MANAJEMEN NYERI
Dosen Pengajar : Efri Dulie S.Kep.,Ners
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
Puji syukur khadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-Nya
sehingg kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Di makalah ini
memaparkan beberapa hal terkait “Manajemen Nyeri”. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak telah memberikan
motivasi baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini ke depannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit ...............................................................................................4
2.1.1 Definisi ...................................................................................................4
2.1.2 Etiologi ...................................................................................................4
2.1.3 Klasifikasi ..............................................................................................5
2.1.4 Patofisiologi ...........................................................................................6
2.1.5 Manifestasi Klinis ..................................................................................6
2.1.6 Komplikasi ............................................................................................6
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang .........................................................................6
2.1.7 Penatalaksanaan Medis ..........................................................................7
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan ...................................................................7
2.2.1 Pengkajian keperawatan..........................................................................7
2.2.2 Diagnosa Keperawatan .........................................................................10
2.2.3 Intervensi Keperawatan.........................................................................10
2.2.4 Implementasi Keperawatan ..................................................................16
2.2.5 Evaluasi Keperawatan ..........................................................................17
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian …………………………………………………………………...18
3.2 Diagnosa …………………………………………………………………..…22
3.3 Intervensi ……………………………………………………………………25
3.4 Implementasi ………………………………………………………………...30
3.5 Evaluasi ……………………………………………………………………...30
ii
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................33
4.2 Saran ................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau
intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri
sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbeda
bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk
dipastikan. Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri
yang lebih obyektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS)
merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang
tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking
dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak tertahankan”.
Perawat menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih
intensitas nyeri trbaru yang ia rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh
nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak
menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk
mendeskripsikan nyeri. Skala penilaian numerik (Numerical rating scales, NRS)
lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien
menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan
saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila
digunakan skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan 10 cm
(AHCPR, 1992).
Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi. VAS
adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan
pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan
penuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat merupakan
pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat
mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata
atau satu angka (Potter, 2005).
Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan
tidak mengkomsumsi banyak waktu saat klien melengkapinya. Apabila klien
dapat membaca dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat.
Skala deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat
keparahan nyeri, tapi juga, mengevaluasi perubahan kondisi klien. Perawat dapat
menggunakan setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilai
apakah nyeri mengalami penurunan atau peningkatan (Potter, 2005).
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui Definisi Manajemen nyeri
2) Untuk mengetahui Etiologi Manajemen nyeri
3) Untuk mengetahui Klasifikasi Manajemen nyeri
4) Untuk mengetahui Patofisiologi Manajemen nyeri
5) Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Manajemen nyeri
6) Untuk mengetahui Komplikasi Manajemen nyeri
7) Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang Manajemen nyeri
8) Untuk mengetahui Penatalaksanaan Medis Manajemen nyeri
BAB 2
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang
nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf
bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara
potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis
reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak
bermielin dari syaraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa
bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan
pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul
juga memiliki sensasi yang berbeda.
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal
dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan.
DAFTAR PUSTAKA