat belajar dan bekerja.
Menu makan pagi (Breakfast Menu) terdiri dari hidangan yang mudah disiapkan dan cukup
mengandung unsure pemberi tenaga, unsure pembangun, dan unsure pengatur sel jaringan tubuh.
Apakah yang terjadi sekiranya kita tidak makan pagi ? tubuh akan berusaha menaikkan kadar
gula darah dengan mengambil cadangan glikgen, dan jika ini habis, maka cadangan lemaklah
yang akan diambil. Dalam keadaan seperti ini, pastilah tubuh tidak berada dalam keadaan yang
cocok untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
Dengan demikian dapatlah kita simpulkan, bahwa ditinjau dari sudut ilmu gizi dan hasil kerja
yang dilakukan oleh orang maka sudah selayaknya sebelum berangkat melakukan pekerjaan,
makan pagi lebih dahulu. Tetapi hendaklah diingat bahwa makan pagi bukanlah merupakan
keharusan karena sangat bergantung kepada kebiasaan orang.
Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan
Setelah penyusunan menu langkah berikutnya adalah jumlah dan jenis bahan makanan yang
diperlukan dalam penyelenggaraan menu tersebut. Untuk dapat menghitung kebutuhan bahan
makanan diperluakan keterangan pembantu seperti :
Teknik dan tata cara memasak makanan yang tertera dalam resep baku haruslah diikuti dengan
teliti. Ada makanan yang harus dimasak dengan api kecil atau harus senantiasa diaduk untuk
mendapatkan resep masakan, ada dua hal yang perlu diketahui dengan baik yaitu :
Ukuran bahan
Dalam resep makanan terutama makanan Indonesia, ukuran bahan yang digunakan biasanya
dinyatakan dalam ukuran sendok, mangkuk cangkir, dan sebagainya. Yang menyulitan adalah
barang-barang yang digunakan seabagai acuan ukuran itu tidak sama dan diperlukan kesepakatan
ukuran sehingga banyaknya bahan sama dengan yang dimaksud dalam resep. Untuk bahan
makanan padat, seperti tepung, gula atau bahan yang yang dinyatakan dalam berat bahan.
pisang ambon.
9. Menu IX
Makan Pagi : Nasi, Teri goreng, tempe bumbu bali, oseng kacang panjang+
kecambah kedelai
SelinganSiang ( 10.00) : Teh Manis, lapis singkong
Makan Siang : Nasi, Udang kentucky, pergedel tahu, sup sayur, sambal
kerupuk,nanas
Selingan Sore( 16.00 ) : Teh Manis, Pie Talas
Makan Malam : Nasi, Ayam Rica-rica, tempe bacem, ca brokoli wortel, Jeruk
10.Menu X
Makan Pagi : Nasi, Balado Daging, Pepes tahu, oseng kangkung
SelinganSiang ( 10.00) : Teh Manis, Pie Labu siam
Makan Siang : Nasi, Bandeng goreng, pepes tempe, bobor bayam, sambal,
kerupuk, Pepaya.
Selingan Sore( 16.00 ) : Just Apel
Makan Malam : Nasi, soto ayam, pergedel kentang, ayam goreng, sambal,
Rempeyek kacang, pisang.
Penyelenggaraan dapur umum untuk melayani kebutuhan makan para penderita atau korban benc
ana bukan hanyamonopoli organiosasi PMI. Penyelenggaraan DU tersebut dapat diselenggaraka
n oleh siapa saja yang datangpertama kali dan dapat menyelenggarakannya. Berdasarkan pengala
man selama ini yang sering menyelenggarakan kegiatan DU selain PMI adalah TNI,
Karang Taruna, SATGASSOS, perangkat Pemda di tingkatbawah, Hansip, dll. Penyelenggaraan
DU oelh PMI menjadi tanggung jawab PMI Cabang. Penyelenggaraan DU inidengan cara memb
entuk regu DU yang disesuaikan dengan kebutuhan jumlah korban yang harus dilayani.
Dalamsatu regu DU, acuan untuk komposisi standar PMI adalh sebagai berikut :
1. Seorang Ketua Regu
2. Seorang Wakil Ketua Regu
3. Seorang Koordinator Tata Usaha
4. Seorang Koordinator Perlengkapan dan Peralatan
5. Seorang Koordinator Memasak
6. Seorang Koordinator Distribusi
7. Beberapa orang tenaga pembantu Penyelenggaraan DU ini mulai dari kondisi yang paling
kecil sampai yang paling besar sehingga aplikasinya mulai dari terbentuk regu, kelompok sampai
sektor DU.
Dalam rangka penyelenggaraan DU, maka sebelum terlaksananya penyelenggaraan tersebut
perlu dipilih lokasi yang akan dijadikan tempat penyelenggaraan DU dengan syarat-syarat
sebagai berikut :
1. Letak DU dekat dengan POSKO dan mudah dijangkau/dikunjungi oleh korban
2. Hieginis lingkungan yang memadai
3. Aman
4. Mudah dijangkau/dekat transportasi umum
5. Dekat dengan sumber air
Pendistribusian makanan kepada para korban agar dalam pelaksanaannya mudah adalah dengan
cara sebagai berikut :
1. Pendistribusian dilakukan dengan kartu distribusi
2. Pendistribusian dilakukan 2 kali sehari
3. Pengambilan jatah hendaknya dilakukan oleh kepala keluarga atau anggota keluarga sesuai
kartu distribusi.
