Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA BERPIKIR

Kerangka berpikir menjelaskan secara teoritis pengaruh/hubungan/ pertautan antar


variabel yang diteliti. Dengan kata lain kerangka berpikir menjelaskan pengaruh/ hubungan/
pertautan antar variabel independen dengan variabel dependen. Adapun jika dalam penelitian
kita mengikutsertakan variabel moderating dan/atau variabel intervening maka variabel tersebut
harus jelaskan alasannya dan didukung dengan teori.

Definisi atau pengertian kerangka berpikir menurut beberapa para ahli dijeaskan sebagai
berikut: kerangka berpikir atau menurut Azuar Juliandi dkk. (2014) kerangka konseptual adalah
penjelasan ilmiah mengenai preposisi antar konsep/ antar konstruk atau pertautan/ hubungan
antar variabel penelitian. Pertautan atau hubungan antar variable ini penting dikemukakan
sebagai landasan untuk merumuskan masalah.

Hal senada disampaikan oleh Sugiyono (2014), kerangka berpikir adalah perpaduan
sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain, selanjutnya digunakan untuk membuat
hipotesis.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kerangak pemikiran adalah model
penelitian yang menghubungkan antar dua variabel didasari oleh teori dan penelitian
sebelumnya. Bentuk hubungan antar dua variabel dapat berbentuk asosiatif/ hubungan maupun
komparatif/perbandingan.

Menurut Sekaran & Bougie (2013), kerangka berpikir yang baik adalah yang berisi hal-
hal berikut:

1. Variabel-variabel yang akan diterliti harus dijelaskan.

20 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n A k u n t a n s i
2. Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/
hubungan antar variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari.

3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel
itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal balik).

4. Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram


(paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir yang
dikemukakan dalam penelitian.

Alur membuat kerangka berpikir akan dijelaskan dengan gambar berikut:


Menentukan variabel yang akan
Variabel independen Variabel dependen
diteliti berdasarkan konsep yang
(X) (Y)
akan digunakan untuk menjawab
masalah.

Konsep Mengumpulkan konsep masing-


Konsep Konsep Konsep Konsep Konsep
masing variabel dari berbagai
referensi (buku) dan penelitian
sebelumnya.

Membuat simpulan definisi/


Simpulan konsep X Simpulan konsep X pengertian variabel penelitian
berdasarkan konsep yang terkumpul.

Mencari teori/konsep yang


Teori/ Konsep yang menyatakan terdapat hubungan/
menguhubungkan X dengan Y pengaruh variabel X terhadap
variabel Y.

Menyusun kerangka berpikir yang


Kerangka Berpikir
menyatakan ada hubungan X dan Y.
Hipotesis
Merumuskan hipotesis

21 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n A k u n t a n s i
HIPOTESIS

Menurut J.A.Khan (2008), Sebuah hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji tentang
hubungan antara variabel yang diteliti. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk logis dari
implikasi umum. Perumusan hipotesis, dengan demikian, sangat fundamental, keberhasilan dan
kegagalan dalam suatu studi penelitian tergantung pada bagaimana cara merumuskan hipotesis
yang dirumuskan oleh peneliti.

Karakteristik hipotesis menurut J.A.Khan (2008), kebenaran hipotesis melibatkan


observasi, imajinatif, berpikir dan diantisipasi serta verifikasi kondisi berikut:

1. Observasi adalah pra-kondisi perumusan hipotesis..

2. Hipotesis harus konseptual dipahami dan harus memberikan jawaban untuk masalah ini.

3. Hipotesis harus dirumuskan dengan cara yang dapat di uji dan diverifikasi secara
langsung.

4. Hipotesis harus ekonomis dan bijaksana.

5. Hipotesis harus berhubungan dengan teori dan fakta, harus menemukan proposisi
tertentu untuk menjadi factual.

6. Hipotesis harus memiliki kesatuan logis dan kelengkapan.

7. Hipotesis harus memiliki bayangan yang jelas dan harus bertindal sebagai cermin.

8. Hipotesis tersebut harus kontroversi, konsisten dan jelas.

Sumber hipotesis diperoleh melalui beberapa cara, seperti berikut ini”

1. Teori, asumsi, anggapan dan dugaan.

2. Observasi dan inspeksi.

3. Analis dan pengawasan

4. Instuisi dan pengalaman pribadi

5. Mencari studi
22 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n A k u n t a n s i
6. Tingkat pemahaman.

7. Budaya, peradaban, adat istiadat.

Hal yang sama didefinisikan oleh Sugiyono (2014), hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap rumusan penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang akan diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dikatakan sebagai jawaban teoritis terhadap
rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Berdasarkan dua definisi hipotesis di atas maka dapat diinterpretasiak bahwa hipotesis
berasal dari landasan teori dan kerangka berpikir. Misalnya, kerangka berpikir menyatakan jika
terjadi “peningkatan penjualan maka laba akan meningkat pula”. Selanjutnya hipotesis yang
disusun “terdapat pengaruh peningkatan penjualan terhadap laba”.

