TEKNIK ANALISIS
SPEKTROFOTOMETRI
TAHUN AKADEMIK
2019/2020
NAMA
NIM
AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN PUTRA INDONESIA MALANG
Spirit to Achieve Your Future
JL. Barito No. 5 Malang; Telp (0341) 491132, 492052 Fax (0341) 485411
www.putraindonesiamalang.or.id, e-mail : akafarma.pi
Kode Dokumen
2
CPL-2 1. Mampu menjelaskan dengan tepat konsep instrumentasi dalam spektrofotometri UV-VIS
2. Mampu merumuskan dengan benar konfigurasi dan instrumentasi dalam spektrofotometri UV-VIS
CPL-3 1. Mampu melakukan analisis berbagai senyawa kimia, sediaan farmasi dan bahan alam dengan spektrofotometri UV
2. Mampu melakukan analisis berbagai senyawa kimia, sediaan farmasi dan bahan alam dengan spektrofotometri VIS
Deskripsi Singkat Konsep dasar dan prinsip spectrum elektromagnetik, sumber-sumber energy radiasi dan pengukuran absorpsi; prinsip antaraksi energy cahaya
MK dengan molekul; serta hukum Lambert-Beer; konsep teori orbital, jenis gugus kromofor dan spectra; konsep dasar dan prinsip-prinsip spectra vibrasi
molekul, teknik elusidasi struktur dalam spektra infra merah; konsep dasar dan prinssip emisi dan absorpsi di dalam nyala, proes atomisasi dan
ionisasi, jenis-jenis interfferensi dalam analisis spektroskopi serapan atom. Konsep dan prinsip serta bagian-bagian instrumentasi spektrofotometer.
Konsep dasar perhitungan dalam analisis spektrofotometri.
Bahan Kajian / Teknik Analisis Spektrofotometri, meliputi :
Materi - Spektrofotometri UV
Pembelajaran - Spektrofotometri Visibel
Pustaka Utama :
Analisis Instrumental (Mulja M.1995.Airlangga University)
Introduction To Spectrosopy (Pavia DL.Saunders College)
Spektroskopi (Sastrohamidjojo H. 1985.Liberty.Yogyakarta)
Instrumental Methods Analysis 7th edition (Wilard HH et al.1988.Wadsworth Publ.Belmont)
Pendukung :
Elusidasi Struktur Senyawa Organik (Supratman, Unang.2010.Widyapadjajaran.Bandung)
Analisis Farmasi edisi Mutakhir (Watson DG.2010.EGC.Jakarta)
Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi (Harmita.2006.Departemen Farmasi FMIPA UI)
Dosen Pengampu Ayu Ristamaya Yusuf, Andini, Meiria Istiana Sari, Ambar Fidyasari
Matakuliah syarat Pr. Kimia Analisis Kuantitatif
Bantuk Pembelajaran,
Sub-CPMK Metode Pembelajaran, Bobot
Penilaian Materi Pembelajaran
Mg Ke- (Kemampuan akhir Penugasan Mahasiswa, Penilaian
[ Estimasi Waktu] [ Pustaka ]
tiap tahapan belajar) (%)
Indikator Kriteria & Bentuk Luring (offline) Daring (online)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 1. Mampu 1. Mahasiswa Ketepatan dalam Kuliah & Brainstorming, Video learning teknik 1. Konsep-
menjelaskan mampu mendeskripsikan dan smallgroup discussion analisis dengan konsep dasar
analisis mendeskripsi menjelaskan. Dosen : spektrofotometri UV- radiasi
berbagai kan dan Penilaian melalui Memberikan tutorial dan VIS elektromagneti
senyawa kimia, menjelaskan kegiatan pre test motivasi terkait k meliputi :
sediaan farmasi dengan maupun post test penyelesaian suatu Sifat radiasi
dan bahan alam contoh kasus yang berkaitan elektromagneti
dengan pengertian dengan topik, k, Absorpsi
3
spektrofotometri spectrum mengajukan dan
UV elektromagn menjawab pertanyaan
2. Mampu etik dan Mahasiswa :
menjelaskan sumber- Menyimak dengan baik,
analisis sumber mengajukan dan
berbagai energy menjawab pertanyaan
senyawa kimia, radiasi untuk serta aktif berdiskusi
sediaan farmasi pengukuran [TM 1x(2x50’)]
dan emisi
dan bahan alam absorpsi [BT+BM (1+1)x(2x50’)]
radiasi
dengan 2. Mahasiswa [PS 1x(4x50’)]
2. Konsep-
spektrofotometri mampu
konsep dasar
VIS menjelaskan
antaraksi
prinsip
energy cahaya
antaraksi
dan molekul
energy
3. Konsep-
cahaya
konsep dasar
dengan
hukum
molekul
Lambert-beer
3. Mahasiswa
dan
mampu
penyimpangan
mendefinisik
nya
an kembali
pengertian
hukum
Lambert-
beer beserta
contoh-
contoh
penyimpang
annya
2,3 1. Mampu 1. Mahasiswa Ketepatan dalam Kuliah & Brainstorming, Video learning INSTRUMENTASI
menjelaskan mampu mendeskripsikan dan smallgroup discussion instrumentasi dalam SPEKTROMETRI
dengan tepat menjelaskan menjelaskan. Dosen : spektrofotometri UV- o Penga
konsep dengan rinci Penilaian melalui Memberikan tutorial dan VIS ntar Instrumentasi
instrumentasi komponen kegiatan pre test motivasi terkait o Monok
dalam utama maupun post test penyelesaian suatu romator
spektrofotometri instrumentasi kasus yang berkaitan o Prepar
UV-VIS untuk dengan topik, asi Sampel
2. Mampu spektrofotom mengajukan dan
4
merumuskan etri UV-VIS menjawab pertanyaan
dengan benar 2. Mahasiswa Mahasiswa :
konfigurasi dan mampu Menyimak dengan baik, o Detekt
instrumentasi menjelaskan mengajukan dan or
dalam konsep Teori menjawab pertanyaan Berkas Sinar Tunggal
spektrofotometri Orbital serta aktif berdiskusi dan Ganda
UV-VIS Molekul, [TM 1x(2x50’)]
jenis gugus [BT+BM (1+1)x(2x50’)] SPEKTROMETRI
kromofor [PS 1x(4x50’)] SINAR UV-VIS
3. Mahasiswa o Teori
mampu Orbital Molekul
menginterpre o Kromo
tasi spektra for dalam UV
UV-VIS Interpretasi Spektra
dalam
analisis obat
4 Mampu melakukan Mampu menetapkan 1. Ketepatan Small Group Discussion, 1. Teknik pemilihan
analisis berbagai dan scanning dalam praktikum panjang
senyawa kimia, sediaan panjang gelomabang memilih alat Dosen : gelombang
farmasi dan bahan alam maksimal senyawa dan bahan Memberikan tutorial dan 2. Teknik penetapan
dengan spektrofotometri yang motivasi terkait panjang
UV dibutuhkan penyelesaian suatu gelombang
(efektif dan kasus yang berkaitan maksimal
efisien) dengan topik,
2. Ketepatan mengajukan dan
dan menjawab pertanyaan
kecepatan Mahasiswa :
dalam Menyimak dengan baik,
menyiapkan mengajukan dan
dan menjawab pertanyaan
mengoperasi serta aktif berdiskusi.
akn Melaksanakan
spektrootom praktikum sesuai modul
etri belajar
3. Kecepatan [BT+BM (1+1)x(2x50’)]
dan ketelitian [PL 2x(4x50’)]
dalam
menyiapkan
sampel
5
4. Ketepatan
panjang
gelombang
dibandingkan
standart
reference
5. Kecepatan
dalam
melakukan
pengukuran
serapan
6. Ketepatan
dan ketelitian
dalam
melakukan
perhitungan
7. Penilaian
melalui rubrik
penilaian
psikomotorik.
5 Mampu melakukan Mahasiswa mampu 1. Ketepatan Small Group Discussion, 1. Teknik 5
analisis berbagai melakukan dalam praktikum pemilihan
senyawa kimia, sediaan penetapan Kadar memilih alat Dosen : panjang
farmasi dan bahan alam Asetosal dalam dan bahan Memberikan tutorial dan gelombang
dengan spektrofotometri Tablet Aspilet secara yang motivasi terkait 2. Teknik
UV Spektrofotomeri UV dibutuhkan penyelesaian suatu penetapan
(berdasarkan nilai (efektif dan kasus yang berkaitan panjang
1%
E1 cm) efisien) dengan topik, gelombang
2. Ketepatan mengajukan dan maksimal
dan menjawab pertanyaan 3. Teknik
kecepatan Mahasiswa : pengamatan
dalam Menyimak dengan baik, serapan pada
menyiapkan mengajukan dan panjang
dan menjawab pertanyaan gelombang
mengoperasi serta aktif berdiskusi. maksimal
akn Melaksanakan 4. Melakukan
spektrootom praktikum sesuai modul perhitungan
etri belajar kadar sampel
3. Kecepatan [BT+BM (1+1)x(2x50’)] berdasarkan
6
dan ketelitian [PL 2x(4x50’)] nilai
1%
E1 cm
dalam
menyiapkan
sampel
4. Ketepatan
panjang
gelombang
dibandingkan
standart
reference
5. Kecepatan
dalam
melakukan
pengukuran
serapan
6. Ketepatan
dan ketelitian
dalam
melakukan
perhitungan
7. Penilaian
melalui rubrik
penilaian
psikomotorik.
6 Mampu melakukan Mahasiswa mampu 1. Ketepatan Small Group Discussion, 1. Teknik 5
analisis berbagai melakukan dalam praktikum pemilihan
senyawa kimia, sediaan penetapan Kadar memilih alat Dosen : panjang
farmasi dan bahan Asetosal dalam dan bahan Memberikan tutorial dan gelombang
alam dengan Tablet Aspilet secara yang motivasi terkait 2. Teknik
spektrofotometri UV Spektrofotomeri UV dibutuhkan penyelesaian suatu penetapan
(dengan kurva baku (efektif dan kasus yang berkaitan panjang
standar) efisien) dengan topik, gelombang
2. Ketepatan mengajukan dan maksimal
dan menjawab pertanyaan 3. Teknik
kecepatan Mahasiswa : pengamatan
dalam Menyimak dengan baik, serapan pada
menyiapkan mengajukan dan panjang
dan menjawab pertanyaan gelombang
mengoperasi serta aktif berdiskusi. maksimal
7
akn Melaksanakan 4. Melakukan
spektrootom praktikum sesuai modul perhitungan
etri belajar kadar sampel
3. Kecepatan [BT+BM (1+1)x(2x50’)] dengan kurva
dan ketelitian [PL 2x(4x50’)] baku
dalam
menyiapkan
sampel
4. Ketepatan
panjang
gelombang
dibandingka
n standart
reference
5. Kecepatan
dalam
melakukan
pengukuran
serapan
6. Ketepatan
dan ketelitian
dalam
melakukan
perhitungan
7. Penilaian
melalui
rubrik
penilaian
psikomotorik.
7 Mampu melakukan Mahasiswa mampu 1. Ketepatan Small Group Discussion, 1. Teknik 5
analisis berbagai melakukan dalam praktikum pemilihan
senyawa kimia, sediaan penetapan Kadar memilih alat Dosen : panjang
farmasi dan bahan alam Vitamin C dalam dan bahan Memberikan tutorial dan gelombang
dengan spektrofotometri Tablet Vitamin C yang motivasi terkait 2. Teknik
UV secara dibutuhkan penyelesaian suatu penetapan
Spektrofotomeri UV (efektif dan kasus yang berkaitan panjang
(dengan A-T-C efisien) dengan topik, gelombang
komparatif) 2. Ketepatan mengajukan dan maksimal
dan menjawab pertanyaan 3. Teknik
8
kecepatan Mahasiswa : pengamatan
dalam Menyimak dengan baik, serapan pada
menyiapkan mengajukan dan panjang
dan menjawab pertanyaan gelombang
mengoperasi serta aktif berdiskusi. maksimal
akn Melaksanakan 4. Melakukan
spektrootom praktikum sesuai modul perhitungan
etri belajar kadar sampel
3. Kecepatan [BT+BM (1+1)x(2x50’)] dengan teknik
dan ketelitian [PL 2x(4x50’)] A-T-C
dalam komparatif
menyiapkan
sampel
4. Ketepatan
panjang
gelombang
dibandingkan
standart
reference
5. Kecepatan
dalam
melakukan
pengukuran
serapan
6. Ketepatan
dan ketelitian
dalam
melakukan
perhitungan
7. Penilaian
melalui rubrik
penilaian
psikomotorik.
8 Evaluasi Tengah Semester / Ujian Tengan Semester (Praktikum) bobot 25%
9 Mampu melakukan Mahasiswa mampu 1. Ketepatan Small Group Discussion, 1. Teknik 5
analisis berbagai melakukan dalam praktikum pemilihan
senyawa kimia, sediaan penetapan Kadar memilih alat Dosen : panjang
farmasi dan bahan alam Vitamin C dalam dan bahan Memberikan tutorial dan gelombang
dengan spektrofotometri Tablet Vitamin C yang motivasi terkait 2. Teknik
9
VIS dengan metode 2,6D dibutuhkan penyelesaian suatu penetapan
secara (efektif dan kasus yang berkaitan panjang
Spektrofotomeri VIS efisien) dengan topik, gelombang
(dengan A-T-C 2. Ketepatan mengajukan dan maksimal
komparatif) dan menjawab pertanyaan 3. Teknik
kecepatan Mahasiswa : pengamatan
dalam Menyimak dengan baik, serapan pada
menyiapkan mengajukan dan panjang
dan menjawab pertanyaan gelombang
mengoperasi serta aktif berdiskusi. maksimal
akn Melaksanakan 4. Melakukan
spektrootom praktikum sesuai modul perhitungan
etri belajar kadar sampel
3. Kecepatan [BT+BM (1+1)x(2x50’)] dengan teknik
dan ketelitian [PL 2x(4x50’)] A-T-C
dalam komparatif
menyiapkan
sampel
4. Ketepatan
panjang
gelombang
dibandingkan
standart
reference
5. Kecepatan
dalam
melakukan
pengukuran
serapan
6. Ketepatan
dan ketelitian
dalam
melakukan
perhitungan
7. Penilaian
melalui rubrik
penilaian
psikomotorik.
10 Mampu melakukan Mahasiswa mampu 1. Ketepatan Small Group Discussion, 1. Teknik 5
10
analisis berbagai melakukan dalam praktikum pemilihan
senyawa kimia, sediaan penetapan Kadar memilih alat Dosen : panjang
farmasi dan bahan alam silica dalam air dan bahan Memberikan tutorial dan gelombang
dengan spektrofotometri dengan reagen yang motivasi terkait 2. Teknik
VIS molibdat dibutuhkan penyelesaian suatu penetapan
Spektrofotomeri VIS (efektif dan kasus yang berkaitan panjang
(dengan kurva baku) efisien) dengan topik, gelombang
2. Ketepatan mengajukan dan maksimal
dan menjawab pertanyaan 3. Teknik
kecepatan Mahasiswa : pengamatan
dalam Menyimak dengan baik, serapan pada
menyiapkan mengajukan dan panjang
dan menjawab pertanyaan gelombang
mengoperasi serta aktif berdiskusi. maksimal
akn Melaksanakan 4. Melakukan
spektrootom praktikum sesuai modul perhitungan
etri belajar kadar sampel
3. Kecepatan [BT+BM (1+1)x(2x50’)] dengan kurva
dan ketelitian [PL 2x(4x50’)] baku
dalam
menyiapkan
sampel
4. Ketepatan
panjang
gelombang
dibandingkan
standart
reference
5. Kecepatan
dalam
melakukan
pengukuran
serapan
6. Ketepatan
dan ketelitian
dalam
melakukan
perhitungan
7. Penilaian
11
melalui rubrik
penilaian
psikomotorik.
11 Mampu melakukan Mahasiswa mampu 1. Ketepatan Small Group Discussion, 1. Teknik 5
analisis berbagai melakukan dalam praktikum pemilihan
senyawa kimia, sediaan penetapan Kadar memilih alat Dosen : panjang
farmasi dan bahan alam silica dalam air dan bahan Memberikan tutorial dan gelombang
dengan spektrofotometri dengan reagen yang motivasi terkait 2. Teknik
VIS molibdat dibutuhkan penyelesaian suatu penetapan
Spektrofotomeri VIS (efektif dan kasus yang berkaitan panjang
(dengan kurva baku) efisien) dengan topik, gelombang
2. Ketepatan mengajukan dan maksimal
dan menjawab pertanyaan 3. Teknik
kecepatan Mahasiswa : pengamatan
dalam Menyimak dengan baik, serapan pada
menyiapkan mengajukan dan panjang
dan menjawab pertanyaan gelombang
mengoperasi serta aktif berdiskusi. maksimal
akn Melaksanakan 4. Melakukan
spektrootom praktikum sesuai modul perhitungan
etri belajar kadar sampel
3. Kecepatan [BT+BM (1+1)x(2x50’)] dengan kurva
dan ketelitian [PL 2x(4x50’)] baku
dalam
menyiapkan
sampel
4. Ketepatan
panjang
gelombang
dibandingkan
standart
reference
5. Kecepatan
dalam
melakukan
pengukuran
serapan
6. Ketepatan
dan ketelitian
12
dalam
melakukan
perhitungan
7. Penilaian
melalui rubrik
penilaian
psikomotorik.
