Anda di halaman 1dari 51

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Laporan Kasus

1. Pengkajian Keperawatan

a. Identitas Klien

Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 3 Juli 2019, di

dapatkan data identitas pasien. Nama pasien Ny. Y, umur 37

tahun, tempat tanggal lahir karawang 1 Januari 2019, jenis

kelamin perempuan. Ny. Y bekerja sebagai ibu rumah tangga

dengan nomor register 02.01.01.201900016883.005. Pasien Ny.

Y datang ke rumah sakit pada tanggal 1 Juli 2019 dan dirawat di

Ruang Rengasdengklok dengan dianosa medis CKD on HD.

Adapun suami klien yang bertanggung jawab atas Ny. Y adalah

Tn. A berumur 39 tahun beragama islam. Sehari – hari Tn. A

bekerja sebagai pegawai swasta, Tn. A tinggal dengan keluarga

di Krajan II RT/RW. 007/002 Kelurahan Warung Bambbu,

Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, Provinsi

Jawa Barat.

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 60


b. Keluhan Utama

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 3 Juli 2019 pukul 14.00,

klien mengatakan badan terasa lemas dan sesak napas. Klien

mengeluh haus karena membatasi asupan cairan.

c. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada tanggal 1 Juli 2019 klien masuk rumah sakit melalui Unit

Gawat Darurat oleh keluarganya dengan keluhan sesak napas

sejak 1 hari yang lalu, badan terasa lemas, terdapat pitting

edema pada ekstremitas bawah, BAK sedikit sejak 3 bulan

terakhir. Dari pemeriksaan klien mengalami gagal ginjal kronik.

Pada pengkajian tanggal 3 Juli 2019 klien mengatakan cepat

merasa lelah dan sesak nafas bila beraktivitas. Klien mengeluh

haus karena membatasi asupan cairan, klien nampak beraktivitas

di tempat tidur, terdapat pitting edema pada ekstremitas bawah.

Klien mengatakan sudah rutin cuci darah/hemodialisa (HD)

setiap hari rabu dan sabtu dalam satu minggu sekali sejak bulan

April 2019, tetapi terlambat melakukan HD pada hari sabtu

kemarin. Tanda - tanda vital klien yaitu tekanan darah : 140/100

mmHg, Nadi : 98 kali/menit, Respiratori : 26 kali/menit, Suhu :

37.00 ºC.

d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 61


Klien mengatakan ± 3 bulan menderita penyakit gagal ginjal

kronik dan sudah rutin cuci darah/hemodialisa (HD) sejak bulan

April 2019, serta terakhir HD yang ke 23 pada rabu 26 Juni

2019. Klien mengatakan pernah masuk rumah sakit sebelumnya

dengan keluhan sesak nafas. Klien tidak mempunyai riwayat

penyakit Diabetes Melitus, Jantung, dan tidak ada alergi obat

maupun pada makanan.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang

mempunyai penyakit seperti gagal ginjal kronik, diabetes

miletus, ataupun jantung.

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 62


Genogram keluarga Ny. Y dalam tiga generasi

Gambar 3.1

X X X X

37 th

Ny.Y

Keterangan :

: Laki - laki

: Perempuan

: Garis Keturunan

X : Meninggal

: Tinggal dalam satu rumah

f. Pola dan Kebiasaan

1) Pola Nutrisi

Di Rumah :

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 63


Klien mengatakan makan 3 kali sehari (pagi, siang, sore),

nafsu makan baik, 1 porsi makan yang dihabiskan, makanan

yang disukai yaitu makanan manis seperti kue, makanan yang

tidak disukai seafood, tidak ada makanan yang membuat

alergi, tidak ada makanan pantangan, diit rendah serat, tidak

merokok, tidak minum kopi.

Di Rumah Sakit :

Klien mengatakan makan 3 kali sehari (pagi, siang, sore),

nafsu makan baik, 1 porsi makan yang dihabiskan, makanan

yang disukai yaitu makanan manis seperti kue, makanan yang

tidak disukai seafood, tidak ada makanan yang membuat

alergi, tidak ada makanan pantangan, diit lunak, tidak

merokok, tidak minum kopi.

2) Pola Eliminasi

Di Rumah :

- BAK

Klien mengatakan frekuensi bak 4 – 6 kali perhari, total

produksi urine 400 – 600 ml/cc, warna kuning jernih,

bau urine khas, tidak ada keluhan, tidak terpasang

kateter.

- BAB

Klien mengatakan frekuensi bab 1 – 2 kali perhari,

konsistensi lunak, bau khas, warna kekuningan, tidak ada

keluhan.

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 64


Di Rumah Sakit :

- BAK

Klien mengatakan frekuensi bak 3 – 4 kali perhari, total

produksi urine 300 ml/cc, warna kuning jernih, bau urine

khas, tidak ada keluhan, tidak terpasang kateter.

- BAB

Klien mengatakan frekuensi bab 1 kali perhari,

konsistensi lunak, bau khas, warna kecoklatan, tidak ada

keluhan.

3) Pola Aktivitas

Di Rumah :

Klien mengatakan aktivitas sehari – hari sedang, mobilisasi

tidak terbatas, kebiasaan aktivitas membersihkan rumah dan

mengurus anak - anaknya, tingkat aktivitas mampu miring

kanan – kiri, mampu duduk dan berdisi sendiri, mampu ke

kamar mandi sendiri, mampu makan dan minum sendiri,

keluhan dalam beraktivitas cepat terasa lelah.

Di Rumah Sakit :

Klien mengatakan aktivitas sehari – hari ringan, mobilitasi

tidak terbatas, kebiasaan aktivitas ditempat tidur, tingkat

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 65


aktivitas mampu miring kanan – kiri, mampu duduk dan

berdiri sendiri, mampu ke kamar mandi sendiri, mampu

makan dan minum sendiri, keluhan dalam beraktivitas sesak

nafas dan cepat terasa lelah.

4) Pola Tidur

Di Rumah :

Klien mengatakan lama tidur malam 6 – 7 jam perhari, lama

tidur siang 1 jam per hari, kualitas tidur baik, tidak ada

masalah yang mengganggu tidur, pola kebiasaan tidur

menonton tv.

Di Rumah Sakit :

Klien mengatakan lama tidur malam 4 – 5 jam per hari, lama

tidur siang 2 jam per hari, kualitas tidur baik, tidak ada

masalah yang mengganggu tidur, pola kebiasaan tidur

mengobrol dengan anak.

5) Pola Kebersihan

Di Rumah :

Klien mengatakan frekuensi mandi 2 kali perhari (pagi dan

sore), menggunakan sabun mandi, frekuensi menyikat gigi 3

kali perhari (pagi, sore, dan setelah makan), menggunakan

sikat gigi dan pasta gigi, frekuensi mencuci rambut 3 kali

seminggu, menggunakan sampo, tidak ada hambatan dalam

membersihkan diri, persepsi dalam membersihkan diri

sebelum sakit baik.

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 66


Di Rumah Sakit :

Klien mengatakan frekuensi mandi 2 kali perhari (pagi dan

sore), menggunakan sabun mandi, frekuensi menyikat gigi 3

kali perhari (pagi, sore, dan setelah makan), menggunakan

sikat gigi dan pasta gigi, frekuensi mencuci rambut 3 kali

seminggu, menggunakan sampo, tidak ada hambatan dalam

membersihkan diri, persepsi dalam membersihkan diri

selama sakit baik.

g. Riwayat Seksualitas

Klien mengatakan sudah mempunyai 2 anak yaitu perempuan

semuanya, klien dan suami saling mencintai. Klien mengatakan

dihargai oleh suaminya, dan klien sangat menyayangi suami

serta anak – anaknya.

h. Riwayat Pengetahuan

Klien mengatakan mengetahui tentang penyakit yang

dideritanya yaitu gagal ginjal kronik, klien harus melakukan

terapi cuci darah terjadwal 2 kali seminggu, klien harus

mambatasi asupan makanan tinggi protein dan garam seperti

(ayam, ikan, kuning telur, mie instan/makanan cepat saji dan

susu), klien tidak boleh minum banyak lebih dari 1 botol

aqua/600 ml karena membatasi asupan cairan, klien tidak boleh

beraktivitas berat yang berlebih seperti pekerjaan fisik yang

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 67


terlalu membebani tubuh, dan harus beristirahat yang cukup.

