Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

GERONTIK MYALGIA PADA NY. DI PUSKESMAS KOTA


KEDIRI WILAYAH UTARA

Disusun Oleh :

1. Gunawan Sudarmono
2. Ilfi Nur Diana Agustin
3. Laily Nurhanita
4. Maria Tul Qiptiyah
5. Murniningtyas Putri Ratna S
6. Novirda Lila Nur K

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gerontik


Myalgia Pada Ny. S Di Puskesmas Kota Kediri Wilayah Utara Disusun
Oleh Kelompok 2

Kediri,...............

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan


Laporan Pendahuluan

A. Definisi Myalgia
Myalgia adalah suatu keadaan dimana badan terasa pegal-pegal, mulai
diakibatkan oleh olahraga yang menyebakan tubuh meregang terlalu
banyak. Myalgia yang terjadi tanpa riwayat trauma mungkin disebabkan
oleh infeksi virus (Weni, 2010).
Myalgia adalah rasa sakit atau kelelahan otot yang biasanya bersifat
akut dan sering menyerang secara spontan serta bisa disebabkan aktivitas
fisik yang berlebihan, pengaruh obat ataupun pengobatan lain
(Sumardiyono, 2018).
B. Klasifikasi Myalgia
Ada beberapa jenis nyeri otot yang kerap terjadi, yaitu : Fibromyalgia,
Myofascial pain, Nyeri otot pasca latihan (post exercise muscle soreness)
dan nyeri otot akibat penggunaan yang berlebihan (overuse injury) (N.
Richard. Mitchell. Et.al. 2008).
1. Fibromyalgia
Istilah lainnya yaitu remetik otot, adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan gejala berupa nyeri otot yang luas, yaitu paling sering pada
tengkuk, punggung atau pinggang. Terdaapat beberapa titik nyeri pada
area tersebut, biasanya 11-18 titik yang disebut sebagai tender point,
dimana titik tersebut sangat nyeri bila ditekan tetapi nyeri yang
ditimbulkan tidak menjalar. Keluhan dirasakan lebih dari 3 bulan,
disertai adanya gejala gangguan tidur dan kekakuan pada pagi hari. Sifat
nyeri berupa pegal, panas, rasa seperti terbakar, dapat disertai rasa
kesemutan dan baal. Penyebab penyakit ini masih belum diketahui
dengan pasti, tetapi masih berhubungan dengan proses hormonal, sistem
kekebalan tubuh dan faktor ketegangan jiwa. Penyakit ini penyebab
penurunan fungsi yang cukup serius dan menyebabkan penurunan
kualitas hidup.
2. Myofascial pain
Suatu penyakit yang mirip fibromyalgia, tetapi perbedaannya pada
myofascial pain ditemukan titik nyeri yang lebih sedikit dan jika ditekan
timbul rasa nyeri yang menjalar ke area tubuh lain. Penyakit ini lebih
mudah disembuhkan dengan penanganan yang tepat dibandingkan
fibromyalgia. Penyebab penyakit initerutama disebabkan karena
kesalahan postur atau posisi tubuh dalam waktu lama dan ketegangan
emosi.
3. Post exercise muscle soreness (nyeri otot pasca latihan)
Nyeri timbul pada otot yang banyak melakukan aktivitas olahraga, yang
dapat timbul langsung pasca olahraga. Nyeri otot yang timbul beberapa
jam sampai beberapa hari pasca olahraga tersebut disebut delayed onset
muscle soreness. Penyebab nyeri ini ada beberapa hal, yaitu:
penumpukan sisa pembakaran atau metabolism otot yang disebut asam
laktat, kekurangan oksigen pada otot yang aktif, serta pengaruh suhu
tubuh yang meningkat pada saat olahraga. Biasanya nyeri akan hilang
dengan sendirinya setelah 5-7 hari.
4. Overuse injury
Nyeri otot yang terjadi akibat beberapa hal, yaitu : digunakan berulang
dalam waktu lama, digunakan dalam posisi yang salah dalam waktu
yang lama, akibat getaran atau akibat penggunaan dengan kekuatan ysng
besar.
C. Etiologi Myalgia
1. Penyebab secara umum
a. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot yang salah atau
otot yang terlalu tegang.
b. Myalgia yang berlangsung dalam waktu yang lama menunjukkan
myopati metabolik,defisiensi nutrisi atau sindrom fatigue kronik.
c. Kelelahan (setelah latihan tidak terbiasa atau mengikuti kontraksi
intens kejang).
d. Cedera langsung pada otot (memar, luka atau cedera tekan).
2. Gangguan Sistemik
a. Virus (influenza, Epstein-Barr, herpes simpleks, poliomielitis)
b. Infeksi bakteri (radang tenggorokan, penyakit Lyme, tetanus)
c. Jamur (Histoplasmosis)
d. Parasit (malaria, toksoplasmosis, trichinosis)
3. Imunisasi
a. Vaksinasi terhadap berbagai penyakit
b. Obat (antikonvulsan, antibiotika, agen antikanker, meurunkan
kolesterol agen, diuretik)
c. Penyalahgunaan obat
d. Racun
4. Penyebab Lain
a. Kekurangan vitamin C dan B kompleks.
b. Kekurangan mineral dan elektrolit (kalsium, fosfor, magnesium,
kalium, natrium)
D. Manifestasi klinis Myalgia
Tanda gejala myalgia menurut Kuntono (2005), yaitu:
1. Nyeri
2. Spasme otot
3. Keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS)
4. Penurunan kekuatan otot
5. Gejala neurologis (mati rasa, tremor, gangguan penglihatan, telinga
berdenging)
6. Kelelahan
7. Ruam
E. Patofisiologi Myalgia
Gejala umum nyeri otot ini, disamping rasa sakit adalah pembengkakan
pada otot, setelah latihan yang menyebabkan nyeri yang sangat parah, otot
tampak lebih besar dari sebelumnya. Namun ini terjadi bukan karena masa
otot yang meningkat, tetapi lebih karena otot mengalami peradangan
sebagai respon terhadap kerusakan mikroskopis pada otot.
Peranan asam laktat pada Otot, asam laktat sangat penting karena
memungkinkan tubuh untuk mengubah glikogen menjadi energi tanpa perlu
kehadiran oksigen, seperti glikolisis aerobik normal (proses dimana tubuh
menggunakan glikogen untuk energi). Dengan mengubahnya menjadi asam
laktat dan bukannya ATP seperti biasa, ketika tidak ada oksigen yang
banyak tersedia, memungkinkan proses glikolisis untuk berlangsung selama
beberapa menit, bukan hanya beberapa detik. Setelah tubuh memiliki cukup
cadangan oksigen, glikogen dapat kembali dikonversi ke ATP dan asam
laktat dapat dikonversi kembali menjadi glukosa oleh hati dan jaringan lain
yang akan digunakan kemudian. Hal ini membuat penggunaan glikogen
jauh lebih efisien ketika tubuh kekurangan pasokan oksigen. Bagaimana
otot menggunakan asam laktat sebagai bahan bakar adalah sebagai berikut.
Sel-sel otot mengkonversi glikogen menjadi asam laktat ketika tidak ada
cukup oksigen untuk mengubahnya menjadi adenosine trifosfat (ATP).
Asam laktat kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh
mitokondria, yang merupakan penghasil energi dalam sel otot.
Pelatihan ketahanan secara intens dapat meningkatkan masa
mitokondria dalam sel otot lebih dari dua kali lipat yang dapat membantu
otot dalam kemampuan untuk menggunakan asam laktat sebagai bahan
bakar. Hal ini memungkinkan otot-otot untuk bekerja lebih keras dan lebih
lama dalam situasi cadangan oksigen rendah. Jadi salah satu alasan atlet
terlatih dapat tampil lama saat bertanding adalah karena pelatihan intensif
mereka sebenarnya memungkinkan otot-otot untuk menyerap asam laktat
lebih cepat dan lebih efisien karena masa mitokondria yang lebih besar
(Putriana, 2014).
F. Komplikasi Myalgia
1. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada
jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan
(perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista tulang,
memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang
terjadi secara bersamaan.
2. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
3. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan
irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi.
4. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih
besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon
inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan
lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
5. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration)
atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak
leukosit dan kurang kental dibanding cairan sendi yang normal (Wahyudi
G, 2013).
G. Pemeriksaan penunjang Myalgia
1. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada
jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan
(perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista tulang,
memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang
terjadi secara bersamaan.
2. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
3. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan
irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
4. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih
besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon
inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan
lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
5. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration)
atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak
leukosit dan kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.
H. Penatalaksanaan Myalgia
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Monitor gejala cardinal/ tanda-tanda vital
b. Kaji adanya infeksi atau peradangan di sekitar nyeri
c. Beri rasa aman
d. Sentuhan therapeutic
Teori ini mengatakan bahwa individu yang sehat mempunyai
keseimbangan energy antara tubuh dengan lingkungan luar. Orang
sakit berarti ada ketidakseimbangan energi, dengan memberikan
sentuhan pada pasien, diharapkan ada transfer energy.
e. Akupressure
Pemberian tekanan pada pusat-pusat nyeri
f. Guided imagery
Meminta pasien berimajinasi membayangkan hal-hal yang
menyenangkan, tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan yang
terang, serta konsentrasi dari pasien.
g. Distraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan
sampai sedang. Distraksi visual (melihat TV atau ertandingan bola),
distraksi audio (mendengar musik), distraksi sentuhan massage,
memegang mainan), distraksi intelektual (merangkai puzzle).
h. Anticipatory guidance
Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan
dengan nyeri.
i. Hipnotis
Membantu persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.
j. Biofeedback
Terapi prilaku yang dilakukan dengan memberikan individu
informasi tentang respon nyeri fisiologis dan cara untuk melatih
control volunter terhadap respon. Terapi ini efektif untuk mengatasi
ketegangan otot dan migren dengan cara memasang elektroda pada
pelipis.
2. Penatalaksanaan Medis
a. Pemberian analgesik
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan
interprestasi nyeri dengan jalan mendpresi sistem saraf pusat pada
thalamus dan korteks serebri. Analgesik akan lebih efektif diberikan
sebelum pasien merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah
mengeluh nyeri. Contoh obat analgesik yani asam salisilat (non
narkotik), morphin (narkotik), dll.
b. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen
obat analgesik seperti gula, larutan garam/ normal saline, atau air.
Terapi ini dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor
persepsi kepercayaan pasien.
I. WOC Myalgia

