Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.

2, Juli 2011

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN
LINGKAR PINGGANG MAHASISWA

Susiana Candrawati
Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu – Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRACT
At the moment, chronic disease have become the highest cause for morbidity and mortality in
the world. One of the risk factors for chronic disease to develop is low physical activity.
Obesity, which is determined by body mass index (BMI) and excessive waist circumference
may be risk to cardiovasculear disease, one of chronic disease. The aim of this study was to
know the association between physical activity level with BMI and waist circumference in third
year medical students at University of Indonesia. The research subjects were between 19–25
years of age and filled out a physical activity questionnarre (RISKESDAS 2007) to define the
level of their physical activity. From 36 subjects, 12 in the low physical activity level group, 12
in the moderate physical activity level group, and 12 in the high physical activity level group
were randomly selected for measurement of BMI and waist circumference. Physical activity
levels were not associated with BMI (p=0,889). Physical activity levels were not associated
with waist circumference (p=1,000).

Keyword : physical activity, body mass index, waist circumference

PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi modern saat kardiovaskuler, penyakit serebrovaskuler
ini berdampak positif dan negatif terhadap dan Diabetes Mellitus tipe 2 (Al - Maskari,
kehidupan. Dilihat dari dampak positif 2011). Saat ini penyakit kronik tersebut
banyak kegiatan menjadi lebih mudah dan merupakan penyebab terbesar morbiditas
singkat, sedangkan dilihat dari dampak dan mortalitas di seluruh dunia. Data
negatif orang menjadi malas bergerak. World Health Organization (WHO) tahun
Sebagai contoh adalah penggunaan lift 2005 menyebutkan bahwa 61% kematian
menyebabkan orang malas naik tangga, disebabkan oleh karena penyakit kronik.
penggunaan remote televisi Diperkirakan pada tahun 2030 jumlahnya
memungkinkan orang mengganti saluran dapat meningkat sampai 70% karena gaya
televisi tanpa berpindah dari tempat duduk, hidup yang tidak sehat (Al - Maskari,
dan masih banyak lagi contoh lain yang 2011).
menggambarkan kemajuan teknologi Berbagai penelitian membuktikan
kurang memberikan kesempatan bahwa penyakit kronik berkaitan erat
melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik dengan obesitas. American Heart
yang kurang merupakan salah satu faktor Association menyatakan bahwa gaya
risiko penyakit kronik terutama penyakit hidup tidak aktif merupakan faktor risiko

112
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.2, Juli 2011

utama penyakit jantung koroner. Indonesia (2008) dalam RISKESDAS 2007


Sementara gaya hidup tidak aktif atau mendapatkan hasil bahwa usia remaja
tingkat aktivitas yang rendah merupakan beranjak dewasa memiliki variasi yang
salah satu faktor utama terjadinya besar pada tingkat aktivitas fisik. Periode
obesitas, selain faktor asupan kalori yang usia ini berada pada rentang 19 – 25
berlebihan (Levine & Miller, 2007). Singh tahun, sesuai dengan usia mahasiswa
(1999) juga mengemukakan bahwa tingkat III Program Pendidikan Dokter
prosentase lemak viseral dan indeks Umum (PPDU) Fakultas kedokteran
massa tubuh (IMT) merupakan indikator Universitas Indonesia sehingga pada
faktor risiko penyakit jantung koroner. penelitian ini ingin diketahui hubungan
Prosentase lemak viseral dapat diprediksi antara tingkat aktivitas fisik dengan lingkar
dari lingkar pinggang. Karena itu sebagai pinggang dan IMT mahasiswa tingkat III
upaya prevensi dan promosi terhadap PPDU FK UI.
masalah kesehatan, terutama terhadap
penyakit jantung koroner, pemantauan METODE PENELITIAN
ukuran lingkar pinggang dan IMT perlu Penelitian ini merupakan penelitian
dilakukan secara berkala. observasional dengan menggunakan
US Health and Human Services metode potong lintang untuk melihat
merekomendasikan latihan fisik dengan hubungan tingkat aktivitas fisik dengan
intensitas sedang 150 menit dalam lingkar pinggang dan IMT. Variabel bebas
seminggu, dengan rata – rata 30 menit terdiri dari tingkat aktivitas fisik. Variabel
sehari selama lima hari per minggu. tergantung terdiri dari : lingkar pinggang
Rekomendasi tersebut dikeluarkan dan IMT. Data tingkat aktivitas fisik diambil
sebagai upaya prevensi dan promosi menggunakan kuesioner tingkat aktivitas
kesehatan (US Department of Health & fisik RISKESDAS 2007. Tingkat aktivitas
Human Services, 2008). Rekomendasi fisik dikelompokkan menjadi: tingkat
yang sama juga dikeluarkan oleh American aktivitas fisik rendah, sedang dan tinggi.
Heart Association dengan tujuan Data lingkar pinggang diambil dengan
mengurangi risiko terhadap penyakit pengukuran menggunakan pita pengukur
jantung koroner (AHA Scientifis Position, pada pertengahan antara tulang rusuk
2009). Data Riset Kesehatan Dasar paling bawah dan krista iliaka. Lingkar
(RISKESDAS) 2007 memperlihatkan pinggang dikelompokkan menjadi: berisiko
bahwa 48,2% penduduk Indonesia usia dan tidak berisiko. Data IMT diambil
lebih dari 10 tahun kurang melakukan dengan pengukuran tinggi badan (TB) dan
aktivitas fisik. Aktivitas fisik dikategorikan berat badan (BB) kemudian dihitung
“cukup” apabila kegiatan dilakukan terus menggunakan rumus BB(kg) / TB2(m2).
menerus minimal 10 menit dalam satu IMT dikelompokkan menjadi: underweight,
kegiatan tanpa henti dan secara kumulatif normal, overweight, obesitas I dan
150 menit dalam satu minggu (Depkes RI, obesitas II.
2008). Populasi target dan terjangkau penelitian
Sepanjang hidupnya, manusia memiliki adalah mahasiswa tingkat III PPDU FKUI.
tingkat aktivitas fisik yang berbeda–beda. Besar sampel untuk tiap kelompok sebesar
Departemen kesehatan Republik 10 orang, ditambah 20% maka menjadi 12

113
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.2, Juli 2011

orang tiap kelompok tingkat aktivitas fisik Populasi mahasiswa tingkat III PPDU
sehingga keseluruhan menjadi 36 orang. FKUI adalah 172 mahasiswa, sedangkan
Sampel diambil dengan metode stratified jumlah sampel yang diperlukan dan sudah
random sampling. Data diolah ikut dalam penelitian adalah 36 orang yang
menggunakan perangkat Statistical terdiri dari 12 orang kelompok tingkat
Package for the Social Sciences (SPSS) aktivitas fisik rendah, 12 orang kelompok
versi 11,5 dan disajikan dalam bentuk tingkat aktivitas fisik sedang dan 12 orang
tekstular, tabuler dan grafikal. Analisis kelompok tingkat aktivitas fisik tinggi.
bivariat untuk mengetahui hubungan Subyek terdiri dari 15 laki – laki (41,7%)
tingkat aktivitas fisik dengan IMT dan 21 perempuan (58,3%). Analisis
menggunakan uji parametrik Chi-square statistik menggunakan uji Kolmogorov-
dengan alternatif uji Fisher bila syarat uji Smirnov menunjukkan distribusi normal
parametrik tidak terpenuhi. Demikian pula untuk variabel IMT (p=0,101) dan lingkar
dengan analisis bivariat untuk mengetahui pinggang (p=0,137). Berdasarkan Tabel 1,
hubungan tingkat aktivitas fisik dengan subyek penelitian mempunyai median
lingkar pinggang menggunakan uji umur 20 tahun dengan rentang umur 19 –
parametrik Chi-square dengan alternatif uji 21 tahun. Indeks Massa Tubuh (IMT) rata–
Fisher bila syarat uji parametrik tidak rata subyek penelitian adalah 21,3 ± 2,1
terpenuhi. kg/m2. Lingkar pinggang rata–rata seluruh
subyek adalah 71,75 ± 7,9 cm, dengan
HASIL DAN BAHASAN rata–rata untuk laki–laki 76,53±6,52cm
Karakteristik Subyek Penelitian dan perempuan 68,3 ± 7,15 cm.

Tabel 1. Distribusi Subyek menurut Usia, IMT dan Lingkar Pinggang


Variabel Mean ± SD Median Minimal - Maksimal
Usia 19,75 ± 0,73 20 19 – 21
IMT 21,3 ± 2,1 21,01 17,11 – 25,78
Lingkar pinggang 71,75 ± 7,9 69,5 58 – 94
- Laki –laki 76,53 ± 6,52 76 63 – 85
- Perempuan 68,3 ± 7,15 67 58 - 94

Berdasarkan klasifikasi IMT Asia dan pola makan sehari – hari. Penelitian
Pasifik (WHO), 75% subyek penelitian serupa di wilayah yang sama, namun pada
termasuk ke dalam IMT normal dan tidak populasi yang berbeda (rentang usia 25 –
ada subyek yang termasuk ke dalam 45 tahun) mendapatkan hanya 43%
obesitas 2. Walaupun sebagian besar subyek yang memiliki IMT normal,
subyek memiliki IMT normal, tetapi akan sedangkan 18% overweight dan 34%
sangat mungkin IMT meningkat seiring memiliki IMT obesitas (Tomarere, 2011).
pertambahan usia. Hal ini merupakan hal Dari data ini, dapat dilihat adanya
yang harus menjadi perhatian, mengingat kecenderungan penurunan jumlah IMT
mahasiswa sangat beresiko memiliki IMT normal dan peningkatan jumlah IMT
yang tinggi terkait dengan aktivitas fisik

114
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.2, Juli 2011

overweight serta IMT obesitas seiring wilayah yang sama, namun pada populasi
adanya pertambahan usia. yang berbeda (usia 25–45 tahun)
Berdasarkan klasifikasi lingkar mendapatkan kecenderungan penurunan
pinggang dari WHO, sebagian besar prosentase lingkar pinggang tidak beresiko
subyek (97%) tidak berisiko menderita seiring dengan pertambahan usia, yaitu
penyakit jantung (kardiovaskuler). WHO menjadi 68% (Tomarere, 2011).
menggunakan klasifikasi lingkar pinggang
sebagai penentu faktor resiko Hubungan Jenis Kelamin dengan
kardiovaskuler karena lingkar pinggang Tingkat Aktivitas Fisik
lebih menggambarkan penumpukan lemak Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat
viseral (obesitas abdominal) dibandingkan bahwa dari 15 subyek yang berjenis
dengan pengukuran IMT. Disebutkan kelamin laki–laki, sebagian besar (53,3%)
bahwa seorang laki – laki dengan lingkar mempunyai tingkat aktivitas fisik yang
pinggang ≥ 90 cm memiliki resiko tinggi. Sedangkan dari 21 subyek yang
kardiovaskuler yang tinggi, sedangkan berjenis kelamin perempuan, sebagian
perempuan dengan lingkar pinggang ≥ 80 besar (42,9%) mempunyai tingkat aktivitas
cm memiliki resiko kardiovaskuler yang fisik yang rendah. Data ini terlihat
tinggi (ACSM, 2006). Berdasarkan kecenderungan bahwa jenis kelamin laki–
klasifikasi lingkar pinggang tersebut, laki mempunyai tingkat aktivitas fisik yang
sebagian besar subyek pada penelitian ini lebih tinggi daripada jenis kelamin
tidak beresiko menderita penyakit perempuan, walaupun tidak terdapat
kardiovaskuler (97%). Hal ini kemungkinan perbedaan yang bermakna secara statistik
karena usia subyek yang masih berada (p=0,091). Hal ini sesuai dengan hasil
pada rentang 19 – 25 tahun sehingga temuan RISKESDAS 2007 yang
belum banyak terpapar dengan berbagai menyatakan bahwa laki-laki cenderung
resiko yang dapat menimbulkan penyakit lebih aktif dibandingkan perempuan
kardiovaskuler. Penelitian serupa di (Depkes RI, 2008).

Tabel 2. Distribusi Subyek menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Aktivitas Fisik
Tingkat Aktivitas Fisik
Jenis Kelamin Rendah Sedang Tinggi Total
Laki – laki 3 (20%) 4 (26,7%) 8 (53,3%) 15 (100%)
Perempuan 9 (42,9%) 8 (38,1%) 4 (19%) 21 (100%)
Jumlah 12 (33,3%) 12 (33,3%) 12 (33,3%) 36 (100%)
Pearson Chi-Square ( p = 0,091)

Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik ketiga tingkat aktivitas fisik. Tidak terdapat
dengan IMT perbedaan IMT bermakna berdasarkan
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat tingkat aktivitas fisik (p=0,889). Hal ini
bahwa sebagian besar subyek penelitian berbeda dengan penelitian Tomarere yang
(75%) mempunyai IMT normal dengan menyatakan bahwa terdapat hubungan
penyebaran yang hampir merata pada bermakna antara tingkat aktivitas fisik

115
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.2, Juli 2011

dengan IMT, dimana subyek obesitas lebih rendah, demikian juga sebaliknya
banyak berada pada tingkat aktivitas (Tomarere, 2011).

Tabel 3. Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik dengan IMT


Tingkat Aktivitas Indeks Massa Tubuh Total
Fisik Underweight Normal Overweight Obesitas
Rendah 1 (8,3%) 8 (66,7%) 1 (8,3%) 2 (16,7%) 12 (100%)
Sedang 0 (0%) 9 (75,0%) 2 (16,7%) 1 (8,3%) 12 (100%)
Tinggi 1 (8,3%) 10 (83,3%) 1 (8,3%) 0 (0%) 12 (100%)
Jumlah 2 (5,6%) 27 (75,0%) 4 (11,1%) 3 (8,3%) 36 (100%)
Fisher’s Exact Test ( p = 0,889 )

Perbedaan hasil kemungkinan mempertahankan atau menurunkan berat


besar disebabkan oleh perbedaan rentang badan secara bermakna.
usia subyek penelitian. Penelitian ini Aktivitas fisik berperan dalam
mempunyai subyek dengan rentang usia keseimbangan energi pada penderita
lebih muda daripada penelitian Tomarere obesitas. Komite pedoman aktivitas fisik
sehingga sebagian besar subyek (75%) US Department of Health and Human
mempunyai IMT yang normal. Penelitian Services (2008) mengatakan bahwa berat
lain pada subyek yang lebih muda (11 – 19 badan berlebih dan obesitas berhubungan
tahun), juga mendapatkan hasil tidak ada dengan peningkatan risiko morbiditas
perbedaan bermakna tingkat aktivitas fisik penyakit hipertensi, dislipidemia, tipe 2
antara subyek IMT normal dengan IMT diabetes, penyakit jantung koroner, stroke,
berlebih (overweight dan obesitas), karena penyakit kantung empedu, osteoarthritis
sebagian besar subyek (80%) juga berada dan keganasan. Obesitas juga berkaitan
pada IMT normal (Kaluski, 2009). dengan angka mortalitas yang tinggi. Hu G
Banyak hasil penelitian (2004) dan AHA (2009) juga menyatakan
menunjukkan adanya hubungan yang bahwa penurunan IMT berkaitan dengan
berbanding terbalik antara aktivitas fisik penurunan risiko penyakit kardiovaskuler
dan berat badan atau IMT. Penelitian dan diabetes mellitus.
Kavouras (2008) melaporkan bahwa
individu yang melakukan aktivitas secara Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik
teratur, paling sedikit 30 menit per hari dengan Lingkar Pinggang
dalam lima hari per minggu memiliki IMT Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat
yang lebih rendah, yaitu 25,9 kg/m2, bahwa sebagian besar subyek penelitian
dibandingkan dengan IMT pada individu (97,2%) termasuk ke dalam golongan tidak
yang kurang aktif, yaitu 26,7 kg/m2. berisiko penyakit kardiovaskuler
Berdasarkan temuan ini, tampak bahwa berdasarkan lingkar pinggang, dengan
aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur penyebaran yang merata pada ketiga
dengan waktu 30–60 menit per hari, paling tingkat aktivitas fisik. Tidak terdapat
sedikit dilakukan 5 hari per minggu (150– perbedaan klasifikasi lingkar pinggang
300 menit/minggu) cukup untuk

116
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.2, Juli 2011

bermakna berdasarkan tingkat aktivitas fisik (p=1,000).

Tabel 4. Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik dengan Lingkar Pinggang


Tingkat Aktivitas Lingkar Pinggang Total
Fisik Berisiko Tidak berisiko
Rendah 0 (0%) 12 (100%) 12 (100%)
Sedang 1 (8,3%) 11 (91,7%) 12 (100%)
Tinggi 0 (0%) 12 (100%) 12 (100%)
Jumlah 1 (2,8%) 35 (97,2%) 36 (100%)
Fisher’s Exact Test ( p = 1,000 )

