Resume Model Pembelajaran
Resume Model Pembelajaran
NIM : 1612230042
RESUME
Model Model Pembelajaran
Berserta Langka - hlangkanya (Sintak)
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola atau suatu desain
yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada
diri siswa dalam proses digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas atau pembelajaran dalam tutorial (Trianto, 2011: 51). Model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Adapun Soekamto, dkk (dalam
Nurulwati, 2000: 10) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar.
Menurut Khabibah (dalam Trianto, 2006: 27), bahwa untuk melihat tingkat
kelayakan suatu model pembelajaran untuk aspek validitas dibutuhkan ahi dan praktisi
untuk memvalidasi model pembelajaran yang dikembangkan. Sedangkan untuk aspek
kepraktisan dan efektivitas diperlukan suatu perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Sehingga untuk melihat kedua aspek ini perlu dikembangkan suatu perangkat
pembelajaran untuk suatu topik tertentu yang sesuai dengan mode pembelajaran yang
dikembangkan.
Project based learning adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang
inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks
(Cord, 2001; Thomas, Mergendoller, & Michaelson, 1999; Moss, Van-Duzer, Carol,
1998). Project based learning berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama
(central) dari suatu disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan
tugas-tugas bermakna lainya, memberi peluang bagi siswa untuk bekerja secara otonom
mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa
bernilai, dan realistik (Okudan. Gul E. dan Sarah E. Rzasa, 2004).
Berbeda dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan
praktik kelas yang berdurasi pendek, terisolasi/lepas-lepas, dan aktivitas pembelajaran
berpusat pada dosen, maka model project based learning lebih menekankan pada kegiatan
belajar yang relatif berdurasi panjang, holistik-interdisipliner, perpusat pada pebelajar, dan
terintegrasi dengan praktik dan isu-isu dunia nyata. Dalam project based learning siswa
belajar dalam situasi problem yang nyata, yang dapat melahirkan pengetahuan yang
bersifat permanen dan mengorganisir proyek-proyek dalam pembelajaran (Thomas, 2000).
Dari pendapat di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa Project Based Learning
ialah proses pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa untuk menghasilkan
suatu proyek. Pada dasarnya model pembelajaran ini lebih mengembangkan keterampilan
memecahkan dalam mengerjakan sebuah proyek yang dapat menghasilkan sesuatu. Dalam
implementasinya, model ini memberikan peluang yang luas kepada siswa untuk membuat
keputusan dalam memiliki topik, melakukan penelitian, dan menyelesaikan sebuah proyek
tertentu. pembelajaran dengan menggunakan proyek sebagai metoda pembelajaran. Para
siswa bekerja secara nyata, seolah-olah ada di dunia nyata yang dapat menghasilkan produk
secara realistis.
Pembelajaran berbasis proyek menjadi salah satu alternatif yang ditawarkan dalam
kurikulum 2013. Ada banyak macam proyek yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa.
Proyek dapat meningkatkan ketertarikan siswa karena keterlibatan siswa dalam
memecahkan masalah autentik, bekerja sama dengan kelompok, dan membangun solusi
atas masalah yang nyata. Proyek masih dianggap memiliki potensi untuk meningkatkan
pemahaman secara mendalam karena siswa perlu mendapatkan dan menerapkan informasi,
konsep, dan prinsip-prinsip selama pembelajaran. Siswa pun memiliki potensi untuk
meningkatkan kompetensi dalam berpikir (belajar dan metakognisi) karena siswa
ditugaskan untuk memformulasi rencana, kemajuan dan mengevaluasi solusi.
Berdasarkan pendapat para ahli kelemahan model Project Based Learning di atas,
maka dapat kita simpulkan kelemahan dari model ini adalah memerlukan banyak waktu
dalam proses pembelajaran, guru harus selalu memantau setiap aktivitas siswa jadi
aktivitas guru harus lebih extra kerja keras dalam mengawasi pada setiap aktivitas siswa.
Fase 4 : Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of
project)
Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa selama menyelesaikan proyek.
Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata
lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses
pemantauan, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan kegiatan yang penting.
.
Fase 5 : Penilaian hasil (assess the outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar
kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi
umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
.
Fase 6 : Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan dan
hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi
dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan
pada tahap pertama pembelajaran.
1. Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang
biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan
menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang
beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis
kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
2. Merencanakan kerjasama
Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas
dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih
dari langkah 1 diatas.
3. Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah 2.
pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang
luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat
di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap
kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4. Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada
langkah 3 dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang
menarik di depan kelas.
5. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik
yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu
perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
6. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok
terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa
secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Menurut Renner pembeajaran bersiklus atau Learning Cycle adalah suatu model pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centered). Ciri khas model pembelajaran Learning Cycle ini adalah setiap
siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan guru yang kemudian hasil
belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan oleh anggota kelompok, dan semua
anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Siklus belajar merupakan suatu pengorganisasian yang memberikan kemudahan untuk penguasaan
konsep-konsep baru dan untuk menata ulang pengetahuan mahasiswa, (Santoso, 2005:34).
Menurut Ali (1993) siklus belajar adalah proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat rangkaian
kegiatan yang dilakukan secara tepat dan teratur.
Sementara Aksela (2005) menyatakan dalam siklus belajar suatu pengetahuan tidak dapat dipindahkan
begitu saja dari otak seorang dosen ke otak mahasiswanya.
Rapi (2008) menyatakan bahwa model pembelajaran siklus belajar/ Learning cycle dapat meningkatkan
sikap ilmiah siswa karena model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengkontruksi pengetahuan yang dimiliki serta mengaitkan konsep-konsep yang sudah dipahami dengan
konsep-konsep yang akan dipelajari sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna
Berdasarkan pada sintaks model learning cycle 5E, proses pembelajaran yang dilakukan bukan
lagi sekadar transfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan proses perolehan konsep
yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Model learning
cycle 5E menekankan kepada peran siswa sebagai pusat pembelajaran dan sebagai knowledge self-
making (Budprom et al., 2010). Qarareh (2012) menyatakan model learning cycle 5E mampu
menciptakan sebuah pembelajaran bermakna yang dapat meningkat-kan prestasi belajar siswa,
motivasi belajar siswa, serta membantu mereka untuk belajar secara aktif. Soomro et al (2010)
juga menyatakan model learning cycle 5E efektif digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan
prestasi belajar siswa, membantu siswa menikmati sains, mengerti materi, dan
mengaplikasikannya dalam situasi ilmiah.
Fase 3
(Pengajuan Eksplanasi dan solusi) Guru langsung mengajak siswa untuk
Siswa membangun sendiri konsep mendiskusikan hasil pengamatan kemudian
Siswa berdiskusi diaplikasikan pada situasi lain
Guru memperhatikan hasil kegiatan seluruh
Solusi masalah yang dihadapi masyarakat kelompok
terkait materi yang diperoleh siswa semata- Guru mencermati kembali kegiatan siswa
mata berdasarkan informasi dari kegiatan apabila ada kelompok yang menghasilkan
eksplorasi kesimpulan yang bias
Guru memberikan rangkuman atau ulasan
tentang konsep-konsep yang benar diantara
peserta didik
Fase 4
Tindak Lanjut Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
Menjelaskan fenomena alam berdasarkan yang bersifat konseptual.
konsep yang disusun
Menjelaskan berbagai aplikasi untuk
memberikan makn Refleksi pemahaman
konsep