BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas kasus yang dikaji serta membandingkan
dengan teori yang didapat, untuk mengetahui sejauh mana faktor pendukung,
faktor penghambat dan solusinya dalam menyelesaikan asuhan keperawatan pada
klien Ny.R dengan Vulnus Laceratum Antebrachii, Simphiolisis pervis + Laserasi
luas, Skin Loss Proximal femur, Open Fr. Pedis Hari ke 5 diruang Dahlia RSUD
Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
Dalam pembahasan ini mencakup semua tahap proses keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
37
38
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.
Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kesehatan, memperlambat proses
penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi. (Mubarak, 2008).
Gangguan mobilitas fisik (immobilisasi) didefinisikan oleh North American
Nursing Diagnosis Association (NANDA) sebagai suatu kedaaan dimana
individu yang mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerakan fisik.
Individu yang mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerakan fisik
antara lain : lansia, individu dengan penyakit yang mengalami penurunan
kesadaran lebih dari 3 hari atau lebih, individu yang kehilangan fungsi anatomi
akibat perubahan fisiologi (kehilangan fungsi motorik, klien dengan stroke, klien
penggunaa kursi roda), penggunaan alat eksternal (seperti gips atau traksi), dan
pembatasan gerakan volunteer (Potter, 2005).
Dari hasil pengkajian Ny.R di dapatkan data-data di antaranya: “Kaki saya
tidak bisa bergerak karena luka di telapak kaki dan daerah paha sampai terasanya
kaku”.
Pada tahap perencanaan dibuat prioritas masalah keperawatan tindakan,
tujuan dan waktu secara spesifik sesuai dengan waktu yang diberikan. Pada kasus
yang menjadi priorotas utama adalah gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan kerusakan integritas tulang, kemudian yang kedua defisit perawatan diri
berhubungan dengan gangguan musculoskeletal, dan di lanjutkan dengan diagnose
yang ketiga risiko infeksi berhubungan dengan penyebab tindakan invasif
(operasi)
Pada diagnosa satu, dua dan tiga semua rencana tindakan keperawatan
sudah dilakukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien.
41
42
5.1 Saran
5.1.2 Untuk Mahasiswa
Diharapkan dapat memanfaatkan waktu yang telah diberikan dengan efektif
dan efisien untuk melakukan asuhan keperawatan. Mahasiswa/i juga diharapkan
secara aktif untuk membaca dan meningkatkan keterampilan seta menguasai
kasus yang diambil untuk mendapatkan hasil asuhan keperawatan yang
komprehensif.
5.2.2 Untuk perawat ruangan
Diharapkan perawat dapat memberikan informasi secara langsung kepada
klien dan keluarga tentang tanda dan gejala, serta tindakan keperawatan pada
klien dengan gangguan mobilitas fisik. Perawat juga diharapkan dapat bekerja
sama dengan keluarga dalam memonitor perkembangan klien. Perawat juga
diharapkan agar dapat lebih melengkapi format pengkajian dan pendokumentasian
keperawatan.