12,13 Mampu melakukan Mahasiswa mampu 1. Ketepatan Small Group Discussion, 5. Teknik 5
analisis berbagai melakukan dalam praktikum pemilihan
senyawa kimia, sediaan penetapan polifenol memilih alat Dosen : panjang
farmasi dan bahan alam dan flavonoid pada dan bahan Memberikan tutorial dan gelombang
dengan spektrofotometri bahan alam yang motivasi terkait 6. Teknik
VIS Spektrofotomeri VIS dibutuhkan penyelesaian suatu penetapan
(dengan kurva baku) (efektif dan kasus yang berkaitan panjang
efisien) dengan topik, gelombang
2. Ketepatan mengajukan dan maksimal
dan menjawab pertanyaan 7. Teknik
kecepatan Mahasiswa : pengamatan
dalam Menyimak dengan baik, serapan pada
menyiapkan mengajukan dan panjang
dan menjawab pertanyaan gelombang
mengoperasi serta aktif berdiskusi. maksimal
akn Melaksanakan Melakukan
spektrootom praktikum sesuai modul perhitungan kadar
etri belajar sampel dengan kurva
3. Kecepatan [BT+BM (1+1)x(2x50’)] baku
dan ketelitian [PL 2x(4x50’)]
dalam
menyiapkan
sampel
4. Ketepatan
panjang
gelombang
dibandingkan
standart
reference
5. Kecepatan
dalam
melakukan
13
pengukuran
serapan
6. Ketepatan
dan ketelitian
dalam
melakukan
perhitungan
7. Penilaian
melalui rubrik
penilaian
psikomotorik.
14,15 Mampu melakukan Mahasiswa mampu 1. Ketepatan Small Group Discussion, 1. Teknik 5
analisis berbagai melakukan dalam praktikum pemilihan
senyawa kimia, sediaan penetapan aktivitas memilih alat Dosen : panjang
farmasi dan bahan alam antioksidan pada dan bahan Memberikan tutorial dan gelombang
dengan spektrofotometri bahan alam yang motivasi terkait 2. Teknik
VIS Spektrofotomeri VIS dibutuhkan penyelesaian suatu penetapan
(dengan kurva baku) (efektif dan kasus yang berkaitan panjang
efisien) dengan topik, gelombang
2. Ketepatan mengajukan dan maksimal
dan menjawab pertanyaan 3. Teknik
kecepatan Mahasiswa : pengamatan
dalam Menyimak dengan baik, serapan pada
menyiapkan mengajukan dan panjang
dan menjawab pertanyaan gelombang
mengoperasi serta aktif berdiskusi. maksimal
akn Melaksanakan 4. Melakukan
spektrootom praktikum sesuai modul perhitungan
etri belajar kadar sampel
3. Kecepatan [BT+BM (1+1)x(2x50’)] dengan kurva
dan ketelitian [PL 2x(4x50’)] baku
dalam
menyiapkan
sampel
4. Ketepatan
panjang
gelombang
dibandingkan
standart
14
reference
5. Kecepatan
dalam
melakukan
pengukuran
serapan
6. Ketepatan
dan ketelitian
dalam
melakukan
perhitungan
7. Penilaian
melalui rubrik
penilaian
psikomotorik.
16 Evaluasi Akhir Semester / Ujian Akhir Semester (Tulis) bobot 35%
Keterangan :
TM : Tatap Muka (kuliah)
BT : Belajar Terstruktur
BM : Belajar Mandiri
PS : Praktikum Simulasi
PL : Praktikum Laboratorium
15
KONTRAK PERKULIAHAN
Peraturan Umum
1. Kehadiran dalam praktikum minimal 80% dari total 16 kali pertemuan. Sehingga peserta praktikum hanya boleh tidak hadir 3 kali dalam satu
semester.
2. Ketidakhadiran harus disertai dengan surat keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan. Tidak diperkenankan ijin melalui sms/telepon dengan
sesama peserta praktikum. Jika tidak dapat menyertakan surat keterangan pada saat tersebut dapat menghubungi tim praktikum melalui sms/telepon
kemudian pada saat masuk, surat keterangan dapat disertakan.
3. Mahasiswa masuk tepat waktu dan toleransi keterlambatan yang diperbolehkan hanya 15 menit. Jika lebih dari itu maka peserta praktikum boleh
mengikuti kelas setelah ada penugasan tambahan
4. Selama proses pembelajaran, mahasiswa wajib mematuhi aturan yang berlaku di laboratorium.
5. Tidak diperkenankan memakai kaos, sandal atau sepatu sandal.
Pokok Bahasan Keterangan
Pengantar berupa penyampaian RPS dan Kontrak pembelajaran. Pendahuluan berupa gambaran
Pengantar dan Pendahuluan (TM ke-1)
umum tentang spektrofotometri.
Teknik analisis dan instrumentasi Spektrofotometri (TM Pengenalan instrumentasi spektrofotometri, analisis kualitatif dan kuantitatif secara spektrofotometri
ke-2 sd TM ke-3)
Penetapan dan scanning panjang gelombang maksimal Rivanol, kloramfenikol, kurkumin
senyawa (TM ke-4)
Penetapan kadar asetosal (TM ke-5 sd TM ke-6) Metode kapasitas molar () dan kurva baku
Penetapan kadar vitamin C (TM ke-7) Metode spektrofotometri UV
UTS (TM ke-8) Tes tulis (perhitungan kuantitatif)
Penetapan kadar vitamin C (TM ke-9) Metode spektrofotometri Vis dengan reagen 2.6D
Penetapan kadar silika dalam air (TM ke-10) Metode spektrofotometri Vis dengan reagen ammonium molibdat
Penetapan kadar fosfat dalam air (TM ke-11) Metode spektrofotometri Vis dengan reagen ammonium molibdat
Penetapan kadar polifenol dalam produk teh Metode spektrofotometri Vis dengan reagen folin coucalteu
(TM ke-12 sd TM ke-13)
Penetapan aktivitas antioksidan dalam produk teh Metode spektrofotometri Vis dengan reagen DPPH
(TM ke-14 sd TM ke-15)
UAS (TM ke-16) Tes Tulis (MCQ)
16
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI
17
Analisis kualitatif dengan metode spektrofotometri UV-Vis hanya dipakai untuk data
sekunder atau data pendukung. Pada analisis kualitatif dengan metode spektrofotometri UV-
Vis yang dapat ditentukan ada 2 yaitu :
1) Pemeriksaan kemurnian spektrum UV-Vis.
2) Penentuan panjang gelombang maximum.
Pada penentuan panjang gelombang maksimum didasarkan atas perhitungan pergeseran
panjang gelombang maximum karena adanya penambahan gugus pada sistem kromofor
induk.
Kaidah Woodward dan Fieser membahas secara terinci tentang pergeseran panjang
gelombang maximum yang disebabkan substitusi berbagai gugus ke dalam, diena
terkonjugasi, aromatic karbonil, keton tak jenuh dan poliena. Dengan demikian setiap
substitusi kimia akan dapat diperhitungkan terlebih dahulu berapa panjang gelombang
maksimumnya dengan memakai tabel yang disusun atas dasar kaidah Woodward dan
Fieser. Kemungkinan memang ada perbedaan harga panjang gelombang maximum antara
hasil perhitungan dengan tabel Wooward-Fieser terhadap harga panjang gelombang
maksimum hasil perhitungan dengan panjang gelombang maximum darihasil pengamatan.
Besarnya perbedaan panjang gelombang maximum hasil perhitungan dengan panjang
gelombang maximum hasil pengamatan biasanya bergeser antara 0 sampai 4 nm.
Kuantitasnya energi yang diserap oleh suatu senyawa berbanding terbalik dengan panjang
gelombang radiasi :
18
2. Teori partikel atau foton
- Cahaya adalah sumber energi
- REM dipancarkan dalam bentuk paket-paket energi yang menyerupai partikel yang
disebut foton atau kuantum. Energi suatu foton memiliki hubungan sebagi berikut :
Kromofor
Berasal dari kata Chromophorus yang berarti pembawa warna. Dalam pengertian yang
dikembangkan, kromofor merupakan suatu gugus fungsi yang menyerap radiasi
elektromagnetik apakah gugus itu berwarna atau tidak. Kromofor digunakan untuk
menyatakan gugus tidak jenuh kovalen yang dapat menyerap radiasi dalam daerah-daerah
ultraviolet dan visible.
Auksokrom
Suatu subtituen pada kromofor yang menghasilkan pergeseran merah. Ciri auksokrom
adalah heteroatom yang langsung terikat pada kromofor, misalnya : -OCH3, -Cl, -OH, NH2.
Contoh : pada konjugasi pasangan electron bebas pada atom nitrogen dari enamina akan
mengeser serapan maksimum dari harga ikatan ganda terisolasi pada 190nm ke230nm.
Subtituen nitrogen adalah auksokrom. Suatu auksokrom akan memperpanjang kromofor dan
menghasilkan suatu kromofor baru.
19
3. Analisis kuantitatif campuran 3 macam zat (analisis multi komponen)
Analisis kuantitatif zat tunggal dilakukan dengan pengukuran harga A pada panjang
gelombang maksimum atau dilakukan pengukuran%T pada panjang gelombang minimum.
Dilakukan pengukuran pada panjang gelombang maksimum karena perubahan absorban
untuk setiap satuan konsentrasi adalah paling besar pada panjang gelombang maksimal,
sehingga akan diperoleh kepekaan analisis yang maksimal. Selain itu pita serapan di sekitar
panjang gelombang maksimal datar dan pengukuran ulang dengan kesalahan yang kecil
dengan demikian akan memenuhi hokum Lambert-Beer.
Instrumentasi
Instrument yang digunakan untuk mempelajari serapan atau emisi radiasi elektromagnetik
sebagai fungsi dari panjang gelombang disebut “spectrometer” atau spektrofotometer.
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan
fotometer. Spektrofotometer menghasilkamsinar dari spectrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau
yang diarbsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika
energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan dengan fotometer adalah panjang
gelombang dari sinar putih dapt lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai
seperti prisma, grating ataupun celah optis. Pada fotometer filte, sinar dengan panjang
gelombang yang diinginkandiperoleh dengan berbagai filter dengan berbagai warna yang
mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer
filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis,
melainkan suatu trayekpanjang gelomabang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer,
panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat
20
pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spectrum
tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengarbsorbsi untuk larutan sample dan blangko
ataupun pembanding.
1. Sumber
Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorbsi adalah lampu wolfram.
Arus cahaya tergantung pada tegangan lampu, i=KV n , i= arus cahaya, V = tegangan, n =
eksponen (3-4 pada lampu wolfram), variasi tegangan masih dapat diterima 0,2% pada
suatu sumber DC, misalkan : baterai. Lampu hydrogen atau lampu deuterium digunakan
untuk sumber pada daerah UV. Kebaikan lampu wolfram adalah energi radiasi yang
dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang.Untuk memperoleh tegangan
yang stabil dapat digunakan transformator. Jika potensial tidak stabil, kita akan
mendapatkan energi yang bervariasi. Untuk mengkonpensasi hal ini maka dilakukan
pengukuran transmitan larutan sample selalu disertai larutan pembanding.
2. Monokromator
Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. Alatnya dapat
berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang
diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah. Jika celah posisinya
tetap, maka prisma atau gratingnya yang dirotasikan untuk mendapatkan λyang
diinginkan. Ada dua tipe prisma seperti ditunjukkan di bawah ini, yaitu susunan
Cornu dan susunan Littrow.
Secara umum tipe Cornu menggunakan sudut 60º, sedangkan tipe Littrow
menggunakan prisma di mana pada sisinya tegak lurus dengan arah sinar yang
berlapis alumunium serta mempunyai sudut optic 30º. Kekuatan dispersedinyatakan
dengan persamaan :
21
3. Sel absorbsi
Pada pengukuran di daerah tampak kurvet kaca atau kurvet kaca corex dapat
digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerahUV kita harus menggunakan sel
kuarsa karena gelas tidak tembus daerah cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal
kurvetnya adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat
digunakan. Sel yang digunakan biasanya berbentuk persegi , tetapibentuk silinder
dapat juga digunakan. Kita harus dapat menggunakan kurvet yang bertutup untuk
pelarut organic. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam
keseluruhannya.
Sel untuk spektroskopi UV terbuat dari kuarsa, gelas atau plastik. Meskipun kuarsa
transparan pada seluruh daerah antara 200 -700 nm, akan tetapi gelas dan plastik
terpotongdi daerah antara 350 dan 300 nm, tidak tempus sinar pada daerah panjang
gelombang yang lebih pendek dari itu, dan hanya digunakan dalam daerah spektrum
sinar tampak. Oleh karena itu, untuk analisis pada daerah ultraviolet maka
spektrsokopi harus menggunakan sel kuarsa. Ada beberapa kekurangan sel kuarsa,
yaitu mudah pecah dan sangat mahal daripada gelas dan plastik, dan harus
ditangani dengan sangat hati -hati. Meskipun sel plastik lebih murah, akan tetapi sel
plastik hanya dapat digunakan dengan pelarut tertentu biasanya air atau alkohol.
Apapun bahannya, sel UV yang baku berbentuk kubus dengan ketebalan 1 cm dan
tinggi 3 cm (Gambar 8.1). Permukaan yang dihadapkan kepada berkas sinar, dan sel
dibuat sedemikian rupa sehingga panjang lintasan yang dilalui oleh sinar tepat 1 cm.
Permukaan lain dibuat kasar untuk membedakan dengan permukaan yang halus,
dan permukaan kasar tersebut yang pegang bila memegang sel. Untuk mengurangi
volume dan panjang sel tersebut dapat dilakukan dengan memasang filler plugs.
Sel-sel bervolume kecil dengan panjang 1 cm juga telah tersedia. Jika volume
larutan yang ada sangat sedikit maka dapat digunakan mikrosel. Mikrosel adalah
suatu sel dengan luas penampang internal 2 mm dan panjang sependek 0,1 mm.
Berbagai macam sel kuarsa yang dapat digunakan untuk menentukan spektra
senyawa dalam fase gas juga telah tersedia. Sel-sel tersebut dilengkapi dengan
pipa aliran gas masuk dan keluar, serta mempunyai panjang antara 1,0 sampai 100
mm. Telah tersedia pula sel berjaket yang dapat dilalui cairan bersiskulasi untuk
mengontrol temperatur.
22
Cara kerja spektrofotometer
Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan
pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis
pada sel kedua. Kemudian pilih foto sel yang cocok 200nm-650nm (650nm-1100nm) agar
daerah λyang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang foto sel dalam keadaan tertutup “nol”
galvanometer didapat dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan,
buka fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan “nol” galvanometer didapat
dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian
atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan
dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel.
Komponen-komponen pokok dari spektrofotometer meliptui:
1) Sumber tenaga radiasi yang stabil
2) Sistem yang terdiri dari lensa-lensa,cermin, celah-celah, dan lain-lain
3) Monokromator untuk mengubah radiasi menjadi komponen-komponen panjang
gelombang tunggal
4) Tempat culikan yang transparan
5) Detektor radiasi yang dihubungkan dengan system meter atau pencatat
23
Cuplikan yang akan dipelajari pada daerah ultraviolet atau terlihat yang biasanya berupa gas
atau larutan ditempatkan dalam sel atau cuvet. Untuk daerah ultraviolet biasanya digunakan
Quartz atau sel dari silika yang dilebur, sedangkan untuk daerah terlihat digunakan gelas
biasa atau Quartz. Sel yang digunakan untuk cuplikan yang berupa gas mempunyai panjang
dari 0,1 hingga 100 nm, sedang sel untuk larutan mempunyai panjang lintasan tertentu dari
1 hingga 10 mm, sebelum sel dipakai harus dibersihkan dengan air, atau jika dikehendaki
dapat dicuci dengan larutan deterjen atau asam nitrat panas.
*Pelarut
Pelarut-pelarut yang digunakan spektrofotometri harus:
1) Melarutkan cuplikan
2) Meneruskan radiasi dalam daerah panjang gelombang yang sedang dipelajari.
3) Pelarut yang dipakai tidak mengandung sistem ikatan rangkap terkonjugasi pada
struktur molekulnya dan tidak berwarna
4) Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis.
5) Kemurniannya harus tinggi, atau derajat untuk analisis tinggi.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarut adalah polaritas pelarut, karena
akan sangat mempengaruhi pergeseranspectrum yang dianalisis. Beberapa pelarut yang
bisa digunakan dalam daerah-daerah ultraviolet dan terlihat adalah seperti : aseton,
benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dioksan, sikloheksan, isopropanol, diklorometan,
96% etanol, etil, eter, methanol, air, dan sebagainya.
Pembuatan Larutan
Larutan selalu dibuat dengan cermat : larutan standar dibuat dalam labu ukur, konsentrasi
biasanya sekitar 0,1%. Untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian semua gelas-gelas
standar dan sebagainya harus mempunyai kualitas analitis yang tinggi, dan jika
pengenceran dilakukan harus dikerjakan dalam volume yang dapat diukur dengan teliti;
karena perbedaan volume yang sangat kecil akan dapat menyebabkan kesalahan.
Di dalam menyiapkan larutan, contoh harus ditimbang dengan teliti dan volumenya harus
diukur dengan labu ukur. Pengenceran dapat dilakukan sampai konsentrasi yang
dikehendaki tercapai. Kebersihan sel adalah suatu hal yang sangat penting. Sel harus
dibilas beberapa kali dengan pelarut dan diperiksa absorpsinya. Pembilasan sel dapat
dilakukan pula dengan menggunakan deterjen atau asam nitrat panas untuk meng
hilangkan sisa-sisa contoh sebelumnya.
Absorbansi suatu contoh adalah sebanding dengan konsentrasi dan panjang sel yang dilalui
sinar, sesuai dengan pernyataan
A=Cl
Jika menggunakan sel UV standar, l = 1, maka
A=C
Oleh karena harga maksimum A yang biasa dapat dijangkau oleh spektrometer adalah 2
maka perlu memilih konsentrasi yang akan memberikan harga A tetap berada dalam
cakupan tersebut. Meskipun harga koefisien ekstinsi relatif sulit diketahui, tapi hal ini
dapat diakali karena tidaklah lazim bagi senyawa organik mempunyai dengan nilai
10.000 atau lebih. Untuk menerapkan harga l = 1 dan = 10.000 ke dalam hukum
BeerLambert agar menghasilkan harga A = 1 maka perlu suatu larutan yang konsentrasinya
10-4M (0,0001 M). Jadi apabila di dalam suatu analisis dengan spektroskopi UV memberikan
harga A yang sangat besar maka jalan keluarnya adalah melakukan pengenceran terhadap
contoh yang dianalisis.
Masalah lain yang mungkin ditemui dalam spektra UV adalah senyawa yang dianalisis
mempunyai dua kromofor dengan koefisien ekstinsi lebar. Sebagai contoh, senyawa
mungkin mempunyai sebuah kromofor dengan koefisien ekstinsi 10.000 pada penyerapan
250 nm, dan senyawa ini mungkin pula memiliki penyerapan dengan intensitas yang lebih
lemah ( = 100) yang disebabkan oleh kromofor lain, katakanlah pada 350 nm. Jika
spektrometer dijalankan pada konsentrasi 0,0001 M maka mungkin kita dapat melihat
24
puncak yang lebar (A = 1) pada 250 nm, tapi kromofor kedua akan mempunyai serapan
0,01; yakni sebuah puncak yang sangat kecil dan mungkin saja hilang. Masalah ini dapat
disiasati dengan melakukan analisis pada dua konsentrasi yang berbeda dengan faktor
perbedaan 100. Pertama buatlah konsentrasi yang lebih pekat dan jalankan spektrumnya,
kemudian encerkan contoh tersebut dan jalankan spektrumnya.
(4). Detektor
Peranan detector penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai
panjang gelombang. Pada spektrofotometer, tabung pengganda electron yang digunakan
prinsip kerjanya telah diuraikan. Setiap detector menyerap tenaga foton yang mengennainya
dan mengubah tenaga tersebut untuk dapat diukur secarakuantitatif seperti sebagai arus
listrik atau perubahan-perubahan panas. Kebanyakan detector menghasilkan sinyal listrik
yang dapat mengaktifkan meter atau pencatat. Setiap pencatat harus menghasilkan sinyal
yang secara kuantitatif berkaitan dengan tenaga cahaya yang mengenainya. Persyaratan-
persyaratn penting untuk detector meliputi :
1) Sensitivitas tinggi hingga dapat mendeteksi tenaga cahaya yang mempunyai
tingkatan rendah sekalipun
2) Waktu respon pendek
3) Stabilitas yang panjang/lama untuk menjamin respon secara kuantitatif
4) Sinyal elektronik yang mudah diperjelas.
25
MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN SPEKTROFOTOMETER
(Genesys 10S Spectrophotometer)
26
27
28
Pengukuran A dan %T (basic ATC measurement)
1. Setting a wavelength
a. Press Set nm or any number key to set wavelength
b. Enter the wavelength for taking measurement and press Set nm again
29
2. Measuring a blank
a. Place the blank in the cell holder. Place the blank in the B position
b. To enter an absorbance or transmittance value for the blank, press a number
key and ener desired value in the entry field
c. Press measure blank
3. Measuring sample
If a 6-position cell changer is installed, place the sample in the cell positions and
press the corresponding cell position button to move the cell holder to the
measuring position. The absorbance (abs) or percent transmittance (%T)
measurement appears on the display
30
31
32
33
34
Topik 1 Pengukuran dan scanning panjang gelombang maksimal berbagai
sampel
Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV
dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber
cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih
canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber
UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator.
Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan
paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat
digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak
berwarna.
Logika prinsip dari alat spektro-vis adalah intensitas warna dari suatu
larutan sebanding dengan jumlah cahaya yang serap. Semakin pekat
35
warna, semakin banyak cahaya yang di serap.
Analisis Kualitatif
Panjang gelombang dimana suatu larutan zat uji memiliki serapan
maksimum (disebut panjang gelombang serapan maksimum)
merupakan ciri khas dari zat uji tersebut dalam metode
spektrofotometri. Panjang gelombang serapan maksimum dapat
ditentukan dengan cara membuat spectrum penyerapan dari larutan zat
uji. Dari spectrum yang penyerapan yang diperoleh, panjang
gelombang serapan maksimum larutan zat uji dibandingkan dengan
panjang gelombang serapan maksimum larutan baku pembanding
(larutan standar yang terkandung senyawa uji yang konsentrasinya
sudah diketahui). Bila sama, maka zat uji sama dengan baku
pembanding. Tinggi rendahnya konsentrasi larutan, akan
mempengaruhi intensitas serapan, namun tidak mempengaruhi
panjang gelombang. Oleh karena itu, jika terdapat dua larutan
terkandung senyawa yang sama akan menghasilkan panjang
gelombang maksimum yang sama.
Analisis Kuantitatif
Analisa kuantitatif umumnya didasarkan atas pengukuran serapan dari
larutan zat uji pada panjang gelombang serapan dengan konsentrasi
larutan. Prosedur kerja pada analisa kuantitatif meliputi:
1) Penyiapan Larutan Uji.
Dalam penyiapan larutan uji perlu diperhatikan kadar larutan. Kadar
larutan diduat sedemikian agar diperoleh serapan antara 0,2-0,8
sehingga memenuhi hokum Beer. Pada rentang serapan tersebut
persentase kesalahan analisis masih dalam batas yang dapat diterima,
yaitu 0,5-1%. Diluar rentang tersebut, dapat menyebabkan terjadinya
kesalahan fotometrik yang dapat mempengaruhi keakuratan metode
fotometrik.
2) Pencarian Operating Time.
Cara ini biasanya dilakukan jika digunakan pengukuran hasil reaksi
atau pembentukan warna. Waktu operasional atau operating
time merupakan waktu yang dibutuhkan suatu senyawa untuk bereaksi
dengan senyawa lain hingga terbentuk senyawa produk yang stabil.
Kestabilan senyawa produk diketahui dengan mengamati absorbansi
mulai dari saat direaksikan hingga tercapai serapan yang stabil.
Pengukuran serapan ini dilakukan pada panjang gelombang maksimal
teoritis.
3) Pemilihan Panjang Gelombang Maksimum.
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah
panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Ada
beberapa alasan mengapa harus dilakukan pada panjang gelombang
maksimal:
Pada panjang gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal
karena pada panjang gelombang maksimal tersebut, perubahan
absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi larutan adalah yang paling
besar
Disekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi linier,
36
sehingga memenuhi hukum lambert-beer
Jika dilakukan pengukuran ulang, akan menghasilkan hasil yang cukup
konstan
4) Pembuatan Kurva Baku.
Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai
konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai
konsentrasi diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan
antara absorbansi dengan konsentrasi. Bila hukum lambert-beer
terpenuhi, maka kurva baku berupa garis lurus. Dengan adanya kuva
baku, maka dapat digunakan untuk mencari absorbtifity atau
persamaan regresi linier sehingga dapat digunakan dalam pencarian
suatu kadar yang absorbansinya sudah diukur.
5) Pengukuran Serapan Larutan.
Pada analisis zat tunggal, serapan larutan zat uji dan serapan larutan
baku diukur pada panjang gelombang maksimum. Pada analisis zat
campuran, serapan zat uji diukur pada lebih dari satu panjang
gelombang, dimana setiap komponen campuran memiliki perbedaan
serapan maksimum. Pada setiap pengukuran serapan larutan zat uji
atau baku pembanding, harus selalu dibandingkan dengan larutan
blangko, yaitu pelarut yang digunakan untuk melarutkan zat uji
Prosedur CHLORAMFENIKOL
(kapsul)
Methoda : Spektrofotometri
Pustaka : FI Edisi III Th.1979
Syarat : 92,5 – 107,5%
Prosedur :
- Setara 200 mg Kloramfenikol + 6 ml alkohol
absolut, kocok larut. + air ad 100,0 ml. Kocok
homogeny, saring.
- 1,0 ml filtrat + air ad 100 ml
- Amati pada 278 nm
37
5. Menyiapkan larutan blanko berupa aquadest
RIVANOL
(tablet)
Methoda : Spektrofotometri
Pustaka : MA PPOM (10/OB/89)
Syarat : 90,0 – 110,0%
Prosedur :
- 1,0 ml sampel + air ad 50,0 ml
- Amati pada 363 nm
38
Hasil Aspek Kloramfenikol Rivanol
Wadah : Wadah :
Penimbangan Wadah+zat : Wadah+zat :
Zat : Zat :
Konsentrasi
274nm : 359nm :
276nm : 361nm :
Pengamatan A
278nm : 363nm :
pada max
280nm : 365nm :
282nm : 367nm :
Pengamatan
spectra (selisih
1nm dengan
rentang 10nm
dari max)
Pembahasan
39
Kesimpulan
40
Topik 2 Penetapan Kadar Asetosal dalam Tablet Aspilet secara
Spektrofotomeri UV
(berdasarkan nilai E11 %cm)
41
sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa
suatu senyawa kimia. Spektrofotometer umum digunakan karena
kemampuannya dalam menganalisa begitu banyak senyawa kimia
serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila dibandingkan
dengan beberapa metode analisa
42
spesimen dengan daya radiasi yang jatuh pada spsimen tersebut
(istilah yang digunakan sebelumnya termasuk transmitansi dan
transmisi).
Pada 275nm
Nilai E11 %cm artinya pada konsentrasi sampel 1% (1g zat daam 100mL
larutan) dan tebal kuvet/panjang sampel 1cm mempunyai serapan jenis
sebesar 65
Untuk memenuhi hukum Lambert-Beer maka serapan sebaiknya pada
rentang kurang dari 2, dengan nilai optimum serapan pada 0.2-0.8
Jika demikian maka nilai E11 %cm 65 sebaiknya dibagi 100 supaya menjadi
0.65 dan memenuhi kaidah Lambert-Beer
Dengan asumsi tebal kuvet tetap maka, konsentrasi sampel harus pula
menjadi 10-2, sehingga :
1g 1000mg
1% = = =10000 ppm
100 mL 0.1 mL
10000ppm x 10-2 = 100ppm
43
Pembuatan larutan sampel asetosal (10ppm diukur pada 228nm)
1. Mengambil sebanyak 5 tablet aspilet kemudian ditimbang pada
neraca analitik
2. Tablet digerus dengan hati-hati di atas mortar sampai homogen
3. Menimbang dengan seksama setara 50mg asetosal menggunakan
botol timbang
4. Melarutkan dengan HCl 0.1N sampai 50.0mL (larutan dengan
konsentrasi 1000ppm), dikocok kemudian disaring
5. Sebanyak 1.0mL filtrat larutan baku 1000ppm dipipet dan
dimasukkan dalam labu ukur 100.0mL
6. Larutan ditambah HCl 0.1N sampai tanda batas (diperoleh larutan
dengan konsentrasi 10ppm)
7. Prosedur no 1-6 direplikasi sampai 3kali
44
sehingga dalam 5 tablet aspilet mengandung 400mg asetosal
Hasil penimbangan 5 tablet :………………..g :………………mg
…………………mg tablet setara dengan 400mg asetosal
Untuk memperoleh setara 50mg asetosal, maka :
45
S1
S2
S3
Kadar sampel :
S1 :
S2 :
S3 :
Pembahasan
46
Kesimpulan
47
Topik 3 Penetapan Kadar Asetosal dalam Tablet Aspilet secara
Spektrofotomeri UV
(dengan kurva baku standar)
48
suatu senyawa kimia. Spektrofotometer umum digunakan karena
kemampuannya dalam menganalisa begitu banyak senyawa kimia
serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila dibandingkan
dengan beberapa metode analisa
Prosedur ASETOSAL
(tab.)
Methoda : Spektrofotometri
Pustaka : MA. PPOM. (20/OB/93)
Syarat : 95,0 – 105,0%
Prosedur :
- Setara 50 mg Asetosal + Ethanol absolut ad 50,0
ml. kocok, saring.
- 5,0 ml filtrat + Ethanol absolut ad 100,0 ml.
- Amati pada 275 nm.
49
3. Menimbang dengan seksama setara 50mg asetosal menggunakan
botol timbang
4. Melarutkan dengan etanol 96% sampai 50.0mL (larutan dengan
konsentrasi 1000ppm), dikocok dan disaring
5. Sebanyak 5.0mL filtrate larutan baku 1000ppm dipipet dan
dimasukkan dalam labu ukur 100.0mL
6. Larutan ditambah etanol 96% sampai tanda batas (diperoleh larutan
dengan konsentrasi 50ppm)
7. Prosedur no 1-6 direplikasi sampai 3kali
8. Menyiapkan larutan blanko berupa etanol 96%
50
Perencanaan konsentrasi baku induk dan kerja
Baku induk konsentrasi :………….ppm
S1 x^ =
S2 ^x =
S3 ^x =
Kadar sampel :
S1 :
S2 :
S3 :
Pembahasan
52
Kesimpulan
53
Topik 4 Penetapan Kadar Vitamin C dalam Tablet secara Spektrofotomeri UV
(dengan A-T komparatif)
Ringkasan Vitamin C adalah salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan
Teori dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau
jaringan, termasuk melindungi lensa dari kerusakan oksidatif yang
ditimbulkan oleh radiasi. Status vitamin C seseorang sangat tergantung
dari usia, jenis kelamin, asupan vitamin C harian, kemampuan absorpsi
dan ekskresi, serta adanya penyakit tertentu. Rendahnya asupan serat
dapat mempengaruhi asupan vitamin C karena bahan makanan
sumber serat dan buah-buahan juga merupakan sumber vitamin C.
Dosis Vitamin C
Dosis vitamin C yang dikonsumsi harus disesuaikan dengan kondisi.
Untuk mengatasi defisiensi vitamin C, dosis biasanya berkisar antara
25-300 mg per hari. Sedangkan untuk mencegah defisiensi vitamin C,
dosis biasanya berkisar antara 25-75 mg per hari.
Interaksi obat
Vitamin C dengan dosis yang tinggi bisa menimbulkan suatu reaksi jika
dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:
Obat-obatan pengencer darah, seperti aspirin, warfarin, kumarin
dan clopidogrel. Vitamin C menyebabkan efek pengencer darah
berkurang.
Paracetamol. Menyebabkan efek pereda nyeri berkurang.
Obat-obatan untuk kanker, asma, gangguan jantung, paru-paru,
usus, gigi, mata, kulit, dan produk yang mengandung nikotin.
Aspirin, menurunkan penyerapan vitamin C oleh tubuh dan
meningkatkan pembuangan vitamin C dari tubuh.
Kontrasepsi oral (pil KB) dan fluphenazine dalam darah. Vitamin
C dapat menurunkan kadar obat-obatan tersebut di dalam darah.
Desferrioxamine. Memperburuk efek toksisitas zat besi terhadap
jantung.
Karena vitamin C mempengaruhi kadar gula darah dan tekanan
darah, disarankan agar orang yang sedang dalam pengobatan
diabetes atau hipertensi untuk berkonsultasi dengan dokter,
guna penyesuaian dosis terapi.
Jika dikonsumsi bersamaan dengan obat herbal dan suplemen,
vitamin C dengan dosis tinggi juga bisa menimbulkan suatu
reaksi yang berbeda-beda.
54
Ada beberapa metode yang dikembangkan untuk penentuan kadar
vitamin C diantaranya adalah metode spektrofotometri UV-Vis dan
metode iodimetri. Metode spektrofotometri dapat digunakan untuk
penetapan kadar campuran dengan spektrum yang tumpang tindih
tanpa pemisahan terlebih dahulu. Karena perangkat lunaknya mudah
digunakan untuk instrumentasi analisis dan mikrokomputer,
spektrofotometri banyak digunakan di berbagai bidang analisis kimia
terutama farmasi.
55
pada panjang gelombang maksimal.
A(S). C(S)= A(R.S). C(R.S)
Dimana :
A(S)= absorban larutan sample
C(S)= konsentrasi larutan sample
A(R.S)= absorban reference standard
C(R.S)= kosentrasi larutan reference standard
56
Hasil penimbangan sampel dan perhitungan konsentrasinya:
S1 S2 S3
Wadah : Wadah : Wadah :
Wadah+zat : Wadah+zat : Wadah+zat :
Zat : Zat : Zat :
Kesetaraan zat aktif Kesetaraan zat aktif Kesetaraan zat aktif
57
Pengamatan serapan larutan baku dan sampel pada max……….nm
Konsentras
Laruta
i %T A
n
(ppm)
Baku
S1
S2
S3
Kadar sampel :
S1 :
S2 :
S3 :
Pembahasan
58
Kesimpulan
59
Topik 5 Penetapan Kadar Vitamin C dalam Minuman secara Spektrofotomeri
Vis dengan reagen 2,6 D
Ringkasan Vitamin C disebut pula asam askorbat karena tanpa adanya vitamin C
Teori dalam tubuh akan menimbulkan skorbut, yaitu perubahan patologis
pada gigi dan gusi. Vitamin ini memiliki berat molekul 176 dan rumus
molekul C6H8O6. Vitamin C dalam bentuk kristal tidak berwarna, dengan
titik cair pada suhu 190-192oC. Sifat asam ditentukan oleh ionisasi enol-
group pada atom C nomor tiga. Pada pH rendah vitamin C lebih stabil
daripada pada keadaan dengan pH tinggi. Vitamin C cukup stabil pada
pH 4-6 dan dapat disintesa dari D-glukosa.
60
asam oksalat sebagai pengekstraksi. Pengukuran harus selesai dalam
waktu 2 menit. Suasana larutan yang asam akan memberikan hasil
yang lebih akurat dibandingkan dalam suasana netral atau basa.
Penggunaan asam-asam di atas juga berguna untuk mengurangi
oksidasi vitamin C oleh enzim-enzim oksidasi yang terdapat dalam
jaringan tanaman. Selain itu, larutan asam metafosfat-asetat juga
berguna untuk pangan yang mengandung protein karena asam
metafosfat dapat memisahkan vitamin C yang terikat dengan protein.
Prosedur Pengujian
1. Tambahkan 3mL asam metafosfat ke dalam 2mg sampel. Campur
baik-baik, saring, disentrifuge dulu bila diperlukan, lalu filtrate
dipisahkan.
2. Siapkan 3 tabung untuk pemeriksaan sebuah sampel. Tabung 1
untuk blanko, tabung 2 untuk standar dan tabung 3 untuk sampel.
3. Ke dalam tabung 1, masukkan 1.2mL asam metafosfat, 0.8mL air
bebas mineral, 0.5mL natrium sitrat dihidrat lalu kocok.
4. Ke dalam tabung 2, masukkan 2mL larutan baku vitamin C
(mengandung 20µg asam askorbat) dan 0.5mL natrium sitrat
61
dihidrat lalu kocok.
5. Ke dalam tabung 3, masukkan sampel yang sudah dipreparasi dan
0.5mL natrium sitrat dihidrat lalu kocok
6. Ke dalam masing-masing tabung, ditambahkan seksama 1mL
reagen 2,6D, kocok sampai homogen.
7. Cepat-cepat dilakukan pembacaan serapan pada spektrofotometer
pada max 520nm. Pembacaan dilakukan 30detik setelah
pemberian reagen 2,6D. Misal hasil serapan sebagai berikut :
Absorbansi blanko : Ab
Absorbansi standar : ASt
Absorbansi sampel : ASp
8. Kemudian masing-masing tabung ditambahkan 0.5mL larutan baku
vitamin C untuk meghilangkan warna dye yang berlebihan. Kocok
baik-baik, kemudian baca lagi absoransinya. Misal hasil serapan
sebagai berikut :
62
(ASt) (AStb)
Sampel Sampel
(Asp) (Aspb)
Kadar Sampel :
Pembahasan
63
Kesimpulan
Ringkasan Fosfat adalah senyawa fosfor yang anionnya mempunyai atom fosfor
Teori yang dilengkapi dengan empat aom oksigen yang terletak pada sudut
tetrahedron. Fosfat total dapat diukur langsung dengan cara
kolorimeter, dengan melalui proses digesti lebih dahulu sebelum
pengukuran sampel.
Secara umum ada 3 jenis asam fosfat yang dikenal, antara lain :
1) Asam ortofosfat (H3PO4)
2) Asam pirofosfat (H4P2O7)
3) Asam metafosfat (HPO3)
Ortofosfat adalah bentuk yang paling stabil dan paling penting, lebih
sering disebut dengan fosfat saja. Larutan pirofosfat dan metafosfat
berubah menjadi ortofosfat perlahan-lahan dalam suhu ruang, dan lebih
64
cepat dengan adanya pemanasan.
65
terpisah, ambillah 100 ml air suling dan tambahkan kepadanya
secara bertahap 20 – 75 ml asam sulfat pekar. Biarkan benjana
dingin selama penambahan asam keair. Tambahkan asam sulfat
encer kepada larutan ammonium molibdat. Buatlah menjadi 250 ml
dengan air suling. Simpanlah dalam tempat yang gelap dan dingin.
4. Larutan Timah Klorida 0,25 %; Larutkan 0,25 gram timah klorida
dalam 1 ml asam klorida pekat. Tambahkan 100 ml air suling untuk
melarutkan timah klorida secara sempurna. Larutan ini sangat tidak
stabil dan harus dibuat segar sesering mungkin.
5. Asam Sulfat ; Tambahkan secara hati-hati 120 ml asam sulfat pekat
kepada 750 ml air suling dalam tabung volumetric 1 liter. Biarkan
tabung dingin selama penambahan asam. Buatlah larutan menjadi 1
liter dengan air suling.
Preparasi sampel
1. Ambillah 2 ml larutan sampel yang jernih dalam tabung pengujian.
2. Bila ada warna timbul hilangkan dengan penambahan 1 atau 2
tetes asam sulfat.
3. Tambahkan 1 ml larutan ammonium molibdat dan 0,4 ml larutan
timah klorida 0,25 %. Jagalah suhu antara 20 – 30 oC dalam tabung.
Biarkan selama 15 menit.
4. Perlakuan direplikasi sebanyak 3 kali.
5. Tentukan jumlah fosfat yang ada dari kurva standar.
66
Konsentrasi larutan standar fosfat :
67
b:
r:
persamaan linier
kerja
S1 x^ =
S2 ^x =
S3 ^x =
Kadar sampel
Pembahasan
68
Kesimpulan
69
Topik 7 Penetapan Kadar Silika dalam Air secara Spektofotometri Vis dengan
Reagen Molibdat
Ringkasan Silikon (Si) tidak terdapat bebas di alam, melainkan sebagai silikat
Teori (SiO2) dalam bentuk kristal kasar (kuarsa, batu kristal, amethyst, dan
lain-lain) dan mikrokristal kuarsa (flint, chert, jasper, dan lain-lain) yang
merupakan komponen utama penyusun pasir dan batu pasir. Si
ditemukan dalam bentuk kombinasi dengan unsur-unsur lain dalam
silikat seperti feldspar, hornblende, mika, asbes, dan mineral liat
lainnya. Silikat juga terikat pada batu seperti granit, basalt, dan shale.
Dalam analisis sedimen, tanah, dan air, Si umumnya dilaporkan
sebagai SiO2. Kelimpahan silika pada batuan bervariasi mulai dari 7-80
%, di tanah 50-80 %, dan pada air permukaan atau air tanah
kelimpahan silika mencapai 14 mg/L.
Metode analisis ini cukup sederhana dan cepat, namun, warna kuning
yang dihasilkan dari metode ini memiliki stabilitas yang rendah. Metode
ini juga dipengaruhi oleh gangguan tanin, warna, dan kekeruhan.
70
molibdosilikat tidak reaktif membentuk molibdosilikat reaktif dapat
dilakukan dengan teknik pemanasan menggunakan NaHCO 3 atau
oksidasi menggunakan senyawa alkali.
71
dalam botol plastic selama 3 bulan.
6. Larutan Stok Silika (1000 mgSiO 2/L)
Ditimbang 4,73 gram natrium metasilikat nonahidrat
(Na2SiO3 9H2O) kemudian dilarutkan sampai 1000mL dengan air
suling. Larutan dihomogenkan dan disimpan dalam botol plastik.
7. Larutan Standar Silika (10 mgSiO 2/L)
Dipipet 10mL larutan stok kemudian diencerkan hinggan 1000 mL
dengan air suling. Larutan dihomogenkan dan disimpan dalam
botol plastik.
8. Larutan Kerja
Dipipet 0 mL; 5 mL; 10 mL; 20 mL; dan 50 mL larutan standar
silika 10 mgSiO2/L kemudian dimasukan ke dalam labu takar 100
mL. Diencerkan dengan air suling hingga tanda tera kemudian
dihomogenkan. Konsentrasi dari larutan tersebut adalah 0
mgSiO2/L, 0,5 mgSiO2/L, 1 mgSiO2/L, 2 mgSiO2/L, dan 5
mgSiO2/L.
Preparasi sampel
1. Pipetlah dalam tabung-tabung penguji masing-masin 2mL larutan
standar
2. Kepada setiap tabung tambahkan 2.5mL amonium molibdat
kemudian kocok dengan vortex mixer
3. Tambahkan 1.8mL asam oksalat kemudian kocok campuran
4. Tambahkan 2.5mL asam askorbat, kocok sampai homogen, biarkan
selama 2 menit
5. Segera ukur serapan larutan pada panjang gelombang 660nm.
Larutan tidak boleh dibiarkan lama selama 15menit, karena warna
yang tidak stabil.
