Anda di halaman 1dari 2

Guru Ideal di Mata Saya

Oleh: Fa’izatul Karimah (097)

Bagi saya, sekolah adalah rumah kedua yang seluruh isi sekolah juga
menjadi keluarga kedua bagi saya. Temasuk Guru. Guru menjadi orang tua
kedua saat kita berada disekolah. dengannya, segala rutinitas dan aktivitas
hanya akan berjalan karena restu Guru. Bukan main besarnya jasa seorang
Guru, karena banyak tugas dan tanggung jawab yang harus diemban. Tanpa
perantara dari Guru, tidak ada satupun hal yang bisa aku ketahui dan
kupahami dengan baik hingga titik ini. Tidak peduli bagaimana keadaan yang
sedang dialaminya, saat berada di dalam kelas Guru harus tetap menjadi sosok
yang ceria dan mengayomi kita sebagai murid.

Dalam keadaan tertentu, saya pernah merasa sangat terpuruk. Merasa


minder karena hanya bersekolah di sekolah swasta. Saya sempat berpikir usaha
apapun yang saya lakukan yang pada akhirnya akan menjadi prestasi
membanggakan, tetap pasti tidak akan di akui karena saya hanya bersekolah di
sekolah swasta yang sarprasnya juga tidak terlalu memadai, bahkan terbilang
teman-teman saya satu kelas hanya sedikit. Namun performansi Guru saat
berada di dalam keals membuat kami tergugah dan merasa nyaman. Kami
benar-benar merasa termotivasi dengan segala lelaku Guru yang diberikan
kepada kami. Beliau juga sempat berkata “Kita tidak masalah terlihat kecil bagi
orang lain. Kita memang kecil di dalam. Namun saat bergabung di luar, kita
akan menjadi besar karena prestasi dan segala karya yang kita punya.” itu
adalah salah satu ucapan Guru yang bahkan sampai kini masih saya ingat.
Meski ada banyak lagi ucapan-ucapan ungkapan kebanggaan yang ditanamkan
pada diri kami. Dari hal itu, maka perasaan bangga terhadap sekolah kami akan
bertambah dan kami merasa percaya diri. Terlepas dari apa dan bagaimana
sekolah kita menurut pandangan orang lain. Dari sini, baru saya memahami
bahwa ternyata sugesti yang disampaikan Guru kepada murid-muridnya benar-
benar akan berpengaruh pada sikologis dan personality peserta didik nantinya.

Maka pada praktiknya, Guru yang ideal menurut saya adalah yang
mampu memberikan motivasi atau penguatan pada aspek sikologis peserta
didiknya, baik berupa ucapan maupun tindakan. Karena dengan dorongan
semangat dan penguatan melalui energi positif yang diberikan, sungguh
kenyamanan dalam komunikasi kelas akan semakin terjaga. Dengannya seorang
Guru harus lebih dulu dibekali keterampilan memberikan penguatan terhadap
peserta didik. Agar pada praktiknya, Guru mampu terampil dalam memberikan
penguatan pada peserta didik.

Pengalaman yang saya alami, menjadikan saya memilih kriteria Guru


ideal seusuai dengan kacamata kondisi dan keadaan seluruh peserta didik.
Sehingga selain keterampilan memberi penguatan yang harus dimiliki Guru,
kketerampilan membuka pelajaran juga perlu dikuasai agar peserta didik
memiliki ketertarikan terhadap materi pembelajaran yang akan diberikan.
Segala aspek keseriusan maupun minat peserta didik bermuara dari pembukaan
awal. Jika Guru melakukan pembukaan dengan mengaitkan hal-hal yang
kontekstual, otomatis peserta didik akan tertarik dan minat belajarnya akan
tumbuh. Selain dalam keterampilan membuka pelajaran, tujuan belajar materi
pada hari itu harus disampaikan agar kemauannya semakin menggebu-gebu.
Maka tujuan belajar juga harus bersifat kontekstual agar mudah dicerna.

Selebihnya, banyak aspek yang memang harus terlebih dulu dikuasai


Guru sebelum melakukan proses pembelajaran di kelas seperti keterampilan
mengelola kelas, keterampilan menjelaskan, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan bertanya, keterampilan mengajar kecil dan perorangan,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, dan seterusnya. Sebetulnya
Guru yang ideal di mata saya harus memiliki seluruh keterampilan tersebut
tanpa terkecuali. Namun 2 keterampilan yang menjadi sorotan saya yaitu
keterampilan membuka pelajaran, dan keterampilan memberi penguatan.
Karena dua keterampilan tersebut menjadi pondasi penguatan sikologis peserta
didik yang meliputi minat untuk mudah dan bersedia secara utuh menerima
pembelajaran pada waktu itu. Terlepas dari hal itu, bukan berarti keterampilan
yang lain boleh ditiadakan. Karena Guru yang ideal adalah Guru yang mampu
memahami kondisi peserta didik, mampu memahami kondisi lingkungan
belajar, dan mampu membuat peserta didik benar-benar merasa nyaman berada
di rumah keduanya, yakni sekolah. Mari tingkatkan performansi Guru dengan
membekali diri serta praktik diri untuk menambah wawasan dan melaksanakan
seluruh keterampilan micro teaching agar tercipta pembelajaran yang
komunikatif serta peserta didik memeroleh haknya mendapat Guru yang Ideal.

Anda mungkin juga menyukai