Munada Dalam Surat Ali Imran PDF
Munada Dalam Surat Ali Imran PDF
SKRIPSI
Oleh
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang
Hari : Kamis
Ketua, Sekretaris,
Penguji I,
iii
PERNYATAAN
NIM : 2701409002
salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ini benar-benar merupakan karya saya
sendiri, yang saya hasilkan setelah melalui sebuah analisis, bimbingan, diskusi
dan pemaparan/ujian. Sumber informasi atau kutipan, baik yang langsung maupun
tidak langsung, telah disertai identitas sumbernya dengan cara sebagaimana yang
NIM 2701409002
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Persembahan untuk:
1. Orang tuaku tercinta, Bapak (Badru Alam) dan Ibu (Siti Munawarah)
yang telah mengorbankan jiwa raga, kalianlah anugerah terindah di
kehidupanku.
2. Adik-adikku terkasih (Dek Farda, Dek Laila, Dek Laili ) yang selalu
memberi semangat. Bersama kalian merupakan hal yang tak tergantikan.
3. Keluarga besarku.
5. Sahabat-sahabatku tersayang.
v
KATA PENGANTAR
Bismillah, Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik
dan lancar. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW,
1. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
2. Dr. Zaim Elmubarok, M.Ag., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Fakultas
vi
7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan skripsi yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Semoga, walaupun nama mereka tidak
dapat saya sebut disini, itu tidak mengurangi rasa terimakasih saya.
pihak, dan semoga segala bantuan, baik perhatian maupun materi yang diberikan
kepada peneliti diterima oleh Allah SWT dan mendapat ridho-Nya. Tiada gading
yang tak retak. Untuk itu segala kritik yang konstruktif atas semua kekurangan
NIM 2701409002
vii
ABSTRAK
Amalia, Tuti Nila. 2013. Al-Munada dalam Al-Quran Surat Ali „Imran, An-Nisa‟
dan Al-Maidah (Studi Analisis Sintaksis). Skripsi.Program Studi Pendidikan
Bahasa Arab, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing.Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Darul Qutni, S.Pd.I., M.S.I.,
Pembimbing II: Ahmad Miftahuddin, M.A.
Kata kunci: Al-Munada, Jenis Munada, Al-Quran surat Ali „Imran, An-Nisa‟
dan Al-Maidah.
Skripsi ini berjudul Al-Munada dalam Al-Quran Surat Ali „Imran, An-
Nisa‟ dan Al-Maidah (Studi Analisis Sintaksis). Masalah dalam penelitian ini
yaitu (1) Apa jenis munada yang terdapat dalam Al-Quran Surat Ali „Imran, An-
Nisa‟ dan Al-Maidah?, (2) Apa faedahmunada yang terdapat dalam Al-Quran
Surat Ali „Imran, An-Nisa‟ dan Al-Maidah?. Tujuan penelitian ini yaitu (1)
Mendiskripsikan jenis munada yang terdapat dalam Al-Quran Surat Ali „Imran,
An-Nisa‟ dan Al-Maidah., (2) Mendiskripsikan faedahmunada yang terdapat
dalam Al-Quran Surat Ali Imran, An-Nisa‟ dan Al-Maidah.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan
desain penelitianlibrary research.Data dalam penelitian ini adalah munada dalam
Al-Quran Surat Ali „Imran, An-Nisa‟ dan Al-Maidah.Sumber data dalam
penelitian ini adalah Al-QuranSurat Ali „Imran, An-Nisa‟ dan Al-Maidah.
Melalui penelitian ini peneliti menemukan 85munada yang terdapat
dalam Al-QuranSurat Ali „Imran, An-Nisa‟ dan Al-Maidah.Munadatersebut
terdiri dari 7 munada mufrad alam, semuanya berfaedah mengagungkan, lafaz
yang ditemukan: َا ٌُٜٛ ًز
َْ َ ada 4, َا ْٜٗظ ِٜ
عada 1, َْ٘طًُٖ اٛ َ ada 2. Pada 26
munada mudhaf, ada yang berfaedah mengagungkan dan merendahkan, lafaz yang
ditemukan: َا ِة رada 13, َِاا
ََّ ِذ
َْٓهل َْ اٛ َada 12, نٛ
ْءَِآ
ِطْزْ اِٚ
ِةَ اَٛada 1. Pada
9 munada yang di-mudhaf-kan kepada ya‟ mutakallim, ada yang berfaedah
mengagungkan, merendahkan dan penyesalan lafaz yang ditemukan: ِّب راada 6, اٛ َ
ى
َِْٖ ada 2, َ٘ذ َ
و ٛ ٕ
َْ َا ٛ ada 1. Pada 39 munada al-muchalla bi al, semuanya
berfaedah mengagungkan, lafaz yang ditemukan: َّ ٔي ّاهada 1,
ُو اٛ
َ
ْاًُِٖ َا
َٰ ِٛ
ِْااهذ
َّ ٔ َٛ َ
ُّ ada 32,َ َاا ِذٖااهل
ْ د
َُُٕ اِْٛااهذ
َّ َٔٛ َ
ُّ اَٛ ada 1, ٔا َٛ َ
ُّ اَٛ
اص
ُ ِاه
َّ ada 3, م
ُ ٖ ط
ُْ َّااهز ٔ ٛ َ
َ ُّ َا ٛ ada 2. Pada 3 munada na‟at man‟utsemuanya
berfaedah mengagungkan, lafaz yang ditemukan: َا َْٜٗظَِٜع
ٌٛ ًز
َْ َ َة ْ اada 3.
Pada 1 munada tamanni, berfaedah tamanni, lafaz yang ditemukan: ِْٚ َِ ْذ َ ٛ
ٜاه َada
1.
viii
DAFTAR ISI
ix
3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 37
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................ 37
3.6 Teknik Analisis Data .............................................................. 41
3.7 Langkah-langkah Penelitian .................................................... 42
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril a.s yang berfungsi sebagai hidayah atau
pesan Allah SWT diberi tugas oleh Allah SWT untuk mensosialisasikan pesan-
antara lain:
mulanya, bacaan yang diajarkan adalah bacaan yang sesuai dengan dialek kabilah
para sahabatnya dengan bacaan-bacaan dalam versi lain yang sesuai dengan dialek
dari kabilah lain seperti kabilah Tamim, Sa‟ad dan Hawazin, agar mereka memilih
mereka adalah: Sahabat Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Talib.
1
2
Al-Quran kepada kabilah-kabilah yang ada di sekitar Madinah, seperti pada kisah
Al-Quran ke dalam benda-benda yang bisa ditulis, seperti: pelepah kurma, batu-
Quran atau mengajarkannya kepada orang lain, karena orang yang mengajarkan
dan mempelajari Al-Quran dikategorikan oleh Nabi sebagai orang yang terbaik.
berbagai macam penafsiran baik dengan tindakan nyata atau penjelasan secara
lisan terhadap beberapa ungkapan yang ada dalam Al-Quran, sehingga bisa
Muhammad SAW dan menjadi pedoman bagi umat Islam.Peranan Al-Quran bagi
peradaban baru dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, ini sungguh luar biasa.
Itulah yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.Dan satu-satunya konsep
yang beliau pakai untuk melakukan perubahan itu adalah Al-Quran.Setelah Nabi
wafat, dilanjutkan oleh kaum muslimin, hingga dapat mengalahkan dua imperium
besar, yaitu Romawi dan Persia. Oleh sebab itu, kita sebagai umat Islam yang
ingin memiliki peranan penting, sangat dibutuhkan, dan sulit diraih kemuliaannya,
Al-Quran merupakan kalamullah yang terdiri dari 144 surat yang terbagi
menjadi 30 juz. SuratAli „Imran merupakan surat ke-3 yang terdiri dari 200 ayat
dan termasuk surat Madaniyyah. Dinamakan Ali „Imran karena memuat kisah
keluarga „Imran. Surat An-Nisa‟ merupakan surat ke-4 yang terdiri dari 176 ayat.
Surat ini termasuk surat Madaniyyah yang terpanjang sesudah surat Al-Baqarah.
Dinamakan An-Nisa‟ karena dalam surat ini banyak dibicarakan tentang hal-hal
yang berhubungan dengan wanita. Surat Al- Maidah merupakan surat ke-5 yang
terdiri dari 120 ayat. Surat ini tergolong surat Madaniyyah, meskipun ada ayatnya
yang turun di Mekkah, namun ayat ini diturunakn setelah Nabi Muhammad SAW
hijrah ke Madinah, yaitu waktu haji wada‟. Surat ini dinamakan Al-Maidah karena
memuat kisah pengikut Nabi „Isa yang meminta kepada Nabi „Isa supaya Allah
orang yang bermaksud mendalami ajaran Islam yang sebenarnya, maka tidak ada
jalan lain kecuali menggali dari sumber asalnya yaitu Al-Quran dan Sunnah
Rasulullah SAW. Kedua sumber itu berbahasa Arab.Oleh karena itu, setiap umat
Islam yang bermaksud mempelajari ajaran Islam dari kedua sumber tersebut,
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa resmi yang digunakan dalam
dan matematika Yunani sampai ke Barat melalui terjemahan dan tafsiran orang-
sama dengan bahasa Inggris. Bahasa Arab juga bahasa yang dipelajari seseorang
setelah bahasa ibu. Ilmuwan dan ahli kaligrafi berpendapat bahwa sejarah
perkembangan bahasa Arab telah ada sejak zaman nabi Adam, hal ini berdasarkan
firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 31 yang berarti “Allah
dengan bahasa Arab karena bahasa Arab berada di dada orang Islam, Al-Quran
turun dengan susunan yang indah, orang-orang jenius banyak yang masuk Islam,
keindahan bahasa yang tinggi, lafaz-lafaz yang terpilih dengan baik, munculnya
bahasa politik, bahasa Arab mampu untuk memperoleh semua ilmu dan masuknya
menguasai bahasa Arab, nahwu dan shorof merupakan dua hal yang harus
dikuasai oleh orang yang belajar bahasa Arab.Hal ini dikarenakan nahwu dan
shorof merupakan induk dari mempelajari bahasa Arab itu sendiri.Nahwu sebagai
bapak dari ilmu bahasa Arab sedangkan shorof berperan sebagai ibu dari ilmu
bahasa Arab.Jadi, mempelajari dua ilmu tersebut yaitu nahwu dan shorof
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran bahasa Arab
awal untuk memasuki pembelajaran bahasa Arab. Ilmu nahwu yang membahas
kaidah-kaidah tata bahasa Arab yang paling mendasar sangat diperlukan dalam
yang belajar bahasa Arab.Munada adalah ism manshub yang terinjeksi huruf
nida‟. Huruf nida‟ yaitu: يا، هيا، ايا، اي، وا، آ، أ.Huruf nida‟yang sering digunakan
(1) Munada Mufrad Alam (bukan mudhaf dan bukan syibhul mudhaf ).
(3) Munada Nakirah Ghairu Maqsudah (ism nakirah yang tidak tentu).
Maidah karena di dalam surat ini terdapat (Nida‟) yang bermacam-macam. Oleh
karena itu, peneliti ingin meneliti jenis dan faedah munada(interjeksi panggilan)
yang ada dalam ketiga surat tersebut, sehingga dapat menemukan jenis dan faedah
adalah:
maupun praktis.
7
1. Manfaat teoritis
ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai landasan bagi para peneliti
2. Manfaat praktis
dikemudian hari.
dengan baik.
BAB 2
ditandai dengan banyaknya penelitian bahasa yang dilakukan oleh para peneliti,
baik yang bersifat melengkapi dan menguatkan hasil penelitian yang sudah ada
atau pun penelitian yang terbilang baru.Beberapa hasil penelitian terdahulu yang
Manshub). Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa model isim
manshub yang muncul dalam buku Al Arobiyyah Li Al Nasyi'in jilid 3 adalah 147
maf'ul bih, 17 zhorof makan, 14 zhorof zaman, 10 maf'ul muthlaq, 4 maf'ul min
yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama meneliti sintaksis dan sama-sama
peneliti terletak pada objek yang diteliti.Wawan meneliti tentang isim manshub
9
10
Al-Quran.
Penelitian yang hampir sama dilakukan oleh Arifin (2012) yang berjudul
Analisis Jenis dan Kedudukan Masdar Muawwal dalam Buku As-Sobru fi Al-
128 masdar muawwal dalam buku As-Sobru fi Al-Quran karya Dr. Yusuf Al
Qardhawi yang meliputi 84 masdar muawwal yang terdiri dari أنdan fi'il dan 44
masdar muawwal yang terdiri dari أنisim dan khobarnya dengan perincian
sebagai berikut: (1) mubtada' muakhor: enam masdar muawwal, (2) khobar: 26
masdar muawwal, (3) fail: 18 masdar muawwal, (4) naibul fail: dua masdar
muawwal, (5) maf'ul bih: 41 masdar muawwal, (6) mudhof ilaih; 10 masdar
muawwal, (7) isim majrur: 23 masdar muawwal, (8) Isim إن: satu masdar
yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama meneliti isim manshub dan sama-
terletak pada objek yang diteliti.Arifin meneliti tentang masdar muawwal dalam
khatta 53, fa‟ sababih 19. Sedangkan kedudukan fi‟il mudhari‟ manshub-nya
yaitu khabar inna 8, mustasna 7, maf‟ul bih 110, ma‟thuf 66, ma‟thuf alaih 1,
majrur 8, mustasna 7, maf‟ul bih 110, ma‟thuf 66, ma‟huf alaih 1, majrur 8,
manshub 12, mudhaf ilaih 9, khabar kana 2, khabar 6, khabar „asa 1, khabar
anna 1, na‟at jumlah 1, maqal qoul 2, mubtada‟ khabar 3, jawab 15, badal 4, fa‟il
peneliti terletak pada objek yang diteliti.Zumaroh meneliti tentang fi‟il mudhari‟
Al-Quran.
Peneliti
Manshub). serumpun
dengan ism
manshub.
Karya Dr.Yusuf
Al Qardhawi.
bidang yang
serumpun
dengan ism
manshub.
13
penelitian mengenai munada masih jarang dilakukan. Untuk itu peneliti mencoba
menganalisis jenis dan faedah munada yang terdapat dalam Al-Quran surat Ali
2.2.1 Al-Quran
Dari segi bahasa, para ulama berbeda pendapat tentang nama Al-Quran,
apakah Al-Quran musytaq atau terambil dari akar kata tertentu atau bukan. Imam
bahwa Al-Quran tidak terambil dari satu kata tertentu, tetapi Al-Quran adalah
nama dari kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW, sebagaimana nama kitab Taruat dan Injil. Alasannya adalah, jika seseorang
mendengarkan bacaan Al-Quran, maka yang dia dengarkan adalah bacaan Al-
Quran bukan sekedar bacaan biasa. Sementara ulama lain berpendapat bahwa Al-
Quran adalah musytaq atau terambil dari satu akar kata. Namun, mereka berbeda
jadian (masdar) dari kata qaraa, maksudnya maqru‟ atau sesuatu yang dibaca
(Depag RI 2009: 6). Sedangkan Al-Quran menurut istilah yaitu, kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang dinukil atau diriwayatkan secara
mutawatir, yang ditulis di dalam mushaf, dimulai dari surat Al-Fatihah dan
14
mukjizat Nabi Muhammad SAW dan sebagai hidayah atau petunjuk bagi umat
Al-Quran merupakan kalamullah yang terdiri dari 144 surat yang terbagi
menjadi 30 juz. SuratAli „Imran merupakan surat ke-3 yang terdiri dari 200 ayat
dan termasuk surat Madaniyyah. Dinamakan Ali „Imran karena memuat kisah
keluarga „Imran. Surat An-Nisa‟ merupakan surat ke-4 yang terdiri dari 176 ayat.
Surat ini termasuk surat Madaniyyah yang terpanjang sesudah surat Al-Baqarah.
Dinamakan An-Nisa‟ karena dalam surat ini banyak dibicarakan tentang hal-hal
yang berhubungan dengan wanita. Surat Al- Maidah merupakan surat ke-5 yang
terdiri dari 120 ayat. Surat ini tergolong surat Madaniyyah, meskipun ada ayatnya
yang turun di Mekkah, namun ayat ini diturunkan setelah Nabi Muhammad SAW
hijrah ke Madinah, yaitu waktu haji wada‟. Surat ini dinamakan Al-Maidah karena
memuat kisah pengikut Nabi „Isa yang meminta kepada Nabi „Isa supaya Allah
2.2.2 Sintaksis
satuan yang lebih kecil, yang lazim disebut morfem menjadi satuan yang
statusnya lebih tinggi yang siap digunakan dalam subsistem sintaksis. Subsistem
satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frase,
Sintaksis berasal dari bahasa Yunani yaitu “sun” yang berarti “dengan”
tuturan.Secara umum, struktur sinstaksis yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O)
kosong” yang tidak bermakna apa-apa karena kekosongannya. Agar kotak kosong
tersebut mempunyai makna, maka harus diisi oleh sesuatu yang mempunyai
mengkaji struktur frase dan kalimat.Hal ini selaras dengan yang dikemukakan
Bloch dan Trager (dalam Tarigan, 1986) bahwa sintaksis adalah analisis mengenai
Satuan sintaksis yang besar terjadi dari satuan-satuan yang lebih kecil
yang berhubungan satu sama lain secara fungsional (Kridalaksana 2002: 49).
Misalnya klausa terjadi dari gabungan kata dengan kata atau frase dengan frase
yang berhubungan secara fungsional.Begitu pula frase terjadi dari gabungan kata
Wacana
Kalimat
Klausa
Frase
Kata
1) Kata
dalam morfologi, dan sebagai satuan terkecil dalam sintaksis (Chaer 2009: 37)
Sebagai satuan terbesar dalam satuan morfologi, kata dibentuk dari bentuk
dasar (yang dapat berupa morfem dasar terikat maupun bebas, atau gabungan
2009: 37-38)
17
2) Frase
kata yang bersifat non-predikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang
mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.Menurut Chaer (2009: 39)
frase dibentuk dari dua buah kata atau lebih, dan mengisi salah satu fungsi
sintaksis.
S P O Ket
Semua fungsi klausa di atas diisi oleh sebuah frase: fungsi S diisi oleh
frase Adik saya, fungsi P diisi oleh frase suka makan, fungsi O diisi oleh frase
kategori (Chaer 2009: 39). Kategori-kategori tersebut meliputi frase nominal yang
mengisi fungsi S atau fungsi O, frase verbal yang mengisi fungsi P, frase
adjektifal yang mengisi fungsi P, dan frase preposisional yang mengisi fungsi
keterangan.
3) Klausa
Klausa merupakan satuan sintaksis yang berada di atas satuan frase dan di
2009: 41).
Klausa berupa satuan kebahasan dan minimal dibentuk oleh S dan P atau
tema dan rema, atau dalam bahasa Arab disebut musnad ilaih dan musnad.Dari
18
dua unsur yang membentuk klausa tersebut, dapat diketahui bahwa klausa
merupakan tataran yang lebih besar dari pada frase.Hubungan antar unsur dalam
frase tidak melebihi batas fungsi atau tidak predikatif.Sedangakan hubungan antar
unsur dalam klausa harus bersifat predikatif dan tentunya juga melebihi batas
4) Kalimat
Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang
5) Wacana
pengertian yang lengkap atau utuh, dibangun oleh kalimat atau kalimat-kalimat.
oleh alat-alat pemaduan, yang dapat berupa unsur leksikal, unsur gramatikal,
(predikat).
2. Struktur kalimat yang terdiri atas fi‟il (verba), fa‟il (pelaku) dan
Nahwu secara bahasa berarti jalan, jihah (arah), sisi, ukuran, contoh dan
terhadap pola susunannya yang berupa rafa‟, nashab, jer, jazem atau bina‟, ilmu
nahwu mencakup kajian kata derivasi (turunan), susunan, idgham, i‟lal dan
Nahwu adalah ilmu tentang pokok, yang bisa diketahui dengannya tentang
harakat (baris) akhir dari suatu kalimat, baik secara I‟rab atau mabniy.Ilmu nahwu
adalah dalil yang memberitahu kepada kita bagaimana seharusnya keadaan akhir
kata-kata itu setelah tersusun dalam kalimat, atau ilmu yang membahas kata-kata
digunakan untuk menunjukkan makna yang bersifat mufrad (Anwar 2003: 3).
1. Ism
Dalam istilah nahwu ism adalah kalimah (kata) yang menunjukkan makna
mandiri dan tidak disertai dengan pengertian zaman (Anwar 2003:4). Dengan kata
lain dapat disimpulkan bahwa ism adalah kalimah yang tetap memiliki arti sendiri
1) Tanwin, contoh:جٛج
ٌد اهلوي
ُ
ُ ُٖر
2) Alif-lam (al) contoh:ٌد امعوي
ُ ااهلوي
3) Diawali dengan huruf jar, contoh:ِ كذتخ
2. Fi'il
dan disertai dengan pengertian zaman (Anwar 2003: 4). Kalimah fi'il yang
dilakukan pada masa lalu disebut dengan fi'il madhi dan yang dilakukan pada
masa sekarang (haal) atau pada masa yang akan datang (mustaqbal) disebut
dengan fi'il mudhori'. Dalam bahasa Indonesia kalimah fi'il disebut dengan kata
kerja.
a. ( جQad)
b. صcontoh: ء
ُم اهظُّ ٔا
ُٖلَٛص
Baqarah: 142).
( طٖؾSaufa), contoh: ٍ
d. َ ٌََٖ دعو
طٖؾ
3. Huruf
tersebut tidak memiliki tanda-tanda yang masuk dalam kalimahism maupun fi'il.
22
Ism yang mengalami perubahan (mu‟rab)ada tiga yaitu: ism marfu‟, ism
Ism marfu‟ menurut bahasa yaitu ism maf‟ul dari رفعyang berarti menjadi
Ism manshub menurut bahasa yaitu ism maf‟ul dari ُظبyang berarti
istilah yaitu ism mu‟rab yang dijarkan.Jar merupakan huruf dan majrur
Menurut Moch. Anwar (2010:123) isim manshub ada empat belas yaitu
maf'ul bih, mashdar, zhorof zaman, zhorof makan, hal, tamyiz, mustatsna, ism laa,
munada, khobar kana, ism inna, maf'ul min ajlih, maf'ul ma'ah dan tabi' yang
dibaca nashob, yaitu ada empat macam: na'at, athof, taukid dan badal. Contoh:
1. Maf'ul Bih :ٍ
َحٌج اهلزآ ( زAhmad membaca Al-Quran)
2. Mashdar : ًا
ٌاٜدلو ٘(ٕكوي هللا ًٖطDan Allah telah
3. Maf'ul Fih
matahari terbit)
7. Tamyiz :ًا
كٖكتا َُٛ عشز
خٛ (رSaya melihat dua puluh
bintang)
9. Mustatsna : ًا
جاٛس (حضز اهط ا إالPara mahasiswa hadir
kecuali Zaid)
sholeh)
Kuasa)
di kelas)
a. Na'at : ًا
جاٜ ً ُ كذاةا
( ز حSaya membaca buku
yang bermanfaat)
24
anggur)
2.2.6 Munada
Munada termasuk sintaksis yang berupa kata dan frase, karena munada
terkadang berupa gabungan kata yang bersifat non-predikatif, atau gabungan kata
Munada adalah ism manshub yang jatuh setelah huruf nida‟(Anwar, 2010:
152).
2.2.6.1 Nida’
2.2.6.1.1 HurufNida’
25
Menurut Azizah Fawal Babati (2009: 1098) huruf nida‟ yaitu: ، آ،
Contoh:ًا
ٕاًلظِا
ا هللاٛ
ث
ُزٌٜا طٜٓ
Contoh: َ هللا
اٛ
Menurut Azizah Fawal Babati (2009: 1099), semua huruf nida‟ tidak
boleh dibuang, kecuali huruf nida‟ “ya”. Akan tetapi, huruf nida‟ “ya”tidak boleh
dibuang jika:
ّٔي
ّ (اهوmentasydidkan mim karena sebagai pengganti ya yang di
hilangkan).
yang ada amr (perintah) dan nahi (larangan) yang mendahuluinya, contoh:
َاطاعتجٕا رةلي
ِٔا اهٛ
َ اٛ
Terkadang nida‟ berada diakhir amr atau nahi. Contoh: ٕدٖةٖا إه٘ هللا
تظزٛظٌع ٕالٛال
اهعتاد
ًا
دزاةا
huruf ياuntuk jarak jauh, baik dalam hakikatnya maupun hukumnya. Dan
Pada ٔاٛ
ّ اٛ huruf yaberfaedah taukid wa tanbih (memperkuat
182-192).
ًا
ُٖرا
ٔج ٌُ
َْ َْآ
ُز ْ َا
اهل َ ْ
ٓاذ ُٕا َّ . Pada sabda Rasul tersebut,
اد َذ
dipanggil ). Contoh:ًا
ا ًٖط٘ ًظلٖراٛ أل ِنُٚإ
dipanggil. Contoh:ِْٙ
َجِٜ
ذ ة
ُْ َ ُ ًا
ا رٛ
َ
.ِ
َِْاد
دل ح
ُ ََّ َُٖا
ادل
َّ (Al-balaghah Al-arabiyyah ususuha wa
Menurut Moh. Anwar (2010: 151-152) Munada ada lima macam, yaitu:
(1) Munada Mufrad Alam (bukan mudhaf dan bukan syibhul mudhaf ).
Lafaz ْا
ُٖ َْ
دع اdibuang, selanjutnya kedudukannya diganti oleh ya
nida‟.
َ ُن
ُ ا رٛ
َ : Hai laki-laki!
!جِهللا
ََْت
ا عٛ
َ : Hai Abdullah!
ج
ََْت
عmunada mudhaf yang dibaca nashab dengan tanda nashab-nya
ًاا َت
َ ًا ِع َاه
ا طٛ
َ : Hai orang-orang yang mendaki gunung!
ًاا
ِع َاه
طmunada yang dibaca nashab dengan tanda nashab-nya berupa
fathah dan diserupakan dengan mudhaf (rangkaian dua ism fa‟il yang
mutakalim, seperti “abdi” (Hai hambaku), “abdii” (Hai hambaku), “abda” (Hai
di-mudhaf-kan kepada ya mutakallim, adakalanya berasal dari fi‟il shahih atau fi‟il
mu‟tal. Apabila berbentuk mu‟tal, hukumnya sama dengan hukum selain munada,
yamutakallim. Apabila munada yang dimaksud shahih, maka boleh dibaca lima
segi bacaan yaitu: Pertama, ya mutakallim dibuang dan cukup dengan harakat
contoh: َْٙتج
ا عٛ(Hai hambaku). Bacaan ini masih berada di bawah bacaan yang
dibuang dan cukup hanya dengan harakat fathah yang menunjuk kepada
diganit menjadi alif, lalu harakat kasrahnya diganti menjadi fathah dan alif
َِٗ
ا عتجٛ(Hai hambaku) (Aqil, 2009:694).
Menghimpun huruf nida‟ dengan al selain nama Allah dan jumlah yang
Dapat membaca hamzah lafaz Allah dan dapat pula me-washal-kannya tanpa
(Ya Allah). Yakni dengan memakai mim yang ditasydidkan sebagai pengganti dari
huruf nida‟.Lafaz ayyuha mewajibkan rafa‟ bagi lafaz yang dibarengi dengan al
ّ ن
contoh berikut: ُ ٔا اهز
َٛا
ُّ اٛ(Hai laki-laki). Lafaz ayyun berkedudukan
32
sebagai munada mufrad yang mabni dhummah, sedangkan ha adalah huruf zaidah
(tambahan) dan lafaz ar-rajulu menjadi sifat bagi ayyun, lafaz ar-rajulu wajib di-
rafa‟-kan menurut kebanyakan ulama nahwu karena menjdi subjek nida‟ yang
Apabila munada berupa mufrad alam lagi disifati dengan lafaz ibnu yang
di mudhaf-kan kepada alam, sedangkan antara munada dengan lafaz ibnu tidak
terdapat pemisah, maka diperbolehkan membaca munada dua bacaan yaitu mabni
ة َ عٌز
dhummah, contoh: ٍر ْ ج
ُٛا سٛ (Hai Zaid Ibnu Amr) dan mabni fathah
Ibnu Amr). Apabila lafaz ibnu tidak terletak sesudah alam atau sesudah lafaz ibnu
bukan alam, maka munada wajib di-dhummah-kan dan tidak boleh di-fathah-kan.