Dan klien mengetahui tida boleh mengkonsumsi zat – zat yang

dapat membahayakan ginjal seperti merokok, minuman

beralkohol, atau obat – obatan terlarang.

i. Riwayat Psikososial Spiritual

1) Psikis

Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya, klien

mengatakan ingin sembuh dan sehat kembali. Klien

mengatakan tidak merasa cemas karena sudah pernah dirawat

dengan keluhan yang sama seperti sesak nafas.

2) Sosial

Klien mengatakan hubungan dengan keluarga baik dan tidak

ada masalah, klien tinggal dirumah dengan suami serta

anaknya dan terletak di perkampungan, kerabat terdekat klien

yaitu sodara kandung (kakak dan adik). Hubungan klien

dengan pasien lain serta perawat baik dan tidak ada masalah.

3) Spiritual

Klien mengatakan seorang muslim, kegiatan keagamaan yang

selalu dilakukan yaitu beribadah lima waktu, keyakinan klien

disaat sakit yaitu beribadah dan selalu berdoa kepada tuhan

untuk kesembuhannya serta bisa beraktivitas kembali

dirumah bersama keluarganya.

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 68


j. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pemeriksaan fisik pada tanggal 3 Juli 2019 pada pukul

15.00 WIB.

1) Keadaan Umum

Kesadaran klien compos mentis, GCS : E4 V5 M6, klien

tampak lemas dan. TTV: Tekanan Darah : 140/100 mmHg,

Nadi : 98 kali/menit, Respiratori : 26 kali/menit, Suhu : 37.00

ºC, Tinggi Badan : 155 cm, Berat Badan : 60 kg. Berat Badan

Ideal : 55 kg.

2) Sistem Penginderaan

Telinga

- Inspeksi :

Fungsi pendengaran baik, nampak simetris, tidak ada

serumen, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

- Palpasi :

Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.

Mata

- Inspeksi :

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 69


Mata simetris, tidak ada pembengkakan palpebra,

konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik, pupil isokor,

diameter kanan/kiri 3 mm/3mm, reflek cahaya +/+, tidak

menggunakan alat bantu penglihatan.

- Palpasi :

Tidak ada nyeri tekan pada bola mata, tidak ada

peningkatan tekanan intra okuler.

Hidung

- Inspeksi :

Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret,

tidak ada sumbatan, terpasang nasal kanul 3 Lpm.

- Palpasi :

Tidak ada nyeri tekan.

Mulut

- Inspeksi :

Mulut nampak bersih, mukosa bibir kering/pucat, jumlah

gigi lengkap, tidak ada peradangan gusi, lidah nampak

bersih.

3) Sistem Integumen

- Inspeksi :

Warna kulit kuning keabu – abuan, kulit nampak kering

dan bersisik, tidak ada lesi.

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 70


- Palpasi :

Turgor kulit elastis.

4) Sistem Kardiovaskuler

- Palpasi :

Iktus kordis teraba pada intercostals V, tidak ada

peningkatan JVP (Jugularis Vena Pressure), CRT

(Cafilrary Refilling Time) dapat kembali dalam waktu 2

detik, akral teraba hangat, denyut nadi teraba kuat

dengan irama teratur.

- Auskultasi :

Bunyi jantung normal S1 dan S2 terdengar murni

regular.

5) Sistem Pernafasan

- Inspeksi :

Tidak terdapat pernafasan cuping hidung, pengembangan

paru saat bernafas simetris, terdapat retraksi interkostal.

- Palpasi :

Tidak terdapat nyeri tekan sinus, tidak ada nyeri tekan.

- Perkusi :

Perkusi suara paru resonan.

- Auskultasi :

Bunyi napas normal/vesikuler.

6) Sistem pencernaan

- Inspeksi :

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 71


Abdomen nampak simetris.

- Palpasi :

Tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak ada

pembesaran hepar dan limpa.

- Perkusi :

Tympani.

- Auskultasi :

Bising usus 10 kali/menit.

7) Sistem Perkemihan

- Inspeksi :

Tidak nampak massa, dan tidak ada pulsasi, tidak

terpasang alat bantu kateter, output urine 300 cc/24 jam.

- Palpasi :

Ginjal tidak teraba, tidak ada tanda hidronefrosis, tidak

ada nyeri tekan.

8) Sistem Persarafan

Test Nervus Cranial :

- Nervus Olfaktorius

Klien mampu membedakan bau kopi dan kayu putih.

- Nervus Optikus

Klien mampu membaca papan nama perawat dalam

jarak 30 cm.

- Nervus Okulomotoris, Troklearis, Abdusen

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 72


Klien mampu menggerakkan bola mata kearah atas,

bawah, dan samping serta mengedip secara spontan.

- Nervus Trigeminus

Klien mengatakan sentuhan kapas diwajahnya, klien

dapat menggerakkan rahangnya.

- Nervus Fasialis.

Klien dapat menggerakkan dahi, dapat membedakan rasa

asin, manis pada lidahnya, tidak terdapat parese.

- Nervus Auditorius

Klien mendengar dengan jelas dibuktikan dapat

menjawab semua pertanyaan.

- Nervus Glosofaringeus dan Vagus

Klien dapat merasakan rasa pahit pada 1/3 posterior

lidah, klien dapat menelan, uvula bergetar saat klien

mengucapkan kata “Ach “.

- Nervus Acessorius

Klien dapat menggerakkan leher, kekuatan otot sama

saat diberi tekanan pada dagu disaat klien menoleh, klien

dapat mengangkat bahunya tanpa rasa nyeri dan

melawan tekanan yang diberikan.

- Nervus Hipoglosus

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 73


Klien mampu menjulurkan lidahnnya kekiri dan kekanan

dan dapat menariknya dengan baik dan pergerakan

terkontrol.

9) Sistem Endokrin

- Inspeksi :

Tidak ada tanda – tanda gangguan hormonal seperti

moonface dan exophthalmos, tidak terdapat tremor pada

kedua belah tangan.

- Palpasi :

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening.

- Auskultasi :

Tidak ada bunyi desiran.

10) Sistem Muskuloskeletal

- Ekstremitas Atas :

Pergelangan tangan dapat (ekstensi, fleksi, dan rotasi),

jari – jari tangan dapat (abduksi, reflek bisep, dan tricep),

kekuatan otot ++/++, tidak terdapat edema, terpasang

infus pada tangan kanan.

- Ekstremitas Bawah :

Pergelangan kaki dapat (fleksi dan ekstensi), jari – jari

kaki dapat (versi, inversi, abduksi, dan reflek fatella),

kekuatan otot ++/++, terdapat edema pada kaki, derajat

II dengan waktu kembali 5 detik.

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 74


k. Penilaian Risiko Jatuh, Kemampuan Fungsional, Risiko

Dekubitus

Dilakukan pengkajian pada tanggal 3 Juli 2019.

Tabel 3.1

PENILAIAN RISIKO JATUH (Skala Morse)

Parameter Nilai Skor


1. Apakah ada riwayat jatuh dalam 3 bulan Tidak 0
terakhir Ya 25
2. Apakah ada penyakit penyerta (diagnosis Tidak 0
sekunder) Ya 15
3. Alat bantu jalan
 Dibantu perawat/tidak menggunakan alat bantu Ya 0
 Menggunakan alat bantu: kruk/tongkat, Ya 15
kursiroda
 Merambat dengan berpegangan pada meja, Ya 30
kursi (furniture)
4. Apakah terpasang infus/pemberian Tidak 0
antikoagulan (heparin)/obat lain yang Ya 20
mempunyai efek samping risiko jatuh
5. Kondisi untuk melakukan gerakan berpindah /
mobilisasi
 Normal/tirah baring/imobilisasi Ya 0
 Lemah Ya 10
 Ada keterbatasan berjalan Ya 20
6. Status mental
 Menyadari kelemahannya Ya 0
 Tidak menyadari kelemahan nya Ya 15
Jumlahskor……………………………….. 30
0-24 TIDAK BERISIKO
Interpretasi 25-50 RISIKO RENDAH
≥ 51 RISIKO TINGGI
PENILAIAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL (BarthelIndeks)
Aktivitas yang dinilai 0 5 10
1. Makan √
2. Berubah sikap dari berbaring ke duduk/dari √
kursi roda ke bed √
3. Mandi √
4. Berpakaian

5. Membersihkan diri

6. Berpindah/berjalan
7. Toileting (masuk keluar toilet sendiri) √
8. Naik turun tangga √
9. Mengendalikan buang air kecil √
10. Mengendalikan buang air besar √
Jumlah skor 70 Interpretasi 0-20 Ketergantungan TOTAL
21-99 Ketergantungan SEBAGIAN
100 (Ringan,Sedang,Berat)
MANDIRI
PENILAIAN RISIKO DEKUBITUS (METODE NORTON)
YANG SKOR

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 75


DINILAI 1 2 3 4
Kondisi fisik Sangat Buruk Sedang Baik
buruk
Status mental Sopor Bingung Apatis Sadar
Aktifitas Ditempat Kursi roda Jalan dengan Jalansendiri
tidur bantuan
Mobilitas Tidak Sangat Gerak terbatas Bebas bergerak
bergerak terbatas
Inkontinensia Inkontinen Selalu Kadang Kontinen
urin dan alvi kontinen inkontinen
Jumlah skor Interpretasi 16-20 : tidak 12-15 : Rentan < 12 : Risiko tinggi
18 ada risiko risiko

l. Skala Rasa Haus (Visual Analogue Scale)

Dilakukan pengkajian pada tanggal 3 Juli 2019.

Gambar 3.2

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 76


m. Pemeriksaan Penunjang

Tabel 3.2
DATA LABORATORIUM
Tanggal pemeriksaan : 1 Juli 2019
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hematologi :
1. Hemoglobin 9 g/dL 11.7 – 15.5
2. Eritrosit 3.27 x10ˆ6/uL 4.10 – 5.10
3. Leukosit 6.36 x10ˆ3/uL 4.40 – 11.30
4. Trombosit 226 x10ˆ3/uL 150 – 400
5. Hematokrit 26.5 % 35.0 – 47.0
6. MVC 81 fL 80 – 100
7. MCR 28 pg 26 – 34
8. MCRC 34 g/dL 32 – 36
9. RDW – CV 15.9 % 12.0 – 14
Kimia :
10. Glukosa Darah Sewaktu 145 mg/dL 70 – 110
11. Ureum 70.8 mg/dL 18.0 – 50.0
12. Creatinin 9.96 mg/dL 0.50 – 0.90
HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LAIN
Tanggal pemeriksaan : 2 Juli 2019
Jenis pemeriksaan Hasil
Post HD :
- Time Dialisis 4 Jam
- UF Goal 1.00 ml
- Quick Blood 700 ml/menit
- Quick Dialysat 500 ml/menit
- Akses Sirkulasi Femoral

Tanggal pemeriksaan : 1 Juli


2019
Radiologi :
Foto Thorax :
- Cor : Bentuk kesan
membesar.
- Paru : Tampak perihilar
Hazziness dikedua lapang
paru.
- Sinus costophrenicus
kanan/kiri anterior
posterior tajam.
- Kesimpulan :
Cardiomegaly dengan
edema pulmo.

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 77


n. Terapi Obat

Tabel 3.3
THERAPI OBAT
NamaObat Dosis Frekuensi Rute Waktu Kegunaan
Lasix 40 mg 2x1 (Pagi, sore) (06.00- Retensi cairan
18.00)
Caco3 500 g 3x1 (Pagi, Siang, (06.00- Kekurangan
Malam) 14.00- asam folat dan
22.00) anemia
Bicnat 25 ml 3x1 (Pagi, Siang, (06.00- Menetralisir
Malam) 14.00- asam darah
22.00)
Asam Folat 400 3x1 (Pagi, Siang, (06.00- Penurunan fungsi
mcg Malam) 14.00- ginjal
22.00)
Omeprazole 40 mg 2x1 (Pagi, sore) (06.00- Asam lambung
18.00)
Nacl 0,9% 100 16 tpm/24 24 jam 24.00 Keseimbangan
ml elektrolit

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 78


o. Patofisiologi Berdasarkan Kasus

Bagan 3.1

Infeksi saluran kemih Penyakit Peradangan Gangguan jaringan Penyakit congenital: dan
(Pielonefritis kronis) (Glomerulonefritis) penyambung: herediter:
- Skelerosis sistemik - penyakit ginjal polisiklik
- Asidosis tubulus ginjal

Kerusakan Ginjal

Sekresi eriprotein ↓ Kerusakan Protein/albumin dapat


glomerulus melewati membran
glomerulus

Produksi SDM ↓
Filtrasi glomerulus ↓
Proteinuria

Oksihemoglobin ↓
GFR ↓
Hipoalbuminemia

Suplai O2 ke jaringan ↓ Retensi Na, H2O


Katabolisme protein
dalam sel
Fatiquie/malaise Edema

Ureum ↑
Intoleransi Risiko
Aktivitas Ketidakseimbangan
Cairan Asidosis metabolik

Kompensasi
respiratorik

Hiperventilas
i

Pola Napas Tidak


Efektif

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 79


p. Analisa Data

Pada Pasien Ny.Y dengan CKD on HD di Ruang

Rengasdengklok RSUD Karawang

Tabel 3.4

No Data Etiologi Masalah


1 DS : Kerusakan ginjal Risiko
Klien mengatakan ↓ Ketidakseimbang
BAK sedikit sejak 3 Kerusakan an Cairan
bulan terakhir, dan glomerulus (D.0036)
mengeluh haus karena ↓
membatasi cairan. Filtrasi glomerulus ↓
DO : ↓
1. Mukosa bibir GFR↓
kering/pucat ↓
2. Kulit nampak Retensi Na, H2O
kering dan bersisik ↓
3. TTV : TD : Edema
140/100 mmHg, ↓
Nadi : 98 Risiko
kali/menit, ketidakeimbangan
Respiratori : 26 cairan
kali/menit, Suhu :
37.00 ℃
4. TB : 155cm, BB :
60 kg, BBI : 55kg
5. Hasil lab, 1 juli
2019 : Ureum :
70.8 mg/dL,
Creatinin : 9.96
mg/dL.
6. Terdapat edema
pada ekstremitas
bawah, derajat
edema II kembali
dengan waktu 5
detik
7. IWL : 15cc x
60kg/24jam =
37.5cc
8. Balance Cairan :
Intake cairan :
- Nutrisi :
500cc
- Minum :

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 80


500cc
- Obat injeksi :
100cc
- Infus : 300cc
Output cairan :
- Produksi urine
: 300cc
- IWL : 37.5cc
Balance Cairan/24
jam : Intake –
Output = 1400 –
337.5 = +1.062.5
cc
2 DS : Kerusakan ginjal Pola Napas Tidak
Klien mengatakan ↓ Efektif (D.0005)
sesak napas bila Protein/albumin
beraktivitas. dapat melewati
DO : membran
1. Keadaan umum glomerulus
tampak lemah ↓
2. Respiratori : 26 Proteinuria
kali/menit ↓
3. Thorax AP (1 juli Hipoalbuminemia
2019) ↓
cardiomegaly Katabolisme protein
dengan edema dalam sel
pulmo. ↓
Ureum ↑

Asidosis metabolik

Kompensasi
respiratorik

Hiperventilasi

Pola napas tidak
efektif
3 DS : Kerusakan ginjal Intoleransi
Klein mengatakan ↓ Aktivitas
cepat merasa lelah bila Sekresi erprotein↓ (D.0056)
beraktivitas. ↓
Produksi SDM↓
DO : ↓
1. Kedaan umum Oksihemoglobin↓
tampak lemah ↓
2. Klien tampak Suplai O2 ke
beraktivitas di jaringan↓

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 81


tempat tidur, dan ↓
aktivitas dibantu Fatique/malaise
sebagian oleh ↓
perawat Intoleransi aktivitas
3. Mukosa bibir
kering/pucat
4. Hasil lab, 1 juli
2019 :
Hemoglobin : 9
g/dL, Hematokrit :
26.5%

2. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan (D.0036)

2. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005)

