Anda di halaman 1dari 4

ENTIL

A. Sejarah
Entil adalah makanan khas daerah Pupuan, Tabanan Bali. Entil sendiri hampir
menyerupai lontong, namun makanan tradisional ini dibungkus dengan menggunakan daun
Telengidi. Sepintas mirip daun kunyit teksturnya namun tidak berbau. Daun Telengidi
dipercaya dapat membuat rasa Entil menjadi makin enak. Pasalnya, zat warna hijau pada daun
meresap kedalam beras saat dimasak, sehingga menghasilkan Entil dengan warna kehijau-
hijauan. Membuat Entil membutuhkan waktu yang lama, terutama saat merebus hingga kurang
lebih dua sampai tiga jam. Makin lama direbus, maka Entil yang dihasilkan akan makin baik.
Dalam arti mampu bertahan selama beberapa hari dan tidak cepat basi.
Ketupat yang pembuatannya dibungkus pipih dengan daun ini, akan menghasilkan
ketupat yang lembut. Entil yang tidak ada duanya di tempat lain ini juga dimasak dengan cara
tradisional. Warga Pupuan hampir tidak ada yang menggunakan kompor gas atau kompor
minyak tanah saat memasak Entil. Warga biasa merebus Entil di atas bara api yang berasal dari
kayu bakar. Mereka pun tidak sembarang memilih kayu bakar. Biasanya yang paling sering
dipakai adalah kayu dari pohon kopi karena lebih tahan lama dan mengeluarkan kobaran api
besar. Dan aroma yang dihasilkan juga membuat makanan jadi lebih nikmat.
Penyajian Entil hampir serupa dengan bubur khas Bali yaitu terdiri dari
sebungkus Entil, urap-urap Bali dengan kecambah, irisan bayam, dan irisan kacang panjang,
sambal goreng, dan taburan sambal kelapa. Sebagai pelengkap diisi dengan lauk hewani seperti
tum ayam atau lain sebagainnya

B. Pengolahan

Bahan-bahan:
300 gr beras yang sudah dicuci bersih
1 sdt garam
2 lbr daun salam
1 btg sereh
500 ml santan
Daun daun beberapa lembar dan tali bambu untuk membungkus
Cara membuat:
1. Masak santan bersamaan dengan sereh, daun salam hingga mendidih, sambil diaduk-aduk
2. Kemudian masukkan beras hingga menjadi nasi aron
3. Kemudian nasi yang sudah diaron, letakkan di atas daun telengidi
4. Lalu bungkus dan ikat dengan tali, rebus selama satu jam, baru tiriskan.

TUM AYAM

Tum merupakan salah satu makanan pedamping pada masakan Nasi Campur
Bali. Tum pada umumnya terbuat dari cincangan halus dari daging (daging yang biasa
digunakan adalah sapi/ayam/babi) yang dicampur dengan telur dan kelapa parut serta rempah-
rempah atau yang sering disebut dengan Basa Genep (bumbu besar) seperti bawang merah &
putih, kencur, jahe, lengkuas, cabai, trasi, garam, gula dan pala.

Ada banyak variasi Tum lainnya selain yang menggunakan bahan utama daging, antara
lain : Tum ati (Tum menggunakan hati ayam), Tum nangka (bahan utamanya adalah nangka
muda), Tum bungkil ( bahan utamanya adalah batang pisang atau akar pohon pisang batu)
dan Tum klungah (cengkir cincangan kelapa muda).

Kuliner Bali selalu memiliki kaitan dengan budaya lokal. Berdasarkan sebuah
sumber, Tum sendiri memiliki filosofi di balik cara membungkusnya maupun cara
memasaknya. Tum perlu dibungkus dengan rapat agar saat dikukus, isian Tum tidak meluber
ke luar. Tum yang dibungkus rapat ini dapat diartikan bahwa setiap manusia harus dapat
mengintrospeksi dirinya sendiri terhadap semua masalah yang terjadi. Tum dikukus sampai
matang, ini dapat diartikan bahwa instropeksi diri tersebut bertujuan untuk kematangan /
kedewasaan diri sehingga tidak mencari-cari kesalahan dari pihak lain. Sehingga semua
masalah berawal dan berakhir dari diri kita sendiri

Bahan-bahan
 250 gr daging ayam cincang
 Daun salam
 2 batang sereh iris serong
 Daun kelapa
 Lidi
 1 butir telur
 Santan

Bumbu halus

 8 bawang merah
 4 bawang putih
 4 cabe rawit
 2 cabe keriting
 2 cm lengkuas
 Seruas jahe
 Seruas kunyit
 Seruas kencur
 2 btr kemiri
 1 sdt terasi
Langkah

1. Tumis bumbu halus sampai harum


2. Campurkan bumbu, daging ayam cincang, telur, santan, garam, gula,sedikit merica, kaldu
jamur (optional)
3. Bungkus dengan daun pisang. Susunannya daun, daun salam, irisan sereh, 1sdm adonan
daging
4. Kukus sampe matang

Anda mungkin juga menyukai