Pada tahun 2025 menghasilkan Ahli Madya Keperawatan yang unggul dalam asuhan keperawatan
dengan masalah kesehatan neurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Keperawatan
Disusunoleh:
Kelompok 2/A
Jurusan Keperawatan
2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas semua limpahan
nikmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Konsep
Dasar Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Section Cesaria” dengan baik.Adapun maksud dan
tujuan penulis untuk menyusun karya tulis ini, yaitu dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang ditemukan
dalam karya tulis ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan masukan-masukan dan kritik yang
membangun sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki karya tulis ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN ‘
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan salah satu penyebab langsung kematian ibu, sehingga
penting menjadi perhatian masyarakat untuk mencegah kematian ibu akibat persalinan.
Secara harfiah, perempuan dapat melahirkan normal yaitu persalinan melalui vagina atau
jalan lahir biasa (Siswosuharjo dan Chakrawati, 2010). Apabila wanita tidak dapat
melahirkan secara normal maka tenaga medis akan melakukan persalinan altematif untuk
membantu pengeluaran janin (Robak, elal, 2005). Salah Satu penatalaksanaan yang dapat
dilakukan adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan section caesarea (sesar) adalah
mengambil janin melalui irisan pada dinding perut dan dinding uterus.
Menurut Winkjosastro (2002), dewasa ini operasi sesar jauh lebih aman daripada
dahulu, ini berhubungan dengan kemajuan teknologi kedokteran juga kemajuan obat –
obatan, teknik operasi dan anestesi serta tersedianya transfuse darah. Karena keamanan
tindakan operasi sesar jauh lebih aman pada saat ini sehingga menimbulkan kecenderungan
untuk melakukan operasi tanpa dasar yang cukup kuat padahal tindakan ini mempunyai
resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan pervagina, baik pada ibunya
maupun pada anak yang dilahirkannya. The ICEA Cesarian Optios Comitte, mengatakan
bahwa tindakan persalinan melalui operasi sesar meningkatkan risiko kematian dan
kesakitan ibu bersalin dan bayi yang dilahikannya hingga 2-4 kali (Martius, 1997). Hasil
penelitian oleh Sadiman dan Ridwan (2009) juga menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu
(AKI) dengan persalinan melalui operasi sesar sebesar 40-80 setiap 100.000 kelahiran
hidup, sementara risiko kematian ibu pada persalinan melalui operasi sesar meningkt 25
kali dan risiko infeksi 80 kali lebih tinggi dibandingkan persalinan pervagina
Survey demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan presentasi
persalinan melalu operasi sesar ditahun 1997 yaitu 4.3%. di tahun 2002 – 2003 dilaporkan
dengan angka 4.1%. namun di tahun 2007, angka tersebut meningkatkan mencapai 6,8%
dan pada tahun 2012 kembali meningkat hingga dua kali lipat dari tahun 2007 yaitu sebesar
12% dengan berbagai fenomena tersebut penulis ingin mengetahui gambaran persalinan
melalui metode operasi sesar dan faktor yang mempengaruhi.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami mengenal asuhan keperawatan pada section caesaria
2. Tujuan khusus
Mahasiswa dapat:
a. Menjelaskan konsep dasar section caesaria meliputi : pengertian, tipe – tipe,
indikasi, etiologi, patofisiologi, pertimbangan teknis dalam melakukan section
cesaria, komplikasi, pemeriksaan penunjang
b. Menjelaskan konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan section cesaria
meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi
C. Sistematika Penulisan
Makalah ini ditulis secara sistematis yang terdiri dari kata pengantar, daftar isi, bab
I sampai bab III, dan daftar pustaka. Bab I pendahuluan yaitu latar belakang, tujuan
penulisan dan sistematika penulisan. Bab II tinjauan pustaka yaitu konsep dasar section
cesaria dan konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan section cesaria. Bab III
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 1.1 Perbedaan antara secsio segmen bawah dengan secsio caesarea klasik (sumber:
http://repository.ump.ac.id/2731/3/SETIYANI%20EKASARI%20BAB%20II.pdf)
c. Kategori 3 : Persalinan dibutuhkan tanpa adanya tanda gawat janin atau gawat ibu
4. Etiologi Sectio Caesarea
1) Etiologi yang berasal dari ibu
Yaitu pada primiravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai
kelainan letak ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin/panggul), ada
sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul,
plasenta previa terutama pada primigravida, solutsio plasenta tingkat 1- 2,
komplikasi kehamilan yang disertai penyakit (jantung, DM). Gangguan perjalanan
persalinan (kista ovarium, mioma uteri, dan sebagainya).
CPD (Cahepalo Pelvik Disprotortion) adalah ukuran lingkah panggul ibu
tidak sesuai dengan ukuan lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak
dapat melahirkan secara alami. PEB (Pre-Eklamsi Berat) adalah kelainan pada ibu
hamil yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kerusakan organ. Preeklamsi
terjadi sebelum eklamsia. Eklamsia merupakan kelanjutan preeklamsia yang di
tandai dengan kejang sebelum, saat, dan setelah persalinan. KPD (Ketuban Pecah
Dini) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat pesalinan di tunggu satu jam
inpartum. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm atas 37 minggu.
2) Etiologi yang berasal dari janin
Fetal distress/gawat janin, mal prestasi dan mal posisi kedudukan janin,
polapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinana vakum atau
forceps ekstrasi. Bayi kembar tidak selamanya bayi kembar diahirkan secara sesar
hal ini karena kelahiran bayi kembar memiliki resiko terjadinya komplikasi yang
lebih tinggi dari pada kelahiran satu bayi. Selain itu bayi kembar dapat mengalami
sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal dan
haru secara sesar.
5. Patofisiologi
Sectio Caesarea merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas
500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan
tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak,
placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar
dan letak lintang setelah dilakukan Sectio Caesarea ibu akan mengalami adaptasi post
partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi
dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat akan
mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post
deentris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka
dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan
gangguan rasa nyaman.
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional
dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun
ibu anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak
dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya
anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah
banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif
akibat sekret yan berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini
juga mempengaruhi saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus.Seperti
yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses
penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme
sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka
peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena
reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi
sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga
berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi.
Gambar 1.1 Dokumen tips pathways post op sc
2. Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri (histamin
prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (section
caesarea)
b) Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan luka kering
bekas operasi
c) Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur
pembedahan, penyembuhan dan perawatan post operasi
d) Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik akibat tindakan anestesi dan
pembedahan
e) Intoleransi aktivitas b/d tindakan anestesi
Memberikan
ketenangan
kepada pasien
sehingga nyeri
tidak bertambah
Analgetik dapat
mengurangi
pengikatan
mediator kimiawi
nyeri pada
reseptor nyeri
sehingga dapat
mengurangi rasa
nyeri.
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono Prawiroharjo. (2009). Ilmu Kebidanan, Edisi 4 Cetakan II. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka
Sholihah, Devi dkk. (2019) ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM
SC(SECTIO CAESAREA) DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT Di Ruang
Siti Walidah Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo. Diunduh dari
http://eprints.umpo.ac.id/5038/. (Diakses pada 17 Februari 2020).