Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

BIMBINGAN DAN KONSELING INDUSTRI

“Konsep Dasar BK Industri”

Dosen Pengampu:

Indah Sukmawati, M. Pd., Kons.

Oleh:

Rizka Lailatul Ramadhani

18006161

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KONSEP DASAR BK INDUSTRI

A. Pengertian BK Industri
Bimbingan berasal dari kata guide yang berarti menunjukkan, menentukan,
mengatur atau mengemudikan. Pada dasarnya bimbingan merupakan proses membantu
individu agar berkembang secara optimal. Bimbingan menyangkut upaya memfasilitasi
individu (konseli) agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-
tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, social, dan moral-
spiritual).
Menurut Komalasari, dkk (2011) konseling adalah bentuk pertolongan yang
berfokus pada kebutuhan dan tujuan individu. Dalam hal ini, konseling berperan agar
dapat membantu individu dalam memahami kebutuhannya dan mencapai suatu tujuan
yang lebih baik. Sementara itu, Hartono dan Soedarmaji (2013) mendefinisikan bahwa
konseling adalah suatu pelayanan profesional yang diberikan oleh seorang konselor
kepada konseli secara tatap muka, agar konseli dapat mengembangkan perilakunya ke
arah yang lebih baik. Sementara industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan
bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan
konseling industri adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara tatap muka oleh konselor
dengan melakukan pembahasan suatu masalah dengan seorang karyawan yang
mempunyai masalah emosional dengan maksud untuk mengatasi permasalahan yang
dialami oleh karyawan tersebut dalam pekerjaannya. Konseling bertujuan untuk
memperbaiki kesehatan mental karyawan. Bimbingan dan konseling industri juga dapat
diartikan sebagai ilmu terapan atau dasar yang menelaah dan menangani masalah
perilaku manusia yang timbul dalam proses produksi, distribusi, dan konsumsi barang
dan jasa.

B. Tujuan BK Industri
Untuk mencapai para pekerja untuk dapat memfokuskan pada dirinya sendiri agar
dapat mengembangkan potensi pada dirinya sendiri dan dapat mengembangkan
kompetensinya secara optimal di tempat kerja serta dapat mengentaskan permasalahan
yang sedang terjadi dalam ruang lingkup industri. Sementara konseling bertujuan untuk
memperbaiki kesehatan mental karyawan.
Secara umum tujuan bimbingan dan konseling industri adalah untuk membantu
karyawan mengembangkan kesehatan mental mereka yang lebih baik, sehingga mereka
akan berkembang dalam rasa percaya diri, pemahaman, pengendalian diri, dan
kemampuan untuk bekerja secara efektif. (Sunyoto, 2001).
Menurut Hartono dan Soedarmaji (2014) tujuan konseling industri adalah agar
konseli dapat mengubah perilakunya ke arah yang lebih maju (progressive behavior
changed) melalui terlaksananya tugas-tugas perkembangan secara optimal, kebahagiaan
hidup, dan kemandirian.
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam konseling:
1. Nasehat, mengatakan kepada orang apa yang harus dikerjakan.
2. Menentramkan hati, memberi dorongan dan keyakinan kepada orang untuk
menghadapi masalah.
3. Komunikasi, memberikan informasi dan pemahaman.
4. Mengendurkan ketegangan emosional, membantu orang agar merasa lebih bebas
dari ketegangan.
5. Berfikiran jernih, mendorong pemikiran yang lebih masuk akal dan rasional.
6. Reorientasi, mendorong perubahan internal dalam tujuan dan nilai.
Corey (dalam Hartono dan Soedarmaji, 2014) menjelaskan tujuan konseling industri
sebagai berikut:
a. Konseli lebih menyadari diri, bergerak ke arah kesadaran yang lebih penuh atas
kehidupan batinnya dan mengurangi adanya penyangkalan dan pendistorsian.
b. Konseli menerima tanggungjawab yang lebih besar atas siapa dirinya, menerima
perasaannya sendiri, menghindari tindakan menyalahkan lingkungan dan orang
lain atas keadaan dirinya, dan menyadari bahwa sekarang ia bertanggungjawab
untuk apa yang dilakukannya.
c. Konseli menjadi lebih berpegang kepada kekuatan-kekuatan batin dan pribadinya
sendiri, menghindari tindakan memainkan peran orang tak berdaya, dan menerima
kekuatan yang dimilikinya untuk mengubah kehidupannya sendiri.
d. Konseli memperjelas masalah yang dihadapinya, dan menemukan dalam dirinya
sendiri penyelesaian bagi konflik yang dialaminya.
e. Konseli menjadi lebih terintegrasi serta menghadapi, mengakui, menerima, dan
menangani aspek-aspek dirinya yang terpecah dan diingkari, serta mengintegrasi
semua perasaan dan pengalaman kedalam hidupnya.
f. Konseli belajar mengambil resiko yang akan membuka pintu ke arah cara hidup
yang baru serta menghargai kehidupan dengan ketidakpastiannnya yang
diperlukan bagi pembangunan landasan untuk pertumbuhan.
g. Konseli menjadi lebih mempercayai diri serta bersedia mendorong dirinya untuk
melakukan apa yang akan dilakukannya.
h. Konseli menjadi lebih sadar atas alternatif-alternatif yang mungkin, bersedia
memilih bagi dirinya sendiri dan menerima konsekuensi dari pilihannya.

C. Fungsi BK Industri
Ada beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling industri, diantaranya yaitu:
1. Mempelajari perilaku manusia di dalam lingkungan kerja khususnya dalam
pelaksanaan tugas pekerjaannya.
2. Mempelajari interaksi (hubungan timbal balik dan saling memengaruhi) dengan
pekerjaan, lingkungan fisik dan dengan lingkungan sosialnya di tempat kerja.
3. Mempelajari produk dan jasa mana yang bermanfaat bagi konsumen serta bagaimana
menyadarkan konsumen akan kemanfaatan produk dan jasa tersebut.
4. Mempelajari perilaku konsumen dalam kaitan kebiasaan membeli dan dalam proses
pengambilan keputusan.

D. Manfaat BK Industri
Menurut As’ad (1995) manfaat adanya konseling industri sangat diperlukan,
seperti dapat meningkatkan efisiensi, motivasi dan kepuasan para pekerja. Selain itu,
dapat juga bermanfaat untuk meneliti dan menganalisis perilaku manusia sebagai
konsumen. Dengan dilakukannya konseling industri, maka dapat membantu karyawan
dalam mengatasi permasalahan kerja yang dihadapi dan membantu perusahaan untuk
mencari jalan keluar atas setiap permasalahan yang dialami karyawan, sehingga
karyawan dapat bekerja dengan baik, optimal serta memberikan keuntungan bagi
perusahaan.

KEPUSTAKAAN

As’ad, M. 1995. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.


Corey, G. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
Hartono & Soedarmaji. 2013. Psikologi Konseling. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Komalasari, G., Wahyuni., & Karsih. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: Indeks.
Sunyoto, A. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai