PEMBAHASAN
165
166
2. METHODE
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun
2017, keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Patient safety atau keselamatan pasien diatur dalam Undang-
Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Dalam ketentuan
pasal 2 UU Rumah Sakit dinyatakan dengan tegas bahwa
penyelenggaraan rumah sakit harus didasarkan pada keselamatan
pasien. Ketentuan mengenai keselamatan pasien sendiri diatur dalam
pasal 43 UU Rumah Sakit ayat (1) menyatakan bahwa rumah sakit
wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
Dari 15 orang perawat yang dilakukan penilaian dan observasi
penerapan patient safety di ruang Zaitun I didapatkan nilai 54,28%, hal
ini menunjukkan hasil yang kurang optimal dari penerapan patient
safety dan sangat beresiko terhadap keselamatan pasien. Untuk
meningkatkan pengetahuan dan mengoptimalkan penerapan patient
167
3. MATERIAL
Berdasarkan data yang didapat dari hasil observasi kami di ruang
Zaitun I bahwa fasilitas alat medis dan keperawatan serta tata letak
ruang perawatan sebagian besar sudah memenuhi standar Kemenkes
2014 dan standar Depkes 2012. Tetapi untuk ruang isolasi masih belum
sesuai dengan standar. Dalam hal kami berupaya untuk mengajukan
proposal terkait ruang isolasi dan fasilitas yang diperlukan sesuai
dengan standar yang berpedoman pada Permenkes No. 27 Tahun
2017. Selain itu menata ulang ruangan-ruangan yang ada di Zaitun I
agar menjadi lebih rapi dan bersih.
4. MONEY
Dari hasil pengumpulan data keuangan ruangan Zaitun I
diperoleh bahwa pendapatan ruangan tidak sesuai dengan
pengeluaran. Disebabkan oleh kebijakan yang sering berubah dari
pihak ketiga. Terkait hal ini kami tidak melakukan intervensi apapun,
karena di luar kewenangan kami.
5. MARKET
Hasil survey kepuasan yang dilakukan di ruang Zaitun I terhadap
30 orang pasien dan keluarga didapatkan data bahwa 76,7%
menyatakan tidak puas terhadap pelayanan spiritual care yang
dilakukan oleh perawat. Data tersebut belum sesuai dengan standar
pelayanan minimal rawat inap yaitu sebesar > 90%. Berdasarkan hal
tersebut kami merasa perlu mengadakan refreshing tentang Spiritual
Care perawat ruang Zaitun I dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan Spiritual Care di RSUD Al Ihsan.
Berdasarkan hasil observasi terhadap 17 orang perawat Zaitun I
tentang caring perawat masih terdapat 10 orang (58,8%) yang
berperilaku caring kurang baik. Hal tersebut dapat mempengaruhi
terhadap kepuasan pasien dan beresiko terjadinya complain terhadap
169
pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu kami merasa perlu untuk
melakukan refreshing tentang Caring Perawat dalam upaya
meningkatkan pelayanan yang berfokus pada pasien, sesuai dengan
standar akreditasi KARS Versi 2012 tentang Pelayanan Pasien dan
SNARS Edisi I 2018 tentang Pelayanan Asuhan Pasien.
B. ANALISA
1. Implementasi dan Evaluasi Berdasarkan kajian situasi di Ruang
Zaitun I
Implementasi merupakan tahap yang sangat menentukan dalam
indikator keberhasilan kegiatan praktek manajemen keperawatan.
Implementasi dilakukan sesuai dengan perencanaan yang dibuat
berdasarkan hasil temuan pada kajian situasi awal. Implementasi
keperawatan yang dilakukan mengacu pada prinsip-prinsip manajemen
keperawatan, dimana pemecahan masalah yang dilakukan berdasarkan
perencanaan yang dibuat dan dilakukan evaluasi setelah implementasi
dilaksanakan.
Dalam proses implementasi pada tantanan menejemen
keperawatan diperlukan suatu kerjasama yang solid dari berbagai pihak
untuk mencapai keberhasilan tindakan yang dilakukan sesuai
perencanaan yang dibuat. Dalam kegiatan. ini diperlukan perencanaan
dan startegi yang disepakati terlebih dahulu oleh ruangan, sehingga
pelaksanaan kegiatan yang dibuat kelompok dapat berjalan sesuai
kebutuhan ruangan yang dianalisa berdasarkan data hasil kajian awal.
Setelah pemaparan data hasil kajian pada seminar awal, maka
dilakukan kesepakan dengan kepala ruangan dan perawat primer ruang
Zaitun I RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat serta pembimbing klinik dan
pembimbing akademik. Berdasarkan kesepakatan tersebut maka
dilaksanakan berberapa kegiatan sesuai dengan skala prioritas masalah
yang ditemukan pada saat kajian awal.
170
Gambar 4.1 Format Daftar Tilik SPO terkait MPKP dan SPO Tindakan Keperawatan
174
Sebelum Peningkatan
Sosialisasi Sesudah Sosialisasi Hasil
No Jenis Tindakan SPO Sosialisasi
Jumlah % Jumlah %
Perawat Perawat
1 Tindakan Infus 10 79,76% 10 88,40% 8,64%
2 Ganti Infus 15 59,65% 15 62,10% 2,45%
3 Pemberian obat Via selang 15 60% 15 85% 25,00%
4 Cuci tangan air mengalir 10 37% 15 100% 63,00%
5 Cuci tangan dengan handscrab 15 42,03% 15 70,14% 28,11%
6 Pemberian obat oral 15 22,52% 15 66,76% 44,24%
7 APD 6 100% 6 100% 0,00%
8 Pengelolaan alat Medis 6 25% 6 60% 35,00%
Pengelolaan sampah medis dan
9 non medis 6 66,67% 6 66,70% 0,03%
10 Penerimaan Pasien Baru 10 68% 10 78,40% 10,40%
11 Orientasi pasien Baru 10 67% 10 82,75% 15,75%
12 Timbang terima 10 65% 10 84,12% 19,12%
13 Kegiatan pre-post comprent 0 0% 5 80,17% 80,17%
Persiapan pasien Pulang
14 (DISCHARGE PLANNING) 10 82,38% 10 85,71% 3,33%
15 Pengambilan darah Vena 10 51,25% 10 62,81% 11,56%
16 Pengelolaan alat tajam 6 38,89% 6 38,89% 0,00%
21,68%
Rata –Rata ( %)
Pembahasan :
Bedasarkan hasil evaluasi terhadap penerapan SPO di ruang Zaitun I, setelah dilakukan
sosialisasi mulai tanggal 24 Januari sampai dengan 31 Januari 2019 yang dilakukan pada
perawat setiap pergantian shif mulai pagi, siang dan malam didapatkan bahwa dari 16 SPO
yang di evaluasi setelah dilakukan sosialisasi terdapat kenaikan nilai rata-rata 21,68 % untuk
setiap SPO nya. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan sosialisasi yang dilakukan sangat
berpengaruh terhadap kepatuhan SPO perawat di ruang Zaitun I. Kegiatan yang belum
tercapai di tindaklanjuti oleh kepala ruangan dan staf di ruangan zaitun 1, kegiatan sosialisasi
tetap dilaksanakan dalam upaya kepatuhan terhadap SOP dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan keperawatan khususnya di Zaitun 1 dan umumnya di RSUD Al-Ihsan.
175
Tabel 4.5 Implementasi Refresing Aspek Legal Perawat dalam Tindakan Keperawatan dan Kewenangan Klinis Perawat
Pembahasan :
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruangan Zaitun 1 bahwa perawat di ruangan belum mengetahui secara rinci tentang kewenangan klinis serta
aspek legal terkait SPO yang dilakukan, sehingga kelompok melakukan refresing tentang Aspek Legal Perawat dalam Tindakan Keperawatan
dan Kewenangan Klinis Perawat, yang berkoordinasi dengan komite keperawatan di RSUD Al Ihsan, dengan harapan seluruh perawat di Zaitun
I mengetahui tentang aspek legal dalam tindakan keperawatan dan kewenangan klinis perawat sehingga pada pelaksanaan tindakan
keperawatan dilaksanakan secara optimal sesuai SPO yang sudah ditetapkan di rumah sakit. Pada saat pelaksanan kegiatan perawat Zaitun 1
yang bisa menghadiri acara refreshing sebanyak 31 orang (91%).
186
Tabel 4.6 Sosialisasi Spiritual care , Pasien safety dan Caring perawat
STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR IMPLEMENTASI EVALUASI RENCANA TINDAK LANJUT
KEBERHASILAN
Sosialisasi Spiritual Karyawan yang ada di Melakukan Melakukan Sosialisasi Pelaksanaan spiritual care,
care , Pasien safety ruangan Zaitun 1 sosialisasi sosialisasi spiritual dilaksanakan patient safety dan caring
dan Caring perawat memahami tentang terhadap perawat care, patient safety tanggal 7 Februari perawat di evaluasi oleh
Spiritual care, patient yang ada di Zaitun dan caring perawat 2019dengan kepala ruangan
safety dan caring perawat 1 oleh mahasiswa Budi dihadiri oleh 26
Luhur di ruang Zaitun orang perawat
I (76,5%)
Pembahasan :
Implementasi sosialisasi Spiritual Care, Pasien Safety dan Caring Perawat di ruang Zaitun 1 untuk semua perawat dilaksanakan tanggal 7 Februari 2019,
dengan harapan dapat meningkatkan caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien safety dan spiritual care di ruangan,
sehingga setelah dilakukan sosialisasi Spiritual Care, Pasien Safety dan Caring Perawat dapat melaksanakanya sesuai dengan SPO yang berlaku di
RSUD Al Ihsan, sehingga kejadian resiko jatuh, komplain pasien, serta spiritual terhadap pasien dapat berjalan dengan baik.
Pembahasan :
Dari hasil observasi kajian di ruangan Zaitun 1 bahwa ruangan isolasi yang tersedia belum sesuai dengan standar , sehingga kami membuat pengajuan
proposal ruang isolasi sesuai standar Permenkes No. 27 Tahun 2017 untuk mengurangi resiko infeksi nosokomial dan meningkatkan mutu pelayanan .