Apabila masalah gizi semata-mata dilihat ari sudut kesehatan masyarakat, maka usaha
penanggulangannya pun dapat dilakukan dengan menggunakan dasar-dasar usaha kesehatan
masyarakat:
a) Mempertinggi tingkat gizi penduduk, terutama golongan Rawan melalui berbagai kegiatan
yang bertujuan memperbaiki kualitas makanan keluarga, pemanfaatan air susu ibu (ASI)
secara tepat, menanamkan rasa sadar gizi pada setiap anggota keluarga dan sebagainya.
b) Memberikan perlindungan khusus terhadap kemungkinan terjadinya gangguan gizi tertentu,
seperti kekurangan vitamin A, anemia gizi, penyakit gondok. Kepada semua anak di bawah
usia 5 tahun diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi sekali setiap 6 bulan guna melindungi
anak terhadap kemungkinan menderita defisiensi vitamin A, memberikan suntikan larutan
Iodium kepada penduduk yang tinggal di daerah endemik penyakit gondok, memberikan
tablet besi kepada setiap ibu hamil.
c) Melakukan pengamatan dini terhadap penyakit gangguan gizi dan melakukan usaha
penanggulangan secara cepat dan tepat. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkala berupa
pengawasan terhadap pertumbuhan anak melalui penimbangan berat badan sekali sebulan
dengan menggunakan kartu menuju sehat (KMS).
d) Mengatasi akibat yang mungkin timbul dengan jalan memberikan perawatan yang intensif.
Penderita gangguan gizi yang dalam keadaan berat harus segera dikirim ke Rumah Sakit
untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih baik sehingga akibat yang
ditimbulkan gangguan gizi itu dapat dibatasi seminimal mungkin.
Apabila penduduk desa cukup banyak dan desa itu besar, maka panti gizi desa desa dapat
diperluas jangkauannya dengan mendirikan pos penimbangan/pos pelayanan gizi. Dengan
demikian jangkauan kegiatan juga dapat diperluas sehingga lebih banyak anak balita yang
dapat dicakup oleh kegiatan UPGK itu.
Pelayanaan gizi di pos penimbangan dan di panti gizi desa dilakukan dengan tata cara yang
disebut jalur pelayanan 4 meja.Anak balita yang dibawa oleh ibunya ke pos pelayanan
gizi/pos penimbangan di meja I. setelah selesai maka anak akan ditimbang berat badannya
oleh petugas pelaksana meja II.
Setelah selesai penimbangan, maka pelayanan dilanjutkan ke meja III. di meja itu berat badan
anak sewaktu di timbang akan dicatat di buku penimbangandan juga diterapkan pada KMS
yang dibawa oleh ibu.Di meja IV akan diberikan bimbingan dan penyuluhan kepada ibu dari
anak balita tersebut, baik berkaitan dengan berat badan anak, laju pertumbuhan anak,
pengaturan makanan anak, maupun berkaitan dengan kesehatan umum anak dan ibu,
pemberian vitamin A dosis tinggi, dan sebagainya.
c) Pelayanan kesehatan Terpadu
Beberapa bentuk program pelayanan kesehatan selain ditujukan bagi sasaran yang sama yaitu
anak balita dan ibu, juga mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kesehatan anak
dan menurunnya angka kematian bayi dan anak.
Program-program pelayanan kesehatan itu antara lain : program kebaikan gizi (UPGK),
program pemeliharaan kesehatan ibu dan anak (KIA), program imunisasi, program
penanggulangan diare pada anak- anak, program keluarga berencana (KB), dan sebagainya.
Apabila program-program pelayanan kesehatan yang ditujukan pada sasaran yang sama
tersebut dapat dilakukan secara serentak bersama-sama di suatu wilayah atau desa, maka
setiap anak balita yang menjadi sasaran program pelayanan akan mendapatkan beberapa
macam pelayanan kesehatan sekaligus.
Jadi seorang anak yang dibawa oleh ibunya ke panti gizi atau pos penimbangan selain
memperoleh pelayanan gizi (penimbangan, penyuluhan, pemberian-pemberian pertolongan gizi,
makanan tambahan) juga sekaligus dapat memperoleh layanan imunisasi, pemeriksaan
kesehatan, jika anak mencret maka kepada anak tersebut akan diberikan oralit dan obat, dan Ibu
akan memperoleh mengenai cara perawatan kesehatan keluarga. Selain itu Ibu yang memerlukan
layanan KB juga sekaligus dapat dilayani di pos penimbangan atau panti gizi.
Pelayanan seperti inilah yang disebut pelayanan kesehatan terpadu yang dikembangkan oleh
departemen kesehatan di desa-desa di seluruh Indonesia.Bagi keluarga sendiri pelayanan
kesehatan terpadu itu sangat menguntungkan karena ibu tidak perlu berkali-kali datang ke pos
penimbangan, ke pos KB, ke pos kesehatan yang sering kali letaknya terpisah-pisah dan jauh.
4. Penyuluhan Gizi
Gangguan gizi menggambarkan suatu keadaan akibat ketidak seimbangan antara zat gizi yang
masuk ke dalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi tersebut.
Gizi buruk menggambarkan suatu keadaan pathologis yang terjadi akibat tidak terpenuhinya
kebutuhan tubuh akan berbagai zat gizi dalam jangka waktu yang relatif lama.
Penyakit gangguan gizi yang masih sering ditemukan di negara kita dan merupakan masalah gizi
utama adalah :
a. gangguan gizi akibat kekurangan kalori dan protein (KKP)
b. gangguan gizi akibat kekurangan vitamin A (Xerophtalmia)
c. gangguan gizi akibat kekurangan zat besi (Anemia gizi)
d. gangguan gizi akibat kekurangan zat yodium (Gondok endemik)
e. Gangguan gizi akibat kekurangan kalori dan protein (KKP)
Ada empat tanda klinis utama yang selalu ditemukan pada penderita kwasiorkor yaitu sebagai
berikut :
a. Adanya oedeem (abuh) yaitu kaki, tumit dan bagian tubuh lain seperti bengkak karena
ada cairan tertumpuk.
b. Gangguan pertumbuhan tubuh. Berat dan panjang badan anak tidak dapat mencapai berat
dan panjang yang semestinya sesuai dengan umurnya.
c. Perubahan kejiwaan, yaitu anak kelihatan melemas, cengeng, lemah, dan tidak ada nafsu
makan
d. Otot tubuh terlihat lemah dan tidak berkembang dengan baik sungguhpun masih tampak
adanya lapisan lemak di bawah kulit.
Tanda-tanda lain disamping empat tanda utama tersbeut adalah warna rambut berubah akibat
hilangnya pigmen pada rambut, anak menderita anemia gizi dan tinja anak biasanya encer.
- Tanda klinis utama pada marasmus gizi ini adalah sebagai berikut :
a. Anak tampak sangat kurus dan kemunduran pertumbuhan otot tampak jelas sekali,
apabila anak dipegang pada ketiaknya dan diangkat. Berat badan anak kurang dari 60%
dari berat badan seharusnya menurut umur.
b. Wajah anak tampak seperti muka orang tua. Jadi berlawanan dengan tanda yang tampak
pada kwashiorkor, pada penderita marasmus muka anak tampak keriput dan cekung
sebagaimana layaknya wajah seorang yang telah berusia agak lanjut. Oleh karena tubuh
anak sangat kurus, maka kepala anak seolah-olah terlalu besar jika dibandingkan dengan
tubuhnya.
c. Biasanya pada penderita marasmus ditemukan juga tanda-tanda defisiensi gizi yang lain
seperti kekurangan vitamin C, vitamin A, dan zat besi. Sering juga anak menderita diare
dan ini membuat anak mengalami dehidrasi (kehabisan cairan tubuh).
Penyebab utama dari KKP adalah tidak sesuainya zat gizi yang diperoleh dari makanan dengan
kebutuhan tubuh. Akan tetapi bisanya kejadian KKP bukanlah akibat satu sebab saja, melainkan
juga ada penyebab-penyebab lain yang mendorong terjadinya KKP. Adanya berbagai penyakit
infeksi pada anak seperti campak, diare yang hebat akan mendorong anak menjadi KKP.
Oleh karena itu langkah-langkah untuk mencegah terjadinya KKP pada anak usia Balita (bawah
lima tahun) merupakan gabungan dari beberapa tindakan pencegahan, seperti berikut ini :
a. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara baik dan tepat disertai pengawasan berat badan bayi
secara teratur dan terus menerus.
b. Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti ASI sepanjang
ibu masih mampu menghasilkan ASI, terutama pada usia di bawah 4 bulan.
c. Dimulainya pemberian makanan tambahan mengandung berbagai zat gizi (kalori, protein,
vitamin dan mineral) secara lengkap sesuai dengan kebutuhan, guna menambah ASI
mulai bayi mencapai 5 bulan.
d. Pemberian kekebalan melalui imunisasi guna melindungi anak dari kemungkinan
menderita penyakit infeksi tertentu seperti tuberkulosa, difteri, polio, tetanus, batu krejan,
campak dan sebagainya.
e. Melindungi anak dari kemungkinan menderita diare (muntaber) dan kekurangan cairan
(dehidrasi) dengan jalan memelihara kebersihan, menggunakan air masak untuk minum
dan mencuci alat pembuat susu dan makanan bayi dan penyediaan oralit.
f. Mengatur jarak kehamilan ibu agar ibu cukup waktu untuk merawat dan mengatur
makanan bayinya terutama pemberian ASI, yang apabila ibu mulai hamil produksi ASI
akan terhenti.
Kelompok usia tertentu yang sering menderita kekurangan vitamin A adalah sebagai tersebut di
bawah ini :
a. Bayi yang berusia kurang dari 6 bulan, yang lahir dari ibu yang menderita kekurangan vitamin
A sehingga dalam tubuhnya tidak terdapat cadangan vitamin A.
b. Anak yang berusia di atas satu tahun yang menderita kwasiorkor biasanya juga menderita
kekurangan vitamin A
c. Anak-anak yang berusia lebih tua yaitu sampai usia 5 tahun.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika memberikan vitamin A dalam dosis tinggi kepada
anak-anak yaitu sebagai berikut :
a. Jangan memberikan vitamin A dosis tinggi kepada anak-anak dalam jangka waktu atau jarak
waktu dari 6 bulan. Pemberian vitamin A dosis tinggi dengan jarak waktu kurang dari 6 bulan
dapat mengakibatkan anak keracunan vitamin A.
b. Anak yang sedang menderita demam atau mencret atau anak yang sedang menderita penyakit
campak hendaknya tidak diberi vitamin A.
c. Gangguan gizi akibat kekurangan zat besi (anemia gizi)
Pada anemia megaloblastik, pembentukan sel darah merah dalam sumsum tulang terganggu
akibat kurangnya vitamin B12 dan asam folat.Zat besi terutama banyak sekali terdapat dalam
sayur-mayur. Demikian juga asam folat, sedangkan vitamin B12 hanya terdapat dalam bahan
makanan berasal dari hewan.
Pencegahan anemia akibat kekurangan zat besi dapat dilakukan dengan jalan memberikan zat
besi dalam bentuk tablet kepada wanita hamil terutama dalam masa tiga bulan terakhir
menjelang anak lahir.
Kejadian yang serupa akan terjadi bila kita makan jenis makanan lain, seperti ikan, daging,
ataupun suatu hidangan lengkap. Rangkaian kejadian yang ditimbulkan oleh makanan yang
masuk ke dalam tubuh, serta keadaan tertentu dalam tubuh sebagai akibat masuknya makanan
tadi, secara khusus akan dipelajari dalam ilmu gizi. Akan tetapi, persoalan-persoalan yang
dibahas dalam ilmu gizi tidaklah terbatas pada itu saja. Disamping mempelajari berbagai
peristiwa yang terjadi dalam tubuh, keadaan-keadaan yang ditimbulkan oleh masuknya makanan
kedalam tubuh, juga dipelajari hal-hal yang lain, baik yang menyangkut cara untuk mencegah
makanan maupun factor-faktor yang dapat menyebabkan seseorang tidak cukup memperoleh zat-
zat makanan yang diperlukan tubuh.
Hipocates, soerang pelopor dunia kedokteran Yunani dalam tahun 460 sebelum Masehi, telah
berhasil mengobati orang-orang yang menderita rabun senja dengan memberikan hati hewan
sebagai makanan. Ratusan tahun kemudian barulah ditemukan, penyakit rabun senja adalah
penyakit yang diakibatkan kurangnya vitamin A dalam tubuh penderita. Sementara itu, hasil
penelitian menunjukkan pula bahwa hati hewan adalah jenis makanan yang banyak mengandung
vitamin A dalam jumlah yang sangat banyak.
Penyakit-penyakit yang timbul akibat makanan kurang baik seperti makanan yang dimakan tidak
cukup gizinya, atau makanan yang kadar gizinya tidak seimbang, disebut penyakit gangguan
gizi. Penyakit gangguan gizi yang pertama kali dikenal adalah penyakit skorbut atau sariawan.
Vasco de Gama dalam pelayarannya menuju Indonesia tahun 1497 kehilangan lebih dari separuh
awak kapalnya yang meninggal akibat penyakit skorbut. Penyakit itu ditandai pembengkakan
guzi, gigi mudah tanggal, dan gangguan pencernaan. Baru pada permulaan abd ke-20 para ahli
kedokteran memastikan penyebab penyakit itu karena kurang vitamin C.
Perkembangan pesat dari ilmu gizi dan berbagai ilmu lainnya terutama setelah Perang Dunia II,
telah berhasil menemukan berbagai penyakit gangguan gizi lainnya seperti
penyakit xerophthalmi, yaitu penyakit kekurangan kalori dan protein, penyakit akibat
kekurangan zat besi, kekurangan iodium dan sebagainya serta cara menanggulanginya. Yang
paling banyak menarik perhatian para ahli gizi dan kesehatan anak dewasa ini adalah pengaruh
gizi terhadap pekembangan mental anak. Hal ini sehubungan dengan terhambatnya pertumbuhan
sel otak yang terjadi pada anak yang menderita gangguan gizi pada usia yang sangat muda
bahkan sejak dalam kandungan.
B. Lemak
Yang dimaksud dengan lemak ialah bahan-bahan yang mengandung asam lemak, baik yang ada
dalam bentuk cair dalam temperature biasa maupun yang ada dalam bentuk padat. Lemak yang
cair dalam temperature biasa disebut minyak (Oil), sedangkan yang berbentuk padat dalam
bahasa Inggris disebut fat, atau lemak.
Lemak cadangan ini terutama disimpan dibawah kulit, disekitar otot-otot. Disamping itu,
terdapat pula simpanan lemak disekitar jantung, paru-paru, ginjal, dan alat-alat tubuh yang lain.
Kumpulan lemak disekitar ginjal ini mempunyai kegunaan khusus, yaitu untuk menjaga agar
ginjal ini jangan berpindah tempat. Di dalam rongga mata juga terdapat tumpukan lemak yang
berguna sebagai bantalan bagi biji mata. Cadangan lemak seperti ini tidak digunakan tubuh
sebagai cadangan kalori, kecuali dalam keadaan yang benar-benar memaksa.
Pada orang-orang yang gemuk, di sekitar perut dan mamae sering terdapat tumpukan lemak
dalam jumlah yang agak bnyak.
C. Protein
Protein adalah suatu zat yang dalam susunan kimiawinya terdiri dari unsure-unsure oksigen,
karbon, hydrogen, nitrogen, dan kadang-kadang juga mengandung unsure fosfor dan belerang
(sulfur).
A.Penanganan
Sejak tahun 1638 malaria telah diatasi dengan getah dari batang pohon cinchona yang sering
dikenal dengan nama kina, yang sebenarnya beracun dan menekan pertumbuhan protozoa dalam
jaringan darah. Pada tahun 1930 ahli obat-obatan Jerman berhasil menemukan quinine dan kadar
racunnya lebih rendah.
Saat ini para ahli masih tengah berusaha untuk menemukan vaksin untuk malaria. Beberapa
vaksin yang dinilai memenuhi syarat kini tengah diuji coba klinis guna keamanan, sementara ahli
lainnya tengah berupaya untuk menemukan vaksin untuk penggunaan umum. Penyelidikan
tengah dilakukan untuk menemukan sejumlah obat dengan bahan dasar antemisin, yang
digunakan oleh ahli-ahli obat-obatan cina untuk menyembuhkan demam.
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria disebabkan
oleh parasit malaria atau protozoa genus plasmodium bentuk aseksual yang masuk ke dalam
tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk malaria atau anopeles betina (WHO 1981) ditandai
dengan demam, maka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh manusia. Proses
penyebarannya adalah dimulai nyamuk malaria yang mengandung parasit malaria, menggigit
manusia sampai pecahnya sizon darah atau timbulnya gejala demam. Proses penyebaran ini akan
berbeda dari setiap jenis penyakit malaria yaitu antara 9 sampai 40 hari.
Siklus parasit malaria yaitu setelah nyamuk anopheles yang mengandung parasit malaria
menggigit manusia, maka keluar sporozoit dari kelenjang ludah nyamuk masuk ke dalam darah
dan jaringan hati.
B.Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan laboratorium adalah parasitologi, darah tepi lengkap, uji fungsi hati, uji fungsi
ginjal, dan lain-lain untuk mendukung atau menyingkirkan diagnosis atau komplikasi lain,
misalnya antara lain ponksi lumbal. Foto thoraks, dan lain-lain.
