Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM DAN


KONSENTRASI CAMPURAN MENGGUNAKAN DUA JENIS
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Norma Nur Azizah 1, Wulan Suci P, Mohamad Rafi
1
Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor IPB

Abstrak
Spektrofotometer UV-Vis merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengukur serapan yang dihasilkan dari interaksi kimia antara radiasi
elektromagnetik dengan molekul atau atom dari suatu zat kimia pada daerah UV-
Vis. Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah spektronik 20D+ dan
spektrofotometer UV-VIS Shimadzu 1700 PC. Panjang gelombang maksimum
ditentukan dengan larutan KMnO4 0,001 M dan K2Cr2O7 0,01 M pada rentang
panjang gelombang 400-700 nm. Panjang gelombang maksimum yang diperoleh
digunakan untuk mengukur konsentrasi larutan standar dan sampel. Nilai k dari
pengukuran larutan KMnO4 pada panjang gelombang 535 (spektronik 20D+) dan
525,6 (Uv-Vis Shimadzu 1700 PC) masing-masing -424,7 dan 586. Nilai k dari
pengukuran larutan K2Cr2O7 pada panjang gelombang 430,0 (spektronik 20D+)
dan 431,0 (Uv-Vis Shimadzu 1700 PC) masing-masing 100,3 dan 83,86.
Kata kunci : spektrofotometer UV-Vis, Spektronik 20D+,panjang gelombang
maksimum, KMnO4, K2Cr2O7

Pendahuluan
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
atau kisi difraksi dan detektor vakum phototube atau tabung foton hampa. Alat
yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu suatu alat yang digunakan untuk
menentukan suatu senyawa secara kualitatif maupun kuantitatif dengan mengukur
transmitan ataupun absorban dari suatu senyawa sebagai fungsi konsentrasi.
Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari tingkat
energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi (Khopkar 2003). Metode
analisisnya didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu
laju larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik (Setiono dan Dewi 2013).
Serapan dinyatakan dengan nilai intensitas absorbansi pada panjang gelombang
maksimal. Pengukuran konsentrasi cuplikan didasarkan pada hukum Lambert-
Beer, yang menyatakan hubungan antara banyaknya sinar yang diserap sebanding
dengan konsentrasi unsur dalam cuplikan, dengan rumus sebagai berikut:
A = log I/Io atau A = a.b.c
dengan :
A = absorbansi,
a = koefisien serapan molar,
b = tebal media cuplikan yang dilewati sinar,
c = konsentrasi unsur dalam larutan cuplikan,
Io = intensitas sinar mula-mula,
1
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

I =intensitas sinar yang diteruskan


Aplikasi rumusan tersebut dalam pengukuran kuantitaf dilaksanakan
dengan cara komparatif menggunakan kurva kalibrasi dari hubungan konsentrasi
deret larutan standar dengan nilai absorbansinya. Konsentrasi cuplikan ditentukan
dengan substitusi nilai absorban cuplikan ke dalam persamaan regresi dari kurva
kalibrasi (Fatimah 2009)
Percobaan ini bertujuan mengetahui panjang gelombang maksimum untuk
larutan KMnO4 0.001 M dan K2Cr2O4 0.001 M dengan menggunakan spektronik
20D+ dan spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1700 PC dan membuat kurva
kalibrasi dari masing-masing deret standar tersebut serta menentukan konsentrasi
sampel berdasarkan kurva yang diperoleh, serta membandingkan hasil dari kedua
alat tersebut.

