Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

PERCOBAAN 1
AMYLUM

Disusun oleh:
Nama : Muhammad Rifky (10060318173)
Dinda Ayu Fuziyah (10060318175)
Hilda Novianti (10060318176)
Desi Waliasih (10060318177)
Kelompok/Shift : 1/B
Tanggal Praktikum : 18 November 2019
Tanggal Laporan : 25 November 2019
Nama Asisten : Silvia Wulandari, S.Farm.

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT B


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2019 M/144i H
PERCOBAAN 1
AMYLUM

I. Tujuan Percobaan
Membuat preparat amylum dan mengamati amylum di bawah mikroskop untuk
mengetahui fragmen-fragmen yang terdapat di dalamnya.

II. Teori Dasar


Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian
besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian (Poedjiadi, A. 2009).
Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan
tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan
sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan
cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar
tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum
dan 80% bahan kering umbi kentang (Gunawan,2004).
Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah
polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin.

Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α 1,4
glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.
Amilopektin terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai
ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik
menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai
terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa
karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa (Poedjiadi, A. 2009).
Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80%
bagian yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asama mineral
menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif (Gunawan,
2004).
Bentuk sederhana amilum adalah glukosa dan rumus struktur glukosa adalah
C6H11O6 dan rumus bangun dari α- D- glukosa. Amilum dapat dihidrolisis sempurna
dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat
dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan yang
dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang
terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi maltosa dalam
bentuk β – maltosa (Poedjiadi,A. 2009).
Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh dari
berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan padi
; dari umbi kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka); batang Metroxylon
sagu (pati sagu); dan rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna
edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Fahn, 1995).
Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi adalah jagung
(Zea mays), Padi/beras (Oryza sativa), kentang (Solanum tuberosum), ketela rambat
(Ipomoea batatas), ketela pohon (Manihot utilissima) (Gunawan, 2004).
Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari Zea
mays Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan Solanum tuberosum
Linne (Solanaceae). Granul amilum jagung berbentu polygonal, membulat atau
sferoidal dam mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang
mempunyai komposisi yang kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul
yang berbeda (Gunawan, 2004).
Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan
pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan
pengikat, dan bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara
oral sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa
digunakan sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria (Gunawan, 2004).
Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri farmasi. Hal ini
disebabkan karakteristiknya yang tidak mendukung seperti daya alir yang kurang baik,
tidak mempunyai sifat pengikat sehingga hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi
bahan obat yang mempunyai daya alir baik atau sebagai musilago, bahan pengikat
dalam pembuatan tablet cara granulasi basah (Anwar, 2004).
Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang digunakan sebagai
pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengibatan tasmbahan untuk
kejutan yang disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar, pembedahan, sepsis, dan
trauma lain. Sediaan amilum yang terdapat dalam pasaran adalah Volex® (Gunawan,
2004).
Fungsi amilum dalam dunia farmasi digunakan sebagai bahan penghancur atau
pengembang (disintegrant), yang berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan
(Syamsuni H,A. 2007).
Sifat fisik dan kimia amilum antara lain adalah berwarna putih, padat, dapat
dicerna dengan baik oleh enzim amilase, dan mengandung sedikit protein dan lemak
yang merupakan bagian dari granula. Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks
yang tidak larut dalam air, tawar dan tidak berbau (Syamsuni H,A. 2007).

III. Prosedur
Kaca objek dan kaca penutup yang bersih dan bebas minyak disediakan.
Kemudian serbuk amylum manihot diletakkan pada kaca objek menggunakan jarum.
Reagen diteteskan beberapa tetes di atas kaca objek,  2 tetes. Campuran serbuk
amylum manihot dan reagen I2KI diaduk sampai merata. Lalu kaca objek ditutup
dengan kaca penutup, diusahakan tidak terdapat gelembung pada kaca objek. Preparat
diamati di bawah mikroskop. Langkah-langkah di atas kemudian dilakukan kembali
pada serbuk sampel amylum lainnya, yaitu amylum maydis, amylum solani, amylum
oryzae, dan amylum tritici.

IV. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, kaca objek, penutup
kaca objek, dan jarum.
Sementara, bahan yang digunakan adalah serbuk amylum manihot, serbuk
amylum maydis, serbuk amylum solani, serbuk amylum oryzae, serbuk amylum tritici,
dan reagen I2KI/Lugol’s Solution (Iodine-Potassium Iodide Solution).
V. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
5.1 Hasil Pengamatan
5.2 Simplisia Hasil Pengamatan
Amylum Manihot
Nama Latin: Manihot utilissima Pohl. Pada hasil
mikroskopik amylum
Reagen: I2KI
berbentu persegi
Pembesaran: 40x banyak, butir tunggal
agak bulat. Tidak
terlihat adanya hilus
dan lamela.

Amylum Maydis
Nama Latin: Zea mays L.
Hilus
Reagen: I2KI
Pembesaran: 40x Amylum
berberbentuk butir
bersegi banyak.

Amylum Oryzae
Nama Latin: Oryza sativa L. Pada hasil mikroskopik
amilum oryzae tidak terlihat
Reagen: I2KI
hilus.
Pembesaran: 40x
Amylum berbentuk butir
bersegi banyak.
Amylum Solani
Nama Latin: Solanum tuberosum L. Amylum berbentuk butir
tunggal, butir telur.
Reagen: I2KI
Pembesaran: 10x Lamela

Hilus

Amylum Tritici
Nama Latin: Triticum aestivum L.
Hilus
Reagen: I2KI
Pembesaran: 40x
Amylum berbentuk cakram.

5.2 Pembahasan
5.2.1 Amylum Manihot (Pati Singkong)
Menurut Materia Medika Indonesia, Amylum Manihot memiliki klasifikasi
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima
Amylum Manihot (pati singkong) adalah pati yang diperoleh dari umbi akar
Manihot utilissima. Akarnya merupakan organ penyimpanan utama pada umbi
singkong. Secara anatomi, akar singkong bukan akar umbi, tetapi akar sejati yang tidak
bisa digunakan untuk perbanyakan vegetatif. Akar penyimpanan pada singkong
memiliki tiga jaringan berbeda yaitu periderm, korteks, dan parenkim. Ukuran dan
bentuk akar tergantung kondisi genotif dan lingkungan. Umbi yang terbentuk
merupakan akar yang menggelembung dan berfungsi sebagai tempat penampungan
makanan cadangan. Bentuk umbi biasanya bulat memanjang, terdiri atas kulit luar tipis
(ari) berwarna kecoklatan (kering) (Alves, 2002).
Berdasarkan Materia Medika Indonesia amylum manihot mengandung
senyawa kimia berupa amilosa dan amilopektin. Amylum manihot memiliki kegunaan
sebagai bahan pengisi tablet, bahan pengikat dan bahan penghancur tablet.
Dari hasil mikroskopik dengan reagen lugol yang diperoleh saat praktikum,
butir amyloplast pada amylum manihot berupa butir tunggal agak bulat dan ada juga
yang berbentuk persegi banyak, serta tidak terlihat adanya hilus. Sedangkan
berdasarkan literatur (MMI) amylum manihot memiliki hilus berupa titik, garis lurus
atau cabang tiga.
5.2.2 Amylum Maydis (Pati Jagung)
Menurut Materia Medika Indonesia, Amylum Maydis memiliki klasifikasi
sebagai berikut :
Kingdom : Planta
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monokotiledon
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays.
Amylum Maydis (pati jagung) adalah pati yang diperoleh dari biji tumbuhan
Zea mays. Bagian biji atau buah adalah bagian utama pada jagung, dimana bagian
inilah hasil utama yang dipetik. Seperti yang kita kenal, bahwa morfologi jagung pada
bagian tongkol ini diselimuti oleh dinding pericarp. Pericarp ini menempel dengan biji
sehingga dapat melindungi biji jagung dengan baik.Dalam biji jagung, ada bagian luar
atau pericarp, bagian dalam atau endosperm, serta bagian lembaga atau embrio. Fungsi
pericarp adalah menjaga embrio agar selalu cukup air, kemudian bagian endosperm ini
berfungsi sebagai cadangan makanan pada jagung. Dimana ada kandungan pati
sebanyak 90 % dan 10% kandungan zat yang lainnya (minyak, protein, dan mineral).
Sedangkan bagian embrio sendiri merupakan inti dari tanaman jagung ini. Dimana
embrio ini akan menjadi cikal bakal terbentuknya biji yang bisa ditanam lagi untuk
menjadi tanaman jagung baru (Alves, 2002).
Berdasarkan Materia Medika Indonesia amylum maydis mengandung senyawa
kimia berupa karbohidrat, vitamin, serat, air, dan fosfat. Amylum maydis memiliki
kegunaan sebagai bahan pengisi tablet, bahan pengikat dan bahan penghancur tablet.
Dari hasil mikroskopik dengan mengunakan reagen lugol yang diperoleh saat
praktikum, butir amyloplast pada amylum maydis berupa butir bersegi banyak dan
bersudut. Dan tampak hilus berbentuk silang hitam. Hasil pengamatan yang diperoleh
sudah sesuai dengan literature pada MMI.
5.2.3 Amylum Oryzae (Pati Beras)
Menurut Materia Medika Indonesia, Amylum Oryzae memiliki klasifikasi
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Oryzae
Spesies : Oryza sativa L.
Amylum Oryzae (pati beras) adalah pati yang diperoleh dari biji tumbuhan
Oryza sativa. Buah pada tanaman padi adalah biji yang sehari-hari kita sebut sebagai
biji/butir/gabah, sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma
dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan
palea serta bagian lain akan membentuk kulit gabah atau sekam. Buah tanaman padi
ini termasuk buah sejati tunggal kering (siccus) (Alves, 2002).
Berdasarkan Materia Medika Indonesia amylum oryzae memiliki kandungan
berupa amilosa dan amilosa perkati, air, abu. Amylum Oryzae memiliki kegunaan
sebagai bahan penolong sediaan obat dan zat tambahan.
Dari hasil mikroskopik yang diperoleh saat praktikum, butir amyloplast pada
amylum maydis berupabutir persegi banyak. Hilus tidak terlihat. Hasil pengamatan
yang diperoleh sudah sesuai dengan literature pada MMI.
5.2.4 Amylum Solani (Pati Kentang)
Menurut Materia Medika Indonesia, Amylum Solani memiliki klasifikasi
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dikotiledon
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.
Amylum Solani (pati kentang) adalah pati yang diperoleh dari umbi tumbuhan.
Solanum tuberosum. Umbi kentang memiliki bentuk dan ukuran yang bermacam-
macam, ada yang bulat, bulat telur, maupun bulat memanjang. Sedangkan warna dari
umbi kentang ada yang kuning, merah, dan juga putih, semua itu tergantung dari jenis
varietasnya.Terdapat beberapa jenis kentang yang digolongkan menjadi tiga warna,
yaitu kentang putih, kentang merah, dan kentang kuning. Contoh jenis dari kentang
putih, antara lain, Donata, Radosa, Sebago, dan Matta. Sedangkan jenis kentang merah,
antara lain Desire, Arka, dan Red Pontiak. Untuk jenis yang terakhir, yaitu kentang
kuning, misalnya Eigenhrimer, Patrones, Rapan-106 dan Thung. (Alves, 2002).
Berdasarkan Materia Medika Indonesia amylum solani memiliki kandungan
berupa amilosa dan amilopektin. Amylum Solani memiliki kegunaan sebagai zat
tambahan.
Dari hasil mikroskopik dengan mengunakan reagen lugol yang diperoleh saat
praktikum, butir amyloplast pada amylum solani berupa butir tunggal dan butir telur.
Terlihat adanya lamella dan hilus Hasil pengamatan yang diperoleh sudah sesuai
dengan literature pada MMI.
5.2.5 Amylum Tritici (Pati Gandum)
Menurut Materia Medika Indonesia, Amylum Tritici memiliki klasifikasi
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Lliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Triticum
Spesies : Triticum aestivum L.
Amylum Tritici (pati gandum) adalah pati yang diperoleh dari biji tumbuhan.
Triticum aestivum. Biji berbentuk bulat oval dengan panjang 6-8 mm, diameter 2-3
mm, keras, dan juga memiliki 3 bagian utama yaitu bran, endospermae dan germ. Biji
ini berwarna kecoklatan hingga kehitaman muda, biasanya biji ini juga sangat sulit
dipisahkan dengan kulitnya. Sehingga jika ingin memisahkan antara biji dengan kulit
harus dilakukan pengeilingan terlebih dahulu. Biji pada tanaman gandum dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu pada bagian kulit sering disebut dengan nama bran,
lembaga, serta endosperma. Dalam biji yang terdapat cadangan makanan yang banyak
mengandung lemak yaitu pada bagian lembaga. (Alves, 2002).
Berdasarkan Materia Medika Indonesia amylum tritici memiliki kandungan
berupa amilosa, amilopektin, air, dan abu . Amylum Tritici memiliki kegunaan sebagai
bahan penolong bahan sediaan obat.
Dari hasil mikroskopik dengan mengunakan reagen lugol yang diperoleh saat
praktikum, butir berbentuk cakram seperti ginjal. Terdapat hilus meskipun tidak
terlihat begitu jelas. Hasil pengamatan yang diperoleh sudah sesuai dengan literature
pada MMI.

VI. Kesimpulan
6.1 Amylum Manihot memiliki ciri khas butir tunggal kecil agak bulat atau persegi
banyak. Terdapat hilus di tengah berupa titik dan garis lurus.
6.2 Amylum Maydis memiliki ciri khas butir bersegi banyak dan bersudut.
Terdapat hilus di tengah berbentuk x.
6.3 Amylum Oryzae memiliki ciri khas butir bersegi banyak. Dan tidak terlihat
adanya hilus.
6.4 Amylum Solani memiliki ciri khas butir tunggal tidak beraturan atau berbentuk
bulat telur. Terdapat adanya hilus dan juga lamella.
6.5 Amylum Tritici memiliki ciri khas butir berbentuk cakram seperti gnjal.
Terdapat hilus namun tidak begitu jelas.
VII. Daftar Pustaka
Alves, A.A.C. (2002). Cassava Botany and Physicology. Cassava: Biology Production
and Utilization.
Anwar, E. et al. (2004). Pemanfaatan Maltodekstrin Pati Terigu Sebagai Eksipien
dalam Formula Sediaan Tablet dan Niosom. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Materia Medika Indonesia Jilid
VI Cetakan Ke-1. Jakarta: Direktorat Jenderal PO
Fahn, A.1995. Anatomi Tumbuhan edisi ketiga.Yogyakarta: Gajah Mada University
Press
Gunawan,D.,Mulyani,S. (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta:
Penebar Swadaya
Kent NL. (1975) . Technology of Cereals with Special References to Wheat. Oxford:
Pergamon Pr.
Poedjiadi. (2009) .Dasar-dasarBiokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Syamsuni, H. A. (2007). Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai