Contoh Askep Gilang
Contoh Askep Gilang
A. Laporan Kasus
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Klien
Jawa Barat.
Pada tanggal 1 Juli 2019 klien masuk rumah sakit melalui Unit
setiap hari rabu dan sabtu dalam satu minggu sekali sejak bulan
37.00 ºC.
Gambar 3.1
X X X X
37 th
Ny.Y
Keterangan :
: Laki - laki
: Perempuan
: Garis Keturunan
X : Meninggal
1) Pola Nutrisi
Di Rumah :
Di Rumah Sakit :
2) Pola Eliminasi
Di Rumah :
- BAK
kateter.
- BAB
keluhan.
- BAK
- BAB
keluhan.
3) Pola Aktivitas
Di Rumah :
Di Rumah Sakit :
4) Pola Tidur
Di Rumah :
tidur siang 1 jam per hari, kualitas tidur baik, tidak ada
menonton tv.
Di Rumah Sakit :
tidur siang 2 jam per hari, kualitas tidur baik, tidak ada
5) Pola Kebersihan
Di Rumah :
g. Riwayat Seksualitas
h. Riwayat Pengetahuan
1) Psikis
2) Sosial
dengan pasien lain serta perawat baik dan tidak ada masalah.
3) Spiritual
15.00 WIB.
1) Keadaan Umum
ºC, Tinggi Badan : 155 cm, Berat Badan : 60 kg. Berat Badan
Ideal : 55 kg.
2) Sistem Penginderaan
Telinga
- Inspeksi :
- Palpasi :
Mata
- Inspeksi :
- Palpasi :
Hidung
- Inspeksi :
- Palpasi :
Mulut
- Inspeksi :
bersih.
3) Sistem Integumen
- Inspeksi :
4) Sistem Kardiovaskuler
- Palpasi :
- Auskultasi :
regular.
5) Sistem Pernafasan
- Inspeksi :
- Palpasi :
- Perkusi :
- Auskultasi :
6) Sistem pencernaan
- Inspeksi :
- Palpasi :
- Perkusi :
Tympani.
- Auskultasi :
7) Sistem Perkemihan
- Inspeksi :
- Palpasi :
8) Sistem Persarafan
- Nervus Olfaktorius
- Nervus Optikus
jarak 30 cm.
- Nervus Trigeminus
- Nervus Fasialis.
- Nervus Auditorius
- Nervus Acessorius
- Nervus Hipoglosus
terkontrol.
9) Sistem Endokrin
- Inspeksi :
- Palpasi :
- Auskultasi :
- Ekstremitas Atas :
- Ekstremitas Bawah :
Dekubitus
Tabel 3.1
Gambar 3.2
Tabel 3.2
DATA LABORATORIUM
Tanggal pemeriksaan : 1 Juli 2019
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hematologi :
1. Hemoglobin 9 g/dL 11.7 – 15.5
2. Eritrosit 3.27 x10ˆ6/uL 4.10 – 5.10
3. Leukosit 6.36 x10ˆ3/uL 4.40 – 11.30
4. Trombosit 226 x10ˆ3/uL 150 – 400
5. Hematokrit 26.5 % 35.0 – 47.0
6. MVC 81 fL 80 – 100
7. MCR 28 pg 26 – 34
8. MCRC 34 g/dL 32 – 36
9. RDW – CV 15.9 % 12.0 – 14
Kimia :
10. Glukosa Darah Sewaktu 145 mg/dL 70 – 110
11. Ureum 70.8 mg/dL 18.0 – 50.0
12. Creatinin 9.96 mg/dL 0.50 – 0.90
HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LAIN
Tanggal pemeriksaan : 2 Juli 2019
Jenis pemeriksaan Hasil
Post HD :
- Time Dialisis 4 Jam
- UF Goal 1.00 ml
- Quick Blood 700 ml/menit
- Quick Dialysat 500 ml/menit
- Akses Sirkulasi Femoral
Tabel 3.3
THERAPI OBAT
NamaObat Dosis Frekuensi Rute Waktu Kegunaan
Lasix 40 mg 2x1 (Pagi, sore) (06.00- Retensi cairan
18.00)
Caco3 500 g 3x1 (Pagi, Siang, (06.00- Kekurangan
Malam) 14.00- asam folat dan
22.00) anemia
Bicnat 25 ml 3x1 (Pagi, Siang, (06.00- Menetralisir
Malam) 14.00- asam darah
22.00)
Asam Folat 400 3x1 (Pagi, Siang, (06.00- Penurunan fungsi
mcg Malam) 14.00- ginjal
22.00)
Omeprazole 40 mg 2x1 (Pagi, sore) (06.00- Asam lambung
18.00)
Nacl 0,9% 100 16 tpm/24 24 jam 24.00 Keseimbangan
ml elektrolit
Bagan 3.1
Infeksi saluran kemih Penyakit Peradangan Gangguan jaringan Penyakit congenital: dan
(Pielonefritis kronis) (Glomerulonefritis) penyambung: herediter:
- Skelerosis sistemik - penyakit ginjal polisiklik
- Asidosis tubulus ginjal
Kerusakan Ginjal
Produksi SDM ↓
Filtrasi glomerulus ↓
Proteinuria
Oksihemoglobin ↓
GFR ↓
Hipoalbuminemia
Ureum ↑
Intoleransi Risiko
Aktivitas Ketidakseimbangan
Cairan Asidosis metabolik
Kompensasi
respiratorik
Hiperventilas
i
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Terapeutik :
1. Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
2. Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
Edukasi :
1. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Terapeutik :
1. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
3 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi (I.05178)
keperawatan selama 3 x 24 Obervasi :
jam diharapkan toleransi 1. Identifikasi gangguan fungsi
aktivitas meningkat, tubuh yang mengakibatkan
dengan Kriteria Hasil : kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan
Toleransi Aktivitas emosional
(L.05047) 3. Monitor pola dan jam tidur
1. Kemudahan 4. Monitor lokasi dan
melakukan aktivitas ketidaknyamanan selama
sehari – hari melakukan aktivitas
meningkat
2. Jarak berjalan Terapeutik :
meningkat 1. Sediakan lingkungan nyaman
3. Kekuatan tubuh dan rendah stimulus (mis.
bagian atas meningkat Cahaya, suara, kunjungan)
4. Kekuatan tubuh 2. Lakukan latihan rentang gerak
bagian bagian bawah pasif dan/atau aktif
meningkat 3. Berikan aktivitas distraksi yang
5. Keluhan lelah menyenangkan
menurun 4. Fasilitasi duduk sisi tempat tidur,
6. Dispnea saat aktivitas jika tidak dapat berpindah atau
menurun berjalan
7. Dispnea setelah
aktivitas menurun Edukasi :
8. Perasaan lemah 1. Anjurkan tirah baring
menurun 2. Anjurkan melakukan aktivitas
9. Frekuensi nadi secara bertahap
membaik 3. Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
Terapeutik :
1. Koordinasikan pemilihan
aktivitas sesuai usia
2. Jadwalkan aktivitas dalam
rutinitas sehari – hari
3. Fasilitasi pasien dan keluarga
memantau kemajuannya sendiri
untuk mencapai tujuan
4. Fasilitasi focus pada
kemampuan, bukan defisit yang
dialami
1. Ajarkan cara melaukan aktivitas
yang dipilih
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan terapis
okupasi dalam merencanakan
dan memonitor program
aktivitas, jika perlu
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Keperawatan pada pasien Ny. Y dengan diagnosa Cronik Kidney Disease (CKD)
1. Pengkajian
identitas pasien. Nama pasien Ny. Y, umur 37 tahun, tempat tanggal lahir
karawang 1 Januari 1982, jenis kelamin perempuan. Ny. Y bekerja sebagai ibu
Y datang ke rumah sakit pada tanggal 1 Juli 2019 dan dirawat di Ruang
Dengan keluhan utama badan terasa lemas dan sesak napas, klien mengeluh
haus karena membatasi asupan cairan. Klien dibawa oleh keluarganya pada
dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari yang lalu, badan terasa lemas,
terdapat pitting edema pada ekstremitas bawah derajat II kembali pada waktu
mengalami gagal ginjal kronik. Pada pengkajian tanggal 3 Juli 2019 klien
mengatakan cepat merasa lelah dan sesak nafas bila beraktivitas. Klien
mengatakan sudah rutin cuci darah/hemodialisa (HD) setiap hari rabu dan
sabtu dalam satu minggu sekali sejak bulan April 2019, tetapi terlambat
lemah, kesadaran compos mentis. Tanda - tanda vital klien yaitu tekanan
: 37.00 ºC.
2. Diagnosa Keperawatan
Dari literatur yang penulis yang penulis pelajari, secara teoritis Penyakit
Ginjal Kronik (PGK) menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), Terdiri
pada tinjauan kasus atau praktek asuhan keperawatan pada Ny.Y dengan
kriteria hasil menurut (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) : Kekuatan nadi
meningkat, rasa haus menurun (EBP), tekanan darah membaik, tekanan nadi
keperawatan utama menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) yaitu :
jam diharapkan pola napas membaik dengan kriteria hasil menurut (Tim Pokja
utama menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) yaitu : Manajemen jalan
(Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) : Kemudahan melakukan aktivitas sehari
4. Implementasi Keperawatan
keperawatan yang dilakukan selama praktek di rumah sakit pada pasien Ny. Y
Memonitor status hidrasi R/ : Denyut nadi teraba kuat dengan irama teratur,
akral hangat, CRT dapat kembali dalam waktu 2 detik, mukosa bibir
kg, Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium R/: Hasil lab, 1 juli 2019 :
9.96 mg/dL. Mencatat intake – output dan hitung balance cairan 24 jam R/:
500cc, Minum : 500cc, Obat injeksi : 100cc, Infus : 300cc, Output cairan :
Output = 1400 – 337.5 = +1062.5 cc. Menjelaskan pemberian obat kumur rasa
mint terhadap rasa haus (EBP) : Obat kumur rasa mint (diberikan 3cc
Listerine), aqua gelas yang kosong di isikan dengan Listerine 3cc, lalu
prosedur tindakan yang akan diberikan oleh perawat. Mencatat nilai rasa haus
R/: Sebelum dilakukan intervensi klien mengatakan haus, nilai rasa haus 9
(Haus Berat). Memberikan obat kumur rasa mint R/ : Klien mengatakan terasa
dingin di mulut setelah berkumur dengan obat kumur rasa mint. Mencatat nilai
merasa haus setelah berkumur dengan obat kumur rasa mint, nilai rasa haus 3
5. Evaluasi Keperawatan
klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan (Supratti &
Ashriady, 2016).
sebagian, karena pasien telah dirujuk untuk pulang pada hari jumat tanggal 7
anjurkan untuk tetap melakukan aplikasi berkumur dengan obat kumur rasa
mint (Listerine) pada saat dirumah untuk mengurangi rasa haus ketika terasa
Dengan analisa jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh (Ardiyanti, Armiyati,
& Arif SN, 2015) Judul “Pengaruh Kumur Dengan Obat Kumur Rasa Mint
Terhadap Rasa Haus Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani
obat kumur rasa mint terhadap rasa haus pasien PGK yang menjalani hemodialisa
kriteria inklusi : menajalani hemodialisa secara rutin 2 kali per minggu pada
waktu siang hari (shift siang) saat menunggu untuk dilakukan hemodialisa pasien
berkumur dengan obat kumur rasa mint subyek diukur terlebih dahulu skala rasa
hausnya dan setelah diberikan intervensi tersebut subyek kembali diukur skala
instrument pemantauan pengukuran rasa haus visual analogue scale (VAS) for
tindakan berupa lembar prosedur berkumur dengan obat kumur rasa mint. Dan
berkumur dengan obat kumur rasa mint menunjukkan nilai 5,56 (haus sedang),
sedangkan nilai rerata setelah diberikan intervensi berkumur dengan obat kumur
Analisa hasil nilai rerata setelah diberikan intervensi berkumur dengan obat
kumur rasa mint mengalami penurunan menjadi 3,69 (haus ringan). Berdasarkan
nilai rerata sebelum dan sesudah diberikan intervensi berkumur dengan obat
kumur rasa mint dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan intensitas rasa haus
responden sebesar 33,6%. Ada pengaruh kumur dengan obat kumur rasa mint atau
obat kumur rasa mint mampu menurunkan rasa haus pasien PGK yang menjalani
Sedangkan penulis tertarik mengambil topik Karya Ilmiah Akhir dengan judul
“Aplikasi Pengaruh Obat Kumur Rasa Mint Terhadap Rasa Haus Pasien Ny. Y
2018 terdapat 10,48% pasien yang menderita penyakit ginjal kronik di ruang
rawat RSUD Karawang dengan menajalani hemodialisa. Selain itu pada tahun
2019 terdapat 16,85% yang menderita gagal ginjal kronik diruang rawat RSUD
Penulis memberikan aplikasi pemberian obat kumur rasa mint (Listerine) pada ke
nilai intensitas rasa haus, dimana nilai yang lebih siginifikan akan diambil untuk
dijadikan pasien kelolaan dalam tugas Karya Ilmiah Akhir. Hasil perbandingan
intensitas rasa haus di hari pertama pengkajian pada tanggal 3 Juli 2019 yang
menentukan nilai rasa haus, serta dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur
Tabel 3.8
Terdapat nilai intensitas rasa haus yang signifikan dari perbandingan ke tiga
asupan cairan, klien mengatakan sudah rutin menjalani cuci darah/HD setiap hari
rabu dan sabtu dalam satu minggu sekali sejak bulan April 2019 dan terakhir HD
Sebelum penulis memberikan aplikasi pemberian obat kumur rasa mint pada Ny.
Y, penulis menjalaskan terlebih dahulu tentang bagaimana obat kumur rasa mint
bisa mengurangi haus. Menurut (Putra, 2013) berkumur dengan obat kumur rasa
mint dapat berpengaruh terhadap rasa haus responden akibat rasa haus pasien
akibat dari sifat atau kandungan dari mint dan dari gerakan berkumur yang dapat
meningkatkan sekresi saliva. Salah satu kandungan kimia dari mint adalah
menthol yang mempunyai sensasi rasa dingin dan menyegarkan pada mulut.
Penulis menjelaskan obat kumur apa yang akan digunakan dalam pemberian
aplikasi tersebut yaitu dengan menggunakan obat kumur rasa mint (listerine),
Dosis pemberian pada dewasa 20 ml setiap pagi dan malam, berkumur selama 30
Pada Ny. Y penulis menerapkan aplikasi pemberian obat kumur rasa mint
dilakukan selama 3 hari kelolaan terdapat perubahan terhadap nilai intensitas rasa
Hasil nilai intensitas rasa haus pada Ny. Y dalam 3 hari kelolaan
Tabel 3.9
Berdasarkan nilai intensitas rasa haus pre dan post diberikan intervensi berkumur
dengan obat kumur rasa mint (Listerine) terdapat perubahan terhadap balance
cairan yang dari setiap harinya, balance cairan hari pertama +1062.5cc, hari ke
dua +912.5cc, hari ke tiga +266cc. Sehingga pada hari ketiga pasien dirujuk untuk
pulang. Dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan sebesar 6 nilai intensitas rasa
haus dari haus berat menjadi haus ringan. Adanya pengaruh aplikasi pemberian
obat kumur rasa mint terhadap rasa haus Ny. Y yang menjalani hemodialisa di
diterapkan dalam salah satu upaya manajemen cairan, tindakan bertujuan untuk
mengurangi rasa haus dalam asupan intake dan output balance cairan yang tidak
Adapun kendala yang ditemui mahasiswa selama praktek. Pertama, tidak adanya
Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang aplikasi pemberian obat kumur rasa
mint terhadap penurunan rasa haus pada pasien CKD. Kedua, kendala yang
ditemukan berhubungan dengan kerja sama klien serta keluarga tidak patuh untuk
melakukan aplikasi pemberian obat kumur rasa mint (Listerine) secara mandiri
pada saat malam hari sesuai dosis yang diberikan tanpa pengawasan oleh perawat.
(Listerine) karena rasa haus berat berkeinginan untuk minum, sehingga dapat
manajemen cairan. Kendala tersebut tidak berlangsung lama dan terjadi diawal
pemberian asuhan keperawatan pada hari pertama. Setelah diberikan edukasi dan
peningkatan. Ketiga, dalam aplikasi pemberian obat kumur rasa mint hanya bisa