Metode percobaan
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan yaitu larutan KMnO4 0.001 M, KMnO4 0.01 M,
K2Cr2O4 0.001 M, K2Cr2O4 0.01 M, dan H2SO4 0.5M. Alat yang digunakan yaitu
spektronik 20D+ dan spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1700 PC, dan alat-alat
gelas.
Prosedur percobaan
Spektrum Absorpsi KMnO4 dan K2Cr2O7 (Spektronik 20D+)
Kuvet diisi dengan larutan KMnO4 0.001 M atau K2Cr2O7 0.001 M. Kuvet
blanko diisi H2SO4 0.5 M. Absorbans larutan dibaca pada kisaran panjang
gelombang 400-700 nm, dengan interval 5 nm, pada setiap pergantian panjang
gelombang serapan dinolkan menggunakan larutan blanko. Kurva hubungan
antara panjang gelombang dengan absorbans dibuat untuk menentukan panjang
gelombang pada masing-masing zat.
Spektrum Absorpsi KMnO4 dan K2Cr2O7 (Spektrofotometer UV-Vis
Shimadzu 1700 PC)
Kuvet diisi dengan larutan KMnO4 0.001 M atau K2Cr2O7 0.001 M. Kuvet
blanko diisi H2SO4 0.5 M. spektrum absorpsi dibuat pada daerah Vis (400-700
nm) dengan menggunakan beberapa parameter yang ada dalam alat yang
digunakan.
Penentuan Kurva Kalibrasi
Masing-masing larutan standar KMnO4 dan K2Cr2O7 dibuat secara
terpisah. Larutan standar KMnO4 dibuat dengan mengencerkan 1.00, 2.00, 3.00,
4.00, dan 5.00 mL larutan baku tersebut dengan larutan H2SO4 0.5M dalam labu
takar 25 mL. Larutan standar K2Cr2O7 dibuat dengan mengencerkan 3.00, 5.00,
7.00, 9.00, dan 11.00 mL larutan baku tersebut dengan larutan H2SO4 0.5 M
dalam labu takar 25 mL. Absorbans kedua set larutan tersebut dibaca pada
panjang gelombang yang tepat untuk KMnO4 dan K2Cr2O7 dengan H2SO4 sebagai
blanko. kurva standar masing-masing larutan dibuat pada panjang gelombang

2
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

(430 dan 535 nm) menggunakan spektronik 20D+ serta pada panjang gelombang
525,6 dan 431,0 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1700 PC.

Hasil dan Pembahasan


Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan larutan
standar KMnO4 0.01 M dan larutan standar K2Cr2O7 0.01 M menggunakan kisaran
panjang gelombang 400-700 nm dengan alat spektronik 20D+ dan
Spektofotometer UV-VIS Shimadzu 1700 PC dengan melihat nilai absorban
tertinggi maka panjang gelombang maksimum dipilih. Panjang gelombang
maksimum untuk larutan standar KMnO4 0.01 M menggunakan spektronik 20D+
dan UV-VIS 1700 PC masing-masing 535 nm dan 525,60 nm (Tabel 1 dan Tabel
3). Sedangkan panjang gelombang maksimum untuk larutan standar K2Cr2O7 0.01
M menggunakan spektronik 20D+ dan UV-VIS 1700 PC masing-masing 430 nm
dan 431 nm (Tabel 2 dan Tabel 4). Menurut Xu and Thomson (2008) panjang
gelombang serapan maksimum larutan KMnO4 sebesar 525 nm, sedangkan
panjang gelombang serapan maksimum pada larutan K2Cr2O7 sebesar 434 nm.
Hasil panjang gelombang maksimum pada kedua alat tidak berbeda nyata dan
mendekati.

Setelah panjang gelombang maksimum diperoleh, dilanjutkan dengan


menentukan kurva standar masing-masing larutan standar, yaitu KMnO4 dan
K2Cr2O7 dengan berbagai konsentrasi berjumlah 5 larutan standar. Pembuatan
larutan standar berasal dari larutan induk KMnO4 0.01 M diencerkan menjadi 25
mL labu takar dengan volume 1.00;2,00;3.00;4.00; dan 5.00 mL. Sedangkan
larutan induk K2Cr2O7 0.01 M diencerkan menjadi 25 mL labu takar dengan
volume 5.00;7.00;9.00;11.00; dan 13.00 mL. Pengukuran absorban deret standar
menggunakan spektronik 20D+ untuk larutan KMnO4 menghasilkan kurva
persamaan linear antara absorban terhadap [KMnO4] adalah y = -424.74x +
5.4918 dan koefisien korelasi (R²) sebesar 0.9473 sehingga menghasilkan nilai k
sebesar -424.74 (Gambar 5). Nilai k merupakan kemiringan kurva standar. Deret
standar K2Cr2O7 menghasilkan persamaan linear y=100.37x-0.0582 dan koefisien
korelasi (R²) sebesar 0.9785 sehingga menghasilkan nilai k 100.37 (Gambar 6).
Pengukuran absorban deret standar menggunakan spektrofotometer UV-VIS 1700
PC, untuk larutan KMnO4 dan K2Cr2O7 menghasilkan persamaan linear dan
koefisien korelasi (R2) berturut-turut adalah y=586x-0.0268, R²=0.9996 dan
y=83.866x-0.0392 , R² = 0.9815, serta nilai k berturut-turut sebesar 586 dan
83.866 (Gambar 7&8).

