Anda di halaman 1dari 13

3.

4 IMPLEMENTASI dan EVALUASI

Hari/tanggal : Selasa / 05 Juni 2018

Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


DX I Jam : 10.00 Jam :12.00

1. Melakukan penkajian nyeri secara S :


komprehensif (nyeri pada epigastrium. nyeri − P : klien mengatakan masih merasa nyeri
hilang timbul.lamanya nyeri 10-15 menit pada perutnya setelah 2 jam pemberian
dalam satu kali periode nyeri ) kompres hangat dan pemberian analgesik
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak (braxidin 3x 200mg)
nyamanan (klien tampak meringis) − Q : klien mengatakan nyerinya masih terasa
3. Mengontrol lingkungan yang dapat hilang timbul setelah 2 jam pemberian
mempengaruhi nyeri (membatasi pengunjung kompres hangat dan pemberian analgesik
untuk meningkatkan kenyamanan klien) (braxidin 3x 200mg)
4. Mengurangi faktor presipitasi nyeri (menjaga − R : klien mengatakan masih nyeri pada
pola makan, dan mengontrol stres) daerah ulu hati, nyeri dirasakan menyebar
5. Memilih dan lakukan penanganan nyeri ke daerah lain
(farmakologi : pemberian braxidin 3x 200mg. − S : klien mengatakan nyerinya masih pada
non farmakologi: pemberian kompres buli- skala 3 setelah 2 jam pemberian kompres
buli) hangat dan pemberian analgesik (braxidin
6. Mengajarkan tentang teknik non farmakologi 3x 200mg)
(nafas dalam dan kompres buli-buli) − T : klien mengatakan lamanya nyeri sudah
7. Memberikan analgesik untuk mengurangi 9-10 menit dalam satu kali periode nyeri
nyeri (braxidin 3x200mg) setelah 2 jam pemberian kompres hangat
8. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri (skala dan pemberian analgesik (braxidin 3x
nyeri 3) 200mg)
9. Meningkatkan istirahat (klien istirahat di bed) O:
10. Menentukan lokasi nyeri sebelum pemberian − Klien masih tampak meringis setelah 2 jam
analgesik (nyeri pada abdomen bagian atas pemberian kompres hangat dan pemberian
epigastrium) analgesik (braxidin 3x 200mg)
− Masih ada nyeri tekan pada abdomen bagian
atas (epigastrium) setelah pemberian
kompres hangat dan analgesik (braxidin 3x
200mg)
A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan (2.3.4.5.6.7.8.9) tambah


intervensi kolaborasi dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
(pemberian katropen 100mg frekuensi k/p)

Dx II Jam :10.00 Jam : 12.00

1. Memonitor TTV (TD: 110/70mmHg. N: S:


82x/i. RR : 22 x/i. S : 36.5ºC) − Klien masih mengeluh nyeri pada abdomen
2. Memonitor bising usus (bising usus 15x/i) nya setelah pemberian kompres hangat dan
3. Mengkaji tanda-tanda gangguan analgesik (braxidin 3x 200mg)
keseimbangan cairan dan elektrolit (tidak ada − Klien mengatakan masih belum BAB
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit setelah 2 jam makan buah pepaya sesuai
ditandai dengan mukosa lembab, tidak ada yang dianjurkan perawat.
sianosis dan jaundice) O:
4. Mempertahankan jalan nafas yang paten − Masih adanya nyeri tekan pada abdomen
(berikan posisi semi fowler jika klien − Bising usus 15 x/i
menyeluh sesak) − TD : 110/70 mmHg
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan (1.2.4)
Dx III Jam : 10.00 Jam : 12.00

1. Memonitor tanda dan gejala konstipasi (perut S:


terasa keras karena ada penumpukan feses) − Klien mengatakan saat mencoba untuk BAB
2. Memonitor bising usus (bising usus 15x/i) feses nya masih tidak keluar setelah 2 jam
3. Memonitor feses : konsistensi dan makan buah pepaya yang dianjurkan
volume(klien menggatakan saat mencoba perawat
untuk bab feses nya tidak ada keluar) O:
4. Mendorong meningkatkan asupan cairan − Perut klien masih terasa keras karena ada
(ajurkan klien banyak minum air putih) penumpukan feses
5. Menganjurkan pasien untuk diet tinggi serat A: Masalah belum teratasi
(anjurkan klien banyak konsumsi buah dan P: Intervensi dilanjutkan ( 1.2.3.4.5)
sayuran)
Hari/tanggal : Rabu / 06 juni 2018

Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Dx I Jam : 09.15 Jam : 13.35

1. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak S :


nyamanan (klien tampak meringis) − P : klien mengatakan masih merasa
2. Mengontrol lingkungan yang dapat nyeri pada perutnya setelah pemberian
mempengaruhi nyeri (membatasi pengunjung kompres hangat dan pemberian
untuk meningkatkan kenyamanan klien) analgesik (braxidin 3x 200mg dan
3. Mengurangi faktor presipitasi nyeri (menjaga katropen 100mg k/p)
pola makan, dan mengontrol stres) − Q : klien mengatakan nyeri masih terasa
4. Memilih dan lakukan penanganan nyeri hilang timbul setelah pemberian
(farmakologi : pemberian braxidin 3x 200mg dan kompres hangat dan pemberian
katropen 100mg k/p. non farmakologi: analgesik (braxidin 3x 200mg dan
pemberian kompres buli-buli) katropen 100mg k/p)
5. Mengajarkan tentang teknik non farmakologi − R : klien mengatakan masih nyeri pada
(nafas dalam dan kompres buli-buli) daerah ulu hati, nyeri dirasakan
6. Memberikan analgesik untuk mengurangi nyeri menyebar ke daerah lain
(braxidin 3x200mg dan katropen 100mg k/p) − S : klien mengatakan nyerinya masih
7. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri (skala berada pada skala 3 setelah pemberian
nyeri 3) kompres hangat dan pemberian
8. Meningkatkan istirahat (klien istirahat di bed) analgesik (braxidin 3x 200mg dan
9. Menentukan lokasi nyeri sebelum pemberian katropen 100mg k/p)
analgesik (nyeri pada abdomen bagian atas − T : klien mengatakan lamanya nyeri 6-7
epigastrium) menit dalam satu kali periode nyeri
10. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan setelah dilakukan kompres hangat dan
tindakan nyeri tidak berhasil (pemberian pemberian analgesik (braxidin 3x
katropen 100mg frekuensi k/p) 200mg dan katropen 100mg k/p)
O:
− Klien masih tampak meringis setelah
pemberian kompres hangat dan
analgesik (braxidin 3x 200mg dan
katropen 100mg k/p)
− Masih ada nyeri tekan pada abdomen
bagian atas (epigastrium) setelah
pemberian kompres hangat dan
analgesik (braxidin 3x 200mg dan
katropen 100mg k/p)
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan (1.2.3.4.5.6.7.8.9)

Dx II Jam :09.15 Jam :13.35


1. Memonitor TTV (TD: 100/60mmHg. N: 80x/i.
RR : 19 x/i. S : 36.5ºC) S:
2. Memonitor bising usus (bising usus 13 x/i) − Klien masih mengeluh nyeri pada
3. Mempertahankan jalan nafas yang paten (berikan abdomen nya setelah pemberian
posisi semi fowler jika klien mengeluh sesak) kompres hangat dan analgesik (braxidin
3x 200mg dan katropen 100mg k/p).
− Klien mengatakan feses nya sudah
mulai keluar dengan konsentrasi keras
dan sedikit setelah mengikuti saran
perawat banyak mengkomsumsi buah
dan sayur.
O:
− Masih ada nyeri tekan pada abdomen
− Bising usus 13 x/i
− TD : 100/60 mmHg
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan (1.2.3)