Hipotesis berfungsi untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan


sebelumnya. Hipotesis disebut juga jawaban sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya
secara empiris (berdasarkan di lapangan). Hipotesis dikatakan jawaban sementara karena
jawaban hanya bersumber dari konsep/teori (berdasarkan buku/ referensi).

Penelitian yang memerlukan hipotesis adalah penelitian kuantitatif, karena dalam hal ini
penelitian kuantitatif mengacu kepada konsep/teori yang akan dibuktikan empirisnya (faktanya).
Sementara penelitian kualitatif mengacu pada permasalahan yang terjadi diharapkan dapat
menemukan hipotesis yang selanjutnya akan diteliti dengan penelitian kuantitatif.

Hipotesis itu sendiri dikelompokkan menjadi hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara berdasarkan konsep/teori yang akan dibuktikan
oleh empiris/fakta (sesuai penjelasan sebelumnya). Sedangkan hipotesis statistik adalah jawaban
rumusan masalah berdasarkan sampel (tidak berdasarkan populasi). Sehingga jika penelitian
dilakukan berdasarkan populasi tidak ada hipotesis statistik. Dapat dijelaskan bahwa mungkin
saja sebuah penelitian memiliki hipotesis penelitian tapi tidak memiliki hipotesis statistik.

23 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n A k u n t a n s i
Contoh hipotesis penelitian:

Adakah pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi terhadap kualitas informasi


akuntansi.

Contoh hipotesis statistik:

Ho : ρ = 0 : Tidak terdapat pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi terhadap

kualitas informasi akuntansi.

Ha : ρ ≠ 0 : Terdapat pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi terhadap kualitas

informasi akuntansi.
ρ : nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan

Keadaan populasi tidak


Populasi Populasi diketahui
Penelitian Penelitian

Generalisasi yang reduksi


bersifat hipotestik

Sampel

Data dikumpulkan dari Data dikumpulkan dari


populasi, kesimupan sampel, kesimupan
berlaku untuk populasi. berlaku untuk populasi.

Penelitian yang bekerja Penelitian yang bekerja


dengan Populasi dengan sampel
24 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n A k u n t a n s i
Sumber : (Sugiyono, 2014)

Hipotesis penelitian dikelompokkan menjadi hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis
kerja dinyatakan dalam kalimat positif disusun berdasarkan konsep/teori yang berfungsi sebagai
jawaban sementara. Lawannya adalah hipotesis nol, yang dibuat untuk menggambarkan bahwa
konsep/teori yang digunakan masih diragukan kehandalannya. Hipotesis yang akan diuji adalah
hipotesis nol yang meragukan kehandalan konsep/teori yang digunakan, kenapa hipotesis nol
yang akan di uji, karena peneliti tidak berharap ada perbedaan atau peneliti tidak berharap
teori/konsep tersebut tidak handal.

Bentuk-bentuk hipotesis

Hipotesis penelitian dibangun atas dasar rumusan masalah penelitian. Terdapat tiga
bentuk rumusan masalah penelitian sehingga ada tiga bentuk hipotesis, yaitu hipotesis deskriptif,
hipotesis perbandingan dan hipotesis asosiatif. Contoh berikut dikutip dari buku Sugiyono
(2014).

a. Hipotesis deskriptif

Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap maslah deskriptif, yaitu yang
berkenaan dengan variabel mandiri.

1) Rumusan masalah deskriptif

Berapa daya tahan lampu pijar merk X?


Comment [R1]: Ini merupakan hipotesis nol,
2) Hipotesis deskriptif karena daya tahan lampu yang ada pada sampel
diharapkan tidak berbeda secara signifikan dengan
Daya tahan lampu pijar merk X = 600 jam (Ho) daya tahan lampu yang ada pada populasi
Comment [R2]: Ini merupakan hipotesis
Daya tahan lampu pijar merk X ≠ 600 jam (Ha) alternative, “tidak sama dengan nol” artinya dapat
lebih besar atau lebih kecil dari 600 jsm.

3) Hipotesis statistik Comment [R3]: Hipotesis statistic ini ada jika


penelitian menggunakan sampel artinya
populasinya banyak dan tidak mungkin meneliti
Ho : μ = 600 semua populasi
Comment [R4]: Adalah nilai rata-rata populasi
yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel.
25 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n A k u n t a n s i
Ha : μ ≠ 600

b. Hipotesis Perbandingan(komparatif)

Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif.


Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau
keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.

1) Rumusan masalah komparatif

Bagaimanakah produktivitas kerja karyawan PT X bila dibandingkan dengan PT Y?

2) Hipotesis komparatif

Berdasarkan rumusan masalah komparatif tersebut dapat dikemukakan tiga model


hipotesis nol dan alternative sebagai berikut:

Hipotesis nol:

Ho : Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X

dan PT Y atau terdapat persamaan produktivitas kerja antara karyawan


PT X dan Y.

Ho : Produktivitas karyawan PT X lebih besar atau sama dengan PT Y.

Ho : Produktivitas karyawan PT X lebih kecil atau sama dengan PT Y.

Hipotesis alternatif:

Ha : Produktivitas kerja karyawan PT X lebih besar (atau lebih kecil) dari

karyawan PT Y.

Ha : Produktivitas karyawan PT X lebih kecil atau sama dengan PT Y.

Ha : Produktivitas karyawan PT X lebih besar atau sama dengan PT Y.

3) Hipotesis statistik Comment [R5]: Hipotesis statistic ini ada jika


penelitian menggunakan sampel artinya
populasinya banyak dan tidak mungkin meneliti
Ho1 : μ1 = μ2 semua populasi
Comment [R6]: Adalah nilai rata-rata populasi
Ha1 : μ1 ≠ μ2 yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel.

26 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n A k u n t a n s i
Ho2 : μ1 = μ2

Ha2 : μ1 ≠ μ2
μ1 : rata-rata (populasi) produktivitas karyawan PT X
Ho3 : μ1 = μ2 μ2 : rata-rata (populasi) produktivitas karyawan PT Y

Ha3 : μ1 ≠ μ2

c. Hipotesis Asosiatif

Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

1) Rumusan masalah asosiatif

Adakah hubungan yang signifikan antara tinggi badan pelayan took dengan barang yang
terjual.

2) Hipotesis penelitian

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan
barang yang terjual.

3) Hipotesis statistik Comment [R7]: Hipotesis statistic ini ada jika


penelitian menggunakan sampel artinya
populasinya banyak dan tidak mungkin meneliti
Ho : ρ = 0 ρ : nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan semua populasi
Comment [R8]: 0 berarti tidak ada hubungan
Ha : ρ ≠ 0
Comment [R9]: “tidak sama dengan nol” berarti
lebih besar atau lebih kecil dari nol berarti ada
Hal yang sama menurut J.A.Khan (2008) klasifikasi hipotesis: hubungan.

a) Descriptive hypothesis

b) Relational hypothesis

c) Null hypothesis

d) Statistical hypothesis

e) Working hypothesis

CATATAN :

Sampai pertemuan empat ini kita sudah membahas:

27 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n A k u n t a n s i
A. Bagaimana merumuskan masalah, yaitu dengan cara membandingkan teori dengan fakta.
Masalah adalah harapan tidak sesuai dengan fakta. Harapan yang dimaksud adalah teori,
fakta yang di maksud adalah kejadian sesungguhnya pada teori tersebut.

Contoh 1 : teorinya kalau menjalankan program diet maka badan akan kurus, faktanya tetap
gendut berarti ada masalah dengan diet.

Contoh 2 : teorinya kalau sistem informasi akuntansi baik (berkualitas) maka informasi yang
dihasilkannya pun (baik berkualitas) faktanya beberapa perusahaan informasi akuntansi Comment [R10]: TEORI INI HARUS
BERDASARKAN BUKU
yang dihasilkannya tidak berkualitas (tidak berkualitasnya dilihat dari tidak tepat waktu, Comment [R11]: FAKTA INI HARUS
BERDASARKAN DATA YANG ADA ATAU MENURUT
butuh hari ini informasi baru datang besoknya). PAKAR YANG AHLI DIBIDANGNYA,
MISALNYA : PAKAT BIDANG PERTANIAN
B. Bagaimana cara menjawab masalah tersebut yaitu dengan hipotesis, sedangkan hipotesis MENYATAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN X TIDAK
BERKUALITAS, DATA TERSEBUT TIDAK VALID.
JADI KALAU MAU MENGAMBIL FAKTA MENURUT
sendiri dari kerangka berpikir, kerangka berpikir dari teori/konsep dan penelitian PENDAPAT PAKAR HARUS SESUAI BIDANGNYA,
EKONOM MEMBAHAS PRIHAL EKONOMI
sebelumnya. “MENURUT PAKAR X AHLI EKONOMI MENYATAKAN
PENDAPATAN PENDUDUK SUATU NEGARA
MENURUN”
PENDAPAT TERSEBUT ADALAH FAKTA

Kuis 3
Carilah fenomena bidang akuntansi yang layak untuk diangkat sebagai topik penelitian,
diusahakan masih satu topik dengan Kuis 2.

Forum 3
Diskusikan apa itu kerangka berpikir, dengan bahasa sendiri.

28 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n A k u n t a n s i

Anda mungkin juga menyukai