Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

PEMBAHASAN

A. KESENJANGAN TEORI DAN PENYELESAIANNYA


1. MAN
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di ruang Zaitun I semua
perawat yang bertugas sudah memiliki ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang didapat melalui pendidikan formal dan non formal
serta sudah memiliki kompetensi sesuai jenjang karir berdasarkan
kewenangan klinis mulai dari PK I sampai dengan PK III. Kewenangan
Klinis yang ada di RSUD Al Ihsan pada intinya sama dengan
Kewenangan Klinis menurut SNARS Edisi I 2018, yaitu terdiri dari lima
kelompok sesuai dengan jenjangnya dari PK I sampai PK V.
Kewenangan klinis di RSUD Al Ihsan lebih terperinci berdasarkan
tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan tingkat
kewenangan klinis yang dimiliki oleh setiap perawat. Hal ini
berpedoman pada kompetensi perawat klinis sesuai jenjang karir
menurut PMK No. 40 Tahun 2017 dalam buku Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit Edisi I (SNARS Edisi I).
Namun hasil wawancara yang dilakukan terhadap 15 orang
perawat, belum mengetahui dan memahami secara rinci tugas dan
wewenangnya berdasarkan kewenangan klinis yang dimiliki. Dari data
tersebut kami menyimpulkan bahwa perawat di ruang Zaitun I
memerlukan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang
Kewenangan Klinis secara rinci untuk masing-masing kelompok dari
PK I sampai PK III. Agar semua perawat Zaitun I tahu dan faham
dengan kewenangan klinis yang dimilikinya, kami melakukan
koordinasi dengan Komite Keperawatan RSUD Al Ihsan dan
mengadakan refreshing Kewenangan Klinis Perawat.
Hasil kajian lain didapatkan data bahwa perawat Zaitun I memiliki
beban kerja yang tinggi, yaitu 83,7%, hal ini berdasarkan kriteria
menurut Gillies (2006). Beban kerja yang tinggi dapat meningkatkan
terjadinya komunikasi yang buruk antar perawat dengan pasien,
kegagalan kolaborasi antara perawat dan dokter, ketidakpuasan kinerja

165
166

perawat. Menurut Kepmenkes RI No. 81 Tahun 2004 standar beban


kerja adalah banyaknya satu satuan waktu (atau angka) yang
diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesinya. Sedangkan
menurut Kepmenpan No. 75/KEP/M.PAN/2004, beban kerja adalah
sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam
satu satuan waktu tertentu.
Untuk mengatasi beban kerja yang tinggi maka diperlukan
adanya penambahan tenaga perawat, oleh karena itu perlu dilakukan
penghitungan ulang jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan sesuai
dengan beban kerja yang ada berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien sesuai dengan standar Depkes, Dauglas dan Gillies.

2. METHODE
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun
2017, keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Patient safety atau keselamatan pasien diatur dalam Undang-
Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Dalam ketentuan
pasal 2 UU Rumah Sakit dinyatakan dengan tegas bahwa
penyelenggaraan rumah sakit harus didasarkan pada keselamatan
pasien. Ketentuan mengenai keselamatan pasien sendiri diatur dalam
pasal 43 UU Rumah Sakit ayat (1) menyatakan bahwa rumah sakit
wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
Dari 15 orang perawat yang dilakukan penilaian dan observasi
penerapan patient safety di ruang Zaitun I didapatkan nilai 54,28%, hal
ini menunjukkan hasil yang kurang optimal dari penerapan patient
safety dan sangat beresiko terhadap keselamatan pasien. Untuk
meningkatkan pengetahuan dan mengoptimalkan penerapan patient
167

safety serta menjamin keselamatan pasien, kami menilai sangat


penting untuk melakukan refreshing tentang Patient Safety di ruang
Zaitun I, agar semua perawat lebih memahami pentingnya patient
safety pada semua pasien untuk mencegah munculnya resiko klinis
yang terjadi dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Sesuai
dengan ketentuan mengenai keselamatan pasien yang diatur dalam
UU Rumah Sakit pasal 43 ayat (1) menyatakan bahwa rumah sakit
wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan di ruang Zaitun I
menggunakan metode MPKP. Model praktik keperawatan profesional
(MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai
profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan
tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli, 2006).
Dari hasil penilaian dan observasi pada 10-15 orang perawat
terhadap kepatuhan SPO terkait MPKP diantaranya : timbang
terima/operan pasien, Conference, penerimaan pasien baru, orientasi
pasien baru dan discharge planning didapatkan nilai rata-rata 56,7%
dan kepatuhan SPO tindakan keperawatan diantaranya : pemasangan
infus, mengganti cairan infus, mengambil sampel darah vena,
memberikan obat oral dan memberikan obat injek via infus didapatkan
nilai rata-rata 54,63%. Nilai kepatuhan tersebut masih belum sesuai
standar. Penyebab masih kurangnya kepatuhan terhadap SPO yang
ada di ruang Zaitun I diantaranya adalah karena kurangnya supervisi,
terbiasa dengan kegiatan rutinitas dan kurangnya pengetahuan
perawat tentang SPO yang ada.
Berdasarkan data tersebut kami memandang perlu dilakukannya
sosialisasi SPO terkait MPKP dan SPO tindakan keperawatan yang
ada untuk meningkatkan kepatuhan perawat ruang Zaitun I dan
meningkatkan rasa tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
terhadap semua tindakan yang dilakukannya terhadap klien. Sesuai
dengan Undang-Undang Keperawatan No. 38 Tahun 2014 pasal 37
tentang kewajiban perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan,
yaitu harus memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode
168

etik, standar pelayanan keperawatan, standar profesi, standar


prosedur operasional dan ketentuan perundang –undangan.

3. MATERIAL
Berdasarkan data yang didapat dari hasil observasi kami di ruang
Zaitun I bahwa fasilitas alat medis dan keperawatan serta tata letak
ruang perawatan sebagian besar sudah memenuhi standar Kemenkes
2014 dan standar Depkes 2012. Tetapi untuk ruang isolasi masih belum
sesuai dengan standar. Dalam hal kami berupaya untuk mengajukan
proposal terkait ruang isolasi dan fasilitas yang diperlukan sesuai
dengan standar yang berpedoman pada Permenkes No. 27 Tahun
2017. Selain itu menata ulang ruangan-ruangan yang ada di Zaitun I
agar menjadi lebih rapi dan bersih.

4. MONEY
Dari hasil pengumpulan data keuangan ruangan Zaitun I
diperoleh bahwa pendapatan ruangan tidak sesuai dengan
pengeluaran. Disebabkan oleh kebijakan yang sering berubah dari
pihak ketiga. Terkait hal ini kami tidak melakukan intervensi apapun,
karena di luar kewenangan kami.

5. MARKET
Hasil survey kepuasan yang dilakukan di ruang Zaitun I terhadap
30 orang pasien dan keluarga didapatkan data bahwa 76,7%
menyatakan tidak puas terhadap pelayanan spiritual care yang
dilakukan oleh perawat. Data tersebut belum sesuai dengan standar
pelayanan minimal rawat inap yaitu sebesar > 90%. Berdasarkan hal
tersebut kami merasa perlu mengadakan refreshing tentang Spiritual
Care perawat ruang Zaitun I dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan Spiritual Care di RSUD Al Ihsan.
Berdasarkan hasil observasi terhadap 17 orang perawat Zaitun I
tentang caring perawat masih terdapat 10 orang (58,8%) yang
berperilaku caring kurang baik. Hal tersebut dapat mempengaruhi
terhadap kepuasan pasien dan beresiko terjadinya complain terhadap
169

pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu kami merasa perlu untuk
melakukan refreshing tentang Caring Perawat dalam upaya
meningkatkan pelayanan yang berfokus pada pasien, sesuai dengan
standar akreditasi KARS Versi 2012 tentang Pelayanan Pasien dan
SNARS Edisi I 2018 tentang Pelayanan Asuhan Pasien.

B. ANALISA
1. Implementasi dan Evaluasi Berdasarkan kajian situasi di Ruang
Zaitun I
Implementasi merupakan tahap yang sangat menentukan dalam
indikator keberhasilan kegiatan praktek manajemen keperawatan.
Implementasi dilakukan sesuai dengan perencanaan yang dibuat
berdasarkan hasil temuan pada kajian situasi awal. Implementasi
keperawatan yang dilakukan mengacu pada prinsip-prinsip manajemen
keperawatan, dimana pemecahan masalah yang dilakukan berdasarkan
perencanaan yang dibuat dan dilakukan evaluasi setelah implementasi
dilaksanakan.
Dalam proses implementasi pada tantanan menejemen
keperawatan diperlukan suatu kerjasama yang solid dari berbagai pihak
untuk mencapai keberhasilan tindakan yang dilakukan sesuai
perencanaan yang dibuat. Dalam kegiatan. ini diperlukan perencanaan
dan startegi yang disepakati terlebih dahulu oleh ruangan, sehingga
pelaksanaan kegiatan yang dibuat kelompok dapat berjalan sesuai
kebutuhan ruangan yang dianalisa berdasarkan data hasil kajian awal.
Setelah pemaparan data hasil kajian pada seminar awal, maka
dilakukan kesepakan dengan kepala ruangan dan perawat primer ruang
Zaitun I RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat serta pembimbing klinik dan
pembimbing akademik. Berdasarkan kesepakatan tersebut maka
dilaksanakan berberapa kegiatan sesuai dengan skala prioritas masalah
yang ditemukan pada saat kajian awal.
170

1. Pelaksanaan Sosialisasi Di Ruang Zaitun 1


Tabel 4.1 Pelaksanaan Sosialisasi SPO di ruangan Zaitun 1
STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR IMPLEMENTASI EVALUASI RENCANA TINDAK
KEBERHASILAN LANJUT
Mengoptimalkan Melakukan sosialisasi 90% perawat di Melakukan sosialisasi Sosialisasi SPO tindakan
sosialisasi SPO SPO tindakan Zaitun 1 SPO tindakan dan dan MPKP yang dilakukan
1. SPO memasang mengetahui MPKP pada tanggal 11 setiap hari pada saat
Infus sosialisasi SPO januari 2019 dari mulai operan dinas :
2. SPO mengambil tindakan dan dines pagi, siang dan 1. Kamis, tanggal 24 Follw up oleh kepala
darah Vena MPKP malam Januari 2019 SPO ruangan dengan
3. SPO mengganti Adapun yang hadir tindakan infus, perawat melakukan sosialisasi
cairan infus perawat yang hadir 29 (88%) SPO di ruangan setiap
4. SPO memberikan pelaksana,perawat orang dari 34 perawat ship
obat oral primer dan kepala yang ada di ruangan
5. SPO memberikan ruangan Zaitun 1
obat injek infus 2. Jumat tanggal 25 januari Follw up oleh kepala
6. SPO caring 2019 SPO mengambil ruangan dengan
SPO terkait MPKP darah vena, perawat melakukan sosialisasi
1. SPO timbang yang hadir 23 orang SPO di ruangan setiap
terima ( 70%) dari 34 perawat ship
2. SPO compren yang ada di ruangan
3. SPO supervisi Zaitun 1
4. SPO Orientasi 3. Jumat tanggal 25 januari Follow up dengan kepala
pasien baru 2019 sosialisasi SPO ruangan dan perawat
5. Spo penerimaan supervisi, pre-post primer dengan
pasienbaru conference serta melaksanakan supervisi
6. SPO DRK timbang terima karu dan sesuai dengan jadwal di
PP hadir semuanya 2 RKB
perawat PP dan kepala
ruangan
171

STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR IMPLEMENTASI EVALUASI RENCANA TINDAK


KEBERHASILAN LANJUT
4. Sabtu, 26 januari 2019 Follw up oleh kepala
sosialisasi mengganti ruangan dengan
cairan infus, hand melakukan sosialisasi
hygiene dan air mengalir SPO di ruangan setiap
perawat hadir 25 (60%) ship
orang dari 34 perawat
yang ada di ruangan
Zaitun 1
5. Senin, 28 Januari 2019 Follw up oleh kepala
sosialisasi timbang ruangan dengan
terima pasien dan melakukan sosialisasi
identifikasi pasien, SPO di ruangan setiap
perawat yang hadir 31 ship
(90%) dari 34 orang
perawat yang ada di
ruangan Zaitun 1
6. Selasa tanggal 29 Follw up oleh kepala
januari 2019 sosialisasi ruangan dengan
penerimaan pasien baru melakukan sosialisasi
dan orientasi pasien SPO di ruangan setiap
baru, perawat hadir 27 ship
(79%) dari 34 orang
perawat yang ada di
ruangan Zaitun 1
7. Rabu tanggal 30 januari Follw up oleh kepala
2019 sosialisasi ruangan dengan
pemberian obat oral dan melakukan sosialisasi
obat injeksi via infus SPO di ruangan setiap
perawat hadir 31 (90%) ship
172

STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR IMPLEMENTASI EVALUASI RENCANA TINDAK


KEBERHASILAN LANJUT
dari 34 orang perawat
yang ada di ruangan
Zaitun 1
8. Kamis Tanggal 31 Follw up oleh kepala
januari 2019 sosialisasi ruangan dengan
APD dan dischenge melakukan sosialisasi
planing, perawat hadir SPO di ruangan setiap
30 (90%) dari 34 orang ship
perawat yang ada di
ruangan Zaitun
9. Menyerahkan Format Follow up dengan kepala
supervisi dan SPO di ruangan dan perawat
ruangan Zaitun 1 primer dengan
tanggal 7 Februari 2019 melaksanakan supervisi
sesuai dengan jadwal di
RKB
173

Gambar 4.1 Format Daftar Tilik SPO terkait MPKP dan SPO Tindakan Keperawatan
174

Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Penerapan SPO di Zaitun 1

Sebelum Peningkatan
Sosialisasi Sesudah Sosialisasi Hasil
No Jenis Tindakan SPO Sosialisasi
Jumlah % Jumlah %
Perawat Perawat
1 Tindakan Infus 10 79,76% 10 88,40% 8,64%
2 Ganti Infus 15 59,65% 15 62,10% 2,45%
3 Pemberian obat Via selang 15 60% 15 85% 25,00%
4 Cuci tangan air mengalir 10 37% 15 100% 63,00%
5 Cuci tangan dengan handscrab 15 42,03% 15 70,14% 28,11%
6 Pemberian obat oral 15 22,52% 15 66,76% 44,24%
7 APD 6 100% 6 100% 0,00%
8 Pengelolaan alat Medis 6 25% 6 60% 35,00%
Pengelolaan sampah medis dan
9 non medis 6 66,67% 6 66,70% 0,03%
10 Penerimaan Pasien Baru 10 68% 10 78,40% 10,40%
11 Orientasi pasien Baru 10 67% 10 82,75% 15,75%
12 Timbang terima 10 65% 10 84,12% 19,12%
13 Kegiatan pre-post comprent 0 0% 5 80,17% 80,17%
Persiapan pasien Pulang
14 (DISCHARGE PLANNING) 10 82,38% 10 85,71% 3,33%
15 Pengambilan darah Vena 10 51,25% 10 62,81% 11,56%
16 Pengelolaan alat tajam 6 38,89% 6 38,89% 0,00%
21,68%
Rata –Rata ( %)

Pembahasan :

Bedasarkan hasil evaluasi terhadap penerapan SPO di ruang Zaitun I, setelah dilakukan
sosialisasi mulai tanggal 24 Januari sampai dengan 31 Januari 2019 yang dilakukan pada
perawat setiap pergantian shif mulai pagi, siang dan malam didapatkan bahwa dari 16 SPO
yang di evaluasi setelah dilakukan sosialisasi terdapat kenaikan nilai rata-rata 21,68 % untuk
setiap SPO nya. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan sosialisasi yang dilakukan sangat
berpengaruh terhadap kepatuhan SPO perawat di ruang Zaitun I. Kegiatan yang belum
tercapai di tindaklanjuti oleh kepala ruangan dan staf di ruangan zaitun 1, kegiatan sosialisasi
tetap dilaksanakan dalam upaya kepatuhan terhadap SOP dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan keperawatan khususnya di Zaitun 1 dan umumnya di RSUD Al-Ihsan.
175

2. Implementasi Penataan Ruang Zaitun I

Tabel 4.3 Kegiatan Menata Ruangan Zaitun 1

STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR IMPLEMENTASI EVALUASI RENCANA


KEBERHASILAN TINDAK LANJUT
Menata ruangan Menata ruangan zaitun Diharapkan Melakukan penataan Seluruh ruangan yang akan di Dilakukan follow
Zaitun 1 1 sesuai dengan ruangan bisa di ruangan yang tata bisa terlaksana 100% up oleh kepala
kondisi ruangan yang gunakan dengan bekerjasama dengan Tanggal 26 januari 2019 ruangan untuk
di butuhkan : maksimal dan kepala ruangan sudah terlaksana penataan memantau tata
1. Merapihkan tempat ruangan tertata tentang ruangan ruangan di zaitu 1 letak ruangan ,
linen dengan rapih yang akan di tata dan 1. Menata ruangan perawat kebersihan dan
2. Merapihkan di harapkan dapat menjadi 2 blok kegunaan kerapihan di
ruangan kepala memudahkan dalam dengan membedakan ruangan zaitun 1
ruangan segala kegiatan di tempat laki-laki dan
3. Menata ruangan ruangan Zaitu 1 perempuan
ganti perawat 2. Menata tempat linen
zaitun 1 menjadi satu rangkaian
4. Menata ruangan perbeden
spollhock 3. Menata ruangan tindakan
5. Menata ruangan menjadi ruangan persiapan
tenpat pendididkan obat satu ruangan
6. Menata ruangan 4. Menata ruangan
ruang tindakan / pendidikan
tempat persiapan 5. Menata ruangan kepala
obat ruangan
176

1. Menata ruang ganti perawat Zaitun 1


Sesuai dengan hasil kajian situasi di ruang Zaitun 1 bahwa ruang ganti
perawat masih bersatu antara laki-laki dan perempuan, sehingga kelompok
menata ruangan dan memberikan beberapa sarana yang di butuhkan

Gambar 4.2 Sebelum dilakukan penataan

Gambar 4.3 Sesudah dilakukan penataan


177

2. Menata Ruangan Tindakan

Gambar 4.4 Sebelum dilakukan penataan

Gambar 4.5 Sesudah dilakukan penataan

Gambar 4.6 Penataan persiapan pemberian obat pasien

Sebelum dilengkapi Sesudah dilengkapi


178

3. Menata ruangan spollhock

Gambar 4.7 Sebelum dilakukan penataan

Gambar 4.8 Sesudah dilakukan Penataan


179

4. Menata ruangan Alat tenun

Gambar 4.9 Sebelum dilakukan penataan

Gambar 4.10 Sesudah dilakukan penataan


180

Gambar 4.11 Sesudah dilakukan penataan


181

5. Menata ruangan Kepala Ruangan

Gambar 4.12 Sebelum dilakukan penataan

Gambar 4.13 Sesudah dilakukan penataan


182

6. Menata ruangan Edukasi

Gambar 4.14 Sebelum dilakukan penataan

Gambar 4.15 Sesudah dilakukan penataan


183

7. Menata ruangan Pendidikan

Gambar 4.16 Sebelum dilakukan penataan

Gambar 4.17 Sesudah dilakukan Penataan


184

Tabel 4.4 Implementasi Penataan Struktur Organisasi Zaitun 1

STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR IMPLEMENTASI EVALUASI RENCANA TINDAK


KEBERHASILAN LANJUT
Struktur Menata struktur Mengganti nama –nama Mengganti nama Struktur organisasi yang Apabila ada perubahan
organisasi organisasi sesuai SDM yang ada di tertera sudah sesuai koordinasi dengan kepala
struktur yang ada di
dengan SDM yang struktur yang ada di dengan SDM terbaru ruangan agar langsung di
ada saat ini ruangan Zaitun 1 dengan ruangan. 2019 pada tanggal 2 sesuai dengan SDM yang
Februari 2019 ada
nama SDM terbaru

Gambar 4.18 Penataan Struktur organisasi yang mengalami perubahan di 2019

Sebelum di lakukan perbaikan Sesudah di lakukan perombakan sesuai SDM 2019


185

Tabel 4.5 Implementasi Refresing Aspek Legal Perawat dalam Tindakan Keperawatan dan Kewenangan Klinis Perawat

STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR IMPLEMENTASI EVALUASI RENCANA TINDAK


KEBERHASI LANJUT
LAN
Implementasi Karyawan yang ada Melakukan 1. Melaksanakan Kegiatan refreshing Dilakukan follow up
Refresing Aspek di ruangan Zaitun 1 refresing kegiatan refreshing Aspek legal dan oleh kepala ruangan
Legal Perawat mengetahui tentang perawat di Aspek Legal dalam Kewenangan Klinis atau ka tim tentang
dalam Tindakan Legal Perawat zaitun 1 Tindakan diikuti oleh 31 orang pelaksanaan tindakan
Keperawatan dan dengan tindakan Keperawatan pada tgl perawat (91%) keperawatan sesuai
Kewenangan Klinis keperawatan dan 1 Februari 2019 SPO
Perawat kewenangan klinis 2. Melaksanakan
perawat kegiatan refreshing
Kewenangan Klinis
Perawat pada tgl 7
Februari 2019

Pembahasan :
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruangan Zaitun 1 bahwa perawat di ruangan belum mengetahui secara rinci tentang kewenangan klinis serta
aspek legal terkait SPO yang dilakukan, sehingga kelompok melakukan refresing tentang Aspek Legal Perawat dalam Tindakan Keperawatan
dan Kewenangan Klinis Perawat, yang berkoordinasi dengan komite keperawatan di RSUD Al Ihsan, dengan harapan seluruh perawat di Zaitun
I mengetahui tentang aspek legal dalam tindakan keperawatan dan kewenangan klinis perawat sehingga pada pelaksanaan tindakan
keperawatan dilaksanakan secara optimal sesuai SPO yang sudah ditetapkan di rumah sakit. Pada saat pelaksanan kegiatan perawat Zaitun 1
yang bisa menghadiri acara refreshing sebanyak 31 orang (91%).
186

Tabel 4.6 Sosialisasi Spiritual care , Pasien safety dan Caring perawat
STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR IMPLEMENTASI EVALUASI RENCANA TINDAK LANJUT
KEBERHASILAN
Sosialisasi Spiritual Karyawan yang ada di Melakukan Melakukan Sosialisasi Pelaksanaan spiritual care,
care , Pasien safety ruangan Zaitun 1 sosialisasi sosialisasi spiritual dilaksanakan patient safety dan caring
dan Caring perawat memahami tentang terhadap perawat care, patient safety tanggal 7 Februari perawat di evaluasi oleh
Spiritual care, patient yang ada di Zaitun dan caring perawat 2019dengan kepala ruangan
safety dan caring perawat 1 oleh mahasiswa Budi dihadiri oleh 26
Luhur di ruang Zaitun orang perawat
I (76,5%)

Pembahasan :
Implementasi sosialisasi Spiritual Care, Pasien Safety dan Caring Perawat di ruang Zaitun 1 untuk semua perawat dilaksanakan tanggal 7 Februari 2019,
dengan harapan dapat meningkatkan caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien safety dan spiritual care di ruangan,
sehingga setelah dilakukan sosialisasi Spiritual Care, Pasien Safety dan Caring Perawat dapat melaksanakanya sesuai dengan SPO yang berlaku di
RSUD Al Ihsan, sehingga kejadian resiko jatuh, komplain pasien, serta spiritual terhadap pasien dapat berjalan dengan baik.

Tabel 4.7 Membuat Proposal Standar Isolasi


STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR IMPLEMENTASI EVALUASI RENCANA TINDAK
KEBERHASILAN LANJUT
Mengoptimalkan Ruangan isolasi di Zaitun 1 Adanya proposal Membuat proposal Proposal isolasi Follow up oleh kepala
ruangan isolasi sesuai dengan standar ruang isolasi standar isolasi terealisasi tanggal 7 ruangan dan kepala
Permenkes no. 27 Th 2017 bertekanan negatif bertekanan negatif Februari 2019 Instalasi Rawat Inap
187

Pembahasan :
Dari hasil observasi kajian di ruangan Zaitun 1 bahwa ruangan isolasi yang tersedia belum sesuai dengan standar , sehingga kami membuat pengajuan
proposal ruang isolasi sesuai standar Permenkes No. 27 Tahun 2017 untuk mengurangi resiko infeksi nosokomial dan meningkatkan mutu pelayanan .

Gambar 4.19 Proposal kebutuhan Ruang Isolasi Zaitun 1

Anda mungkin juga menyukai