Penatalaksanaan malaria berat secara garis besar mempunyai tiga komponen penting, yaitu:
Terapi spesifik dnegan kemoterapi anti malaria
Terapi supportif(termasuk perawatan umum dan pengobatan simptomatik)
Pengobatan terhadap komplikasi
Pada setiap penderita malaria berat, maka tindakan yang dilakukan di Puskesmas sebelum
dirujuk adalah:
Tindakan umum
Pengobatan simptomatik
Pemberian anti malaria pra rujukan
Keterangan:
Tindakan umum
Persiapan penderita malaria berat untuk dirujuk ke rumah sakit atau fasilitsa yang lebih tinggi,
dengan cara:jaga jalan nafas dan mulut untuk menghindari terjadinya asfiksia, bila diperlukan
beri oksigen(O2). Perbaiki keadaan umum penderita (beri ciran dan perawataan umum)
Monitoring tanda-tanda vital antara lain yaitu keadaan umum, kesadaran, pernafasan, tekanan
darah, suhu, dan nadi setiap 30 menit (selalu dicatat untuk mengetahui perkembangannya).
Untuk konfirmasi diagnosis, lakukan pemeriksaan SD tebal. Penilaian sesuai criteria diagostik
mikroskopik.
Bila hipotensi, tidurkan dalam posisi Trendenienburg dan diawasi terus tensi, warn kulit dn suhu,
laporkan ke dokter segera. Langsung dirujuk ke rumah sakit bila kondisi memburuk.
C. Pengobatan Simptomatik
Pemberian antipirentik untuk mencegah hiperfermia: parasemal 15 mg/mgBB/x, beri setiap 4
jam dddan lakukan juga kompres hangat. Bila kejang beri anti konvulsan: Dewasa:Diazepam 5-
10 mg IV (secara perlahan, jangan lebih dari 5 mh permenit) ulang 15 menit kemudian bila
masih kejang. Jangan diberikan lebih dari 100 mg/24 jam.
Bila tidak tersedia Diazepam, sebagai alternative dapat dipakai Phenobarbital 100 mg IM/X
(dewasa) diberikan dua kali sehari.
E. Penatalaksanaan Komplikasi
1. Malaria cerebral
2. Anemia berat
3. Hypoglikemia (gula darah kurang dari 40 mg %)
4. Kolaps sirkulasi, syok hipovolume, hipotensi, filgid malaria dan septikaemie
5. Gagal ginjal akut( acute renal failure/ARF)
6. Pendarahan dan gangguan pembekuan darah(coagulopathy)
7. Edema paru
8. Jaundice
9. Asidosis
10. Black water fever
11. Hiperparasitemia
G. Gejala malaria
1. Gejala klasik: menggigil (selama 15-60 menit), demam (slm 2-6 jam), dan berkeringat
(slma 2-4 jam).
2. Gejala malaria dalam program pemberantasan malaria: demam, menggigil, berkeringat,
dapat disertai gejala lain: sakit kepala, mual, dan muntah.
3. Gejala malaria berat: nafas sesak, warna urine seperti teh tua, jumlah kencing kurang,
mata kuning dan tubuh kuning, kejang, gangguan kesadaran, panas tinggi diikuti
gangguan kesadaran, pendarahan di hidung, gusi atau saluran pencernaan.
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang
lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis jumlah platelet akan jatuh hingga pasien
dianggap afebril.
Sesudah masa tunas atau inkubasi selama 3-15 hari orang yang tertular dapat mengalami atau
menderita penyakit ini dalam salah satu dari empat bentuk berikut ini:
1. Bentuk abortif penderita tidak merasakan suatu gejala apapun
2. Dengue klasik penderita mengalami demam tinggi selama 4 sampai 7 hari, nyeri-nyeri pada
tulang diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
3. Dengue haenorrhagic fever (demam berdarah dengue/ DBD) gejalanya sama dengan dengue
klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (mimisan atau epistaksis), mulut dubur dan
sebagainya.
4. Dengue syok sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok atau presyok.
Bentuk ini sering disebut atau berujung pada kematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup
tinggi, oleh karena itu setiap penderita yang diduga menderita penyakit demam berdarah dalam
tingkat yang manapun, harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit, mengingat sewaktu-
waktu dapat mengalami syok atau kematian.Penyakit demam berdarah menunjukkan demam
yang lebih tinggi perdarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa
menyebabkan sindrom syok dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.
- Diagnosis
Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam
tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia dan leukopenia relative.
Seorologi dan reaksi berantai polymerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah
jika terindikasi secara klinis. Mengdiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi
resiko kematian daripada menunggu akut.
- Epidemiologi
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780 -an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika
Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779 wabah besar global dimulai di
Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab
kematian utama diantaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.
- Pencegahan I
Bagian terpenting dari pencegahan adalah kebersihan. Tidak ada vaksin yang tersedia secara
komersial untuk penyakit demam berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada
menghapuskan atau mengurangi vector nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus
kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk
mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali dan
membuang hal-hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypty.
- Pengobatan
Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk
menjaga penyerapan makanan terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat
dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah
dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfuse platelet dilakukan jika jumlah
platelet menurut drastic.
Pengobatan alternative yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji Bangkok,
namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji
kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena. Meskipun demikian kombinasi antara
manajemen yang dilakukan secara medik dan akternatif harus tetap dipertimbangkan.
- Penyebab
Penyakit demam dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3
dan den 4. virus tersebut termasuk dalam group B arthropodborne viruses (arboviruses).
Keempat type virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain
Jakarta dan Yogyakarta. Virus yang banytak berkembang di masyarakat adalah virus dengue
dengan type satu dan tiga.
- Pencegahan II
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya. Yaitu nyamuk
Aedes Aegypty. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode yang tepat yaitu:
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan
sarang nyamuk, pengolahan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk
hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
2. Biologis
biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri
3. Kimiawi, caranya antara lain dengan
Pengasapan/ fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion) berguna untuk
mengurangi kemungkinan penularan sampai baas waktu tertentu
Memberikan bubuk abate (temephus) pada tempat- tempat penampungan air seperti gentong
air vas bunga, kolam dan lain-lain.
- Penularan
Penularan demam berdarah dengue terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty /Aedes
Albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuh penderita lain. Nyamuk
Aedes Aegypty sering menggigit pada waktu pagi dan siang. Orang yang beresiko terkena
demam berdarah adalah anak-anak yang berusia dibawa 15 tahun dan sebagian besar tinggal di
lingkungan lembab. Serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit demam berdarah dengue (DBD)
sering terjadi di daerah tropis. Dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan
muncul akibat pengaruh musim atau alam serta perilaku manusia.
- Masa inkubasi
Masa inkubasi terjadi selama 4 sampai 6 hari
Gejalanya
Demam,
Sakit Kepala,
Kelebihan Air Liur,
Kejang Otot,
Kelumpuhan,
Kebingungan Mental.
Vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah anjing dan binatang-binatang liar
seperti kera, kelelawar dsb.
Manifestasi penyakit
Sesudah masa tunas / inkubasi selama 10 hari sampai dengan 7 bulan, orang yang tertular dapat
mengalami / menderita penyakit ini dengan gejala-gejala sebagai berikut :
Diawali dengan demam ringan atau sedang, sakit kepala, tak nafsu makan, lemah, mual,
muntah dan perasaan yang abnormal pada daerah sekitar gigitan (anjing/binatang liar tsb).
Gejala di atas kemudian dengan cepat diikuti hiperestesi dan hipereksitasi mental
sertaneuromuskular, diikuti dengan kaku kuduk dan kejang-kejang otot-otot yang
berfungsi dalam proses menelan dan pernafasan. Sedikit rangsangan berupa cahaya, suara,
bau ataupun sedikit cairan dapat menimbulkan reflex kejang-kejang tersebut.
Keadaan tersebut selanjutnya berkembang menjadi kekejangan umum dan kematianpun
umumnya terjadi pada tahap ini.
Pengobatan. Pengobatan dilakukan dengan memberikan imunisasi pasif dengan serum anti
rabies, dan pengobatan yang bersifat suportif dan simtomatik. Luka gigitan dirawat dengan
tehnik tertentu dengan tujuan menghilangkan dan menonaktifkan virus. Immunisasi aktif
dengan vaksin anti rabies sebelum tanda-tanda dan gejala muncul sekaligus merupakan usaha
pencegahan bila ada kecurigaan binatang yang menggigit mengidap rabies.
Diare dapat menjadi masalah berat. Diare yang ringan dapat pulih dalam beberapa hari. Namun,
diare yang berat dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah gizi yang parah.
Penyebab
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka,penyakit,alergi (fructose,lactose), penyakit dari
makanan atau kelebihan vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali enek dan
muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi
resmi medis dari diare adalah defekasi (buang air besar) yang melebihi 200 gram per hari.
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh “colon”. Sebagai bagian dari
proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air.
Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai colon. Colon
menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila colon
rusak atau “inflame”, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun
bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia,
pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama
satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan
dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Dia juga dapat merupakan gejala dari penyakit yang lebih serius, seperti disentri,kolera, atau
botulisme dan dapat juga merupakan tanda dari sindrom kronis seperti penyakit Crohn.Dia juga
dapat disebabkan oleh konsumsi alkhohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak
cukup makan.
Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengkonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk
menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk menyediakan garam
yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan medikasi
resmi tidak dibutuhkan.
Dokter akan menanyakan apa yang kita makan atau minum baru-baru ini, dan apakah kita baru
melakukan perjalanan. Contoh kotoran dapat dites untuk tanda bakteri atau parasit. Dokter
mungkin mengulangi tes ini jika pertama kali tidak ada tanda apa pun. Mungkin darah atau air
seni kita juga dites.
Jika tes ini tidak menunjukkan penyebab diare, dokter mungkin akan mengamati aliran
pencernaan kita dengan alat khusus. Nama proses ini tergantung pada di mana dokter
melihatkan. ‘Endoskopi’ adalah istilah umum untuk ‘lihat ke dalam’. ‘Kolonoskopi’ berarti
dokter memeriksa kolon (usus besar). Penyebab kurang lebih sepertiga kasus diare tidak dapat
ditentukan.
Penanganan
1. Mengubah apa yang kita makan.
Beberapa jenis makanan dapat mengakibatkan diare, dan yang lain dapat membantu
menghentikannya.
Jangan makan:
produk susu (susu atau keju)
masakan yang digoreng
makanan berlemak termasuk mentega, margarin, minyak atau kacang
makanan pedas
makanan yang mengandung banyak serat yang tidak larut. Ini termasuk buah-buahan atau
sayuran mentah, roti gandum, jagung, atau kulit dan biji buahan
Sebaiknya makan:
pisang
nasi putih
saus apel
sereal
roti tawar bakar atau kraker
makaroni atau mie biasa
telur rebus
bubur gandum
kentang rebus tumbuk
yoghurt (walau ini produk susu, makanan ini sebagian dicernakan oleh bakteri yang
dipakai untuk membuatnya)
2. Pengobatan.
Obat-obatan dipakai untuk mengobati diare tergantung pada jenisnya. Dokter tidak dapat
meresepkan obat tanpa dia mengetahui penyebab diare kita.Beberapa obat dapat diperoleh tanpa
resep, di antaranya ada yang sangat baik untuk diare, termasuk asam amino L-glutamin, bismuth
sub salisilat, attapulgit dan loperamid.Beberapa produk lain yang biasanya dijual untuk
mengobati sembelit juga dapat membantu dengan diare. Produk ini mengandung serat larut, yang
menambah besarnya kotoran dan menyerap air. Produk ini termasuk produk yang mengandung
psylium.
Peppermint, jahe dan pala dianggap membantu masalah pencernaan, jadi teh peppermint atau
jahe, atau soda dengan jahe adalah pilihan yang baik untuk ‘cairan bening’. Coba tambah pala
pada makanan atau minuman.