ُ اة َ عٌز
Contoh lafaz ibnu yang tidak terletak sesudah alam yaitu: ٍر ا ؼ ىٛ
(Hai pelayan ibnu Amr). Contoh apabila sesudah lafaz ibnu bukan alam yaitu: اٛ
َ
ِاٜ ج اة َ ا
ُٛ( سHai Zaid anak lelaki saudara kami). Pada contoh tersebut,
lafaz Zaidun harus mabni dhummah dan huruf alif lafaz ibnu harus ditulis serta
2.2.6.6Munada Tamanni
METODE PENELITIAN
Bab tiga ini menguraikan tentang jenis dan desain penelitian, sumber data,
analisis data.
yaitu data primer dan data sekunder.Data primer adalah data yang berbentuk
verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang
dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek
adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen
rapat, SMS, dan alin-lain), foto-foto, film, rekaman video, benda-benda lain yang
penelitian (Zed 2004: 3). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data
34
35
yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-
benda yang diamati sampai detailnya, agar dapat ditangkap makna yang tersirat
dalam dokoumen atau bendanya. Sumber data tersebut seharusnya asli, namun
apabila yang asli susah didapat, fotokopi atau tiruan tidak jadi masalah, selama
Sumber data ada tiga yaitu person, place, dan paper.Person yaitu sumber
data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau
kinerja, laju kendaraan, ritme nyanyian, gerak tari, sajian sinetron, kegiatan
belajar mengajar dan lain sebagainya.Paper yaitu sumber data yang menyajikan
tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain. Sumber data
yang dipakai dalam penelitian ini yaitu berbentuk Paper (Arikunto, 2010:172).
36
Sumber data primer yang dijadikan bahan dalam penelitian ini adalah Al-
Quran (surat Ali „Imran, An-Nisa‟ dan Al-Maidah) yang di dalamnya terdapat
banyak munada.
Sumber data sekunder yang dijadikan bahan dalam penelitian ini adalah
Syarah Ibnu „Aqil, Tarjamah Matan Alffiyyah, dan buku lainnya yang
Dalam penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data pendukung
Objek penelitian dalam penelitian ini yaitu munada dalam Al-Quran surat
berkaitan dengan penggunaan bahasa lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara
pengggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis (Mahsun 2007: 92).Apabila
itu peneliti hanya dapat menggunakan teknik catat sebagai gandengan teknik
simak bebas libat cakap, yaitu mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi
penelitiannya dari penggunaan bahasa secara tertulis tersebut (Mahsun 2007: 93).
gabungan dengan teknik simak bebas libat cakap. Dalam teknik simak bebas libat
cakap ini peneliti hanya berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh para
informan. Kemudian dalam teknik catat hal yang dilakukan oleh peneliti yaitu
mencatat semua jenis munada yang ditemukan oleh peneliti dalam Al-Quran surat
data.
Instrumen dalam penelitian ini yaitu berupa kartu data yang mengandung
bentuk munada yang terdapat dalam Al-Quran surat Ali „Imran, An-Nisa‟, Al-
Maidah. Instrumen ini sebagai alat bantu yang secara teknis dapat menjadi salah
Di bawah ini format instrumen yang berbentuk kartu data yang bersumber
Ayat ke:102
Data:
.ِ
َِْاد
دل ح
ُ ََّ َُٖا
ادل
َّ ْا
ًُِٖ
ََٰ اٛ
ِْاهذ
َّ ٔا
ََُّٛ اٛ
َ
ُٖ
Munada:ْا ًِ
ََٰ اٛ
ِْاهذ
َّ ٔا
ََُّٛ
ُٖ
(dhummah),ْا ًِ
ََٰا
ِِْٛ
اهذ
َّ menjadi sifatّٙ dengan tujuan mengagungkan orang
39
Keterangan :
munada yang ditemukan dalam Al-Quran surat Ali „Imran, An-Nisa‟ dan Al-
Maidah dan nomor atau angka yang menyatakan urutan ayat serta surat dalam
terdapat munada.
munada.
3. Baris ketiga merupakan arti dari kalimat (ayat) yang mengandung munada.
5. Baris kelima merupakan jenis munada yang terdapat dalam kalimat (ayat).
6. Baris keenam merupakan makna dari munada yang terdapat dalam kalimat
kalimat (potongan ayat) dalam Al-Quransurat Ali „Imran, An-Nisa‟ dan Al-
Maidah.
Urut Kartu
Data
1. 23 ٔا
ََُّٛ اٛ
َ ّٙ munada didahului alat nida‟ ya dibaca
َٛ
ِْاهذ
َّ mabni rafa‟ (dhummah), ْا
ًُِٖ
ََٰ اٛ
ِْاهذ
َّ
ْا
ًُِٖ
َٰ اmenjadi sifatٙ dengan tujuan mengagungkan
ّ
َُٖا
ادل
َّ orang yang beriman agar bertakwa kepada
حAllah.
ََّ
.ِ
َِْاد
دلُ
Keterangan :
Maidah
2. Baris kedua merupakan urutan nomor kartu data atau angka yang
mengandung munada.
mengandung munada.
41
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain
sehingga mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat
proses analisis data pada penelitian ini, metode yang digunakan metode kualitatif-
deskriprif. Dalam penelitian ini alat penentunya adalah peneliti itu sendiri.Teknik
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong 2011:
248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
2. Reduksi data, dalam hal ini peneliti harus memilih dan memilah data yang
relevan dan kurang relevan dengan tujuan penelitian. Data yang relevan
dianalisis.
pemaknaan.
Bab ini berisi pembahasan tentang analisis munada yang terdapat dalam
4.1 Jenis Munadadalam Al-Quran SuratAli „Imran, An- Nisa‟ dan Al-
Maidah
2. 26Munada Mudhaf
4. 39 Munada Al-Muchalla Bi Al
6. 1Munada Tamanni
43
44
Alampada surat Ali „Imran ada 5 (nomor kartu data 7, 10, 11, 12, 15) dan pada
Urut Kartu
Data
1 7 َُ
ِّ٘ َهنُايٛ
ًَْز
َ اٛ
َ م
َا َاٛ
َhuruf nida‟ mabni
.َا
ٓذsukun, karena merupakan
2 10 َ
َِاهخ ِْ
ذ َا
ٕ huruf.
ٍِ
َُّ ا
يٛ ًز
َْ َ اٛ
َجَُ
ِلٌ ئ
َاه
ْ ُ
يٛ ًز
َْ َmunadamufrad
.ََِاا
ْط َهللا اطalammabni dhummah.
3 11 ِْٚ
ُذُِْ ا
يٛ ًز
َْ َ اٛ
َ Bertujuan untuk
ِْٙ
ُجَاطْج
ٕ ِةن هز
َِّب ِ mengagungkan yang
ًع
َ َ ِْٙ
َعْك
َار
ٕ dipanggil. Pada
.َْ
ِِٜع
َّاك
اهزhakikatnya,munada dilihat
4 12 اٛ
َجَُ
ِلٌ ئ
َاه َ
ْ َِاهخ ْ
ِذ اdari segi
ُِا
َشِّبز
تُٛ ٍَِهللا
َُّ ا
يٛ ًز
َْ َ maknaberkedudukan
.ْ
ًُِْ
ٍر ِّب
َج ََ
ٌو ِل
ةsebagai maf‟ul bih,
Bentuk asal
ُٜ
lafazَا ٌٛ
ًَْز ُٖ
َadalah ْ َْ
دع ا
يٛ
َ ًز
َْ َ. Lafaz ُٖ
ْ َْ
دع ا
dibuang, selanjutnya
ya nida‟.
5 15 َْ٘ظ
ِٜع اٛ َْ َا
َ مُهللا ِذا اٛ
َhuruf nida‟ mabni
.َْن
ِّٜب
َف َٖ
ًذُ ِّْٚب
ُِ اsukun, karena merupakan
huruf.
ْ٘ظ
ِٜعmunadamufrad
alammabni
dhummahdikira-kirakan
menduduki kedudukan
mengagungkan yang
dipanggil.
6 60 ٍِ
َّْطَ٘ ا
ًُٖ اٛ
َ ْا
َٖاه
ُ اٛ
َhuruf nida‟ mabni
ًا َٖ ٔا
ًْا َِْٜ
فsukun, karena merupakan
٘طو
َٛ
َِّْار
َتhuruf.
7 61 َّا
ُِْطَ٘ ا
ًُٖ اٛ
َ ْا
َٖاه
ُ ْ٘ط
ًُٖmunadamufrad
ًا
َّ جا ََ
ةًا ٔا ا
َوَُ ج
ُْ َ َهalammabni
َّ ْ
٘طو
ٔا
َِْٜ
ْا ف
ًُٖدا
َ dhummahdikira-kirakan
46
menduduki kedudukan
mengagungkan yang
dipanggil.
(Hai Abdullah!). Munada Mudhafpada surat Ali „Imran ada 15 (nomor kartu data
1, 2, 3, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 26, 29, 30, 31, 32), pada surat An-Nisa‟ ada 3
(nomor kartu data 42, 43, 49) dan pada surat Al-Maidah ada 8 (nomor kartu data
Uru Kart
t u
Data
1 1 ِغ
ْ دش
ُ ََا ال
ِة َا ر
ََّ ِة رmunada mudhaf, karena tersusun dari
ََّ
ج
َْةع
َ َا
ِة ٖو
َْ ُُ idhafah, yaitu mudhaf (َّ
َا )رdan mudhaf ilaih
َا
َِذٛ
ْج َْ
َٓ ِذ
َا( ا
ُ).َّ
َا رMunada mudhaf ber-i‟rabnashab,
َِ
ْ ِْ َه
ً َا ٓب ٕ alamat nashab-nya berupa fathah, karena
ََ
ًٌا
.ج ََْح
ْنَ ر
ُج
ُ َّهbentuknya ism mufrad. Amil yang me-nashab-
2 2 ََّن
َُِآ ا
ِة ر
ََّ
47
َِّاص
ُِ اه
ِعًَا kan munada berupa yanida‟ yang dibuang
بٛ
َ ٍر الَ ر
َْ ْى َٖ
ٜهِ karena sudah maklum (ya nida‟ menggantikan
.ِ
ِْْٜ
ف ُٖ
lafazْ َْ
دع )ا. Bertujuan mengagungkan yang
3 3 َٛ
َِْهذ
َّ اdipanggil atau yang diseru.
ٍ
َُْْٖه
ُٖلٛ
َ
َآ
ُِِ
ََّآ ا
ِة ر
ََّ
ِْز
ْ َاؼ
َّا ف
ًِ ا
َٰ
َِه
َا
.َا
ِة ُُٖ
َْ ذ
4 14 َا
ِة ر
ََّ
َا
ٌَِّاة
ًِ ا
َٰ
َهخ
َ َْ
ُْش ا
َا
َِْع
ادت ٕ
َّ َ
.م
ََُّْٖط
اهز
5 26 ٍ
ََا
ًا ك
ََٕ
َِّٝ
ْ إ
ٔيَُْه
َٖ
ْا
َٖاه
ُ َْ
ٍ ا
َا
ِة ر
ََّ
َِْه
َا ِْز
اؼ
.َا
ِة ُُٖ
َْ ذ
6 29 ًا
َ َا
ِة ر
ََّ
َا
َ ٓذ
ْخ ََ
ول
.ِ ًا
ةاط
َ
48
ج ِن
ِ دْ ًَ
ْ ُ َ
َْ
ج َل
َ ف
َّار
اهِ
ْ.
َُٛذ
ََْ ْش
َا
ِِْع
طٌَ
ِٛا
َادًا
ًُِ
ِْٙ
َاد
ُِّٛ
َْ
ٍ َاٍِ ا
ٌٛ هْْل
ِْ ِ
ْا
ُِِٖ
ًٰا
ُي
ْ ةل ِز
َِّب ة
َْهِ
َا ِْز
َاؼ
ا ف
َا.
ةِ ُُٖ
َْ ذ
َا
دِجَ
ََْع
ًا ٕ
َ
ِنَ.
ُطُو
َ٘ ر
َو
ع
َِ
ْ َا ً َ ْز
ِِْ ا
ِ.
ٛج َز
َْ ِاهل
ِٓ ْٓذ
هي
َ َاِ
ةِ ر
ََّ
َا
ِْ ََ
وٜ َ ع
ْخَت
َذك
49
ج
م
ََا
ِذاهل
ْ
12 74 ٍ
َُْْٖه
ُٖلٛ
َ
َّا
ًِ ةِآ ا
َٰ ر
ََّ
ًع
َ َ َا
ُِْت
ْذَاك
ف
.َ ٛ
ِِْج
ّٔاهش
13 84 َْ٘ظ
ِٜ َ
َاهع
يٛ
َ ًز
َْ َة
َ ُ ْا
ةِآ َّر
ََّ ٔي ّاه
ُو
َا
ِْ ََ
ٜو م ع
ِْ َْ
ُش ا
ًَ
ث ِّب
جًا
ًَِآئ
َ
َِآ
.ء ٌَّاهظ
14 16 اٛ ا ُنٛ
َ ْ َhuruf nida‟ mabni sukun, karena merupakan
َِاا
ِذ َْ huruf. َِاا
َْٓهل ِذْهل
َ ا
ٓنَْ munada mudhaf karena
َْا ا
ِ٘ه َ َ
ٖاه دعَ tersusun dari idhafah, yaitu mudhaf(َ
ٓنَْ )dan
َ ٍر
آء ٍَٖر ط
َج ٌِ
َو كmudhaf ilaih(َاا
ِ ِذْهل
)ا. ٓن
َ َْ dibacanashab
َا
َِِْ
ٜةَ dengan tanda nashab-nya berupa fathah, karena
.ْ
ُيَل
ِْٜة
ََٕ
bentuknya ism mufrad. َِاا
ِذْهل
اdibaca jar
15 17 اٛ
َ menjadi mudhaf ilaih, alamat jar-nya kasrah,
هي
َ َِِاا
ِذ َْ
َْٓهل
karena bentuknyaism mufrad. Bertujuan untuk
ِْٚ
ٍ ف
َُّْٖ دلآ
ُ
mengagungkan (nomor kartu data 16)dan
.َ
ْيِٜ
ٓةز
ِْا
merendahkan (nomor kartu data 17, 18, 19, 20,
16 18 اٛ
َ
21, 49, 56, 57, 69, 71, 73) yang dipanggil.
هي
َ َِِاا
ِذ َْ
َْٓهل
50
ٍ
َُْٕ
ُْز
دلَ
ِاٛخِِهللا
ة
ُي
ْ َْ
ُذ َا
ٕ
ٍ.
َْجٕ
َُٔشَْ
د
َااِ
ِذ َْ
َْٓهل
ٍ
َْْتِظُٖ
دو هي
َ َ ِ
اهل
ََّ ْ
ِ.
ِنَاط
ِاهت
ة ْ
هي
َ َااِِ
ِذ َْ
َْٓهل
ٍ
َُْٕ
ُْز
دلَ
ِاٛخِِهللا.
ة
هي
َ َااِِ
ِذْهل
ا
ََ
ْ ٍ ع
َْجٕ دظ
ُُّ َ
ِِهللا.
ْنطَتِٜ
َااِ الَ
ِذْهل
ا
ِْٚ
ْا ف
وُْٖ
دؽَ
ْ.
ُيِ ٛل
ِْد
ُي
ْ ءك َْ
َج َآ
.َا
ُِْه
َُٖط
ر
22 57 اٛ
َ
َِاا
ِذ َْ
َْٓهل
ُي
ْ ءك َْ
َج َآ
.َا
ُِْه
َُٖط
ر
23 69 اٛ ُن
َ ْ
َِاا
ِذ َْ
َْٓهل
.ٍ
ٌَْٖ
ُِْل
ِد ٓن
َ ْ َ
24 71 اٛ ُن
َ ْ
َِاا
ِذ َْ
َْٓهل
َ٘
َو
ْ ع
ُيَهظْذ
ٍْر
.ء َٚ
25 73 اٛ ُن
َ ْ
ََااِ ال
ِذ َْ
َْٓهل
ِْٚ
ْا ف
ٖوُْ
دؽَ
ْز
َ َٜ
ْ ؼ
ُي ِلٛ
ِْد
.َِّب
اهل
ْ
26 72 م
َََا
ٕ اٛ
َhuruf nida‟ mabni sukun, karena merupakan
اٛ ْح
َ ُ ِٜ
ٌظَاه
ْ huruf. َ
نٛ َِآ
ْء ِطْز
ْ اِٚ
ِةَmunada mudhaf karena
ِْٚ
ِةَ tersusun dari idhafah, yaitu mudhaf(ِْٚ
ِةَ)dan
نٛ
َ َِآ
ْء ِطْز
اmudhaf
جٕاَهللا
ُُْت
اع َِآ
نٛ
ilaih(َ ْء ِطْز
)ا.ِْٚ
ِة ِٜ ة
َaslinyaَْ َdibacanash
52
نٛ
dannun. َ َِآ
ْء ِطْز
اmudhaf ilaih dibaca jar
Israil.
mutakalim, seperti “abdi” (Hai hambaku), “abdii” (Hai hambaku), “abda” (Hai
mudhaf-kankepada ya‟ mutakallim pada surat Ali „Imran ada 5 (nomor kartu data
5, 6, 8, 9, 13) dan pada surat Al-Maidah ada 4 (nomor kartu data 58, 59, 62, 63).
Urut Kartu
Data
1 5 ٍَِا
ْزٌِ َح
ُ ع َا
ًز َ
َْاهخِ ا ْ
ِذِّب ا
راmunadamudhaf
.ًاا
ّر َز
ًلُ ِْٚ
ِْةط
َ ber-i‟rabnashab
2 6 َا
ِّب ْ ر َ
َاهخ ٔا
ََْذ
َعَض
ٕ ٌَا
ََّو
ف
53
ُُ
.ْ٘ثٔا ا
ََْذ
َعَض
ٕ ِّْٚب
ُِ اdengan tanda nashab-
3 8 َْنُْ َه
ُج ًَِ ِْٚ
ْ ه
ٓب َا
َ ِّب م ر
َ َاnya berupafathah yang
ًَا
.ج ِّبت
َٜ ًاٛ
ج ط ُر
َِّب ذdikira-kirakan
4 9 ُ َى
ٌد ْ ؼِٚ
ٍ ه
ُُْٖ
َل َُ
ِّّٜٗبا
َا ََ
م ر ا sebelum ya‟
َز
ُ ِت
اهل
ْ َِٚ
َِ َة
وؽ ََْ
َ ج ٕ mutakallim dibuang
.ٌد
َا ِز َد
ْ عِٚ َا
ًزَْا
ٕ untuk meringankan
5 13 ِْٚ
ٍ ه
ُُْٖ
لٛ َُ
َ ِّّ٘با
َا ْ ر َ
َاهخ pembaca. Bentuknya
.ٌد
ةشَز
َ ِْٚ
ٌِْظَظ
ْٛ ََهي
َ ْ ََهٌد
ٕ ج ٕ ism mufrad, dibaca
6 62 َِّال
ِنُ ا
ًوَْ
اٝ ِّْٚب
ُِ ِّب ا
َا م ر
َ َاkasrah karena
.ِْٚ
ُْظ
َ menunjukkan ada ya‟
mutakallim yang
dibuang. Ya‟
mutakallim yang
terbuang berupa
tersebut bertujuan
untuk mengagungkan
yang diseru.