6. Perlakuan direplikasi sebanyak 3 kali.
7. Tentukan jumlah silika yang ada dari kurva standar.
72
blank, measuring sample
S1 x^ =
S2 ^x =
S3 ^x =
Kadar sampel
73
Pembahasan
74
Kesimpulan
75
Topik 8 Penentuan Kadar Fenolik Total pada Teh secara Spektrofotometri Vis
dengan Reagen Folin Ciocalteu
Ringkasan Teh merupakan minuman yang dihasilkan dari pucuk daun tanaman
Teori Camellia sinensis. Saat ini, teh telah menjadi salah satu minuman
fungsional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Asia termasuk
Indonesia. Teh merupakan minuman fungsional karena kandungan
komponen bioaktif dalam teh, seperti polifenol yang berfungsi sebagai
antioksidan. Secara umum dikenal dua jenis teh berdasarkan ada
tidaknya fermentasi pada proses pembuatan teh yaitu teh hitam dan teh
hijau. Teh hitam adalah teh yang proses pembuatannya melalui proses
fermentasi, yaitu proses oksidasi enzimatis katekin oleh polifenol
oksidase. Sedangkan teh hijau adalah teh yang proses pembuatannya
tidak melalui proses fermentasi. Hal ini mengakibatkan senyawa
katekin yang merupakan antioksidan tidak dioksidasi oleh polifenol
oksidase.
76
masing-masing komponen dan kadar totalnya
Nilai yang didapat dari meode kromatografi biasanya lebih rendah
daripada yang diestimasi oleh metode Folin Ciocalteu. Salah satu
alasannya adalah beberapa polifenol dapat lolos dalam diterminasi oleh
kolom kromaografi. Hal ini dapat berupa senyawa-senyawa yang tidak
diketahui atau senyawa yang tidak dapat dipisahkan oleh kromatografi,
seperti polimer proantosianidin dan polifenol teroksidasi.
Metode Folin Ciocalteu mmerupakan teknik yang lebih murah dan
sederhana prosedur analisisnya. Prinsipnya adalan reduksi reagen
Folin Ciocalteu dengan gugus hidroksil fenolik yang mengghasilkan
kompleks warna biru. Intensitas warna kemudian dikuantifikasi
berdasarkan serapannya pada spektrofotometer.
77
Nilai absorbansi yang diperoleh konsentrasi larutan dimasukkanke
dalam persamaan regresi larutan standar asam galat sehingga
diperoleh kadar fenol total yang ditunjukkan dengan miligram asam
galat ekuivalen per gram sampel (mg GAE/g)
Prosedur Pembuatan Larutan Baku Asam Galat
1. Menimbang 50mg asam galat kemudian dilarukan dalam
aquadest sampai olume 100mL, sehingga diperoleh larutan
dengan konsentrasi 500mg/L (500µg/mL)
2. Melakukan pengenceran larutan sampai diperoleh seri
konsentrasi untuk kurva standar sebanyak 5 konsentrasi dengan
range 10-100mg/L
3. Masing-masing laruan standar diambil sebanyak 1mL kemudian
dicampur dengan 1mL etanol 95% dan 5mL air suling, lalu
kemudian dikocok dengan vorteks.
4. Campuran tersebut didiamkan selama 5 menit. Setelah 5 menit
larutan ditambahkan dengan 1mL Na 2CO3 5% dan 0.5mL reagen
Folin Ciocalteu kemudian dikocok dengan vorteks.
5. Setelah itu, larutan tersebut disimpan dalam ruang gelap selama
1 jam, lalu dilakukan pengukuran dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 725 nm. Kadar fenol ditentukan berdasarkan
persamaan kurva standar
S1 x^ =
S2 ^x =
S3 ^x =
Kadar sampel
79
Pembahasan
80
Kesimpulan
81
Topik 9 Penentuan Aktivitas Antioksidan Teh secara Spektrofoometri Vis dengan
Reagen DPPH
Ringkasan Teh merupakan minuman yang dihasilkan dari pucuk daun tanaman
Teori Camellia sinensis. Saat ini, teh telah menjadi salah satu minuman
fungsional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Asia termasuk
Indonesia. Teh merupakan minuman fungsional karena kandungan
komponen bioaktif dalam teh, seperti polifenol yang berfungsi sebagai
antioksidan. Secara umum dikenal dua jenis teh berdasarkan ada
tidaknya fermentasi pada proses pembuatan teh yaitu teh hitam dan teh
hijau. Teh hitam adalah teh yang proses pembuatannya melalui proses
fermentasi, yaitu proses oksidasi enzimatis katekin oleh polifenol
oksidase. Sedangkan teh hijau adalah teh yang proses pembuatannya
tidak melalui proses fermentasi. Hal ini mengakibatkan senyawa katekin
yang merupakan antioksidan tidak dioksidasi oleh polifenol oksidase.
82
Secara umum antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat
menunda, memperlambat dan mencegah proses oksidasi lipid. Dalam
arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau mencegah
terjadinya reaksi oksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid (Kochhar
dan Rosseli 1990 dalam Ananda, 2009).
Antioksidan diklasifikasikan (Hudson, 1999; Shahidi, 1999; Fardiaz,
2001; Pokorny et al., 2001) :
1. Antioksidan primer bekerja sebagai pemutus reaksi berantai, bereaksi
dengan radikal lipid mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil,
dan sebagai antioksidan preventif dengan mengurangi kecepatan
reaksi inisiasi, mencegah autooksidasi lipid melalui pemberian atom
hidrogen yang cepat kepada radikal lipid. Antioksidan yang termasuk
golongan ini adalah adalah fenolik seperti butylated hydroxyanisole
(BHA), tertiary butyl hydroquinone (TBHQ), butylated hydroxytoluene
(BHT), senyawa alami flavonoid.
ROO * + e ROO - H+
ROOH
ROO*+ AH ROOH + A*
RO* + AH ROH + A*
2. Antioksidan sekunder bekerja memperlambat laju autooksidasi
melalui berbagai mekanisme yaitu melalui pengikatan ion logam,
penangkapan oksigen, penguraian hiperoksida menjadi produk non
radikal, penyerapan radiasi UV, deaktivasi singlet oksigen. Yang
termasuk golongan ini adalah asam askorbat, askorbil palmitat, asam
eritorbat, natrium eritorbat sebagai antioksidan sekunder untuk
menstabilkan produk pangan dan pakan berlemak.
Radikal bebas dapat diuji dengan reagen Diphenyl Picril Hydrazil Hydrat
(DPPH) yang diamati di spektrofotometri dengan hasil akhir perhitungan
% inhibisi. (Retnowati, 2010). Untuk uji aktivitas antiradical metode yang
paling umum digunkanan adalah metode DPPH (2,2-difenil-1-
pikrilhidrazil). DPPH adalah radikal bebas stabil berwarna ungu yang
digunakan secara luas untuk pengujian kemampuan penangkapan
radikal bebas dari beberapa komponen alam seperti komponen fenolik,
antosianin atau ekstrak kasar. (Rahayu,2010)
DPPH larut dalam pelarut polar seperti methanol dan etanol. Menurut
beberapa literature panjang gelombang maksimum untuk DPPH antara
lain 515 nm, 516 nm, 517 nm, 518 nm, 519 nm, 520 nm (Molyneux,
2004). DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) adalah radikal bebas yang stabil
berwarna ungu. Ketika direduksi oleh radikal akan berwarna kuning
83
(Gordon, 2001). (Retnowati, 2010)
Metode DPPH merupakan metode yang mudah, cepat, dan sensitif untuk
pengujian aktivitas antioksidan senyawa tertentu atau ekstrak tanaman
(Koleva, van Beek, Linssen, de Groot, dan Evstatieva, 2002; Prakash,
Rigelhof, dan Miller, 2010).
84
Prosedur Pembuatan Reagen DPPH
1. Ditimbang serbuk DPPH sebanyak 10mg
2. Dilarutkan DPPH dengan etanol dalam labu ukur ad 250 ml sehingga
diperoleh larutan dengan konsentrasi 0,004%
Preparasi Sampel
1. Sampel ditimbang sebanyak 5g dan dimasukkan ke dalam gelas
piala.
2. Ditambahkan air suling sebanyak 100mL ditambahkan ke dalam gelas
piala tersebut.
3. Kemudian larutan dididihkan hingga volume tinggal setengahnya.
Larutan yang tersisa disaring dengan kapas tipis.
4. Filtrat ditepatkan menjadi 100mL dengan air suling, larutan yang
terbentuk disebut larutan sampel
85
4. Diukur absorbansi dari masing-masing larutan baku dan sampel pada
panjang gelombang yang telah didapat
5. Dicatat dan dihitung absorbansi yang telah diperoleh
6. Dilakukan replikasi pada sampel sebanyak 3 kali
7. Dihitung persen aktivitas antioksidan dari masing-masing perlakuan
8. Gunakan metode kurva baku untuk menetapkan IC 50
Perhitungan :
|DPPH|−|sampel|
%inhibisi (%aktivitas antioksidan)= x100%
|DPPH|
86
Pengamatan serapan baku kerja dan sampel pada max……….nm
Konsentrasi Konsentrasi sbg x
(ppm) %T A %inhibisi
dan A sbg y
a:
b:
Baku r:
kerja persamaan linier
S1 x^ =
S2 ^x =
S3 ^x =
Pembahasan
87
Kesimpulan
88