Penelitian menunjukkan bahwa tambahan kalsium membantu meringankan diare pada orang
yang memakai nelfinavir. Ini mungkin berhasil dengan diare yang disebabkan obat lain.
Garis Dasar
Diare adalah masalah umum untuk orang dengan HIV. Diare biasanya disebabkan infeksi pada
sistem pencernaan. Stres, beberapa obat-obatan dan masalah pencernaan produk susu juga dapat
menyebabkan diare. Diare juga adalah penyebab kematian paling umum pada balita, membunuh
lebih dari 1,5 juta orang per tahun.
Diare merupakan gejala luka, penyakit,alergi, penyakit dari makanan atau kelebihan vitamin C.
tetapi kebanyakan disebabkan oleh infeksi atau racun bacteria.
Jika kita diare, kita sebaiknya minum banyak cairan bening. Kita juga dapat memakai cairan
elektrolit.
Beberapa perubahan sederhana pada makanan dapat membantu diare. Begitu juga beberapa obat
tanpa resep atau asidofilus.
Pastikan dokter diberi tahu jika diare berlanjut lebih dari beberapa hari.
Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh Mikobakterium tuberkulosa
yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya
sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita TBC. Bakteri ini masuk
kedalam paru-paru dan berkumpul hingga berkembang menjadi banyak (terutama pada orang
yang memiliki daya tahan tubuh rendah), Bahkan bakteri ini pula dapat mengalami penyebaran
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening sehingga menyebabkan terinfeksinya organ
tubuh yang lain seperti otak, ginjal, saluran cerna, tulang, kelenjar getah bening dan lainnya
meski yang paling banyak adalah organ paru.
Masuknya Mikobakterium tuberkulosa kedalam organ paru menyebabkan infeksi pada paru-
paru, dimana segeralah terjadi pertumbuhan koloni bakteri yang berbentuk bulat (globular).
Dengan reaksi imunologis, sel-sel pada dinding paru berusaha menghambat bakteri TBC ini
melalui mekanisme alamianya membentuk jaringan parut. Akibatnya bakteri TBC tersebut akan
berdiam/istirahat (dormant) seperti yang tampak sebagai tuberkel pada pemeriksaan X-ray atau
photo rontgen.
Seseorang dengan kondisi daya tahan tubuh (Imun) yang baik, bentuk tuberkel ini akan tetap
dormant sepanjang hidupnya. Lain hal pada orang yang memilki sistem kekebelan tubuh rendah
atau kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah
banyak. Sehingga tuberkel yang banyak ini berkumpul membentuk sebuah ruang didalam rongga
paru, Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (riak/dahak). Maka orang
yang rongga parunya memproduksi sputum dan didapati mikroba tuberkulosa disebut sedang
mengalami pertumbuhan tuberkel dan positif terinfeksi TBC.
Berkembangnya penyakit TBC di Indonesia ini tidak lain berkaitan dengan memburuknya
kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat,
meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari
infeksi HIV. Hal ini juga tentunya mendapat pengaruh besar dari daya tahan tubuh yang
lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman yang memegang peranan penting dalam terjadinya
infeksi TBC.
Pada penderita usia anak-anak apabila tidak menimbulkan gejala, Maka TBC dapat terdeteksi
kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Sekitar 30-50% anak-anak yang
terjadi kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada
anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan
BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
Penegakan Diagnosis pada TBC
Apabila seseorang dicurigai menderita atau tertular penyakit TBC, Maka ada beberapa hal
pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk memeberikan diagnosa yang tepat antara lain :
Selama proses pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang lebih baik maka
disarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan baik darah, sputum, urine dan X-ray
atau rontgen setiap 3 bulannya. Adapun obat-obtan yang umumnya diberikan adalah Isoniazid
dan rifampin sebagai pengobatan dasar bagi penderita TBC, namun karena adanya kemungkinan
resistensi dengan kedua obat tersebut maka dokter akan memutuskan memberikan tambahan obat
seperti pyrazinamide dan streptomycin sulfate atau ethambutol HCL sebagai satu kesatuan yang
dikenal 'Triple Drug'.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan penyakit cacingan lebih banyak menyerang pada anak -
anak sekolah dasar / MI dikarenakan aktifitas mereka yang lebih banyak berhubungan dengan
tanah. Diantara cacing tersebut yang terpenting adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides),
cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dan cacing cambuk / C.kremi
(Trichuris trichiura). Cacing sebagai hewan parasit tidak saja mengambil zat-zat gizi dalam usus
anak, tetapi juga merusak dinding usus sehingga mengganggu penyerapan zat-zat gizi tersebut.
Anak –anak yang terinfeksi cacingan biasanya mengalami : lesu, pucat / anemia, berat badan
menurun, tidak bergairah, konsentrasi belajar kurang, kadang disertai batuk – batuk.
Gejala-gejala ini terjadi karena cacing Ascaris Lumbricoides hidup dalam rongga usus manusia
dan mengambil makanan.
7. SKK Imunisasi
Sikap tenang dan percaya diri selama menilai situasi dan melakukan perawatan medis yang
diperlukan, akan menentramkan semua orang terutama korban dan membuat mereka yakin ia
akan mampu mengatasi situasi.
Seorang pemberi P3K yang bijaksana tidak hanya tergantung dari barang-barang yang ada dalam
perlengkapan P3Knya, tetapi ia akan berusaha untuk menggunakan barang apa saja yang ada di
sekitarnya, dan apabila perlu ia akan membuatnya sendiri, misalnya tandu darurat, penyangga
darurat dan lain-lain.
Memindahkan Korban
Kenyamanan dan kondisi cedera harus menjadi pertimbangan utama dalam memindahkan
korban. Ada dua hal penting, yaitu:
Lebih baik pindahkan barang-barang yang bisa membahayakan korban, bila hal ini tidak
mungkin untuk dilakukan, baru dilakukan usaha memindahkan korban.