7 58 ََ
.جِهللا ٌْ
ِعُ ْا
ُٕ ْك
ُز ِ اذ
ْىَٖ اٛ َhuruf nida‟ mabni
َ اٛ
8 59 َْع
الَر
ُْٖا ا
د ُو
ِْ ا
ْىَٖ اٛ
َ sukun, karena
َََجط
.ج َُّل
ٌاه
ْ merupakan huruf.
ْى
ِ َٖ munadamudhaf
ber-i‟rabnashab
dikira-kirakan
sebelum ya‟
mutakallim dibuang
untuk meringankan
pembaca. Bentuknya
kasrah karena
mutakallim yang
dibuang. Ya‟
mutakallim yang
terbuang berupa
tersebut bertujuan
untuk mengagungkan
yang dipanggil
dan merendahkan
yang dipanggil
9 63 َْ
ٍ ُ ا
ْحَش
َجَع
َ٘ ا
وذَٛ
َْٕ اٛ
َ م
َا َاٛ
َhuruf nida‟ mabni
.َِاا
ُزاهؽ
ْ َا ْن
َ ٓذ ِث
ً ٍ
َْ َك
ُٖ اsukun, karena
merupakan
وٛ
huruf.َ٘ذ ٕmunada
َْ
mutakhasar termasuk
mutakallimyang
alamat nashab-nya
fathah.suaranya
dipanjangkan karena
untuk mengutarakan
penyesalan yang
sangat
dalam.Bertujuan
untuk menyesali
dilakukan.
Menghimpun huruf nida‟ dengan al selain nama Allah dan jumlah yang
Dapat membaca hamzah lafaz Allah dan dapat pula me-washal-kannya tanpa
dibaca.Munada Al-Muchalla Bi Al pada surat Ali „Imran ada 8 (nomor kartu data
4, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 33),pada surat An-Nisa‟ ada 13 (nomor kartu data 34, 35,
36, 37, 38, 39, 40, 44, 45, 46, 47, 48, 50)dan pada surat Al-Maidah ada 18 (nomor
kartu data 51, 52, 53, 54, 55, 64, 65, 66, 67, 68, 70, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81).
Urut Kartu
Data
1 4 ِ٘
ْدُؤ
ِذ ٌْ
ول َُاه
ْ هلًِا ٔي
ََّ َّّ ُِ ه
ُو ٔي ّاهmunada
ُو al-
َْن
ٌو
ُاه
ْ muchalla bi al mabni
bertujuan untuk
mengagungkan Allah
SWT.
57
2 22 ْا
ًُِٖ
ََٰا
ِِْٛ
اهذ
َّ ٔا
ََُّٛ اٛ َhuruf nida‟
َ اٛ mabni
ًَ
ًاا ِّب
لٛ َز
ِْ ْا ف
ُْٖع
ِٜدط
ُ ٍ
ِْ اsukun, karena
.َِاا
ِذاهل
ْ دٖا
ُُٕ
َ اٛ
ِْاهذ
َّ merupakan
3 23 ْا
ًُِٖ
ََٰ اٛ
ِْااهذ
َّ ٔ َُّ اٛ
َٛ َٙ munadanakirah
َ huruf.ُّ
.ِ
َِْاد
دل ح
ُ ََّ َُٖا
ادل
َّ maqsudah, mabni
4 24 ْا
ًُِٖ
ََٰ اٛ
ِْاهذ
َّ ٔا
ََُّٛاٛ
َ dhummah. ٓا
َ huruf
ًَ
ْ َاًُا
َج ِّب ِطْا ة
ٕذُِ َّ
َذ ال د
َ tanbih.َ ِٛ
ْاهذism
َّ
.ْ
ُيِل
ُْٕد
ُ maushul mabni fathah fi
5 25 ْا
ًُِٖ
ََٰ اٛ
ِْاهذ
َّ ٔا
ََُّٛاٛ
َ makhal nashab,
ةآ ُٖا اهز
َِّب ْك
ُو دأ
َ َال
kedudukannya sebagai
ًََا
.ج ْعًض
ُّ ًاا
َاف َض
ْع ا
na‟at dari َٙ .
ُّ
6 27 ْا
ًُِٖ
ََٰ اٛ
ِْاهذ
َّ ٔا
ََُّٛاٛ
َ
ْا
ًُِٖ
َآfi‟il madhi
َٛ
ِْاهذ
َّ ُٖا
ْعِٜ
دطُ ٍ
ِْ
ا
mabnidhummah.
َ٘
َو
ْ ع
ُيْك
ٕد زٛ
َُّ َ ْا
ََُٕز
ك
Bertujuan
.ْ
ُيِل
َاة
ْلَع
ا
mengagungkan orang
7 28 ْا
ًُِٖ
ََٰ اٛ
ِْاهذ
َّ ٔا
ََُّٛاٛ
َ
yang beriman.
َٛ
َِْاهذ
َّ ْا ك
ُْٖ
ُٖدل
َ ال
َ
.ْا
ََُٕز
ك
8 33 ْا
ًُِٖ
ََٰ اٛ
ِْاهذ
َّ ٔا
ََُّٛاٛ
َ
ْا
ُِٕز
َاة
َطٕ ْا
ُْٕتِز
اط
٘و
ْا
ُِٖط
َاة
َرٕ
9 35 ْا
ًُِٖ
ََٰ اٛ
ِْاهذ
َّ ٔا
ََُّٛاٛ
َ
ْا
ٖثُِ
دزَ ٍ
ِْْ ا
ُيُّ َهل
لِنٛ
َ َال
58
و٘
ٓا َز
ًْا ء ك
ِّبظَآَ
اهِ
ُي
ْ َ َ
اهل َْ
ًٖ ْآ ا
وٖ ْك
ُُ دأ
الَ َ
ِ.
ِنَاط
ِاهت
ْ ة ْ
ُيَل
ِْةٜ
َ
َر
َٗ. ْ طُلا
ُي َْ
ُذ َا
ٕ
ٖاهللا
ُ َْع
َِٜط
ا
ِ٘
ُٕه
َام ٕ
ََّْطُٖ
ُٖااهز
ْع َط
ِٜ َا
ٕ
ْ.
ُيْل
ِِِ ً
ًزاالَْ
ْ
ْ.
ُيَك
ذرْا ِْ
ذْٕآ ُُ
ًُِٖ
َٰا
ِِهللا
ْنِ ْٚطَتِٜ
ْ ف
ُيةذ
َْ َا ض
َز ِذا
ْا.
َُِّٖ
َٜ َت
َذف
ِٜ
َْ َّاً
ْا َٖ
ُْٖ
ُْٖآك
ًُِٖ
َٰا
ِـ.
ِظْط
ِاهل
ة ْ
ِ.
هِْْ
َطُٖ
َرٕ ِا
ِ ْا ة
ُِِٖ
ًٰا
َٛ
ِِْز
َاف
اهل
ُٕا ْ
َّ ِذ
َذ د
59
ء.
َآَ
هٜ َٕ
ِْ ا
د و٘
ُِْٖ
ُلِاهع
ْا ة ْ
ُٖ َٕ
ْف ا
َِهللا.
ِزَآئ
ْا َع دلُّ
ِوٖ الَ ُ
ِ.
َّ َث ْ اَ
ِه٘ اهظ ُي َا ٌُ
ْذ ِذ
ا
َِ
ِِّْ
ٜ َّاً
ْا َٖ
ُْٖ
ُْٖآك
ًُِٖ
َٰا
طو٘
ِظِْ
ِاهل
ء ة ْ
ٔجآَ
َُ
َِهللا
َخٌْ
ِعْا ُ
ُٕ ْك
ُز اذ
ْ.
ُيْل
وََٜ
ع
ُٖاهللا.
ادل
ْا َّ
ًُِٖ
َٰا
د
َْٖٔ
َُاهٜ
ُٕا ْ
َّ ِذ
َذ الَ د
ءى
َآَ
هٜ َٕ
ِْ َّظزٗ ا
َاهِ
ٕ
ُي
ْ ْل
َِِج ً
ْدَّ
ٛز ًَ
ْ َّ ْاَ
ًُِٖ
َٰا
ِ.
ِْ ٛ
ِْْ د
ََع
َٛ
ِْاهذ
ُٕا َّ
َّ ِذ
َذ الَ د
60
ًاا
ُٕ ٓش ُي
ْ ُ َل
ِِْٛ
ْا د
ذٕاد َُ
َّ
ًاا.
ِت ََّهع
ٕ
َاحِ ًآ
ِّبت
َٜ ْا ط
ًٖ َز
ِّبُ دل
الَ ُ
َالَ
ْ ٕ
ُيَُّهللا َهل
َن َح
ا
و٘
ْا
جٕ ْذ
َُ دع
َ
ِز
ُ ْظ
ٌٜاهَ
َ ُْ ٕ
ٌزاه َْ
ٌا ْ
َُِ
اَّ
ِْضٌد
ُ ر
ْالَى
الَس
َاُْ ٕ
َاا
ُظالَْ
َإْ
َاٍِ.
ْطِ اهشَّٜ
َنٌَ
ْ ع
ًَِّب
ًَ ِشٍَْٚر
ء ِّب ُُهللا ة
ُيُل وٖ
ََّ ُْ
َتَهٜ
ِ.
ْجَّٜ
اهظ
ُي
ْ َْ
ُذ َا
ج ٕ
ََّْٜ
ُٖا اهظ
ُو
ْذدل
َ
و٘
ُى
ٌد ُز
ح
ء. ْ َ ْٜ
َآَ ََْا ع
وَٖظَُْ
د
ْ.
