Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“Peran dan Funngsi Advokasi Perawat pada Pasien Penyakit Jantung Koroner”

OLEH : KELOMPOK 1

Adelina Rizki Wardani (183310796)


Adilla Permata Syafni (183310798)
Angga Rahmadana (183310798)
Herlin Yofita Sari (183310808)
Laila Utami (183310811)
Meliza Ella Qadrina (183310814)
Puja Junia Faselfa (183310818)
Siti Nabila Rustam (183310825)

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Yosi Suryarinilsih, M.Kep.,Sp.Kep.MB

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia- Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah psikososial & budaya
dalam keperawatan ini tepat pada waktunya yang berjudul “Peran dan Funngsi Advokasi
Perawat pada Pasien Penyakit Jantung Koroner”

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kesempurnaan
hanyalah milik Allah semata. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat kami harapkan. Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai semua usaha kita. Aamiin.

Padang, 19 november 2019

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. i

Daftar isi ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................


1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS ......................................................................................
2.1 Penyakit Jantung Koroner ....................................................................................... 6
2.2 Peran Advokasi Perawat pada Pasien Penyakit Jantung Koroner .......................... 7
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 9
B. Saran ....................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kardiovaskuler merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot dan bekerja menyerupai otot
polos, yaitu bekerja di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin,
2006). Pembuluh darah koroner merupakan penyakit aliran darah (darah membawa oksigen dan
makanan yang dibutuhkan miokard agar dapat berfungsi dengan baik). Penyakit jantung koroner
adalah salah satu akibat utama arteriosklerosis Pada keadaan ini pembuluh darah nadi menyempit
karena terjadi endapan-endapan lemak (atheroma dan plaques) di dindingnya. Juga dapat
merupakan proses degeneratif, di samping banyak faktor lain. Penyakit jantung koroner
diantaranya angina stabil, angina tidak stabil, infark miokard akut. Infark Miokard Akut (IMA)
merupakan bentuk yang paling berbahaya (Soeharto, 2004).

Menurut (Stillwell, 2011) kematian jaringan miokard disebabkan oleh penurunan suplai darah
ke miokardium, infark miokardium dapat terjadi tanpa diketahui (infarct miocardium silent) atau
menyebabkan kematian. Infark miokardium dapat disebabkan oleh ateroskerosis, spasme arteri
coroner atau sering karena thrombosis koroner.

American Heart Association (AHA) melaporkan bahwa angka kejadian infark miokard akut di
dunia pada tahun 2007 sebanyak 5000 penduduk Amerika menderita infark miokard akut.
Diperkirakan lebih dari 12 juta kasus baru penyakit jantung koroner setiap tahunnya di seluruh
dunia. Walaupun angka yang pasti belum ada untuk seluruh Indonesia, tetapi dengan bertambah
majunya fasilitas kesehatan dan pengobatan dapat diperkirakan jumlah penderita infark miokard
akan bertambah setiap tahunnya (Ardiansyah, 2012).

Laporan studi mortalitas tahun 2009 yang dilakukan oleh Badan Kesehatan Nasional
menunjukkan bahwa penyebab kematian utama di Indonesia adalah penyakit sistem sirkulasi
(jantung atau pembuluh darah) sekitar 6.000.000 (26,39%) dari total keseluruhan 22.800.000
(100%). Jumlah kasus terbanyak yaitu penyakit jantung iskemik (59,72%), infark miokard akut
(13,49%) diikuti oleh gagal jantung (13,42%) dan penyakit jantung lainnya (13,37%) (Depkes,
2009).

4
Peran perawat dalam penanganan klien, yaitu sebagai pemberi perawatan, perawat membantu
klien mendapatkan kembali kesehatannya melelui proses penyembuhan yang lebih dari sekedar
sembuh dari penyakit tertentu. Namun, berfokus pada kebutuhan kesehatan klien secara holistik,
meliputi upaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Disinilah peran perawat
sebagai rehabilitator untuk mengembalikan keadaan klien atau seoptimal mungkin untuk
mendekati keadaan seperti sebelum klien sakit dengan berbagai asuhan keperawatan seperti latihan
ROM dan latihan lain yang dapat membantu klien. Perawat juga memiliki peran sebagai pendidik,
sebagai pendidik di suatu instansi pendidikan atau memberikan pendidikan kesehatan kepada klien
dan masyarakat. Perawat juga berperan sebagai advokat atau pelindung klien, yaitu membantu
untuk mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari efek yang tidak diinginkan yang
berasal dari pengobatan atau tindakan diagnostik tertentu (Potter & Perry, 2005).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Peran Perawat Advokasi pada Pasien dengan Penyakit Jantung?
1.3 Tujuan Masalah
Untuk Mengetahui Peran Perawat Advokasi pada Pasienn dengan Jantung Koroner

5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Penyakit Jantung Koroner
2.1.1 Pengertian Penyakit Jantung Koroner
Penyakit Jatung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan
atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Jantung diberi
oksigen dalam darah melalui arteri-arteri koroner utama yang bercabang menjadi sebuah
jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien (Iman, 2001:13).
2.1.2 Klasifikasi Penyakit Jantung Koroner
Menurut Huon Gray (2002:113) penyakit jantung koroner diklasifikasikan menjadi 3, yaitu
Silent Ischaemia (Asimtotik), Angina Pectoris, dan Infark Miocard Akut (Serangan Jantung).
Berikut adalah penjelasan masing-masing klasifikasi PJK:
a. Silent Ischaemia (Asimtotik)
Banyak dari penderita silent ischaemia yang mengalami PJK tetapi tidak merasakan ada
sesuatu yang tidak enak atau tanda-tanda suatu penyakit (Iman, 2004:22).
b. Angina Pectoris
Angina pectoris terdiri dari dua tipe, yaitu Angina Pectoris Stabil yang ditandai dengan keluhan
nyeri dada yang khas, yaitu rasa tertekan atau berat di dada yang menjalar ke lengan kiri dan
Angina Pectoris tidak Stabil yaitu serangan rasa sakit dapat timbul, baik pada saat istirahat,
waktu tidur, maupun aktivitas ringan. Lama sakit dada jauh lebih lama dari sakit biasa.
Frekuensi serangan juga lebih sering.
c. Infark Miocard Akut (Serangan Jantung)
Infark miocard akut yaitu jaringan otot jantung yang mati karena kekurangan oksigen dalam
darah dalam beberapa waktu. Keluhan yang dirasakan nyeri dada, seperti tertekan, tampak
pucat berkeringat dan dingin, mual, muntah, sesak, pusing, serta pingsan (Notoatmodjo,
2007:304).

6
2.1.3 Penyebab Penyakit Jantung Koroner
Penyebab PJK terdiri dari beberapa faktor dan dinamakan faktor risiko. Faktor risiko
merupakan faktor-faktor yang keberadaannya berkedudukan sebelum terjadinya penyakit.
Secara garis besar faktor risiko PJK dapat dibagi dua, yaitu faktor risiko yang dapat diubah /
modifiable (kolesterol, hipertensi, merokok, obesitas, diabetes melitus, kurang aktifitas
fisik,stres) dan faktor risiko yang tidak dapat diubah / non modifiable (riwayat keluarga, jenis
kelamin, usia) (Bustan, 2000:74
Berdasarkan penelitian terdahulu tentang diagnosa penyakit jantung coroner, seperti jenis
kelamin, usia, denyut nadi, tekanan darah sistolik, kolesterol, gula darah sewaktu, trigliserida,
elektrokardiogram. Serta dengan tambahan gejala terjadinya penyakit jantung coroner seperti
nyeri dada, sesak nafas dan batuk.

2.2 Peran Advokasi Perawat pada Penyakit Jantung Koroner


Peran perawat sebagai advokat pasien menuntut perawat untuk dapat mengidentifikasi dan
mengetahui nilai-nilai dan kepercayaan yang dimilikinya tentang peran advokat, peran dan
hak-hak pasien, perilaku profesional, dan hubungan pasien-keluarga-dokter. Di samping itu,
pengalaman dan pendidikan yang cukup sangat diperlukan untuk memiliki kompetensi klinik
yang diperlukan sebagai syarat untuk menjadi advokat pasien.
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarganya dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya
dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Juga
dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya dan hak atas privasi.
Peran perawat sebagai pembela klien dalamm penanganan pasien dengan jantung coroner
perawat harus bias menjamin hak-hak pasien. Pada saat melindungi klien dari kemungkinan
yang tidak diinginkann dari suatu tindakann didapatkan kategori mengingatkan tim medis.
kategori mengingatkan tim medis. Seperti, perawat bias mengingatkan tim medis lain apabila
ada kesalahan dalam pemberian tindakan ke pasien. Sebagai advokat, perawat juga harus
bertanggung jawab untuk melindungi hak pasien dan melindungi dari adanya penyimpangan.
(Afidah, 2013)

7
Peran perawat sebagai pembela klien dalam penanganan pasien dengan pennyakit jantung
coroner perawat mmendapatkan perlindungan etis yang didapatkan dari perlindungan hak
perawat dan memberikan hak pasien. Pada prinsip legal etis didapatkan kategori memberikan
inform consent, menyatakan hak-hak pasien, dan waktu yang tepat menjadi pembela pasien.
Pada memberikan inform consent, perawat melakukann pemberian inform consent pada pasien
dann keluarga dann dilindungi oleh hukum dalam setiap melakukan tindakan keperawatan,
pasal 27 (1) Tenaga Kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan hukum dalam
melaksannakan tugas sesuai dengan profeisnya. (2) Tenaga kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya berkewajiban mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilanyang dimiliki. (3) Ketentuan mengenai hak dan kewajiban tenaga kesehatan
sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) diatur dalam peraturan pemerintah.
Pada saat menjadi pembela klien perawat harus paham tentang hak-hak apa saja yang wajib
didapatkan pasien. Perawat melakukan pembelaan terhdapat hak-hak pasien. Perawat
melindungi hak klien sebagai manusia dan hukum, serta membantu klien dalam menyatakan
hak0haknya sewaktu-waktu bila dibutuhkan. (Widyawati, 2012)

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peran perawat dalam penanganan klien, yaitu sebagai pemberi perawatan, perawat
membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melelui proses penyembuhan yang lebih
dari sekedar sembuh dari penyakit tertentu. Namun, berfokus pada kebutuhan kesehatan klien
secara holistik, meliputi upaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial.
Peran perawat sebagai advokat pasien menuntut perawat untuk dapat mengidentifikasi dan
mengetahui nilai-nilai dan kepercayaan yang dimilikinya tentang peran advokat, peran dan
hak-hak pasien, perilaku profesional, dan hubungan pasien-keluarga-dokter. Di samping itu,
pengalaman dan pendidikan yang cukup sangat diperlukan untuk memiliki kompetensi klinik
yang diperlukan sebagai syarat untuk menjadi advokat pasien.
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarganya dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya
dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Juga
dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya dan hak atas privasi.
3.2 Saran
Diharapkan semoga dengan makalah ini, dapat menyadarkan kita sebagai perawat
mengenai peran advokasi nya dalam mmelindungi hak-hak pasien di rumah sakit.

9
DAFTAR PUSTAKA
1 Supriyanto,.Agustin,W.R., & Rizqiea,N.S.(2016). Peran perawat dalam penangganan
pasien dengan cardiac arrest diruang icu RSUD Kota Surakarta. Surakarta.
Stikeskusumahusada.44(2016-2017).
2 AP,nurlaily.(2012). Penyakit jantung koroner.
http://eprints.ums.ac.id/22051/2/BAB_I.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai