Referat Aspergillosis
Referat Aspergillosis
BAB I
PENDAHULUAN
terbuka dan sembuh, selain tuberkulosis (paling sering), proses infeksi dengan
nekrosis, sarkoidosis, fibrosis kistik, dan bulla emfisema dapat menjadi penyebab
terjadinya aspergilloma. Fungus ball yang tumbuh di dalam kavitas dapat
bergerak dan menyebabkan terjadinya hemoptisis yang berulang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Aspergilloma, juga dikenal sebagai mycetoma atau bola jamur (fungus ball),
adalah koloni jamur yang terdapat dalam kavitas tubuh seperti paru-paru.
Mycetoma biasanya terdiri dari Aspergillus fumigatus (spesies aspergillus yang
paling sering ditemukan), dan merupakan bentuk non-invasif aspergillosis paru
Aspergilloma paru dapat berkembang pada individu yang sebelumnya telah
memiliki penyakit paru dengan kavitas pada paremkim parunya yang disebabkan
berbagai kondisi seperti tuberkulosis, sarkoidosis, silikosis, atau bronkiektasis.
Gambar 2.1. Aspergilloma merupakan bola jamur yang terbentuk akibat koloni jamur di
dalam kavitas paru paru yang selalu didasari oleh penyakit paru sebelumnya
2.3. Etiologi
Organ tubuh yang paling umum terkena aspergilloma adalah paru-paru.
Aspergillus fumigatus, spesies yang paling sering ditemukan, biasanya dihirup
sebagai mikrospora (2-3 µm) yang tidak mengenai orang-orang tanpa penyakit
paru-paru yang mendasarinya atau penyakit sistem kekebalan tubuh. Namun,
orang yang telah memiliki kelainan paru, terutama adanya kavitas, yang biasanya
8
2.4. Patofifiologi
Hifa jamur Aspergillus memiliki bentuk yang berbeda dibanding jamur
lainnya. Dengan pewarnaan perak, akan terlihat hifanya bercabang 45o yang
tumbuh pesat pada suhu tubuh normal manusia. Sistem imun alamiah akan
berusaha menyingkirkan spora mulai dari lapisan mukosa dan gerakan silia pada
saluran pernapasan. Selanjutnya, jika spora sudah terlanjur masuk, akan ada
perlawanan dari makrofag dan netrofil melalui fagositosis. Beberapa spesies
Aspergillus memproduksi metabolit toksin yang menghambat proses fagositosis
ini. Kortikosteroid (terutama pada penderita asma) juga akan melemahkan proses
fagositosis ini. Keadaan imunosupresi lainnya (mis. AIDS, penyakit
granulomatosa kronik, imunosupresi farmakologis) juga menyebabkan disfungsi
atau menurunkan jumlah netrofil. Pada pasien imunokompromais, invasi vaskular
lebih sering terjadi dan menyebabkan infark, perdarahan, serta nekrosis jaringan
paru. Individu dengan CNPA umumnya akan mengalami pembentukan granuloma
dan konsolidasi alveolar yang di sela-selanya terdapat hifa.
Aspergilloma terbentuk dari kolonisasi noninvasif pada rongga atau
kavitas yang sudah ada sebelumnya, kista, bula, atau ektasis bronkus. Kondisi
paling sering yang mendasarinya yang adalah tuberkulosis, sarkoidosis, dan
bronkiektasis. Penyebab lainnya bisa berupa fibrosis kistik, spondilitis ankilosa,
kista bronkogenik, pneumonokoniasis, sekuestrasi pulmonal, keganansan dengan
kavitas, dan pneumatokel sekunder karena Pneumocystis carinii
pneumonia.1,7...…….……………………………………………...………………
……. Secara histologis, aspergiloma merupakan gambaran dari adanya fungus
ball (misetoma), yakni sebuah konglomerasi seperti massa dari hifa yang tumpang
tindih dengan fibrin, debris selular, mukus, dan produk darah lainnya. Misetoma
9
ini dapat mengalami kalsifikasi menjadi gambaran amorf atau seperti cincin dari
foto toraks. Lebih dari setengan pasien aspergiloma akan mengalami peningkatan
presipitin serum.
2.6. Diagnosis
2.6.1. Anamnesis
Dari anamnesis pada kebanyakan kasus, aspergilloma tidak menunjukkaan
gejala yang khas. Dari anamnesis yang didapatkan adanya keluhan berupa : batuk,
sesak, demam,dan hemoptisis. Dispnue, malaise, dan penurunan berat badan
adalah keluhan tambahan pada aspergilloma yang mungkin disebabkan oleh
penyakit paru yang mendasarinya, demam adalah temuan yang tidak biasa pada
aspergilomma yang mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri yang bersamaan,
serta adanya hemoptisis yang masif.
CT Scan
Gambaran pada CT scan berupa kavtias yang terbentuk dengan baik dengan
massa jaringan lunak bulat tipis yang ditengahnya dikelilingi oleh air crescent
13
sign atau monod sign. Massa ini berbentuk bola atau bulat telur dan dapat
bergerak jika terjadi perubahan posisi. Massa tersebut dapat sepenuhnya mengisi
kavitas sehingga mengambil bentuk kavitas tersebut dan gambaran crecent of air
disekitarnya dapat menghilang dan massa tidak dapat bergerak lagi.
Kalsifikasi tidak jarang terjadi, yang bisa berkisar dari tidak ada hingga
keadaan yang berat. Karena peradangan dan pembentukan jaringan granulasi
vaskular, arteri bronchial yang mensuplai dinding kadang kadang dapat dilihat
sebagai pembesaran yang nyata. Pleura yang berdekatan mungkin akan menebal.
Kista Paru
Kista paru merupakan pertumbuhan abnormal berupa kantung yang tumbuh
secara abnormal di paru paru. Penyebabnya belum diketahui secara pasti,
kemungkinan merupakan suatu respon hipersensitivitas, keturunan, infeksi,
maupun bahan kimia. Biasanya muncul pada usia 30- 50 tahun dan sangat jarang
ditemukan pada anak. Gejala kista paru tergantung dari luas dan cara
penyebarannya. Biasanya gejala utama adalah batuk yang menetap.
Gambar 2.28. Kista pada bronkus di bagian posterior kanan lobus tengah paru.
21
Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis yang ditandai dengan pembentukan
granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Gejala yang timbul berupa demam,
batuk, sesak nafas, nyeri dada, malaise. Tanda-tanda yang ditemui berupa
penurunan berat badan, anoreksia, dispnue, dan sputum purulen/hijau,
mukoid/kuning.
2.8. Tatalaksana
Sebagian besar kasus aspergilloma tidak memerlukan pengobatan.
Pengobatan penyakit yang meningkatkan resiko aspergilloma, seperti :
tuberkulosis, dapat membantu mencegah terjadinya aspergilloma. Dalam kasus-
kasus yang rumit karena hemoptisis yang berat, jamur mungkin dapat dimatikan
dengan suntikan ketokenazole ke rongga paru, obat anti jamur oral atau parenteral
jarang efektif seperti bola jamur yang tidak mempunyai vaskularisasi. Adanya
gejala hemoptisis yang masif pada aspergilloma, dengan pemberian ampoterisin B
telah memberikan gambaran keberhasilan 50% , dan 75- 100% untuk kontrol akut
hemoptisis. Aspergilloma dapat berespon terhadap kemoterapi anti jamur spesifik.
Pembedahan mungkin dapat dilakukan untuk membuang aspergilloma dan
menghentikan perdarahan.
Pada hemoptisis yang masif, angiografi dapat dilakukan karena merupakan
keadaan emergensi dan embolisasi arteri bronkial selektif dapat menyelamatkan
kehidupan. Jika prosedur ini gagal, atau pada kasus-kasus hemoptisis berulang,
bedah eksisi dengan lobektomi merupakan gold standard.
23
2.9. Prognosis
Apapun pengobatannya, prognosisnya sangat tergantung pada penyakit
kronis yang mendasarinya. Kebanyakan pasien tidak perlu untuk dioperasi dan
hanya dilakukan terapi konservatif. Namun, angka kematian pada pasien ini bisa
mencapai 50-55% dibandingkan dengan tingkat kematian setelah terapi
pembedahan.
24
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Aspergiloma merupakan fungus ball (misetoma) yang terjadi karena
terdapat kavitas di parenkim akibat penyakit paru sebelumnya. Penyakit yang
mendasarinya bisa berupa TB (paling sering) atau proses infeksi dengan nekrosis,
sarkoidosis, fibrosis kistik, dan bula emfisema.
Gambaran klinis aspergilloma sering asimptomatik, tetapi dapat juga
dijumpai batuk yang kronis, malaise, dan berat badan yang menurun. Haemoptisis
merupakan gejala klinis yang sering dijumpai pada sekitar 50-80% kasus.
Misetoma ini dapat dilihat pada kedua foto polos dan CT sebagai massa
intrakaviti dikelilingi oleh crecent of air (udara berbentuk bulan sabit).
Kebanyakan pasien tidak perlu untuk dioperasi dan hanya dilakukan terapi
konservatif. Namun, angka kematian pada pasien ini bisa mencapai 50-55%,
dibandingkan dengan tingkat kematian setelah terapi pembedahan, yaitu 1-23%.
25
DAFTAR PUSTAKA