Dx III Jam :09.15 Jam :13.35

1. Memonitor tanda dan gejala konstipasi (perut S:


terasa keras karena ada penumpukan feses) − Klien mengatakan ia sudah BAB tetapi
2. Memonitor bising usus (bising usus 13x/i) hanya sedikit-sedikit dan keras setelah
3. Memonitor feses : konsistensi dan volume mengikuti saran perawat banyak
(konsistensi keras hanya sedikit) mengkomsumsi buah dan sayur
4. Mendorong meningkatkan asupan cairan O:
(ajurkan klien banyak minum air putih) − Perut klien masih terasa agak keras
5. Menganjurkan pasien untuk diet tinggi serat karena ada penumpukan feses
(anjurkan klien banyak konsumsi buah dan A: Masalah belum teratasi
sayuran) P: Intervensi dilanjutkan ( 1.2.3.4.5)
Hari/tanggal : Kamis / 07 Juni 2018

Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Dx I Jam : 09.00 Jam : 13.00

1. Mengobservasi reaksi nonverbal dari S :


ketidak nyamanan (klien tampak lebih − P : klien mengatakan nyeri perutnya sudah
tenang dan rileks) berkurang
2. Mengontrol lingkungan yang dapat − Q : klien mengatakan nyeri sudah jarang
mempengaruhi nyeri (membatasi dirasakan
pengunjung untuk meningkatkan − R : klien mengatakan nyeri pada daerah ulu
kenyamanan klien) hati sudah berkurang
3. Mengurangi faktor presipitasi nyeri − S : klien mengatakan nyerinya sudah
(menjaga pola makan, dan mengontrol berkurang dan berada pada skala nyerinya 2
stres) − T : klien mengatakan nyerinya sudah
4. Memilih dan lakukan penanganan nyeri berkurang, lamanya nyeri 2-3 menit dalam
(farmakologi : pemberian braxidin 3x satu kali periode nyeri setelah 3x24 jam
200mg. non farmakologi: kompres buli- penanganan nyeri dengan melakukan
buli dan nafas dalam) kompres hangat dan pemberian analgesik.
5. Mengajarkan tentang teknik non O:
farmakologi (nafas dalam dan kompres − Klien sudah tampak lebih tenang dan rileks
buli-buli) setelah 3x24 jam penanganan nyeri dengan
6. Memberikan analgesik untuk melakukan kompres hangat dan pemberian
mengurangi nyeri (braxidin 3x200mg) analgesik.
7. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
(skala nyeri 2) A: Masalah teratasi
8. Meningkatkan istirahat (klien istirahat
di bed) P: Intervensi dihentikan
9. Menentukan lokasi nyeri sebelum
pemberian analgesik (nyeri pada
abdomen bagian atas epigastrium)
Dx II Jam :09.00 Jam :13.00

1. Memonitor TTV (TD: 120/70mmHg. N: S:


84x/i. RR : 18 x/i. S : 36.5ºC) − Klien mengatakan nyerinya sudah berkurang
2. Memonitor bising usus (bising usus 11 setelah melakukan penanganan nyeri
x/i) − Klien mengatakan fesesnya sudah lunak dan
3. Mempertahankan jalan nafas yang paten berbentuk
(berikan posisi semi fowler jika klien O:
sesak) − Bising usus 11 x/i dan TD : 120/70 mmHg
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Dx III Jam :09.00 Jam :13.00
1. Memonitor tanda dan gejala konstipasi
(masa penumpukan feses pada perut S:
sudah tidak teraba) − Klien mengatakan feses sudah lunak dan
2. Memonitor bising usus (bising usus 11 berbentuk setelah mendorong klien
x/i) meningkatkan asupan tinggi serat
3. Memonitor feses : konsistensi dan O:
volume ( konsistensi lunak dan − Masa penumpukan feses pada perut sudah
berbentuk) tidak lagi teraba setelah mendorong klien
4. Mendorong meningkatkan asupan meningkatkan asupan tingg serat
cairan (ajurkan klien banyak minum air A: Masalah teratasi
putih) P: Intervensi dihentikan
5. Menganjurkan pasien untuk diet tinggi
serat (anjurkan klien banyak konsumsi
buah dan sayuran)

Anda mungkin juga menyukai