Kehidupannya
yang tak akan pernah berakhir.
“Untuk?”
“Jeon,”
“Saya rasa Tuan Besar tidak akan mudah menerima ide tersebut.”
.
.
Namjoon yang tengah mengedit video milik salah satu senior hanya
mendengus tertawa. “Benarkah? Hantu?” kata Namjoon tak
mengalihkan pandangan dari layarnya. “Itu tidak ada.”
Namjoon tertawa pelan. “Kau itu takut dengan segala hal. Serius. Kau
bahkan takut dengan bayanganmu.”
Haunted Sanatorium
“Apa yang terjadi jika kau tahu siapa aku, Sayang.” Bisik Namjoon
sangat pelan. Setelahnya ia berdiri, menatap kamera yang masih
merekam ruangan kosong ini, berharap menemukan sesuatu yang bisa
dipakai untuk video minggu depan. Namjoon yang tersenyum kilat dan
berdiri, berjalan melangkah keluar ke salah satu pintu yang menuju ke
lorong gelap tak terjamah sinar apa pun.
“Apa kau sudah katakan pada mereka apa yang aku katakan padamu?”
“Tak ada, yang boleh menyentuh pemuda itu,” kata Namjoon menunjuk
ruangan di balik punggungnya. “Atau mencoba untuk mendekatinya.
Paham?”
Namjoon berkata sangat tenang, tidak ada paksaan atau nada tinggi
namun itu cukup membuat para arwah itu ketakutan. Mereka
mengangguk kaku dan masih menundukkan pandangan.
“Maafkan kelancangan saya, Nyonya, tapi Anda pun juga tidak berhak
untuk menghentikan apa yang Tuan saya ingin lakukan disini.”
“Diam kau, setan kecil,” kata suara wanita itu. “Aku tak ingin berbicara
denganmu, biarkan Tuanmu yang sombong itu berbalik dan menyapaku
sebagai sopan santun! Apakah aku yang perlu mengajarinya?”
"Well, well. Lihat pangeran kecil kita sudah tumbuh menjadi pemuda
yang luar biasa tampan!" kata Nyonya Sun dengan tawa nyaring.
.
"Tapi aku ingin bermain dengannya." Ujar Junhong pelan. "Dia terlihat
baik."
“Apakah saya harus melakukan sesuatu untuk anak itu, Tuan?” tanya
Jungkook. Namjoon terdiam sebentar, namun ia mendengus dan
mengangkat tangannya sedikit tanda untuk Jungkoook mundur.
“Maafkan anak ini, Tuan Kim,” kata suster itu mencicit sedih. “Dia tidak
tahu apa yang ia katakan—”
“Aku ingin bermain dengan Seokjin,” kata Junhong lirih tapi suster itu
menggeleng cepat dan menyentuh bibir Junhong, mengisyaratkan
padanya bahwa ia tidak boleh mengatakan apa pun.
“Kalau kau belajar sedikit, hei wanita, umur kita semua tak akan
bertambah seiring waktu berjalan,” kata Namjoon lalu mengalihkan
pandangan pada Junhong yang menggenggam erat bola Seokjin. “Begitu
juga anak ini, dia sudah terkurung disini berpuluh-puluh tahun, sudah
sepantasnya dia berada di Neraka.”
Haunted Hotels
“Seokjin?”