Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

 BOBY KURNIAWAN PELOWE


 CHRISTANTI INDRIANI PONTOH
 NUR ISTITHA KARNO
 RIA JELITA ELE
 RICHARD MORATO
 SELVIDA BETARIA MASUKU

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA MANDIRI POSO
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAN INSTALASI GAWAT DARURAT

Pokok Pembahasan : Instalasi Gawat Darurat


Sub pokok pembahasan : Peran Instalasi Gawat darurat
Sasaran : Pasien/Keluarga pasien
Hari/tanggal : Jumat,12 Februari 2020
Jam : 10.00 s/d 10.30 Wita
Waktu : 30 menit
Tempat : Instalasi Gawat Darurat RSUD Poso
Penyuluh : Christanti Indriani Pontoh

A. Latar Belakang
Keadaan gawat darurat adalah suatu keadaan klinis dimana pasien membutuhkan
pertolongan medis yang cepat untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih lanjut
Ketepatan waktu dalam pelayanan kegawatdaruratan menjadi perhatian penting di negara -
negara seluruh dunia. Hasil studi dari National Health Service di Inggris, Australia,
Amerika dan Kanada bahwa pelayanan perawatan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien
Keanekaragaman pasien di IGD yang datang dari berbagai latar belakang dari sisi sosial
ekonomi, kultur, pendidikan dan pengalaman membuat persepsi pasien atau masyarakat
berbeda-beda. Pasien merasa puas dengan pelayanan perawat di IGD apabila harapan
pasien terpenuhi, seperti pelayanan yang cepat, tanggap, sopan, ramah, pelayanan yang
optimal dan interaksi yang baik. Namun pasien atau masyarakat sering menilai kinerja
perawat kurang mandiri dan kurang cepat dalam penanganan pasien di IGD. Penilaian itu
karena beberapa hal, salah satunya diantaranya adalah ketidaktahuan pasien dan keluarga
tentang prosedur penatalaksanaan pasien oleh perawat di ruang IGD (Igede, 2012).
Ketidaktahuan tentang penatalaksanaan pasien oleh perawat di ruang IGD berpengaruh
terhadap kepuasan dan kecemasan pasien (Qureshi, 2008).
B. Tujuan
 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang
peran instalasi gawat darurat.
 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan peserta mampu :
1. Pengertian Intalasi Gawat Darurat
2. Fungsi IGD
3. Kegiatan IGD
4. Disiplin Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
5. Triage Dalam Kegawatdaruratan
C. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi
1. Pengertian Intalasi Gawat Darurat
2. Fungsi IGD
3. Kegiatan IGD
4. Disiplin Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
5. Triage Dalam Kegawatdaruratan
D. Media
 Leaflet
E. Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Tanya jawab
F. Pengorganisasian

Keterangan :
: Moderator (Selvida Betaria Masuku)

: Pemateri (Christanti Indriani Pontoh)

: Notulen (Ria Jelita Elle)

: Observer (Richard Morato, Nur Istitha Karno)

: Fasilitator (Boby Kurniawan Pelowe)

: Pasien/Keluarga Pasien

: Media
G. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta Media

1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
dan
3. Menggali pengetahuan memperhatikan
keluarga pasien tentang 3. Menjawab
instalasi gawat darurat pertanyaan
4. Menjelaskan tujuan 4. Mendengarkan
Penyuluhan dan
memperhatikan
5. Membuat kontrak waktu 5. Menyetujui
kontrak waktu

2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan Leaflet


(20 menit)  Pengertian Intalasi memperhatikan
Gawat Darurat penjelasan
 Fungsi IGD Penyuluh
 Kegiatan IGD
 Disiplin Pelayanan
Instalasi Gawat
Darurat
 Triage Dalam
Kegawatdaruratan
2. Memberikan kesempatan 2. Aktif bertanya

untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan 3. Mendengarkan

peserta
3 Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan dan
(5 menit) yang disampaikan oleh Memperhatikan
penyuluh
2. Mengevaluasi peserta atas 2. Menjawab
penjelasan yang pertanyaan yang
disampaikan dan diberikan
penyuluh menanyakan
kembali mengenai materi
penyuluhan
3. Salam Penutup 3. Menjawab salam
Lampiran 1
Materi Penyuluhan

A. Pengertian Intalasi Gawat Darurat


Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu unit pelayanan di rumah
sakit yang memberikan pertolongan pertama dan sebagai jalan pertama
masuknya pasien dengan kondisi gawat darurat.
Gawat adalah suatu keadaan yang mengancam nyawa pasien. Darurat adalah suatu
keadaan yang segera memerlukan pertolongan. Gawat darurat adalah suatu keadaan yang
mana penderita memerlukan pemeriksaan medis segera, apabila tidak dilakukan akan
berakibat fatal bagi penderita. Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit di
rumah sakit yang harus dapat memberikan pelayanan darurat kepada masyarakat yang
menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar. Menurut Azrul
(1997) yang dimaksud gawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang
dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya (life
saving).
Pertolongan pertama merupakan pertolongan secara cepat dan bersifat sementara waktu
yang diberikan pada seorang yang menderita luka atau terserang penyakit mendadak.
Tujuan yang penting dari pertolongan pertama adalah memberikan perawatan dan
pelayanan kesehatan yang akan menguntungkan pada orang-orang tersebut sebagai
persiapan terhadap penanganan lebih lanjut lagi nantinya bila memang diperlukan. Untuk
itulah pentingnya mengenal kriteria pasien gawat darurat, pasien gawat tidak darurat,
pasien tidak gawat tidak darurat untuk bisa menjalankan triage di IGD. Ada beberapa istilah
yang digunakan dalam unit gawat darurat berdasarkan prioritas perawatannya, antara lain :
a. Gawat Darurat (P1)
Keadaaan yang mengancam nyawa/adanya gangguan ABC dan perlu tindakan
segera, misalnya cardiac arrest, penurunan kesadaran , trauma mayor dengan
perdarahan hebat.
b. Gawat Tidak Darurat (P2)
Keadaan mengangancam nyawa tetepi tidak memerlukan tindakan darurat. Setelah
dilakukan resusitasi maka ditindak lanjuti oleh dokter specialis. Misalnya : pasien
kanker tahap lanjut, fraktur, sickle cell dan lainya.
c. Darurat Tidak Gawat (P3)
Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan darurat. Pasien
sadar, tidak ada gangguan ABC dan dapat langsung diberikan terapi definitif. Untuk
tindak lanjut dapat ke poliklinik, misalnya: laserasi, fraktur minor/tertutup, sistitis, otitis
media dan lainnya.
d. Tidak Gawat Tidak Darurat
Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan gawat.
Gejala dan tanda klinis ringan/asimptomatis. Misalnya penyakit kulit, batuk, flu, dan
sebagainya (ENA, 2001; Iyer, 2004)
B. Fungsi IGD
1. Mencegah kematian dan kecacatan pada penderita gawat darurat
2. Menerima rujukan pasien atau mengirim pasien
3. Melakukan penanggulangan korban musibah masal dan bencana yang terjadi dalam
maupun diluar rumah sakit
C. Kegiatan IGD
Instalasi Gawat Darurat yang merupakan suatu bentuk penanganan kegawatdaruratan
memiliki berbagai macam kegiatan. Menurut Flynn (1962) dalam Azrul (1997) kegiatan
IGD secara umum dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat
Kegiatan utama yang menjadi tanggung jawab IGD adalah menyelenggarakan
pelayanan gawat darurat. Sayangnya jenis pelayanan kedokteran yang bersifat khas
seing disalah gunakan. Pelayanan gawat darurat yang sebenarnya bertujuan untuk
menyelamatkan kehidupan penderita (life saving), sering dimanfaatkan hanya untuk
memperoleh pelayanan pertolongan pertama (first aid) dan bahkan pelayanan rawat
jalan (ambulatory care)
b. Menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang membutuhkan
pelayanan rawat inap intensif
Kegiatan kedua yang menjadi tanggung jawab IGD adalah menyelenggarakan
pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan intensif. Pada
dasarnya pelayanan ini merupakan lanjutan dari pelayanan gawat darurat, yakni dengan
merujuk kasus-kasus gawat darurat yang dinilai berat untuk memperoleh pelayanan
rawat inap intensif.
c. Menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat
Kegiatan ketiga yang menjadi tanggung jawab IGD adalah menyelenggarakan
informasi medis darurat dalam bentuk menampung serta menjawab semua pertanyaan
anggota masyarakat yang ada hubungannya dengan keadaan medis darurat (emergency
medical questions).
D. Disiplin Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
Disiplin pelayanan adalah suatu aturan yang berkaitan dengan cara memilih anggota
antrian yang akan dilayani lebih dahulu. Disiplin yang biasa digunakan adalah (Subagyo,
1993) :
1. FCFS : First Come-First Served (pertama masuk, pertama dilayani)
2. LCFS : Last Come-First Served (terakhir masuk, pertama dilayani)
3. SIRO : Service In Random Order (pelayanan dengan urutan acak)
4. Emergency First : Kondisi berbahaya yang didahulukan.
E. Triage Dalam Kegawatdaruratan
a. Pengertian Triase
Triase adalah proses khusus memilah dan memilih pasien berdasarkan beratnya
penyakit menentukan prioritas perawatan gawat medik serta prioritas transportasi.
artinya memilih berdasarkan prioritas dan penyebab ancaman hidup.Triase/Triage
merupakan suatu sistem yang digunakan dalam mengidentifikasi korban dengan cedera
yang mengancam jiwa untuk kemudian diberikan prioritas untuk dirawat atau
dievakuasi ke fasilitas kesehatan.
b. Tujuan Triase Perawatan Gawat Darurat
1. Identifikasi cepat korban yang memerlukan stabilisasi segera, Ini lebih ke
perawatan yang dilakukan di lapangan.
2. Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan
3. Untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa dan kecacatan. Inilah tiga alasan dan
tujuan dilakukannya triase gawat darurat PPGD
c. Prinsip-Prinsip Triase
Triase dilakukan berdasarkan observasi terhadap 3 hal, yaitu :
1. Pernafasan (respiratory)
2. Sirkulasi (perfusion)
3. Tingkat kesadaran atau status mental (Mental State)
DAFTAR PUSTAKA
Fauzanlampoeng.http://www.scribd.com/doc/50079020/sarana-dan-prasarana-fisik-unh gawat-
darurat
Iyer, P. 2004. Dokumentasi Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan,Jakarta : EGC
Oman, K 2008. Panduan Belajar Keperawatan Gawat Darurat : Jakarta : EGC Aninomous,1999.
Triage officers course.
Singapore : departement of emergency medicine singapore general hospital
Wikipedia, the free encyclopedia, 2009, triage, (Online), (http://en.wikipedia. org/wiki/triage,
Diakses pada tgl 12 Maret 2020).

Anda mungkin juga menyukai