Jangan memindahkan sendiri korban, bila ada orang lain yang dapat membantu.
Agar cedera korban tidak tambah parah, tunggu sampai orang yang ahli datang karena
penanganan yang ceroboh dapat memperparah cedera. Misalnya tulang yang patah dapat
merobek pembuluh darah dan menyebabkan pendarahan hebat. Pilihlah teknik yang sesuai
dengan kondisi cedera, jumlah tenaga penolong, ukuran tubuh korban, dan rute yang akan
dilewati.
Peralatan P3K
Plester
Pembalut berperekat
Pembalut steril (besar, sedang dan kecil)
Perban gulung
Perban segitiga
Kain Kasa
Pinset
Gunting
Peniti, dll
Menurut ilmuan, HIV secara intensif, Virus itu terdapat pada cairan tubuh seperti darah dan
cairan kelamin. Seseorang tidak dapat tertular penyakit HIV hanya karena kontak biasa, seperti
berciuman, berpelukan atau berjabatangan. Virus HIV dapat menbyerang para pengguna obat-
obatan dan menggunakan jarum dan semprotan yang terkontaminasi oleh virus tersebut. Seorang
ibu penderita HIV yang sedang hamil atau menyusui dapat menularkan dan menurunkan virus
tersebut ke bayinya. Sebagian penularan HIV terjadi melalui kontak seksual. Sebelum tes HIV
dikembangkan, penularan virus itu sering kali terjadi melalui transfuse darah.
Gejala-Gejala Aids
AIDS memiliki gejala-gejala penyakit yang di sebabkan oleh infeksi berbagai macam kuman
sebagai akibat dari rusaknya kekebalan tubuh. Rusaknya kekebalan tubuh disebabkan HIV
menyerang sel darah putih tertentu yang biasanya melindungi tubuh dari infeksi dan melemahnya
system kekebalan tubuh. Seseorang pengidap HIV tidak dapat melindungi dirinya sendiri dari
segala jenis virus atau bakteri yang menyebabkan infeksi. Oleh karena itu, penderita sering
terkena penyakit pneumonia, TBC, dan kangker tertentu. Penyakit-penyakit itu disebut penyakit
indicator, yaitu penyakit berat yang menyertai penyakit AIDS
Gejala-gejala umum dapat berupa :
Kelelahan
Demam
Berkeringat
Penurunan berat badan
Sariawan dimulut
Batuk-batuk
Pembesaran kelenjar (biasanya di leher, ketiak, lipatan paha)
Pendarahan dari bawah kulit, dan dari mulut, hidung atau dubur.
Biasanya orang yang menderita HIV meninggal dunia karena penyakit indicator tersebut bukan
semata-mata HIV itu sendiri.
Ilmuwan dan dokter bekerja keras melwan AIDS dengan mempelajari virus dan menggunakan
terapi obat-obatan yang baru. Belum ada vaksin yang dapat di gunakan. Hanya beberapa obat
seperti Zidovudine di sepakati digunakan untuk pengobatan. Obat ini tidak menyembuhkan,
tetapi hanya mengobati gejala dan hal-hal tertentu dapat memperpanjang usia. Agar menjadikan
obat yang bermanfaat tersedia sesegera mungkin, badan Administrasi makanan dan obat-obatan
atau FDA (Food and Drug Administration ) membuat suatu pengecualian hokum dan menyetujui
obat-obatan untuk digunakan melawan AIDS sedini mungkin Zidovudine disetujui
penggunaanya kurang dari 4 bulan. Biasanya memerlukan rata-rata tahun bagi obat-obatan agar
disetujui penggunaanya. Penelitian untuk penyakit AIDS ini menghabiskan biaya yang sangat
mahalaaaaaa. Oleh karena itu, waspadalah terhadap penyakit AIDS.
Pencegahan Aids
AIDS memang dapat dicegah dengan langkah-langkah yang dapat diambil, seperti berikut :
Menghindari hubungan seks dengan penderita AIDS atau tersangka AIDS
Menghindari hubungan Seks dengan banyak pasangan atau yang mempunyai banyak
pasangan
Menghindari hubungan seks dengan orang yang menyalahgunakan obat, khususnya
Narkotika.
Mencegah orang yang termasuk resiko tinggi (homoseks, WTS, dan pecandu narkotika) untuk
menjadi donor darah.
Menjamin sterilitas dari setiap alat suntik dan tidak memakai alat suntik lebih dari sekali
Selain itu, ada istilah ODHA yang merupakan singkatan dari Orang dengan HIV/AIDS belum
terisolasikan secara benbar di masyarakat. Misalnya, orang percaya bahwa batuk atau flu dan
bersentuhan badan dapat menuarkan HIV.
Sebenarnya ODHA tidak perlu didiskriminasikan karena ODHA juga manusia biasa seperti kita
yang ingin punya teman, bergaul, dan bekerja. Selain itu, HIV yang ada di dalam tubuhnya tidak
mudah menular. Dengan Stigma dan diskriminasi yang dilakukan dapat menghambat program
pencegahan HIV karena orang menjadi takut berbicara HIV. Perlu diketahhui bahwa semua
orang berpeluang terinfeksi HIV karena infeksi HIV dapat terjadio akibat perilaku kita ataupun
pasangan kita.
Keuntungan bila tidak melakukan diskriminasi adalah ODHA akan memiliki keberanian untuk
menceritakan kondisinya kepada semua orang terlebih lagi pada teman, keluarga atau pasangan.
Hal itu berakibat positif terhadap perkembangan psikologi sehingga harapan hidup menjadi lebih
baik. Jika orang pernah melakukan perilaku beresiko tertular HIV, maka dia memiliki keberanian
untuk melakukan tes HIV karena tidak takut di diskriminasi.