Hal ini berbeda dengan penelitian pinggang berhubungan dengan


Tomarere yang menyatakan bahwa peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
terdapat hubungan bermakna antara seperti penyakit tekanan darah tinggi,
tingkat aktivitas fisik dengan lingkar diabetes mellitus dan juga penyakit jantung
pinggang, dimana subyek dengan lingkar koroner. Penelitian oleh IDEA (2007)
pinggang beresiko lebih banyak berada menyatakan bahwa lingkar pinggang
pada tingkat aktivitas rendah (Tomarere, merupakan faktor risiko yang lebih tinggi
2011). Disebutkan pula bahwa tingkat dibandingkan dengan IMT terhadap
aktivitas sedang dan tinggi berpotensi penyakit kardiovaskuler dan diabetes
menurunkan resiko kardiovaskuler mellitus.
berdasarkan lingkar pinggang, namun
tidak demikian dengan tingkat aktivitas fisik SIMPULAN DAN SARAN
yang rendah (Tomarere, 2011). Perbedaan Jenis kelamin laki–laki mempunyai
hasil tersebut kemungkinan besar tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi
disebabkan oleh perbedaan rentang usia daripada jenis kelamin perempuan,
subyek penelitian. Penelitian ini walaupun tidak terdapat perbedaan yang
mempunyai subyek dengan rentang usia bermakna secara statistik. Tidak terdapat
lebih muda daripada penelitian Tomarere perbedaan IMT bermakna berdasarkan
sehingga sebagian besar subyek tingkat aktivitas fisik. Tidak terdapat
mempunyai lingkar pinggang tidak perbedaan klasifikasi lingkar pinggang
beresiko. bermakna berdasarkan tingkat aktivitas
Aktivitas fisik mampu menurunkan fisik. Meskipun penelitian ini belum
ukuran lingkar pinggang karena berkaitan mampu membuktikan hubungan tingkat
erat dengan penurunan persentase lemak aktivitas fisik dengan IMT dan lingkar
tubuh terutama lemak viseral. Aktivitas fisik pinggang pada periode usia remaja
selain berperan dalam keseimbangan beranjak dewasa, tetapi penelitian pada
energi, juga dapat menurunkan kadar usia yang lebih tua membuktikan bahwa
kolesterol total dan trigliserida dalam tingkat aktivitas fisik berkaitan erat dengan
darah. Peneliti terdahulu, Hu G (2004) peningkatan IMT dan lingkar pinggang
menyatakan bahwa persentase lemak yang merupakan indikator penyakit
tubuh yang berlebih, terutama di bagian kardiovaskuler. Oleh karena itu perlu

117
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.2, Juli 2011

adanya sosialisasi tentang pentingnya lifestyle in relation to obesity among


aktivitas fisik sebagai upaya prevensi dan schoolchildren in Israel. Diterbitkan
promosi terhadap penyakit kardiovaskuler. pada Juni 2009. Diunduh dari
(Oktober 2011):
DAFTAR PUSTAKA http://proquest.umi.com/pqdweb?ind
ACSM (American College of Sport ex=32&did=1719862471&SrchMode
Medicine). ACSM’s guidelines for =1&sid=4&Fmt=3&VInst=PROD&VT
exercise testing and pescription. ype=PQD&RQT=309&VName=PQD
Seventh Edition. Philadelphia : &TS=1310619409&clientId=97884
Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 Levine JA, Miller JM. The energy
AHA Scientific Position. Risk factors and expenditure of using a “walk and
coronary heart disease. Diunduh dari work” desk for office workers with
(24 November 2009) : obesity. British Journal of Sports
www.americanheart.org/presenter.jht Medicine ; 41 : 558 – 561. 2007
ml/identifier=4726 Singh RB et al. Body fat percent by
Al – Maskari, F. Lifestyle disease : an bioelectrical impedance analysis and
economic burden on the health risk of coronary artery disease
services. Diunduh dari (2 januari among urban men with low rates of
2011)http://www.un.org/wcm/content obesity : The Indian Paradox.
/site/chronicle/home/archive/issues2 Journal of the American College of
010/achieving_global_health/econo Nutrition. 1999. Vol 18 No 3 : 268 –
micburdenonhealthservices?ctnscroll 273
_articleContainerList=1_0&ctnlistpag Tomarere, EL. Hubungan tingkat aktivitas
ination_articleContainerList=true fisik dengan lingkar pinggang dan
Dahlan MS. Besar sampel dan cara indeks massa tubuh karyawan pusat
pengambilan sampel. Edisi 2. administrasi FKUI usia 25 – 45
Jakarta : Salemba Medika ; 2009 tahun. Jakarta : PS IKO ; 2011
Departemen Kesehatan Republik US Department of Heath & Human
Indonesia. Laporan Nasional Riset Services. Physical activity guideline
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) for Americans. 2008 Oct 16.
2007. Jakarta : Badan Penelitian dan Diunduh dari (19 Maret 2009) :
Pengembangan Kesehatan ; 2008 http://www.health.gov/paguidelines/c
Kaluski, DN dkk. Prevalence and hapter4.aspx
determinants of physical activity and

118

Anda mungkin juga menyukai