ُي َْ
ُُظَل ْ ا
ُيْل
وََٜ
ع
َز
َ َا ح
َض ِذْ إ
ُيِْل
ةٜث َ
دُٔاَ
ََ
ُ.
ْحَٖ
اهٌ
ُ ْ
ُيجك
َََح
61
34 38 دٖا
ُُٕ
َ اٛ
ِْاهذ
َّ ٔا
ََُّٛاٛ َhuruf nida‟
َ اٛ mabni
ٌا
َِْا ة
ُِِٖ
ًَٰ ا
َاا
ِذاهل
ْ sukun, karena
.َا
َِّه
َْشُ merupakan
َٙ munadanakirah
huruf.ُّ
maqsudah, mabni
dhummah. ٓا
َ huruf
tanbih.َ ٛ
ِْاهذism
َّ
makhal nashab,
kedudukannya sebagai
na‟at dari َٙ .
ُّ
dhummah. Bertujuan
mengagungkan orang
kitab .
35 34 ْا
ُٖادل
َّ َُّاص
ِٔا اه
ََُّٛاٛ َhuruf nida‟
َ اٛ mabni
.ْ
ُيَل
ولََ ِْٙ
اهذ
َّ ُ
ُيةل رsukun,
ََّ karena
36 48 َْ َُّاص
ج ِٔا اه
ََُّٛاٛ
َ merupakan
ِاهل
َِّب ْ م ة
َُُّْٖط
ُ اهز
ُيءك
َ َآhuruf.ُّ
َٙ munadanakirah
.ْ
ُيةل ْ ر
َِّب ًَِ maqsudah, mabni
37 50 َْ َُّاص
ج ِٔااه
ََُّٛاٛ
َ dhummah. ٓا
َ huruf
ًَ
ْ اٍ ِّب
ٓ ٌد
َْةز ُي
ُ ْ ءك
ََآ
62
.ْ
ُيةل رtanbih.
َِّّب َُّاص
ِاهmabni
dhummah,
kedudukannya sebagai
َٙ . Bertujuan
na‟at dari ُّ
mengagungkan manusia.
38 65 َم ال
َُُّْٖط
ٔا اهز
ََُّٛ اٛ َhuruf nida‟
َ اٛ mabni
ٍ
َُْٖ
ِعظَارٛ
ُ َٛ
ِْاهذ
َّ َْن
ُُ
ْسحٛ
َ sukun, karena
َٛ
ِْاهذ
َّ َِ
ً ِ
ُْز
اهل
ْ ِ٘
فmerupakan
.َّا
ًِ ْا ا
َٰ َٖاه
ُ َٙ munadanakirah
huruf.ُّ
39 70 وػ
ْ ةِّب
َ م
َُُّْٖط
ٔا اهز
ََُّٛ اٛ
َ maqsudah, mabni
َِ
ْ ً َْن َم ا
ِٜه ُش
َِ ُْ ًآ
َ dhummah. ٓا
َ huruf
٘و
َةن ر
َِّّب tanbih. م َُّٖط
اهزmabni
ُْ
dhummah,
kedudukannya sebagai
َٙ . Bertujuan
na‟at dari ُّ
mengagungkan
Rasulullah SAW.
Apabila munada berupa mufrad alam lagi disifati dengan lafaz ibnu yang
di mudhaf-kan kepada alam, sedangkan antara munada dengan lafaz ibnu tidak
terdapat pemisah, maka diperbolehkan membaca munada dua bacaan yaitu mabni
ة َ عٌز
dhummah, contoh: ٍر ْ ج
ُٛا سٛ (Hai Zaid Ibnu Amr) dan mabni fathah
63
Ibnu Amr).Munada na‟at man‟utpada surat Al-Maidah (nomor kartu data 82, 83,
85).
Urut Data
1 82 َة
ْْظَٗا
ِٜع اٛ َْ َا
َ مُهللا ِذا اٛ
َ huruf nida‟ mabni
ِْٚ
َذٌْ
ِعُ ْ
ُزْك
َ اذ
يٛ ًز
َْ َ sukun, karena
.َْن
ٜوََ
عmerupakan
2 83 اٛ
َ ٍ
َْٖٛ َار
ُِّ َٖاهل
ْ مَْ َا
ِذ اhuruf. َة
ْْظَٗا
ِٜع
ٓن
ْ َ يٛ
َ ًز
َْ َ َة
ْْظَ٘ ا
ِٜي عًٛزmunadana‟at
َ َْ َ
م َش
َِّب ِٛ َْ
ُّ ٍ ةنَ ا ُ ر
َُّ ْعِٜ
َطظْذٛ
َ man‟ut. َ٘ظِٜ
ْ عmunada
ًَ
ث ِّب
جًا
ًَِآئ
َ َا
ِْ ََ
ٜو ع
mufrad alammabni
َِآ
.ء ٌَّاهظ
dhummah pada
3 85 َْ٘ظ
ِٜع اٛ َْ َا
َ مُهللا ِذَا
ٕ
kedudukan
وخ
َ ُْ َ
ُخَْ
ء ا يٛ
َ َ ًز
َْ َ َة
ْا
nashab.َ ة
ْاna‟at
.َِّاص
ُِمم
untuk „Isa yang
mengikuti kedudukan
يٛ
nashab. َ ًز
َْ َmudhaf
ilaih majrurdengan
alamat fathah.
Bertujuan untuk
64
mengagungkan yang
dipanggil.
yang tidak mungkin terjadi). Munada tamanni terdapat pada surat An-Nisa‟
Urut Data
1 41 ٔي
ْ ًع
َُ ْخ
َ ُ ُِ
ْ كِٚ
َِ ٜاَهٛ
ْذ َ اٛ
َhuruf nida‟ mabni
.ًاا
ٌْ ِٜ
َظًاا ع
ْس َٖ
َ ف
ْس َف
ُٖ َا
فsukun, karena merupakan
huruf. ْخ
َ َ
ٜهhurufmabni
terjadi.ٍُٖwiqayah.
Ya‟adalah ism
dhamir.ِٚذٜهmerupakan
terjadi).
65
Berikut rekapitulasi faedah munada pada surat Ali „Imran, surat An-Nisa‟
Urut Data
84
Mutakallim
79, 80, 81
Man‟ut mengagungkan
Berikut prosentase munada pada surat Ali „Imran, surat An-Nisa‟ dan
Mufrad Alam
Mudhaf 26, 29, 30, 31, 32, 42, 43, 49, 56,
di-mudhaf-
kankepadaYa‟
67
Mutakallim
4 Munada Al- 39 4, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 33, 34, 45, 9 %
Muchalla Bi 35, 36, 37, 38, 39, 40, 44, 45, 46,
79, 80, 81
Na‟at Man‟ut
6 Munada 1 41 1, 2 %
Tamanni
a. َا
ٌُٜٛ
ًَْز
َ َhuruf nida‟ mabni sukun, karena merupakan huruf.
: اٛ
يٛ
ُ ًز
َْ َmunadamufrad alammabni dhummah.Pada hakikatnya,munada
ُٜ
lafazَا ٌٛ
ًَْز يٛ
َadalah َ ًز
َْ ُٖ
َ ْ َْ
دع ا. Lafaz ْ
ُٖ َْ
دع اdibuang, selanjutnya
b. َا
ْٜٗظ
ِٜ َhuruf nida‟ mabni sukun, karena merupakan huruf.
ع: اٛ
ْ٘ظ
ِٜعmunadamufrad alammabni dhummahdikira-kirakan pada alif-
c. َْ٘ط
ًُٖ اٛ
َ:اٛ
َhuruf nida‟ mabni sukun, karena merupakan
huruf.َْ٘ط
ًُٖmunadamufrad alammabni dhummahdikira-kirakan pada
!جِهللا
ََْت
ا عٛ
َ (Hai Abdullah!). Pada 26 munada mudhaf yang ditemukan,
ditemukan yaitu:
a. َا
ِة ر: munada mudhaf, karena tersusun dari idhafah, yaitu mudhaf
ََّ
(َّ
َا )رdan mudhaf ilaih (َا
ُ).َّ
َا رMunada mudhaf ber-i‟rabnashab,
b. َِاا
ِذ َْ اٛ
َْٓهل َ huruf nida‟ mabni sukun, karena merupakan
َ: اٛ
huruf. َِاا
ِذْهل
َ ا
ٓنَْ munada mudhaf karena tersusun dari idhafah,
ٓن
yaitu mudhaf(َ َْ )dan mudhaf ilaih(َِاا
ِذْهل
)ا. َ
ٓنَْ dibacanashab
َاا
ِذْهل
اdibaca jar menjadi mudhaf ilaih, alamat jar-nya kasrah,
c. نٛ
ْءَِآ
ِطْز
ْ اِٚ
ِةَ اٛ َhuruf nida‟ mabni sukun, karena merupakan
َ:اٛ
نٛ
huruf. َ َِآ
ْء ِطْز
ْ اِٚ
ِةَmunada mudhaf karena tersusun dari idhafah,
yaitu mudhaf(ِْٚ
ِةَ)dan mudhaf
نٛ
ilaih(َ َِآ
ْء ِطْز
)ا.ِْٚ
ِة ِٜ ة
َaslinyaَْ َdibacanashab dengan tanda
huruf nun dibuang karena mudhaf, sebab mudhaf itu tanpa al, tanwin
نٛ
dan nun. َ َِآ
ْء ِطْز
اmudhaf ilaih dibaca jar dengan tanda jar-nya
ditemukan yaitu:
b. ْى
ِ َٖ اٛ َhuruf nida‟ mabni sukun, karena merupakan huruf.
َ:اٛ
ْى
ِ َٖ munadamudhaf pada ya‟ mutakallim, ber-i‟rabnashab dengan
c. َ٘
وذَٛ
َْٕاٛ
َ:اٛ
َhuruf nida‟ mabni sukun, karena merupakan
وٛ
huruf.َ٘ذ ٕmunada mutakhasar termasuk munada mudhaf
َْ ya‟
dengan al selain nama Allah dan jumlah yang dijadikan sebagai nama
ditemukan:
ٔي
a. َّ ّاه:َّ
ُو ٔي ّاهmunada al-muchalla bi al mabni dhummah yang
ُو
b. ْا
ًُِٖ
ََٰا
ِِْٛ
اهذ
َّ ٔا
ََُّٛ اٛ َhuruf nida‟ mabni sukun, karena
َ:اٛ
huruf tanbih.َ ٛ
ِْاهذism
َّ maushul mabni fathah fi makhal nashab,
َٙ . ْا
kedudukannya sebagai na‟at dari ُّ ُٖ َآfi‟il madhi mabni
ًِ
dhummah.
c. َاا
َ ِذاهل
ْ دٖا
ُُٕ
َ اٛ
ِْاهذ
َّ ٔا
ََُّٛ اٛ
َ:huruf nida‟ mabni sukun,
dhummah. ٓا
َ huruf tanbih.َ ٛ
ِْاهذism
َّ maushul mabni fathah fi
71
َٙ .دٖا
makhal nashab, kedudukannya sebagai na‟at dari ُّ اfi‟il
ُُٕ
d. َُّاص
ِٔا اه
ََُّٛاٛ َhuruf nida‟ mabni sukun, karena merupakan
َ:اٛ
َُّٙ .
e. م
َُُّْٖط
ٔا اهز
ََُّٛ اٛ َhuruf nida‟ mabni sukun, karena merupakan
َ:اٛ
tanbih. م
ُْ اهزmabni dhummah, kedudukannya sebagai na‟at dari
َُّٖط
َُّٙ .
ة َ عٌز
munada dua bacaan yaitu mabni dhummah, contoh: ٍر ْ ج
ُٛا سٛ
(Hai Zaid Ibnu Amr) dan mabni fathah karena ittiba‟ (mengikuti lafaz
a. َا
َْٜٗظ
َِٜع
ٌٛ ًز
َْ َ َة َ huruf nida‟ mabni sukun, karena merupakan
ْا:اٛ
huruf. َْ٘ظ
َِٜع
ٌٛ ًز
َْ ْاmunadana‟at man‟ut. َْ٘ظ
َ َة ِٜعmunada mufrad
يٛ
yang mengikuti kedudukan mudhaf dan dibaca nashab. َ ًز
َْ َmudhaf
a. ِْٚ
َِْذ َ ٛ
ٜاه َhuruf nida‟ mabni sukun, karena merupakan huruf.
َ:اٛ
ْخ
َ َ
ٜهhurufmabni fathah yang diserupakan seperti fi‟il untuk harapan
PENUTUP
5.1 Simpulan
Penelitian ini membahas tentang studi analisis sintaksis munada pada Al-
Quran surat Ali „Imran, An-Nisa‟ dan Al-Maidah karena peneliti menemukan
pengertian munada yaitu ism yang dibaca nashab yang jatuh setelah huruf
nida‟.Dari hasilanalisis munada dalam Al-Quran surat Ali „Imran, An-Nisa‟ dan
1. Jenis munada:
surat Ali „Imran, An-Nisa‟ dan Al-Maidah. Adapun jenis munada yang
ditemukan yaitu:
1. َا
ٌُٜٛ
ًَْز
َ ada 4
2. َا
ْٜٗظ
ِٜعada 1
72
73
3. َْ٘ط
ًُٖ اٛ
َada 2
Contoh: !جِهللا
ََْت
ا عٛ
َ (Hai Abdullah!). Pada 26 munada
1. َا
ِة رada 13
ََّ
2. َِاا
ِذ َْ اٛ
َْٓهل َada 12
3. نٛ
ْءَِآ
ِطْز
ْ اِٚ
ِةَ اٛ
َada 1
راada 6
1. ِّب
ْى
2. ِ َٖ اٛ
َada 2
3. َ٘
وذَٛ
َْٕاٛ
َada 1
dengan al selain nama Allah dan jumlah yang dijadikan sebagai nama
ٔي
1. َّ ّاهada 1
ُو
2. ْا
ًُِٖ
ََٰا
ِِْٛ
اهذ
َّ ٔا
ََُّٛ اٛ
َada 32
َاا
3. َ ِذاهل
ْ دٖا
ُُٕ
َ اٛ
ِْاهذ
َّ ٔا
ََُّٛ اٛ
َada 1
4. َُّاص
ِٔا اه
ََُّٛاٛ
َada 3
5. م
َُُّْٖط
ٔا اهز
ََُّٛ اٛ
َada 2
74
ج ة َ عٌز
(mengikuti lafaz sebelumnya), contoh: ٌد َٛا سٛ
َ(Hai Zaid
1. َا
َْٜٗظ
َِٜع
ٌٛ ًز
َْ َ َة
ْاada 3
ditemukan yaitu:
1. ِْٚ
َِْذ َ ٛ
ٜاه َada 1
2. Faedah munada
surat Ali „Imran, An-Nisa‟ dan Al-Maidah. Adapun faedah munada yang
ditemukan yaitu:
terjadi).
5.2 Saran
memberikan beberapa saran kepada pembelajar bahasa Arab sebagai upaya untuk
2. Peneliti juga berharap semoga penelitian ini dapat membantu dan memberi
munada.
76
surat lain di dalam Al-Quran, karena masih banyak hal yang perlu dikaji
اإلمام رجل الدين عبد الرمحان بن ايب بكر السيوطي ،اإلتقان يف علوم القر ن ،الطبعة
األوىل ،لداآ الكتب العريب،بريوت-لبنان 1999 ،م.
اإلمام رجل الدين عبد الرمحان بن ايب بكر السيوطي ،ال ّد ّآ املنثوآ يف التفسري املأثوآ،
الطبعة األوىل ،لداآ الكتبالعلمية،بريوت-لبنان 1990 ،م.
الصابوين،صفوة التفسري ،الطبعة الثانية ،داآ القر ن الكرمي.بريوت-لبنان،
حممد علي ّ
1981م.
منّاع القطّان ،مباحث يف علوم القر ن،الطبعة السابعة،مكتبة وهبة ،القاهرة 1990،م.
الدكتوآ حممد بكر إمسائيل ،قواعد النّحو بأسلوب العصر،الطبعة السابعة،لداآ املناآ،
القاهرة 2000،م.
عزيزة فوال بابايت ،املعجم املفصل يف النحو العريب ،الطبعة الثانية ،داآ الكتب العلمية،
بريوت 2004 ،م.
حممد حمىي الدين عبد احلميد ،شرح ابن عقيل على ألفية ابن مالك ،طبعة رديدة ،داآ
الرتاث ،القاهرة 1999 ،م.
حممد بن إبراهيم احلامد ،فقة لغة يف مقالة أمحد يوسف 2012 ،م ،ص .14
البجغة العربية أسوسها وعلومها وفنوهنا يف املكتبة الشاملة ،ص.192-182
Ainin, Mohammad. 2007. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Malang: Hilal
Pustaka.
'Aqil, Abdullah, Bahaud Din. 2009. Terjemah Alfiyyah Syarah Ibnu „Aqil.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Majdi, Udo Yamin Efendi. 2007. Qur‟anic Quotient . Jakarta: Qultum Media.
KARTU DATA
Faedah:يٜ(هوذعظUntuk Mengagungkan)
Munada:ًِادٗ ًضاؾ
Faedah: يٜ(هوذعظUntuk Mengagungkan)
Munada:ّٗ٘ ةأهٌِاد
اهٌلو
Faedah: يٜ(هوذعظUntuk Mengagungkan)
Munada:ًِادٗ ًضاؾ
Arti Kalimat: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-
benar penegak keadilan.
Munada:ّٗ٘ ةأهٌِاد اهٌلو
Munada:ّٗ٘ ةأهٌِاد
اهٌلو
Faedah: يٜ(هوذعظUntuk Mengagungkan)
Munada:ًِادٗ ًضاؾ
Data:
ََ
.جِهللا ٌْ
ِعُ ْا
ُٕ ْك
ُز ِ اذ
ْىَٖ اٛ
َ
Arti Kalimat:“Hai kaumku, ingatlah Nikmat Allah atasmu.
Data:
َََجط
.ج ٌَّل
ُاه
ْ َْعالَر
ُْٖا ا
د ُو
ِْ ا
ْىَٖ اٛ
َ
Arti Kalimat: Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina).
Munada:ًِادٗ ًضاؾ
Munada:ًِادٗ ًضاؾ
Data:
َُّ اٛ
٘و
ُى
ٌد ُز
ْ ح
ُي َْ
ُذ َا
ٕ ج
ََّْٜ
ُٖا اهظ ُو
ْذدلَ َْا ال
ًُِٖ
ََٰ اٛ
ِْااهذ
َّ َٔٛ َ
Arti Kalimat: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh
binatang buruan ketika kamu sedang ihram.
Munada:ّٗ٘ ةأم ًِاد اهٌلو
Data:
.ُ
ْحٌٖ
َاه
ْ ُ ُي
جك َ َح
ََ َزَض
ذا حَِ
ْ إُي
ِْلٜة
َ ث ُد
َٔا
ََ ْا ُٖ
ًِ َ اٛ
َٰ ِْ
ااهذ
َّ ٔ
ََُّٛ اٛ
َ
Arti Kalimat: Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu
menghadapi kematian,
Munada:ّٗ٘ ةأم ًِاد اهٌلو