Penyebab umum: otot tegang, Gangguan sistemik: virus, Imunisasi: vaksinasi, obat- Penyebab lain:
myopati metabolik, defisiensi infeksi bakteri, jamur, dan obatan, penyalahgunaan obat,
nutrisi, kelelahan, cidera parasit - Kekurangan vitamin C dan B kompleks
racun - Kekurangan mineral dan elektrolit
langsung pada otot

Kerusakan mikroskopis
pada otot

Otot mengalami peradangan

Pembengkakan pada otot

Gejala neurologis (mati rasa,


Nyeri pada tremor, gangguan penglihatan, Kekakuan Ketidak mampuan
persendian telinga berdenging, kelelahan, mengenal masalah
dan ruam
Keterbatasan
GANGGUAN RASA dalam gerakan
fisik pada Kurangnya informasi
NYAMAN
Kesakitan ekstremitas
ANSIETAS
GANGGUAN
Sering terbangun, tidur, tidak
MOBILITAS FISIK
nyenyak

GANGGUAN POLA
TIDUR
J. Asuhan Keperawatan Teori Myalgia
Pengkajian
1. Aktivitas
1) Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
2. Sirkulasi
, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit cebrovaskuler, episode palpitasi.
i denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena
is, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ tertunda.
3. Integritas Ego
1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple (hubungan,keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue
perhatian, tangisan meledak,otot muka tegang, pernafasan
menghela, peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
1) Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal pada masa yang lalu).
5. Makanan/cairan
1) Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi
garam, lemak sertakolesterol, mual, muntah dan perubahan BB
akhir akhir ini (meningkat/turun), Riwayat penggunaan diuretic.
2) Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
6. Neurosensori
1) Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyut, sakit kepala,
suboksipital (terjadi saatbangun dan menghilangkan secara
spontansetelah beberapa jam), Gangguan penglihatan (diplobia,
penglihatan kabur,epistakis).
2) Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi
bicara,efek, proses piker,penurunan keuatan genggaman tangan.
7. Nyeri/ ketidaknyaman
1) Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),
sakitkepala.
8. Pernafasan
1) Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja
takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan
sputum, riwayat merokok.
2) Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan
bunyinafas tambahan(krakties/mengi), sianosis.
9. Keamanan
1) Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

Diangnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan

Ilustrasi kasus
Ny. S datang kepuskesmas wilayah kota utara kota kediri pada tanggal 29
Januari 2020. Pasien mengatakan linu-linu pada daerah pundak seperti
tertimpa beban berat. Pasien mengatakan sering terbangun pada malam hari
karena pundaknya terasa linu. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik
didapatkan TD : 150/90, N : 80 x/mnt, S : 36C, RR : 20 x/mnt, BB : 53 kg,
TB : 155 cm.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PENGKAJIAN
A. Data Biografi
Nama : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 80 tahun
Pendidikan terakhir : SMP
Agama : Islam
Status perkawinan : Cerai
Tinggi badan/berat badan : 155 cm/53 kg
Penampilan umum : Baik
Ciri-ciri tubuh : Rambut pendek keriting dan beruban,
wajah banyak tai lalat, kulit keriput dan
sawo matang, badan kurus.
Alamat : Ds. Jagalan RT. 02 RW 01
Orang yang mudah dihubungi : Ny. T
Hubungan dengan klien : Anak Pasien
B. Riwayat Keluarga : Keluarga mempunyai riwayat hipertensi
Genogram :

Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
C. Riwayat Pekerjaan : IRT
D. Riwayat Lingkungan Hidup: Ny. S tinggal serumah dengan adik dan
kepokannya. Lingkungan tempat tinggal klien tampak kumuh, banyak barang
barang bekas yang tertumpuk di samping rumah dan di dekat rumah klien ada
kendang ayam. Lantai rumah dari keramik, lantai kamar mandi tidak
dikeramik, penerangan di rumah Ny. S cukup terang pada siang hari karena
terdapat ventilasi dan jendela yang dibuka setiap pagi dan pada malam hari
lampu penerangan cukup terang namun penerangan di kamar mandi agak
redup, serta tetangga disekitar rumah Ny. S ramah-ramah dan peduli dengan
sesamanya.
E. Riwayat Rekreasi: Klien mengatakan jarang berpergian jauh. Sehari-hari
klien menghabiskan waktu di dalam rumah dan di sekitar rumah, klien
mengisi luang dengan menonton tv.
F. Sistem Pendukung:
1) Sumber Pendapatan:
Selama ini, biaya kehidupan Ny. S tercukupi oleh anaknya. Ny. S. makan
dan keperluan sehari-hari Ny. S disediakan oleh adek dan kepokananya.
2) Sumber Support Sosial:
Ny. S mendapatkan dukungan sosial dari anak, menantu, cucu, adek dan
kepokannya yang tinggal serumah ataupun tidak serumah. Selain itu,
beliau juga mendapatkan dukungan dari teman-teman lansia di
lingkungan sekitar rumahnya.
G. Diskripsi kekhususan
Kebiasaan ritual: Ny. S menjalankan solat 5 waktu setiap harinya. Ny. S
mengatakan hari khusus bagi dirinya adalah hari raya idul
fitri karena pada hari itu semua keluarganya berkumpul
dan merayakan hari itu bersama-sama.
Yang lainnya : -
H. Status Kesehatan
Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu: Dalam 5 tahun
terakhir klien mengatakan hanya menderita penyakit hipertensi.Tetapi tiap
bulan klien teratur melakukan kontrol tekanan darahnya di puskesmas, klien
juga rutin mengkonsumsi obat antihipertensi (amplodipin) selain itu klien
juga mengurangi makan makanan yang mengandung garam, dan minyak.
Keluhan utama : Linu-linu di Pundak
Obat-obatan
NO NAMA OBAT DOSIS KET
1 Vitamin B
complek
2
Declofenal
3 Sodium

Status imunisasi : Lengkap


Alergi :-
Obat-obatan :-
Makanan :-
Faktor lingkungan :-
Penyakit yang diderita : Myalgia
I. Aktivitas Hidup Sehari-hari
Nutrisi : Tercukupi
Eliminasi : Baik
Aktivitas : Baik
Istirahat dan tidur : Kurang Tercukupi (sering terbangun di malam
hari)
Personal hygiene : Baik
Seksual : Baik
Rekreasi : Baik
Psikologis : Baik
 Persepsi klien : Baik
 Konsep diri : Baik
 Emosi : Baik
 Adaptasi : Baik
 Mekanisme pertahanan diri : Baik
J. Tinjauan Sistem Organ
Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : Composmetis
GCS : 15
Tanda-tanda vital : TD : 150/90 mmHg RR : 20 x/menit
S : 36.◦C Nadi : 80 x/menit
1. Sistem Integumen
Inpeksi
 Warna Kulit : sawo mateng
 Warna kuku : tampak kecoklatan, tampak menebal dan
mengeras
 Lesi : tidak ada lesi
 Pigmen berlebih : tidak ada pigmen berlebih
 Jaringan parut : tidak ada jaringan parut
 Distribusi rambut : rambut tipis dan beruban
 Kebersihan kuku : kuku terpotong pendek dan bersih
 Kelainan pada kuku : tidak ada kelaianan pada kuku
 Bulla (lepuh) : tidak ada bulla
 Ukus : tidak ulkus di kaki sebelah kiri
Palpasi
 Tekstur : kulit keriput
 Turgor kulit : turgor baik
 Pitting edema : tidak ada
 CRT : < 2 detik
2. Kepala
Inspeksi
 Bentuk kepala : Bentuk kepala mesocepal
 Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe dan kotoran
 Warna rambut : Putih beruban
 Kulit kepala : Bersih, tidak terdapat ketombe, tidak
terdapat lesi.
 Distribusi rambut : Merata
 Kerontokan rambut : Tidak ada
 Benjolan di kepala : Tidak ada benjolan di kepala
 Temuan/keluhan lain : Tidak ada
Palpasi
 Nyeri Kepala : Tidak ada nyeri kepala
 Temuan/Keluhan lain : Tidak ada
3. Mata
Inspeksi
 Ptosis :Ya, ada penurunan kelopak mata bagian atas.
 Iris :Warna kecoklatan
 Konjungtiva :Konjungtiva tidak anemis
 Sklera :Sklera tidak ikterik
 Kornea : Kornea jernih
 Pupil :Isokor
 Peradangan :Tidak ada peradangan
 Katarak :Tidak ada katarakGerak bola mata :Gerakan bola
mata simetris
 Alat bantu penglihatan :Klien menggunakan kaca mata baca
Palpasi
 Kelopak mata :Tidak terdapat nyeri tekan pada kelopak
mata, tidak terdapat kantung mata
4. Telinga
Inspeksi
 Bentuk telinga : Bentuk telinga simetris
 Lesi : Tidak terdapat lesi
 Peradangan : Tidak tampak adanya peradangan pada
telinga
 Kebersihan telinga luar: Telinga luar tampak bersih
 Kebersihan lubang telinga: Tampak adanya sedikit serumen pada
kedua telinga
 Membran timpani : Membran timpani utuh
 Fungsi pendengaran : Fungsi pendengaran mulai menurun, klien
sudah tidak mampu mendengar suara yang pelan
Palpasi
 Daun telinga :Tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri tekan pada
daun telinga
5. Hidung dan sinus
Inspeksi
 Bentuk :Bentuk hidung simetris
 Peradangan :Tidak tampak adanya peradangan pada hidung
 Penciuman :Fungsi penciuman baik, klien dapat membedakan
bau
Palpasi
 Sinusitis :Tidak tampak adanya sinusitis
 Temuan / keluhan lainnya :Tidak terdapat nyeri tekan pada
hidung
6. Mulut dan tenggorokan
Inspeksi
 Mukosa :Mukosa bibir lembab
 Bibir pecah-pecah :Tidak ada
 Kebersihan gigi :Gigi tampak bersih
 Gigi berlubang :Tidak ada
 Gusi berdarah :Tidak ada perdarahan pada gusi
 Kebersihan lidah :Lidah tampak kotor
 Pembesaran tonsil :Tidak tampak adanya pembesaran tonsil
 Temuan yang lain :Tidak ada stomatitis, tidak ada kesulitan
menelan makanan, namun klien mempunyai kesulitan untuk
mengunyah makanan karena sudah banyak gigi yang tanggal
7. Leher
Inspeksi
 Kesimetrisan leher :Leher tampak simetris
Palpasi
 Kelenjar limfe :Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
 Pembesaran kelenjar tyroid:Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8. Payudara
Inpeksi:
 Payudara tampak kendor
Palpasi
 Tidak ada benjolan
9. Sistem Pernapasan
Inspeksi
 Pengembangan dada :Pengembangan dada simetris
 Pernafasan :Irama nafas teratur
 Retraksi interkosta :Tidak ada retraksi interkosta
 Nafas cuping hidung :Tidak ada pernafasan cuping hidung
Palpasi
 Taktil fremitus :Taktil fremitus kanan = taktil fremitus kiri