3. Intoleransi Aktivitas (D.0056)

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 82


3. Tujuan dan Intervensi Keperawatan

Pada Pasien Ny.Y dengan CKD on HD di Ruang

Rengasdengklok RSUD Karawang

Tabel 3.5

No. Tujuan dan Kriteria


Intervensi
Dx Hasil
1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Cairan (I.03098)
keperawatan selama 3 x 24 (EBP)
jam diharapkan status Observasi :
cairan membaik, dengan 1. Monitor status hidrasi (mis.
Kriteria Hasil : Frekuensi nadi, kekuatan nadi,
akral, pengisian kapiler,
Status Cairan (L.03028) kelembapan mukosa, turgor
1. Kekuatan nadi kulit, tekanan darah)
meningkat 2. Monitor berat badan harian
2. Output urine 3. Monitor berat badan sebelum
meningkat dan sesudah dialisis
3. Membran mukosa 4. Monitor hasil pemeriksaan
lembab meningkat laboratorium (mis. Hematokrit,
4. Ortopnea menurun Na, K, Cl,berat jenis urine,
5. Dispnea menurun BUN)
6. Paroxysmal nocturnal 5. Monitor status hemodinamik
dyspnea (PND) (mis. MAP, CVP, PAP, PCWP
menurun jika tersedia)
7. Edema anasarka
menurun Terapeutik :
8. Edema perifer 1. Catat intake – output dan hitung
menurun balance cairan 24 jam
9. Rasa haus menurun 2. Catat nilai rasa haus (mis.
(EBP) Ringan, sedang, dan berat),
10. Frekuensi nadi sebelum dan sesudah pemberian
membaik obat kumur rasa mint
11. Tekanan darah 3. Berikan asupan cairan, sesuai
membaik kebutuhan
12. Tekanan nadi 4. Berikan cairan intervensi, jika
membaik perlu
13. Turgor kulit membaik 5. Berikan obat kumur rasa mint,
14. Jugular venous bila terasa haus
pressure (JVP)
membaik Kolaborasi :
15. Hemoglobin membaik 1. Kolaborasi pemberian diuretik,
16. Hematokrit membaik jika perlu

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 83


Pemantauan Cairan (I.03121)
Observasi :
1. Monitor frekuensi dan kekuatan
nadi
2. Monitor frekuensi napas
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor berat badan
5. Monitor pengisian kapiler
6. Monitor elastisitas atau turgor
kulit
7. Monitor jumlah atau berat jenis
urine
8. Monitor kadar albumin dan
protein total
9. Monitor hasil pemeriksaan
serum (mis. Osmolaritas serum,
hematocrit, natrium, kalium,
BUN)
10. Monitor intake output cairan
11. Identifikasi tanda – tanda
hipervolemia (mis. Dyspnea,
edema perifer, edema anasarka,
JVP meningkat, CVP
meningkat, reflex hepatojugular
positif, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
12. Identifikasi faktor risiko
keseimbangan cairan (mis.
Prosedur pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka bakar,
aferesis, obstruksi intestinal,
peradangan pankreas, penyakit
ginjal dan kelenjar, disfungsi
intestinal)

Terapeutik :
1. Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
2. Dokumentasi hasil pemantauan

Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 84


2 Setelah dilakukan tindakan
Manajemen Jalan Napas (I.01011)
keperawatan selama 3 x 24Observasi :
jam diharapkan pola napas 1. Monitor pola napas (mis.
membaik, dengan Kriteria Frekuensi, kedalaman, usaha
Hasil : napas)
2. Monitor bunyi napas tambahan
Pola Napas (L.01004) (mis. Gurgling, mengi,
1. Dispnea menurun wheezing, ronkhi kering)
2. Penggunaan otot bantu 3. Monitor sputum (jumlah, warna,
napas menurun aroma)
3. Pemanjangan fase
ekspirasi menurun Terapeutik :
4. Frekuensi napas 1. Posisikan semi fowler atau
membaik fowler
5. Kedalaman napas 2. Berikan minum hangat
membaik 3. Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi :
1. Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

Pemantauan Respirasi (I.01014)


Observasi :
1. Monitor frekuensi, irama,
kedalaman dan upaya napas
2. Monitor pola napas (seperti
bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul, cheyne
– stokes, biot, ataksik)
3. Monitor kemampuan batuk
efektif
4. Monitor adanya sputum
5. Monitor adanya sumbatan jalan
napas
6. Mempalpasi kesimetrisan
ekspansi paru
7. Auskultasi bunyi napas
8. Monitor saturasi oksigen
9. Monitor nilai AGD
10. Monitor hasil x-ray toraks

Terapeutik :
1. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 85


2. Dokumentasi hasil pemantauan

Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
3 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi (I.05178)
keperawatan selama 3 x 24 Obervasi :
jam diharapkan toleransi 1. Identifikasi gangguan fungsi
aktivitas meningkat, tubuh yang mengakibatkan
dengan Kriteria Hasil : kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan
Toleransi Aktivitas emosional
(L.05047) 3. Monitor pola dan jam tidur
1. Kemudahan 4. Monitor lokasi dan
melakukan aktivitas ketidaknyamanan selama
sehari – hari melakukan aktivitas
meningkat
2. Jarak berjalan Terapeutik :
meningkat 1. Sediakan lingkungan nyaman
3. Kekuatan tubuh dan rendah stimulus (mis.
bagian atas meningkat Cahaya, suara, kunjungan)
4. Kekuatan tubuh 2. Lakukan latihan rentang gerak
bagian bagian bawah pasif dan/atau aktif
meningkat 3. Berikan aktivitas distraksi yang
5. Keluhan lelah menyenangkan
menurun 4. Fasilitasi duduk sisi tempat tidur,
6. Dispnea saat aktivitas jika tidak dapat berpindah atau
menurun berjalan
7. Dispnea setelah
aktivitas menurun Edukasi :
8. Perasaan lemah 1. Anjurkan tirah baring
menurun 2. Anjurkan melakukan aktivitas
9. Frekuensi nadi secara bertahap
membaik 3. Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan

Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 86


Terapi Aktivitas (I.05186)
Observasi :
1. Identifikasi defisit tingkat
aktivitas
2. Identifikasi kemampuan
berpartisipasi dalam aktivitas
tertentu
3. Identifikasi strategi
meningkatkan partisipasi dalam
aktivitas

Terapeutik :
1. Koordinasikan pemilihan
aktivitas sesuai usia
2. Jadwalkan aktivitas dalam
rutinitas sehari – hari
3. Fasilitasi pasien dan keluarga
memantau kemajuannya sendiri
untuk mencapai tujuan
4. Fasilitasi focus pada
kemampuan, bukan defisit yang
dialami
1. Ajarkan cara melaukan aktivitas
yang dipilih

Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan terapis
okupasi dalam merencanakan
dan memonitor program
aktivitas, jika perlu

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 87


4. Implementasi Keperawatan

Nama Pasien : Ny.Y Ruangan : Rengasdengklok

No.RM : 02.01.01.20190006883.005. Nama Mahasiswa : Gilang. S

Tabel 3.6 Catatan Keperawatan

Hari/ Jam No. Dx TindakanKeperawatan&Respon Paraf


Tanggal
Rabu/ 14.00 1,2,3 - Mengkaji pasien Ny.Y.
03-07- Respon : Pasien Ny.Y datang ke
2019 ruang rengasdengklok pada
tanggal 1 juli 2019 dengan
diagnosa medis CKD on HD.

14.15 1 - Memonitor status hidrasi :


Respon : TD : 140/100 mmHg,
Nadi : 98 kali/menit, denyut nadi
teraba kuat dengan irama teratur,
akral hangat, CRT dapat kembali
dalam waktu 2 detik, mukosa
bibir kering/pucat, turgor kulit
elastis.
- Memonitor berat badan harian :
Respon : BB : 60 kg.
- Memonitor hasil pemeriksaan
laboratorium :
Respon : Hasil lab, 1 juli 2019 :
Hemoglobin : 9 g/dL, Hematokrit
: 26.5%, Ureum : 70.8 mg/dL,
Creatinin : 9.96 mg/dL.

14.25 2 - Monitor hasil x-ray toraks :


Respon : Thorax AP (1 juli 2019)
cardiomegaly dengan edema
pulmo.

14.45 1 - Mencatat intake – output dan


hitung balance cairan 24 jam :
Respon : IWL : 15cc x
60kg/24jam = 37.5cc.
Balance Cairan
Intake cairan :
Nutrisi : 500cc
Minum : 500cc
Obat injeksi : 100cc
Infus : 300cc

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 88


Output cairan :
Produksi urine : 300cc
IWL : 37.5cc
Balance Cairan/24 jam : Intake –
Output = 1400 – 337.5 = +1062.5
cc.

14.50 1 - Mencatat nilai rasa haus :


Respon : Sebelum dilakukan
intervensi klien mengatakan haus,
nilai rasa haus 9 (Haus Berat).

14.55 1 - Memberikan obat kumur rasa


mint :
Respon : Klien mengatakan terasa
dingin di mulut setelah berkumur
dengan obat kumur rasa mint.
- Mencatat nilai rasa haus :
Respon : Klien mengatakan tidak
terlalu merasa haus setelah
berkumur dengan obat kumur rasa
mint, nilai rasa haus 3 (Haus
Ringan).

16.00 2,3 - Identifikasi gangguan fungsi


tubuh yang mengakibatkan
kelelahan.
Respon : Klien mengatakan cepat
merasa lelah dan sesak bila
beraktivitas

16.05 2 - Menjelaskan tujuan dan prosedur


pemantauan :
Respon : klien menerima dan
bersedia untuk dilakukan
prosedur pemantauan respirasi.

16.10 1,2 - Meninggikan kepala tempat tidur


30 – 40° :
Respon : Klien mengatakan
merasa nyaman setelah
ditinggikan kepala tempat tidur
40°.

16.25 2 - Posisikan semi fowler atau


fowler:
Respon : Klien mengatakan
merasa nyaman.

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 89


16.35 2,3 - memberikan oksigen, jika perlu :
Respon : klien terpasang nasal
kanul 3 Lpm.

16.40 1 - Menganjurkan melapor jika BB


bertambah ≥ 1 kg dalam sehari :
Respon : Klien mengikuti anjuran
dari perawat.
- Mengajarkan cara membatasi
cairan :
Respon : Klien sudah bisa
mengontrol rasa hausnya
walaupun tidak diawasi oleh
keluarga.

16.55 2,3 - Memonitor pola dan jam tidur :


Respon : Klien mengatakan lama
tidur malam 4 – 5 jam per hari,
lama tidur siang 2 jam per hari,
kualitas tidur baik, tidak ada
masalah yang mengganggu tidur,
pola kebiasaan tidur mengobrol
dengan anak.

17.00 2,3 - Menganjurkan melakukan


aktivitas secara bertahap :
Respon : Klien mengatakan akan
mengikuti anjuran dari perawat.

19.00 2 - Mengidentifikasi kepatuhan


menjalani program pengobatan :
Respon : Klien mengatakan
terjadwal terapi cuci darah tiap
hari rabu fsn dsbtu, tetapi
terlambat cuci darah pada hari
sabtu tanggal 29 juni 2019.
- Menginformasikan program
pengobatan yang harus dijalani :
Respon : klien mengatakan sudah
mengetahui tentang program cuci
darah.
- Menginformasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur
menjalani program pengobatan :
Respon : Klien mengatakan sudah
mengetahui manfaat dalam
mengikuti program cuci darah.

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 90


- Bembuat komitmen menjalani
program pengobatan dengan baik
:
Respon : Klien mengatakan
kedepannya akan
memprioritaskan patuh terhadap
program terapi cuci darah dan
tidak akan terlambat lagi.
- Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan merawat pasien
selama menjalani program
pengobatan :
Respon : Keluarga klien
mengatakan selalu mendampingi
pasien dalam menjalani program
cuci darah.
Kamis/ 14.00 1,2,3 - Memonitor tanda – tanda vital.
04-07- Respon : TTV : TD : 140/90
2019 mmHg, Nadi : 86 kali/menit,
Respiratori : 22 kali/menit, Suhu :
37.00 ℃

14.10 1,2 - Memonitor pemantauan cairan :


Respon : Denyut nadi teraba kuat
dengan irama teratur, akral terasa
hangat, mukosa bibir kering,
turgor kulit elastis, CRT dapat
kembali dalam waktu 2 detik, BB
: 60 kg, terdapat edema pada
ekstremitas bawah, derajat edema
I dengan waktu kembali 3 detik

14.15 1 - Mencatat intake – output dan


hitung balance cairan 24 jam :
Respon : IWL : 15cc x
60kg/24jam = 37.5cc.
Balance Cairan
Intake cairan :
Nutrisi : 400cc
Minum : 400cc
Obat injeksi : 100cc
Infus : 300cc
Output cairan :
Produksi urine : 250cc
IWL : 37.5cc
Balance Cairan/24 jam : Intake –
Output = 1200 – 287.5 = +912.5
cc.

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 91


14.20 1 - Mencatat nilai rasa haus :
Respon : Sebelum dilakukan
intervensi klien mengatakan haus,
nilai rasa haus 8 (Haus Berat).
- Memberikan obat kumur rasa
mint :
Respon : Klien mengatakan terasa
dingin di mulut setelah berkumur
dengan obat kumur rasa mint.

14.25 1 - Mencatat nilai rasa haus :


Respon : Klien mengatakan tidak
terlalu merasa haus setelah
berkumur dengan obat kumur rasa
mint, nilai rasa haus 2 (Haus
Ringan).

16.05 1 - Membatasi asupan cairan.


Respon : Klien sudah bisa
mengontrol rasa hausnya
walaupun tidak diawasi oleh
keluarga.

16.15 3 - Memonitor kelelahan fisik dan


emosional
Respon : klien mengatakan sudah
tidak terlalu merasa lelah dan
sesak bila beraktivitas.

17.00 2 - Memonitor frekuensi, irama,


kedalaman dan upaya napas.
Respon : klien mengatakan sesak
sudah berkurang, respiratori : 22
kali permenit, terdapat bunyi
napas tambahan mengi.

17.05 2 - Monitor kecepatan aliran oksigen


Respon : terpasang nasal kanul 3
Lpm

17.10 3 - Menjadwalkan aktivitas dalam


rutinitas sehari – hari
Respon : klien mengatakan
aktivitas hanya di tempat tidur,
berjalan hanya ke kamar mandi.

- Dokumentasi aktivitas selama

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 92


17.15 1,2,3 menjalani proses pengobatan
Respon : klien mengatakan akan
menjalan program cuci darah
pada tenggal 4 juli 2019 pukul
18.00.
Jumat/ 14.00 1,2,3 - Memonitor tanda – tanda vital.
12-07- Respon : TTV : TD : 140/90
2019 mmHg, Nadi : 82 kali/menit,
Respiratori : 20 kali/menit, Suhu :
37.00 ℃

14.05 1,2 - Memonitor pemantauan cairan :


Respon : BB pre HD : 60 kg, BB
post HD : 55 kg, denyut nadi
teraba kuat dengan irama teratur,
akral terasa hangat, mukosa bibir
kering, turgor kulit elastis, CRT
dapat kembali dalam waktu 2
detik.

14.10 1,2 - Mencatat intake – output dan


hitung balance cairan 24 jam :
Respon : IWL : 15cc x
55kg/24jam = 34cc.
Balance Cairan
Intake cairan :
Nutrisi : 300cc
Minum : 250cc
Output cairan :
Produksi urine : 250cc
IWL : 34cc
Balance Cairan/24 jam : Intake –
Output = 550 – 284 = +266 cc.

14.15 1 - Mencatat nilai rasa haus :


Respon : Sebelum dilakukan
intervensi klien mengatakan haus,
nilai rasa haus 9 (Haus Berat).
- Memberikan obat kumur rasa
mint :
Respon : Klien mengatakan terasa
dingin di mulut setelah berkumur
dengan obat kumur rasa mint.

14.20 1 - Mencatat nilai rasa haus :


Respon : Klien mengatakan tidak
terlalu merasa haus setelah
berkumur dengan obat kumur rasa

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 93


mint, nilai rasa haus 3 (Haus
Ringan).

16.35 3 - Memonitor kelelahan fisik dan


emosional
Respon : klien mengatakan sudah
tidak terlalu merasa lelah bila
beraktivitas.

16.40 2 - Memonitor frekuensi, irama,


kedalaman dan upaya napas.
Respon : klien mengatakan sesak
sudah berkurang, respiratori : 20
kali permenit, bunyi nafas
vesikuler.

17.00 3 - Menjadwalkan aktivitas dalam


rutinitas sehari – hari
Respon : klien mengatakan saat
dirumah nanti tidak akan
melakukan aktivitas yang berat,
dan untuk memperbanyak waktu
istirahat.

17.05 1,2 - Membatasi asupan cairan dan


garam.
Respon : Klien sudah bisa
mengontrol rasa hausnya
walaupun tidak diawasi oleh
keluarga pada saat dirumah.

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 94


5. Evaluasi Keperawatan

Nama Pasien : Ny.Y Ruangan : Rengasdengklok

No.RM : 02.01.01.20190006883.005. Nama Mahasiswa : Gilang. S

Tabel 3.7 Catatan Perkembangan

Hari/Tanggal No.Dx SOAP Paraf


Rabu/ 1 S : Klien mengeluh haus.
3-07-2019 O:
- TTV : TD : 140/100 mmHg, Nadi : 98
kali/menit, Respiratori : 26 kali/menit,
Suhu : 37.00 ℃, mukosa bibir
kering/pucat, turgor kulit elastis,
terdapat edema di ekstremitas bawah
derajat II dengan waktu kembali 5
detik. Hasil lab, 1 juli 2019 : Ureum :
70.8 mg/dL, Creatinin : 9.96 mg/dL.
- Mencatat intake – output dan hitung
balance cairan 24 jam :
Respon : IWL : 15cc x 60kg/24jam =
37.5cc.
Balance Cairan
Intake cairan :
Nutrisi : 500cc
Minum : 500cc
Obat injeksi : 100cc
Infus : 300cc
Output cairan :
Produksi urine : 300cc
IWL : 37.5cc
Balance Cairan/24 jam : Intake –
Output = 1400 – 337.5 = +1062.5 cc.
- Setelah dilakukan observasi intensitas
rasa haus:
Sebelum dilakukan intervensi klien
mengatakan haus, nilai rasa haus 9
(Haus Berat).
Klien mengatakan tidak terlalu merasa
haus setelah berkumur dengan obat
kumur rasa mint, nilai rasa haus 3
(Haus Ringan).

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi no 1 : Manajemen
cairan, pemantauan cairan.

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 95


2 S : Klien mengatakan sesak
O:
- Keadaan umum tampak lemah,
Respiratori : 26 kali/menit, Terdapat
bunyi nafas tambahan mengi,
Terpasang nasal kanul 3 Lpm, Thorax
AP (1 juli 2019) cardiomegaly dengan
edema pulmo.

A : Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi no 2 : Manajemen
jalan napas, pemantauan respirasi

3 S : Klien mengatakan cepat lelah bila


beraktivitas.
O:
- Kedaan umum tampak lemah, Klien
tampak beraktivitas di tempat tidur, dan
aktivitas dibantu sebagian oleh perawat,
Mukosa bibir kering/pucat, Hasil lab, 1
juli 2019 : Hemoglobin : 9 g/dL,
Hematokrit : 26.5%.

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi no 3 : Manajemen
energi, terapi aktivitas.
Kamis/ 1 S : Klien mengeluh haus
04-07-2019 O:
- TTV : TD : 140/90 mmHg, Nadi : 86
kali/menit, Respiratori : 22 kali/menit,
Suhu : 37.00 ℃, mukosa bibir kering,
turgor kulit elastis, terdapat edema di
ekstremitas bawah derajat I dengan
waktu kembali 3 detik.
- Mencatat intake – output dan hitung
balance cairan 24 jam :
Respon : IWL : 15cc x 60kg/24jam =
37.5cc.
Balance Cairan
Intake cairan :
Nutrisi : 400cc
Minum : 400cc
Obat injeksi : 100cc
Infus : 300cc
Output cairan :
Produksi urine : 250cc
IWL : 37.5cc
Balance Cairan/24 jam : Intake –

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 96


Output = 1200 – 287.5 = +912.5 cc.
- Setelah dilakukan observasi intensitas
rasa haus:
Sebelum dilakukan intervensi klien
mengatakan haus, nilai rasa haus 8
(Haus Berat).
Klien mengatakan tidak terlalu merasa
haus setelah berkumur dengan obat
kumur rasa mint, nilai rasa haus 2
(Haus Ringan).

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi no 1 : Manajemen
cairan, pemantauan cairan.

S : Klien mengatakan sudah tidak terlalu


2 merasa sesak
O:
- Keadaan umum tampak lemah,
Respiratori : 22 kali/menit, Terdapat
bunyi nafas tambahan mengi,
Terpasang nasal kanul 3 Lpm.

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi no 2 : Manajemen
jalan napas, pemantauan respirasi.

S: Klien mengatakan sudah tidak terlalu


3 merasa lelah bila beraktivitas.
O:
- Kedaan umum tampak lemah, Klien
tampak beraktivitas bila ke kamar
mandi, Mukosa bibir kering.

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi no 3 : Manajemen
energi, terapi aktivitas.
Jumat/ 1 S : Klien mengeluh haus
05-07-2019 O:
- TTV : TD : 140/90 mmHg, Nadi : 82
kali/menit, Respiratori : 20 kali/menit,
Suhu : 37.00 ℃, BB pre HD : 60 kg,
BB post HD : 55 kg, denyut nadi teraba
kuat dengan irama teratur, akral terasa
hangat, mukosa bibir kering, turgor
kulit elastis, CRT dapat kembali dalam
waktu 2 detik.
- Mencatat intake – output dan hitung

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 97


balance cairan 24 jam :
Respon : IWL : 15cc x 55kg/24jam =
34cc.
Balance Cairan
Intake cairan :
Nutrisi : 300cc
Minum : 250cc
Output cairan :
Produksi urine : 250cc
IWL : 34cc
Balance Cairan/24 jam : Intake –
Output = 550 – 284 = +266 cc.
- Setelah dilakukan observasi intensitas
rasa haus:
Sebelum dilakukan intervensi klien
mengatakan haus, nilai rasa haus 9
(Haus Berat).
Klien mengatakan tidak terlalu merasa
haus setelah berkumur dengan obat
kumur rasa mint, nilai rasa haus 3
(Haus Ringan).

A : Masalah teratasi sebagian pasien sudah


dilakukan rujukan untuk pulang.
P : Pertahankan intervensi Manajemen cairan.

2 S : Klien mengatakan sudah tidak sesak


O:
- Keadaan umum tampak baik,
Respiratori : 20 kali/menit.

A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

3 S: Klien mengatakan sudah tidak merasa lelah


bila beraktivitas.
O:
- Kedaan umum tampak baik, Klien
tampak beraktivitas bila ke kamar
mandi, Mukosa bibir kering.

A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 98


B. Pembahasan Kasus

Penulis akan membahas masalah yang ditemukan selama melaksanakan Asuhan

Keperawatan pada pasien Ny. Y dengan diagnosa Cronik Kidney Disease (CKD)

on HD di Ruang Rengasdengklok RSUD Karawang. Adapun masalah tersebut

berupa kesenjangan antara teori dan pelaksanaan praktek secara langsung.

Masalah yang penulis temukan selama melaksanakan Asuhan Keperawatan pada

Ny. Y dengan diagnosa CKD on HD adalah sebagai berikut.

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yaitu

pengumpulan data yang dilakukan melalui pasien, keluarga, catatan perawat,

dan pemeriksaan fisik. Selanjutnya data tersebut dianalisa dan ditegakan

diagnosa keperawatan (Potter & Perry, 2010).

Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 3 Juli 2019, di dapatkan data

identitas pasien. Nama pasien Ny. Y, umur 37 tahun, tempat tanggal lahir

karawang 1 Januari 1982, jenis kelamin perempuan. Ny. Y bekerja sebagai ibu

rumah tangga dengan nomor register 02.01.01.201900016883.005. Pasien Ny.

Y datang ke rumah sakit pada tanggal 1 Juli 2019 dan dirawat di Ruang

Rengasdengklok dengan dianosa medis CKD on HD.

Dengan keluhan utama badan terasa lemas dan sesak napas, klien mengeluh

haus karena membatasi asupan cairan. Klien dibawa oleh keluarganya pada

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 99


tanggal 1 Juli 2019, klien masuk rumah sakit melalui Unit Gawat Darurat

dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari yang lalu, badan terasa lemas,

terdapat pitting edema pada ekstremitas bawah derajat II kembali pada waktu

5 detik, BAK sedikit sejak 3 bulan terakhir. Dari pemeriksaan klien

mengalami gagal ginjal kronik. Pada pengkajian tanggal 3 Juli 2019 klien

mengatakan cepat merasa lelah dan sesak nafas bila beraktivitas. Klien

mengeluh haus karena membatasi asupan cairan, klien nampak beraktivitas di

tempat tidur, terdapat pitting edema pada ekstremitas bawah. Klien

mengatakan sudah rutin cuci darah/hemodialisa (HD) setiap hari rabu dan

sabtu dalam satu minggu sekali sejak bulan April 2019, tetapi terlambat

melakukan HD pada hari sabtu kemarin. Keadaan umum pasien tampak

lemah, kesadaran compos mentis. Tanda - tanda vital klien yaitu tekanan

darah : 140/100 mmHg, Nadi : 98 kali/menit, Respiratori : 26 kali/menit, Suhu

: 37.00 ºC.

2. Diagnosa Keperawatan

Dari literatur yang penulis yang penulis pelajari, secara teoritis Penyakit

Ginjal Kronik (PGK) menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), Terdiri

dari 4 diagnosa keperawatan, yaitu : Risiko ketidakseimbangan cairan, Pola

napas tidak efektif, Penurunan curah jantung, Intoleransi aktivitas. Sedangkan

pada tinjauan kasus atau praktek asuhan keperawatan pada Ny.Y dengan

diagnosa CKD on HD terdapat 3 diagnosa keperawatan yaitu : Risiko

ketidakseimbangan cairan, Pola napas tidak efektif, Intoleransi aktivitas.

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 100


3. Tujuan dan Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang utama berdasarkan prioritas yaitu, Risiko

ketidakseimbangan cairan. Dengan tujuan setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan status cairan membaik dengan

kriteria hasil menurut (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) : Kekuatan nadi

meningkat, rasa haus menurun (EBP), tekanan darah membaik, tekanan nadi

membaik, pasien mau untuk membatasi asupan cairan. Serta intervensi

keperawatan utama menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) yaitu :

Manajemen cairan dan pemantauan cairan.

Diagnosa keperawatan ke dua berdasarkan prioritas yaitu, Pola napas tidak

efektif. Dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24

jam diharapkan pola napas membaik dengan kriteria hasil menurut (Tim Pokja

SLKI DPP PPNI, 2019) : Pemanjangan fase ekspirasi menurun, frekuensi

napas membaik, kedalaman napas membaik. Serta intervensi keperawatan

utama menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) yaitu : Manajemen jalan

napas dan pemantauan respirasi.

Diagnosa keperawatan ke tiga berdasarkan prioritas yaitu, Intoleransi

aktivitas. Dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x

24 jam diharapkan toleransi aktivitas meningkat dengan kriteria hasil menurut

(Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) : Kemudahan melakukan aktivitas sehari

– hari meningkat, keluhan lelah menurun, perasaan lemah menurun. Serta

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 101


intervensi keperawatan utama menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)

yaitu : Manajemen energi dan terapi aktivitas.

4. Implementasi Keperawatan

Menurut (Supratti & Ashriady, 2016) Implementasi adalah pengelolaan dan

perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap

perencanaan. Ukuran intervensi keperwatan yang diberikan kepada klien

terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi,

pendidikan untuk klien – keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah

kesehatan yang muncul di kemudian hari. Untuk kesuksesan pelaksanaan

implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat

harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam

hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses

pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor –

faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan. Tindakan

keperawatan yang dilakukan selama praktek di rumah sakit pada pasien Ny. Y

dengan CKD on HD : Memonitor tanda – tanda vital R/ : TD : 140/100

mmHg, Nadi : 98 kali/menit, Respiratori : 26 kali/menit, Suhu : 37.00 ℃.

Memonitor status hidrasi R/ : Denyut nadi teraba kuat dengan irama teratur,

akral hangat, CRT dapat kembali dalam waktu 2 detik, mukosa bibir

kering/pucat, turgor kulit elastis. Memonitor berat badan harian R/: BB : 60

kg, Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium R/: Hasil lab, 1 juli 2019 :

Hemoglobin : 9 g/dL, Hematokrit : 26.5%, Ureum : 70.8 mg/dL, Creatinin :

9.96 mg/dL. Mencatat intake – output dan hitung balance cairan 24 jam R/:

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 102


IWL : 15cc x 60kg/24jam = 37.5cc, Balance Cairan : Intake cairan : Nutrisi :

500cc, Minum : 500cc, Obat injeksi : 100cc, Infus : 300cc, Output cairan :

Produksi urine : 300cc, IWL : 37.5cc, Balance Cairan/24 jam : Intake –

Output = 1400 – 337.5 = +1062.5 cc. Menjelaskan pemberian obat kumur rasa

mint terhadap rasa haus (EBP) : Obat kumur rasa mint (diberikan 3cc

Listerine), aqua gelas yang kosong di isikan dengan Listerine 3cc, lalu

diberikan pada pasien untuk berkumur /R : klien mengatakan akan mengikuti

prosedur tindakan yang akan diberikan oleh perawat. Mencatat nilai rasa haus

R/: Sebelum dilakukan intervensi klien mengatakan haus, nilai rasa haus 9

(Haus Berat). Memberikan obat kumur rasa mint R/ : Klien mengatakan terasa

dingin di mulut setelah berkumur dengan obat kumur rasa mint. Mencatat nilai

rasa haus setelah diberikan intervensi R/ : Klien mengatakan tidak terlalu

merasa haus setelah berkumur dengan obat kumur rasa mint, nilai rasa haus 3

(Haus Ringan). Mengajarkan cara membatasi cairan R/ : Klien sudah bisa

mengontrol rasa hausnya walaupun tidak diawasi oleh keluarga.

5. Evaluasi Keperawatan

Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana

tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan

berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.

Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan

keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan

klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan (Supratti &

Ashriady, 2016).

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 103


Setelah pemberian asuhan keperawatan selama 3 hari hasil evaluasi masalah

keperawatan risiko ketidakseimbangan cairan pada pasien Ny. Y teratasi

sebagian, karena pasien telah dirujuk untuk pulang pada hari jumat tanggal 7

Juli 2019. Untuk mencapai hasil yang maksimal intervensi ditingkatkan,

anjurkan untuk tetap melakukan aplikasi berkumur dengan obat kumur rasa

mint (Listerine) pada saat dirumah untuk mengurangi rasa haus ketika terasa

haus timbul dimana mencegah terjadinya ketidakpatuhan dalam membatasi

cairan saat dirumah.

C. Pembahasan Evidence Based Practice

Dengan analisa jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh (Ardiyanti, Armiyati,

& Arif SN, 2015) Judul “Pengaruh Kumur Dengan Obat Kumur Rasa Mint

Terhadap Rasa Haus Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani

Hemodialisa Di SMC RS Telogorejo” menunjukan hasil penelitian pemberian

obat kumur rasa mint terhadap rasa haus pasien PGK yang menjalani hemodialisa

dengan populasi semua pasien PGK yang menajalani hemodialisa di SMC RS

Telogorejo Semarang sejumlah 51 pasien, sampel 16 responden dengan PGK

yang menjalani hemodialisa di unit hemodialisa SMC RS Telogorejo dengan

kriteria inklusi : menajalani hemodialisa secara rutin 2 kali per minggu pada

waktu siang hari (shift siang) saat menunggu untuk dilakukan hemodialisa pasien

bersedia menjadi responden dan pasien mengalami rasa haus. Pelaksanaan

penelitian dilakukan dengan kelompok subyek sebelum diberikan intervensi

berkumur dengan obat kumur rasa mint subyek diukur terlebih dahulu skala rasa

hausnya dan setelah diberikan intervensi tersebut subyek kembali diukur skala

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 104


rasa hausnya. Instrument dalam penelitian tersebut dengan menggunakan lembar

instrument pemantauan pengukuran rasa haus visual analogue scale (VAS) for

assessment of thirst intensity. Instrumen dilengkapi dengan protokol prosedur

tindakan berupa lembar prosedur berkumur dengan obat kumur rasa mint. Dan

peneliti mendapatkan hasil penelitian rerata sebelum diberikan intervensi

berkumur dengan obat kumur rasa mint menunjukkan nilai 5,56 (haus sedang),

sedangkan nilai rerata setelah diberikan intervensi berkumur dengan obat kumur

rasa mint mengalami penurunan menjadi 3,69 (haus ringan).

Analisa hasil nilai rerata setelah diberikan intervensi berkumur dengan obat

kumur rasa mint mengalami penurunan menjadi 3,69 (haus ringan). Berdasarkan

nilai rerata sebelum dan sesudah diberikan intervensi berkumur dengan obat

kumur rasa mint dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan intensitas rasa haus

responden sebesar 33,6%. Ada pengaruh kumur dengan obat kumur rasa mint atau

obat kumur rasa mint mampu menurunkan rasa haus pasien PGK yang menjalani

hemodialisa di SMC RS Telogorejo Semarang.

Sedangkan penulis tertarik mengambil topik Karya Ilmiah Akhir dengan judul

“Aplikasi Pengaruh Obat Kumur Rasa Mint Terhadap Rasa Haus Pasien Ny. Y

Cronik Kidney Disease (CKD) Yang Menjalani Hemodialisa Di Ruang

Rengasdengklok RSUD Karawang”. Dengan data Medikal Rekap pada tahun

2018 terdapat 10,48% pasien yang menderita penyakit ginjal kronik di ruang

rawat RSUD Karawang dengan menajalani hemodialisa. Selain itu pada tahun

2019 terdapat 16,85% yang menderita gagal ginjal kronik diruang rawat RSUD

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 105


Karawang dengan menjalani hemodialisa. Terdapat peningkatan 6,37% pada PGK

yang menjalani hemodialisa dari tahun 2018 sampai tahun 2019.

Penulis memberikan aplikasi pemberian obat kumur rasa mint (Listerine) pada ke

3 pasien yang dirawat di Ruang Rengasdengklok untuk mengetahui perbandingan

nilai intensitas rasa haus, dimana nilai yang lebih siginifikan akan diambil untuk

dijadikan pasien kelolaan dalam tugas Karya Ilmiah Akhir. Hasil perbandingan

intensitas rasa haus di hari pertama pengkajian pada tanggal 3 Juli 2019 yang

telah dilakukan menggunakan instrument Visual Analogue Scale (VAS) untuk

menentukan nilai rasa haus, serta dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur

(SOP) yang telah dibuat, didapatkan hasil :

Hasil penilaian intensitas rasa haus

Tabel 3.8

Dilakukan pemeriksaan pada tanggal 3 Juli 2019

Nama Klien Pre Intervensi Post Intervensi


Ny. A Nilai rasa haus 7 (Haus Berat) Nilai rasa haus 3 (Haus
Ringan)
Ny. T Nilai rasa haus 6 (Haus Sedang) Nilai rasa haus 3 (Haus
Ringan
Ny. Y Nilai rasa haus 9 (Haus Berat) Nilai Rasa haus 3 (Haus
Ringan)

Terdapat nilai intensitas rasa haus yang signifikan dari perbandingan ke tiga

pasien tersebut adalah Ny. Y dengan diagnosa CKD on HD di ruang

Rengasdengklok RSUD Karawang. Klien mengeluh haus karena membatasi

asupan cairan, klien mengatakan sudah rutin menjalani cuci darah/HD setiap hari

rabu dan sabtu dalam satu minggu sekali sejak bulan April 2019 dan terakhir HD

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 106


yang ke 23 pada rabu 26 Juni 2019, tetapi terlambat melakukan HD pada hari

sabtu tanggal 29 Juni 2019.

Sebelum penulis memberikan aplikasi pemberian obat kumur rasa mint pada Ny.

Y, penulis menjalaskan terlebih dahulu tentang bagaimana obat kumur rasa mint

bisa mengurangi haus. Menurut (Putra, 2013) berkumur dengan obat kumur rasa

mint dapat berpengaruh terhadap rasa haus responden akibat rasa haus pasien

akibat dari sifat atau kandungan dari mint dan dari gerakan berkumur yang dapat

meningkatkan sekresi saliva. Salah satu kandungan kimia dari mint adalah

menthol yang mempunyai sensasi rasa dingin dan menyegarkan pada mulut.

Penulis menjelaskan obat kumur apa yang akan digunakan dalam pemberian

aplikasi tersebut yaitu dengan menggunakan obat kumur rasa mint (listerine),

kadungan obat kumur yang digunakan pada listerine yaitu :

- Thymol : 0,64 mg dalam 1 ml

- Methyl Salicylate : 0,6 mg dalam 1 ml

- Menthol : 0,42 mg dalam 1 ml

- Eucalyptol : 0,92 mg dalam 1 ml

Dosis pemberian pada dewasa 20 ml setiap pagi dan malam, berkumur selama 30

detik lalu buang cairan kumur tersebut.

Berdasarkan pengamatan dan observasi penulis di Ruang Rengasdengklok RSUD

Karawang khususnya pada proses asuhan keperawatan, sejalan betapa

prioritasnya masalah keperawatan pada pasien Ny. Y dengan risiko

ketidakseimbangan cairan maka aplikasi pemberian obat kumur rasa mint

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 107


(Liseterin) merupakan salah satu bentuk intervensi keperawatan yang dapat

dilakukan oleh perawat.

Pada Ny. Y penulis menerapkan aplikasi pemberian obat kumur rasa mint

(Listerine) sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah dibuat

dilakukan selama 3 hari kelolaan terdapat perubahan terhadap nilai intensitas rasa

haus pada Ny. Y dengan diagnosa CKD on HD sebagai berikut.

Hasil nilai intensitas rasa haus pada Ny. Y dalam 3 hari kelolaan

Tabel 3.9

Dilakukan perngkajian pada tanggal 03 s/d 05 Juli 2019

Hari ke- Pre Intervensi Post Intervensi


Hari pertama Nilai rasa haus 9 (Haus Nilai rasa haus 3 (Haus
Berat) Ringan)
Hari kedua Nilai rasa haus 8 (Haus Nilai rasa haus 2 (Haus
Berat) Ringan)
Hari ketiga Nilai rasa haus 9 (Haus Nilai rasa haus 3 (Haus
Berat) Ringan)

Berdasarkan nilai intensitas rasa haus pre dan post diberikan intervensi berkumur

dengan obat kumur rasa mint (Listerine) terdapat perubahan terhadap balance

cairan yang dari setiap harinya, balance cairan hari pertama +1062.5cc, hari ke

dua +912.5cc, hari ke tiga +266cc. Sehingga pada hari ketiga pasien dirujuk untuk

pulang. Dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan sebesar 6 nilai intensitas rasa

haus dari haus berat menjadi haus ringan. Adanya pengaruh aplikasi pemberian

obat kumur rasa mint terhadap rasa haus Ny. Y yang menjalani hemodialisa di

Ruang Rengasdengklok RSUD Karawang.

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 108


Penulis tertarik menerapkan pemberian obat kumur rasa mint (Listerine). Pertama,

peneliti melihat peluang yang ada di ruangan untuk menerapkan implementasi

sesuai Evidence Based Practice (EBP), sehingga mahasiswa berpeluang untuk

membuktikan aplikasi tindakan keperawatan tersebut. kedua, aplikasi ini dapat

diterapkan dalam salah satu upaya manajemen cairan, tindakan bertujuan untuk

mengurangi rasa haus dalam asupan intake dan output balance cairan yang tidak

seimbang sehingga menghindari pasien dari masalah kelebihan cairan yang

menjadi masalah utama pada pasien penderita CKD.

Adapun kendala yang ditemui mahasiswa selama praktek. Pertama, tidak adanya

Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang aplikasi pemberian obat kumur rasa

mint terhadap penurunan rasa haus pada pasien CKD. Kedua, kendala yang

ditemukan berhubungan dengan kerja sama klien serta keluarga tidak patuh untuk

melakukan aplikasi pemberian obat kumur rasa mint (Listerine) secara mandiri

pada saat malam hari sesuai dosis yang diberikan tanpa pengawasan oleh perawat.

Klien/keluarga mengatakan lupa berkumur dengan obat kumur rasa mint

(Listerine) karena rasa haus berat berkeinginan untuk minum, sehingga dapat

mempengaruhi hasil yang signifikan untuk mengatasi kelebihan cairan dalam

manajemen cairan. Kendala tersebut tidak berlangsung lama dan terjadi diawal

pemberian asuhan keperawatan pada hari pertama. Setelah diberikan edukasi dan

diingatkan secara berulang - ulang, akhirnya kepatuhan klien/keluarga mengalami

peningkatan. Ketiga, dalam aplikasi pemberian obat kumur rasa mint hanya bisa

dilakukan pengawasan oleh mahasiswa selama 3 hari kelolaan asuhan

keperawatan karena pasien sudah dirujuk untuk pulang, sehingga masalah

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 109


keperawatan utama yaitu risiko ketidakseimbangan cairan hanya teratasi sebagian.

Tetapi mahasiswa memberikan edukasi kepada klien/keluarga untuk tetap

melaksanakan dalam kepatuhan aplikasi pemberian obat kumur rasa mint

(Listerine) selama berada dirumah, bertujuan untuk menghindari terjadinya lagi

kelebihan cairan yang menjadi masalah utama bagi penderita PGK.

STIKes Kharisma Program Profesi Ners TA 2018/2019 | 110

Anda mungkin juga menyukai