Persamaan linear kurva standar digunakan untuk menentukan konsentrasi


campuran sampel 1-6, yang sebelumnya diukur nilai absorbans masing-masing
sampel tersebut pada panjang gelombang yang sesuai yang ditentukan, yaitu
525,60 nm (UV-VIS 1700 PC) dan 535 nm (spektronik 20 D+) dengan larutan
standar KMnO4, menghasilkan rerata konsentrasi campuran masing-masing
sebesar 2.5833x10-4 M dan 0.01027 M, sedangkan nilai absorbans pada sampel
campuran dengan larutan standar K2Cr2O7 pada panjang gelombang 431,00 nm
(UV-VIS 1700 PC) dan 430,00 nm (spektronik 20D+) menghasilkan rerata

3
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

konsentrasi campuran masing-masing sebesar 0.00377 M dan 0.00386 M (Tabel


9-Tabel 12).

Menentukan konsentrasi campuran dengan membandingkan hasil


menggunakan alat berbeda perlu dilakukan pengujian secara statistika, yaitu
menggunakan uji T dan uji F untuk membandingkan apakah hasil dari kedua alat
tersebut tidak berbeda nyata atau berbeda nyata ( Miller 2005). Penentuan uji F
diperoleh dengan membandingan nilai standar deviasi (sd) kuadrat pengukuran
menggunakan alat 1 terhadap sd kuadrat pengukuran menggunakan alat 2
sehingga nilai F hitung dapat dibandingkan dengan Ftabel pada selang
kepercayaan 95% (P=0,05). Penentuan uji T diperoleh dengan membedakan nilai
konsentrasi dari perolehan kedua alat, kemudian ditentukan reratanya lalu T
hitung diperoleh dengan mengkali rerata terhadap akar kuadrat jumlah sampel per
sd. Nilai Thitung dibandingkan dengan Ttabel pada selang kepercayaan 95%
(P=0,05). Hasil percobaan diperoleh untuk uji T konsentrasi campuran
mengunakan larutan standar KMnO4 maupun K2Cr2O7 , nilai Thit<Ttabel maka
H1 diterima , H0 ditolak, sedangkan uji F menghasilkan Fhit<Ftabel maka hasil
tidak berbeda nyata. Artinya baik menggunakan alat Spektronik 20D+ maupun
spektrofotometer UV-VIS 1700 PC hasil pengukuran akan baik, meskipun pada
percobaan ini, ketelitian menggunakan Spektronik 20D+ lebih teliti dibandingkan
dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS 1700 PC. Menurut Skoog (2008)
ketelitian spektrofotometer UV-VIS 1700 PC lebih besar daripada spektronik
20D+.

Simpulan
Panjang gelombang maksimum pada larutan KMnO4 dan K2Cr2O7
merupakan panjang gelombang yang memberikan nilai absorbans terbesar. Dapat
dilihat dari spektrum masing-masing larutan tersebut yang menghasilkan puncak
spektrum serapan maksimum. Panjang gelombang maksimum yang diperoleh dari
spektronik 20D+ maupun spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1700 PC untuk
masing-masing larutan nilainya tidak berbeda jauh. Berdasarkan kurva kalibrasi
hubungan antara konsentrasi standar dan absorbans dapat ditentukan konsentrasi
sampel. Nilai k pada masing-masing panjang gelombang dapat diperoleh dari
kemiringan kurvanya. Konsentrasi sampel dari kedua alat tidak berbeda nyata.
Ketelitian hasil pengukuran menggunakan spektronik 20D+ lebih teliti
dibandingkan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Shimadzu 1700 PC.

4
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

Daftar Pustaka
Fatimah S.2009.Pengaruh uranium terhadap analisis menggunakan
spektrofotometer UV-VIS.[Seminar Nasional].Serpong(ID) BATAN
Khopkar SM. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta (ID): UI Press.
Miller JC.2005.Statitics And Chemometric For Analitycal Chemistry.London
(USA): Ellis Harwoord Imprint.
Setiono M dan Dewi avriliana. 2013. Penentuan jenis solven dan pH optimum
pada analisis senyawa delphinidin dalam kelopak bunga rosela dengan
metode spektrofotometri UV-VIS. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri
2(2):91-96.
Skoog.2008.Principle And Instrumental For Analitycal Chemistry.England(ENG):
MC.will
Xu X and Thomson N. 2008. Estimation of the maximum consumption of
permanganate by aquifer solids using a modified chemical oxygen demand
test. J. Environ. Eng. 134(5):353–361.

5
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

Lampiran
Tabel 1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum pada Larutan KMnO4 0.001M
(Spektronik 20D+)
Panjang Panjang
gelombang %T Absorbans gelombang %T Absorbans
(nm) (nm)
400 63.5 0.1972 555 10.6 0.9747
405 69.6 0.1574 560 13.0 0.8861
410 72.8 0.1379 565 15.8 0.8013
415 76.2 0.1180 570 19.6 0.7077
420 76.2 0.1180 575 28.2 0.5498
425 76.6 0.1158 580 34.8 0.4584
430 77.0 0.1135 585 42.6 0.3706
435 76.8 0.1146 590 53.8 0.2692
440 75.0 0.1249 595 60.2 0.2204
445 73.8 0.1319 600 68.2 0.1662
450 71.0 0.1487 605 71.4 0.1463
455 68.4 0.1649 610 74.2 0.1296
460 57.0 0.2441 615 75.6 0.1215
465 57.8 0.2381 620 77.4 0.1113
470 52.4 0.2807 625 78.2 0.1068
475 47.2 0.3261 630 78.2 0.1068
480 39.8 0.4001 635 79.0 0.1024
485 34.2 0.4660 640 80.4 0.0947
490 27.8 0.5560 645 81.6 0.0883
495 22.4 0.6498 650 83.0 0.0809
500 18.2 0.7399 655 84.2 0.0747
505 14.4 0.8416 660 85.2 0.0696
510 12.0 0.9208 665 85.8 0.0665
515 9.4 1.0269 670 86.8 0.0615
520 8.6 1.0655 675 88.6 0.0526
525 7.4 1.1308 680 89.0 0.0506
530 6.8 1.1675 685 90.0 0.0458
535 6.6 1.1805 690 91.0 0.0410
540 6.8 1.1675 695 91.2 0.0400
545 7.4 1.1308 700 93.2 0.0306
550 8.2 1.0862

Absorbans = (- log T/100)

= (- log 63.5 /100)

= 0.1972

6
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

1,4000
λmaks
1,2000

Absorban (A)
1,0000
0,8000
0,6000
0,4000
0,2000
0,0000
350 450 550 650 750
Panjang gelombang (nm)

Gambar 1 Spektrum absorpsi KMnO4 0.001 M (Spektronik 20D+)

Tabel 2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum pada Larutan K2Cr2O7 0.001


M (Spektronik 20D+)

Panjang Panjang
gelombang %T Absorbans gelombang %T Absorbans
(nm) (nm)
425 80.8 0.0926 570 99.6 0.0017
430 80.4 0.0947 575 85.6 0.0675
435 80.8 0.0926 580 99.4 0.0026
440 81.2 0.0904 585 99.4 0.0026
445 81.2 0.0904 590 99.4 0.0026
450 82.2 0.0851 595 100.2 -0.0009
455 83.0 0.0809 600 99.8 0.0009
460 81.0 0.0915 605 100.0 0.0000
465 85.2 0.0696 610 99.4 0.0026
470 86.6 0.0625 615 100.2 -0.0009
475 88.2 0.0545 620 99.8 0.0009
480 89.4 0.0487 625 100.8 -0.0035
485 90.8 0.0419 630 100.6 -0.0026
490 92.6 0.0334 635 101.8 -0.0077
495 93.8 0.0278 640 99.4 0.0026
500 94.2 0.0259 645 99.8 0.0009
505 95.2 0.0214 650 100.0 0.0000
510 96.4 0.0159 655 99.2 0.0035
515 96.0 0.0177 660 100.4 -0.0017
520 98.2 0.0079 665 100.4 -0.0017
525 99.0 0.0044 670 100.4 -0.0017
530 99.2 0.0035 675 100.8 -0.0035
535 99.0 0.0044 680 110.4 -0.0430
540 98.8 0.0052 685 99.8 0.0009
545 99.6 0.0017 690 100.0 0.0000
550 99.4 0.0026 695 100.4 -0.0017
555 100.2 -0.0009 700 100.6 -0.0026
560 99.8 0.0009
565 99.6 0.0017

7
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

Absorbans = (- log T/100)

= (- log 80.8/100)

= 0.0926

λmaks

0,1200
0,1000
0,0800
0,0600
Absorban (A)

0,0400
0,0200
0,0000
400 450 500 550 600 650 700 750
-0,0200
-0,0400
-0,0600
Panjang gelombang (nm)

Gambar 2 Spektrum absorpsi K2Cr2O7 0.001 M (Spektronik 20D+)

Tabel 3 Penentuan panjang gelombang maksimum pada larutan KMnO4 0.001 M


(Spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1700 PC)

No Panjang gelombang (nm) Absorban

1 545.4 0.875
2 525.6 0.921
3 507.0 0.722
Rerata 0.839
Sd 0.104
Contoh Perhitungan:

Rerata = ∑𝑛𝑖=0 𝑋𝑖/𝑛


= (0.875 + 0.921 + 0.722)/3
= 0.839

SD= ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − X)2/(n-1)


= (0.875 – 0.839)2 + (0.921 – 0.839)2 + (0.772 – 0.839)2 / (3 -1 )
= 0.104

8
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

λmaks

Gambar 3 Spektrum absorpsi KMnO4 0.001 M (Spektrofotometer UV-Vis


Shimadzu 1700 PC)

Tabel 4 Penentuan panjang gelombang maksimum pada larutan K2Cr2O7 0.001 M


dengan Spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1700 PC

No Panjang gelombang (nm) Absorban


1 437 0.228
2 430 0.229
Rerata 0.229
Sd 0.001
Contoh perhitungan:
Rerata = ∑𝑛𝑖=0 𝑋𝑖/𝑛
= (0.228+ 0.229)/2
= 0.229

SD= ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − X)2/(n-1)


= (0.228 – 0.229)2 + (0.229 – 0.229)2 / (2 -1 )
= 0.001

λmaks

9
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

Gambar 4 Spektrum absorpsi K2Cr2O7 0.01M (Spektrofotometer UV-Vis


Shimadzu 1700 PC)

Tabel 5 Standar larutan KMnO4 0.01 M pada panjang gelombang 535 nm


(spektronik 20D+)

Larutan Transmitan Absorban Konsentrasi (M)


Standar 1 0.8 2.0969 0.0004
Standar 2 0.4 2.3979 0.0008
Standar 3 0.2 2.6990 0.0012
Standar 4 0.2 2.6990 0.0016
Standar 5 0.1 3.0000 0.0020

5,6000
5,4000 y = -424,74x + 5,4918
Absorban (A)

R² = 0,9473
5,2000
5,0000
4,8000
4,6000
0 0,0005 0,001 0,0015 0,002 0,0025
[KMnO4]
(M)

Gambar 5 Hubungan antara [KMnO4] dengan absorbans (spektronik 20D+)

10
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

Tabel 6 Standar larutan K2Cr2O7 0.01 M pada panjang gelombang 430 nm


(spektronik 20D+)

Larutan Transmitan Absorban Konsentrasi (M)


Standar 1 70.2 0.1537 0.0020
Standar 2 60.0 0.2218 0.0030
Standar 3 50.8 0.2941 0.0036
Standar 4 43.2 0.3645 0.0040
Standar 5 36.2 0.4413 0.0050

0,5000
y = 100,37x - 0,0582
0,4000 R² = 0,9785
Absorban (A)

0,3000

0,2000

0,1000

0,0000
0,0010 0,0020 0,0030 0,0040 0,0050 0,0060
[K2Cr2O7] (M)

Gambar 6 Hubungan antara [K2Cr2O7] dengan absorbans (spektronik 20D+)

Tabel 7 Standar larutan KMnO4 0.01 M pada panjang gelombang 525,6 nm


(Spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1700 PC)

Larutan Absorbans Konsentrasi (M)

standar 1 0.208 0.0004

Standar 2 0.446 0.0008

Standar 3 0.675 0.0012

Standar 4 0.900 0.0016

Standar 5 1.153 0.0020

11
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

1,4
1,2 y = 586x - 0,0268
R² = 0,9996
1

Absorban
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 0,0005 0,001 0,0015 0,002 0,0025
[KMnO4] (M)

Gambar 7 Hubungan antara [KMnO4] dengan absorbans (spektrofotometer UV-


Vis Shimadzu 1700 PC)

Tabel 8 Standar larutan K2Cr2O7 0.001 M pada panjang gelombang 431,0 nm


(Spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1700 PC)
Larutan Absorban Konsentrasi (M)
Standar 1 0.136 0.0020
standar 2 0.197 0.0030
Standar 3 0.256 0.0036
Standar 4 0.314 0.0040
Standar 5 0.377 0.0050

0,4
0,35 y = 83,866x - 0,0392
0,3 R² = 0,9815
Absorban

0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0,0000 0,0010 0,0020 0,0030 0,0040 0,0050 0,0060
[K2Cr2O7] (M)

Gambar 8 Hubungan antara [K2Cr2O7] dengan absorbans (spektrofotometer UV-


Vis Shimadzu 1700 PC)

12
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

Tabel 9 Penentuan konsentrasi campuran pada panjang gelombang 535 nm


(Spektronik 20D+)

Larutan Transmitan Absorban Konsentrasi (M)


Sampel 1 7.6 1.1192 0.01029
Sampel 2 7.4 1.1308 0.01026
Sampel 3 7.6 1.1192 0.01029
Sampel 4 7.4 1.1308 0.01026
Sampel 5 7.4 1.1308 0.01026
Sampel 6 7.4 1.1308 0.01026
Rerata 1.1269 0.01027
SD 1.54919 x 10-05
Ketelitian 100.73

Contoh perhitungan :

Rerata = ∑𝑛𝑖=0 𝑋𝑖/𝑛


= (0.01029+0.01026 + 0.01029+0.01026 + 0.01026+0.01026) / 6
= 0.01027 M

SD = ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − X)2/(n-1)

= (0.01029-0.01027)2 + (0.01026 - 0.01027)2 + (0.01029- 0.01027)2 +


(0.01026- 0.01027)2 + (0.01026- 0.01027) + (0.01026- 0.01027)2 / (6 -1 )

= 1.54919 x 10-05
𝑠𝑑
Ketelitian = 1 − (𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎) × 100%

= 1 − (1.54919 x 10-05 /0.01027) x 100%


= 100.73 %
Tabel 10 Penentuan konsentrasi campuran pada panjang gelombang 430 nm
(Spektronik 20D+)

Larutan Transmitan Absorban Konsentrasi (M)


Sampel 1 47.4 0.3242 0.00381
Sampel 2 47.0 0.3279 0.00384
Sampel 3 47.0 0.3279 0.00384
Sampel 4 46.8 0.3298 0.00386
Sampel 5 46.4 0.3335 0.00390
Sampel 6 46.4 0.3335 0.00390
Rerata 0.3295 0.00386
SD 3.60093x10-05
Ketelitian 99.00

Contoh Perhitungan :

13
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

Rerata = ∑𝑛𝑖=0 𝑋𝑖/𝑛


= (0.00381+0.00384+ 0.00384+0.00386+ 0.00390+0.00390) / 6
= 0.00386 M

SD = ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − X)2/(n-1)

= (0.00381-0.00386)2 + (0.00384- 0.00386)2 + (0.00384- 0.00386)2 +


(0.00386- 0.00386)2 + (0.00390- 0.00386) + (0.00390- 0.00386)2 / (6 -1 )

= 3.60093x10-05
𝑠𝑑
Ketelitian = 1 − (𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎) × 100%

= 1 − (3.60093x10-05/0.00386) x 100%

= 99.00%
Tabel 11 Penentuan konsentrasi campuran pada panjang gelombang 525,6 nm
(spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1700 PC)
Larutan Absorban Konsentrasi (M)
Sampel 1 0.271 0.00051
Sampel 2 1.195 0.00020
Sampel 3 1.199 0.00021
Sampel 4 1.204 0.00021
Sampel 5 1.193 0.00021
Sampel 6 1.190 0.00021
Rerata 1.042 2.5833x10-4
SD 1.2335x10-4
Ketelitian 64.66
Contoh Perhitungan :

Rerata = ∑𝑛𝑖=0 𝑋𝑖/𝑛


= (0.00051+0.00020+ 0.00021+0.00021+ 0.00021+0.00021) / 6
= 2.5833x10-4 M

SD = ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − X)2/(n-1)

= (0.00051-2.5833x10-4)2 + (0.00020- 2.5833x10-4)2 + (0.00021- 2.5833x10-4)2


+ (0.00021- 2.5833x10-4)2 + (0.00021- 2.5833x10-4) + (0.00021- 2.5833x10-
4 2
) / (6 -1 )

= 1.2335x10-4
𝑠𝑑
Ketelitian = 1 − (𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎) × 100%

= 1 − (1.2335x10-4/2.5833x10-4 ) x 100% = 64.66%

14
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

Tabel 12 Penentuan konsentrasi campuran pada panjang gelombang 431 nm


(spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1700 PC)
larutan Absorban Konsentrasi (M)
Sampel 1 0.379 0.00490
Sampel 2 0.260 0.00356
Sampel 3 0.258 0.00354
sampel 4 0.256 0.00351
Sampel 5 0.258 0.00354
Sampel 6 0.258 0.00354
Rerata 0.278 0.00377
SD 5.5626x10-4
Ketelitian 92.47
Contoh Perhitungan :

Rerata = ∑𝑛𝑖=0 𝑋𝑖/𝑛


= (0.00490+0.00356+ 0.00354+0.00351+ 0.00354+0.00354) / 6
= 0.00377 M

SD = ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − X)2/(n-1)

= (0.00490- 0.00377)2 + (0.00356- 0.00377)2 + (0.00354- 0.00377)2 +


(0.00351- 0.00377)2 + (0.00354- 0.00377) + (0.00354- 0.00377)2 / (6 -1 )

= 5.5626x10-4
𝑠𝑑
Ketelitian = 1 − (𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎) × 100%

= 1 − (5.5626x10-4/0.00377) x 100%

= 92.47%

15
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

Tabel 13 Uji statistika (uji T) terhadap konsentrasi campuran pada larutan standar
KMnO4 antara spektronik 20D+ dengan UV-VIS 1700 PC

Konsentrasi sampel Konsentrasi sampel menggunakan


menggunakan Spektronik 20D+ UV-VIS 1700 PC Shimadzu
larutan standar KMnO4 larutan standar KMnO4
0.01029 0.00051
0.01026 0.00020
0.01029 0.00021
0.01026 0.00021
0.01026 0.00021
0.01026 0.00021
0.00978
0.01006
Nilai
0.01008
Perbedaan 2
0.01005
alat
0.01005
0.01005
Rerata 0.010011667
Sd 0.010011667
n 6
Thit 2.449489661
ttabel (95%)
P=0.05 2.57

Contoh perhitungan :

∆C = 0.01029 - 0.00051 = 0.00978 M

Rerata = ∑𝑛𝑖=0 𝑋𝑖/𝑛


= (0.00978+0.01006+ 0.01008+0.01005+ 0.01005+0.01005) / 6
= 0.010011667 M

SD = ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − X)2/(n-1)

= (0.00978-0.010011667)2 + (0.01006-0.010011667)2 + (0.01008-


0.010011667)2 + (0.01005- 0.010011667)2 + (0.01005- 0.010011667) +
(0.01005- 0.010011667)2 / (6 -1 )

= 0.010011667

𝑇ℎ𝑖𝑡 = 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 × √𝑛/𝑠𝑑 (Miller 2005)

= 0.010011667 × √6/0.010011667

= 2.449489661

16
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

Thit < Ttabel ; H1 Diterima , H0 Ditolak

Tabel 14 Uji statistika (uji F) terhadap konsentrasi campuran pada larutan standar
KMnO4 antara spektronik 20D+ dengan UV-VIS 1700 PC

Konsentrasi sampel
Konsentrasi sampel menggunakan UV-VIS 1700 PC
menggunakan Spektronik Shimadzu larutan standar
20D+ larutan standar KMnO4 KMnO4
0.01029 0.00051
0.01026 0.00020
0.01029 0.00021
0.01026 0.00021
0.01026 0.00021
0.01026 0.00021
Rerata 0.01027 0.000258333
Sd 1.54919x10-05 0.000123356
Ftabel (95%)
P=0.05 0.1980
Fhit 0.01577218
Contoh perhitungan :

Rerata = ∑𝑛𝑖=0 𝑋𝑖/𝑛


= (0.01029+0.01026+ 0.01029+0.01026+ 0.01026+0.01026) / 6
= 0.01027 M

SD = ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − X)2/(n-1)

=(0.01029-0.01027)2 + (0.01026-0.01027)2 + (0.01029-0.01027)2 +


(0.01026- 0.01027)2 + (0.01026- 0.01027) + (0.01026- 0.01027)2 / (6 -1 )

= 1.54919x10-05

𝐹ℎ𝑖𝑡 = 𝑠𝑑12 /𝑠𝑑22 (Miller 2005)

= (1.54919x10-05 )2/ (0.000123356)2


=
0.01577218

Fhit < Ftabel ; Hasil Tidak berbeda nyata

17
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

Tabel 15 Uji statistika (uji T) terhadap konsentrasi campuran pada larutan standar
K2Cr2O7 antara spektronik 20D+ dengan UV-VIS 1700 PC

Konsentrasi sampel
Konsentrasi sampel menggunakan UV-VIS 1700 PC
menggunakan Spektronik 20D+ Shimadzu larutan standar
larutan standar K2Cr2O7 K2Cr2O7
0.00381 0.00490
0.00384 0.00356
0.00384 0.00354
0.00386 0.00351
0.00390 0.00354
0.00390 0.00354
-0.00109
0.00028
Nilai
0.0003
Perbedaan 2
0.00035
alat
0.00036
0.00036
Rerata 9.33333x10-05
Sd 0.000580678
n 6
Thit 0.009487345
ttabel (95%)
P=0.05 2.57

Contoh perhitungan :

∆C = 0.00381- 0.00490= -0.00109M

Rerata = ∑𝑛𝑖=0 𝑋𝑖/𝑛


= (-0.00109+0.00028+ 0.0003+0.00035+ 0.00036+0.00036) / 6
= 9.33333x10-05 M

SD = ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − X)2/(n-1)

=(-0.00109-9.33333x10-05)2 + (0.00028-9.33333x10-05)2 + (0.0003-


9.33333x10-05)2 + (0.00035- 9.33333x10-05)2 + (0.00036- 9.33333x10-05) +
(0.00036- 9.33333x10-05)2 / (6 -1 )

= 0.000580678

𝑇ℎ𝑖𝑡 = 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 × √𝑛/𝑠𝑑 (Miller 2005)

= 9.33333x10-05 × √6/0.000580678

= 0.009487345

18
1.G44110043
Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2014

Thit < Ttabel ; H1 Diterima , H0 Ditolak

Tabel 16 Uji statistika (uji F) terhadap konsentrasi campuran pada larutan standar
K2Cr2O7 antara spektronik 20D+ dengan UV-VIS 1700 PC

Konsentrasi sampel
Konsentrasi sampel menggunakan menggunakan UV-VIS 1700 PC
Spektronik 20D+ larutan standar Shimadzu larutan standar
K2Cr2O7 K2Cr2O7
0.00381 0.00490
0.00384 0.00356
0.00384 0.00354
0.00386 0.00351
0.00390 0.00354
0.00390 0.00354
Rerata 0.003858333 0.003765
Sd 3.60093x10-05 0.000556264
Ftabel (95%)
P=0.05 0.1980
Fhit 0.004190501

Contoh Perhitungan :

Rerata = ∑𝑛𝑖=0 𝑋𝑖/𝑛


= (0.00381+0.00384+ 0.00384+0.00386+ 0.00390+0.00390) / 6
= 0.003858333 M

SD = ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − X)2/(n-1)

= (0.00381-0.003858333)2 + (0.00384-0.003858333)2 + (0.00384-


0.003858333)2 + (0.00386-0.003858333)2 + (0.00390- 0.003858333) +
(0.00390- 0.003858333)2 / (6 -1 )

= 3.60093x10-05

𝐹ℎ𝑖𝑡 = 𝑠𝑑12 /𝑠𝑑22 (Miller 2005)

= (3.60093x10-05)2/ (0.000556264)2
=
0.004190501

Fhit < Ftabel ; Hasil Tidak berbeda nyata.

19
1.G44110043

Anda mungkin juga menyukai