 Pengembangan dada :Pengembangan dada simetris
Perkusi :Perkusi sonor
Auskultasi :Bunyi nafas vesikuler
 Suara tambahan :Tidak ada suara nafas tambahan seperti
wheezing, ronchi dan krekles
 Temuan / keluhan lainnya:Tidak teraba massa dan nyeri tekan pada
area dada
10. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi:Ictus cordis tidak tampak
Palpasi :Ictus cordis teraba pada IC V midclavicula sinistra
 Iktus kordis :Tidak tampak
 Nadi radialis :80 x/menit teraba teratur
Perkusi :Redup
Auskultasi
 Bunyi jantung :Bunyi jantung I, dan II murni. Tidak terdengar suara
tambahan
11. Sistem perkemihan
 Warna urin :Warna urin kuning
 Jumlah urin :± 1500 cc/hari
 Nyeri saat BAK :Tidak nyeri saat BAK
 Hematuria :Tidak ada hematuria
 Rasa terbakar saat BAK :Tidak ada rasa terbakar saat BAK
 Perasaan tidak lampias (anyang-anyangan):Tidak ada
 Mengompol :Tidak ada
 Tidak bisa BAK :Tidak ada
12. Sistem musculoskeletal
Inspeksi
 Lesi kulit :Tidak ada
 Tremor :Ada Klien jarang memakai alas kaki
Palpasi
 Tonus otot ekstremitas atas :Baik
 Tonus otot ekstremitas bawah :Baik
 Kekuatan ekstremitas atas :Kuat (skor 5)
 Kekuatan ekstremitas bawah :Kuat (skor 5)
 Rentang gerak :Klien mampu bergerak dengan bebas
 Edema kaki :Tidak terdapat edema
 Refleks Bisep :Kanan (+) Kiri (+)
 Refleks Trisep :Kanan (+) Kiri (+)
 Refleks patella :Kanan (+) Kiri (+)
 Refleks Achilles :Kanan (+) Kiri (+)
 Deformitas sendi :Tidak ada
 Nyeri ekstremitas :linu-linu di daerah Pundak dan
tengkuk
13. Sistem endokrin
 Pembesaran tiroid :Tidak ada pembesaran tiroid
 Riwayat penyakit metabolik :Terdapat riwayat penyakit metabolik
seperti Hipertensi
14. Sistem gastrointestinal
Inspeksi :Bentuk abdomen datar
Auskultasi :Peristaltik usus 10 x/menit
Perkusi :Timpani
Palpasi :Tidak teraba massa, tidak terdapat nyeri tekan pada
abdomen.
15. Sistem reproduksi
 Kebersihan :Bersih
 Haemoroid :Tidak ada haemoroid
 Kesan (bau) :Tidak ada bau pesing atau bau tidak enak
16. Sistem persyarafan
 Olfaktori :Fungsi penciuman baik. Klien masih dapat
membedakan bau
 Optikus :Fungsi penglihatan sudah berkurang. Klien tidak
mampu lagi melihat jarak jauh dengan jelas, klien menggunakan alat
bantu kaca mata untuk membaca
 Okulomotorius:Gerakan bola mata simetris
 Throklear :Klien mampu menggerakan bola mata ke atas dan ke
bawah
 Trigeminus :Klien mampu mengunyah
 Abdusen :Baik
 Facialis :Bentuk bibir simetris
 Auditori :Fungsi pendengaran sudah mulai menurun
 Glosofaringeal:Klien mampu merasakan sensasi rasa pada lidah
 Vagus :Klien mampu menelan makanan
 Aksesorius :Klien mampu menoleh ke kiri dan ke kanan, klien
mampu mengangkat kedua bahu dengan simetris
 Hipoglosus :Pengucapan kata masih jelas, tidak ada pelo
17. Sistem pengecapan : baik
18. Sistem penciuman : baik
K. Data Tambahan
1. Short Porteble Mental Status Questionaire ( SPMSQ )
No. Pertanyaan Benar Salah Ket.
1. Tanggal berapa hari ini? √ Klien menjawab tanggal
30
2. Hari apa sekarang? √ Klien menjawab hari ini
hari Kamis
3. Apa nama tempat ini? √ Klien menjawab ini
adalah rumahnya
4. Dimana alamat anda? √ Klien menjawab
rumahnya berada di
rt/rw 01/03 kelurahan
jabalan
5. Berapa umur anda? √ Klien menjawab 80
tahun
6. Kapan anda lahir (minimal √ Klien menjawab 1941
tahun lahir)?
7. Siapa presiden Indonesia √ Klien menjawab Jokowi
sekarang?
8. Siapa presiden Indonesia √ Klien menjawab SBY
sebelumnya?
9. Siapa nama ibu anda? √ Klien menjawab Suparti
10. Berapa 20-3? Tetap √ Klien menjawab 20-3 =
pengurangan 3 dari setiap 17
angka baru, semua secara 17 -3 = 14
menurun berurutan.
Jumlah 10
Interpretasi Hasil:
Salah 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Salah 3-4 : Kerusakan intelektual ringan
Salah 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
Salah 8-10 : Kerusakan intelektual berat
Interpretasi/ kesimpulan:
Klien Ny. S saat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner SPMSQ Ny. S
menjawab semua pertanyaan dengan benar. Berdasarkan hasil pemeriksaan Ny.
S termasuk dalam kategori fungsi intelektual utuh.

2. Mini - Mental State Exam ( MMSE )


Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
□ Tahun : 2020 (benar)
□ Musim : Hujan (benar)
□ Tanggal : 30 (benar)
□ Hari: Kamis (benar)
□ Bulan: Januari (benar)
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang
□ Kota Kediri (benar)
□ Kecamatan Kota Kediri (benar)
□ Kelurahan Jagalan (benar)

2 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 obyek (oleh pemeriksa) 1


detik untuk mengatakan masing-
masing obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi (untuk
disebutkan)
□ Obyek 1 : Rumah Sakit (benar)
□ Obyek 2 : Kantor (benar)
□ Obyek 3 : Puskesmas (benar)
3 Perhatian dan 5 5 Minta klien untuk memulai dari
kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali
100 - 7 = 93
93 - 7 = 86

4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga


obyek pada no 2 tadi, bila benar 1
point untuk masing-masing obyek
□ Obyek 1 : Rumah Sakit (benar)
□ Obyek 2 : Kantor (benar)
□ Obyek 3 : Puskesmas (benar)
5 Bahasa 9 5 Tunjukkan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
□ Mengetahui nama : kertas (benar)
Minta pada klien untuk mengulang
kata berikut “tak ada jika, dan, atau,
tetapi”. Bila benar, nilai 1 poin.
□ Tak ada jika (salah)
□ Dan (salah)
□ Atau (salah)
□ Tetapi (salah)
Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri dari 3 langkah :
“Ambil kertas di tangan anda. Lipat
dua dan taruh di lantai”
□ Ambil kertas (benar)
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
□ Lipat dua (benar)
□ Taruh di lantai (benar)
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut Tutup mata anda
□ Aktifitas sesuai perintahTutup
mata anda (benar)
Total nilai 26
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Interpretasi hasil :
Klien Ny. S saat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner MMSE, Ny. S
memperoleh total skor sebanyak 22, Ny. S termasuk dalam kategori Aspek
kognitif dari fungsi mental baik.

3. Depresi Geriatri
1) N Jawaban yang
Pertanyaan
o sesuai
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda Tidak YA
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
2 Tidak YA
minat/kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? Tidak YA
4 Apakah anda merasa sering bosan? Tidak YA
Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap
5 TIDAK Ya
saat?
Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan
6 Tidak YA
terjadi pada anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar
7 TIDAK Ya
hidup anda?
8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya? Tidak YA
Apakah anda lebih sering di rumah daripada pergi
9 Tidak YA
keluar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru?
Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah
10 dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan Tidak YA
orang?
Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang
11 TIDAK Ya
menyenangkan?
Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan
12 Tidak YA
anda saat ini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? TIDAK Ya
1) N Jawaban yang
Pertanyaan
o sesuai
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
14 TIDAK Ya
harapan?
Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik
15 Tidak YA
keadaannya dari pada anda?
Total score 5
*) Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor 1
Keterangan :
Score 5 -9 : Kemungkinan depresi
Score 10 atau lebih : Depresi
Interpretasi/kesimpulan :
Klien Ny. S saat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner Skala Depresi, Ny. S
memperoleh total skor sejumlah 5 sehingga Ny. S dapat dikategorikan dalam
kategori kemungkinan depresi.

4. APGAR Keluarga
No Items Penilaian Selalu Kadang - Tidak
kadang Pernah
(2) (1) (0)

1 A: Adaptasi 2
Saya puas bahwa saya dapat
kembali pada keluarga (teman-
teman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu menyusahkan
saya.
2 P: Partnership 1
Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman)saya
membicarakan sesuatu dengan
saya dan mengungkapkan
masalah saya.
3 G: Growth 2
Saya puas bahwa keluarga
(teman-teman) saya menerima
& mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktifitas atau
arah baru.
4 A: Afek 1
Saya puas dengan cara keluarga (
teman- teman ) saya
mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-emosi
saya, seperti marah, sedih atau
mencintai.
5 R: Resolve 2
Saya puas dengan cara teman-
teman saya dan saya
menyediakan waktu bersama-
sama mengekspresikan afek dan
berespon
JUMLAH 6 2
Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang
Nilai : >7 : Fungsi keluarga baik
Interpretasi/kesimpulan :
Klien Ny. Snsaat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner APGAR, Ny. S
memperoleh total skor sejumlah 8 sehingga fungsi keluarga Ny. S dalam kategori
kemungkinan baik.

L. Data Penunjang
1. Gula Darah acak : 163
2. Cholesterol : 161
3. Asam urat : 7.0
Kediri, ……………..

(………………………)
ANALISA DATA
Nama Klien : Ny. S
Dx Medis : Myalgia

No Data Etiologi Masalah Paraf

Penyebab umum: otot tegang,


Ds: myopati metabolik, defisiensi
nutrisi, kelelahan, cidera
- Px mengeluh langsung pada otot
linu di sekitar
pundak dan
tengkuk Kerusakan mikroskopis pada otot
- Px mengeluh
tidak nyaman
- Px mengeluh Otot mengalami peradangan
mudah lelah Gangguan
1 Do: Rasa
Pembengkakan pada otot
- Px tampak Nyaman
gelisah
- Px tampak Gejala neurologis (mati rasa,
memegangi daerah tremor, gangguan penglihatan,
sekitar pundaknya telinga berdenging, kelelahan,
- Hasil cek darah dan ruam
diperoleh hasil
Cholesterol: 161
Asam urat: 7.0 Nyeri pada persendian

Penyebab umum: otot tegang,


Ds: myopati metabolik, defisiensi
nutrisi, kelelahan, cidera
- Px mengeluh langsung pada otot
sering terjaga
tidurnya
- Px mengeluh tidak Kerusakan mikroskopis pada otot Gangguan
2 puas tidur
Pola Tidur
- Px mengeluh pola
tidurnya berubah Otot mengalami peradangan
Do:
- Px tampak Pembengkakan pada otot
mengantuk
- Mata px tampak Gejala neurologis (mati rasa,
sayu tremor, gangguan penglihatan,
telinga berdenging, kelelahan,
dan ruam

Kesakitan

Sering terbangun, tidur, tidak


nyenyak

INTERVENSI
Nama Klien : Ny. S
Dx Medis : Myalgia

NO DX KEP TUJUAN & INTERVENSI

KRITERIA HASIL

A. Manajemen Nyeri
1. Observasi
- Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, dan
Setelah dilakukan intensitas nyeri
tindakan keperawatan - Identifikasi skala nyeri
selama 1 x24 jam, - Identifikasi respon nyeri non
diharapkan: verbal
Gangguan rasa 1. Kesejahteraan fisik - Indentifikasi faktor yang
nyaman b/d gejala meningkat memperberat dan
1 penyakit (nyeri/ linu 2. Dukungan social memperingan yeri
disekitar pundak dan dari keluarga - Identifikasi pengaruh nyeri
tengkuk) meningkat pada kualitas hidup
3. Perawatan sesuai - Monitor efek samping
kebutuhan cukup penggunaan analgesik
meningkat. 2. Teraupetik
4. Keluhan sulit tidur - Berikan Teknik non
menurun farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitas istirahat dan tidur
3. Edukasi
- Jelakan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredamkan
nyeri
- Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgesic secara tepat
- Ajarkan Teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu

B. Pengaturan Posisi
1. Observasi
- Monitor status oksigenasi
sebelum dan sesudah
mengubah posisi
2. Teraupetik
- Tempatkan objek yang
sering digunakan dalam
jangkauan
- Sediakan matras yang kokoh
atau padat
- Atur posisi tidur yang
disukai
- Posisikan pada kesejajaran
tubuh yang tepat
- Berikan bantal yang tepat
pada leher
- Motivasi terlibat dalam
perubahan posisi sesuai
kebutuhan
- Hindari menepatkan pada
posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
- Jadwalkan secara tertulis
untuk perubahan posisi
3. Edukasi
- Informasikan saat akan
dilakukan perubahan posisi
- Ajarkan cara menggunakan
postur yang baik dan
mekanika tubuh yang baik
selama melakukan perubahan
posisi.
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi jika perlu.

Dukungan tidur
1. Observasi
- Identifikasi pola aktivitas
tidur
- Identifikasi factor penggangu
tidur (fisik/pisikologi).
- Identifikasi makanan dan
minuman yang menggangu
tidur.
- Identifikasi obat tidur yang
dikonsumsi.
2. Teraupetik
- Modifikasi lingkungan
Setelah dilakukan - Batasi waktu tidur siang
tindakan keperawatan - Tetapkan jadwal tidur rutin
selama 1 x 24 jam, - Lakukan prosedur untuk
Gangguan Pola Tidur diharapkan : meningkatkan kenyamanan
b/d hambatan 1. Keluhan sulit tidur (pijat,pengaturan posisi
2 lingkungan ( menurun tidur).
disebabkan karena 2. Keluhan pola tidur - Sesuaikan jadwal pemberian
bau tidak sedap dan berubah menurun obat/tindakan untuk
proses penyakit ) 3. Keluhan tidak puas menunjang siklus tidur
tidur menurun terjaga.
4. Keluhan sering 3. Edukasi
terjaga menurun. - Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur.
- Hindari makan atau minuman
yang dapat menggangu tidur
- Ajarkan factor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur seperti
(pisikologi, gaya hidup).
4. Kolaborasi
- Kolaborasi dengan dokter
pemberian obat tidur, bila
perlu.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama Klien : Ny. S
Dx Medis : Myalgia
No. Tanggal Jam Implementasi Evaluasi (soap) Paraf
Dx
1. 31 Januari 08.00 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
karakteristik, durasi,
2020 - Px mengeluh linu
frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri di sekitar pundak
2. Mengidentifikasi skala nyeri dan tengkuk
3. Mengidentifikasi respon - Px mengeluh tidak
nyeri non verbal. nyaman
4. Mengidentifikasi faktor yang - Px mengeluh
memperberat dan mudah Lelah
memperingan nyeri. O:
5. Mengidentifikasi pengaruh - Px tampak gelisah
nyeri pada kualitas hidup. - Px tampak
6. Menanyakan efek samping memegangi
penggunaan analgesik. daerah sekitar
7. Memberikan Teknik non pundaknya
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri . A:
8. Menjelakan penyebab, Masalah belum
periode dan pemicu nyeri teratasi
9. Menjelaskan strategi P:
meredamkan nyeri. Lnjutkan Intervensi
10. Menganjurkan monitor
nyeri secara mandiri
11. Menganjurkan
menggunakan analgesic
secara tepat.
12. Menganjarkan Teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
13. Menkolaborasi pemberian
analgetik jika perlu.
14. Memonitor status
oksigenasi sebelum dan
sesudah mengubah posisi.
15. Menepatkan objek yang
sering digunakan dalam
jangkauan.
16. Menyediakan matras yang
kokoh atau padat.
17. Mengatur posisi tidur yang
disukai.
18. Memposisikan pada
kesejajaran tubuh yang tepat.
19. Memberikan bantal yang
tepat pada leher.
20. Memotivasi terlibat dalam
perubahan posisi sesuai
kebutuhan.
21. Meghindari menepatkan
pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri.
22. Menjadwalkan secara
tertulis untuk perubahan
posisi.
23. Menginformasikan saat
akan dilakukan perubahan
posisi.
24. Mengajarkan cara
menggunakan postur yang
baik dan mekanika tubuh
yang baik selama melakukan
perubahan posisi.
25. Mengkolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi jika perlu.
2. 31-01- 08.00 1. Mengidentifikasi pola S:
aktivitas tidur
2020 - Px mengeluh
2. Mengidentifikasi factor
sering terjaga
penggangu tidur
tidurnya
(fisik/pisikologi).
- Px mengeluh
3. Mengidentifikasi makanan
tidak puas tidur
dan minuman yang
- Px mengeluh pola
menggangu tidur.
tidurnya berubah
4. Mengidentifikasi obat tidur
yang dikonsumsi. O:
5. Memodifikasi lingkungan
6. Membatasi waktu tidur - Px tampak
siang mengantuk
7. Menetapkan jadwal tidur - Mata px tampak
rutin sayu.
8. Melakukan prosedur untuk A:
meningkatkan kenyamanan
(pijat,pengaturan posisi Masalah belum
tidur). teratasi
9. Menyesuaikan jadwal
pemberian obat/tindakan
untuk menunjang siklus P:
tidur terjaga.
10. Menjelaskan pentingnya Lanjutkan Intervensi
tidur cukup selama sakit
11. Menganjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur.
12. Menghindari makan atau
minuman yang dapat
menggangu tidur
13. Mengajarkan factor-faktor
yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur seperti
(pisikologi, gaya hidup).
14. Mengkolaborasi dengan
dokter pemberian obat
tidur, bila perlu.

Anda mungkin juga menyukai