Anda di halaman 1dari 10

Nilai-Nilai Budaya dan Norma-Norma Sosial

Artikel

Untuk memenuhi tugas matakuliah

Antropologi

yang dibina oleh Ibu Dra. Mustayah, M.Kes

Oleh:

1. Firdha Ayu Sylviagandhy (P17220182021)


2. Dwi Adefiya Salsabila (P17220182022)
3. Wasilatu Rohmi (P17220182023)
4. Eki Aditya (P17220182024)

Kelas:
D-III 1A

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

D3 KEPERAWATAN LAWANG

April 2019

A. Pengertian Nilai Budaya dan Norma Sosial

1. Pengertian Nilai Budaya


Nilai merupakan suatu hal yang dianggap baik atau buruk bagi kehidupan.

Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, namun hal tersebut menjadi pedoman

bagi kehidupan masyarakat. Contohnya, orang menganggap menolong bernilai

baik dan mencuri bernilai buruk.

Pengertian nilai berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia: Nilai adalah,

taksiran, sifat-sifat (hal-hal) penting yang dianggap penting atau yang berguna

bagi kemanusiaan yang dapat mendorong manusia mancapai tujuannya.

Pengertian nilai menurut beberapa ahli :

a. Kimball Young: Mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan

sering tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.

b. A. W. Green: Nilai adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai

emosi terhadap objek.

c. Woods: Mengemukakan bahwa nilai merupakan petunjuk umum yang telah

berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam

kehidupan sehari-hari

d. M. Z. Lawang: Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang

diinginkan, yang pantas, berharga, dan dapat mempengaruhi perilaku sosial

dari orang yang bernilai tersebut.

e. Hendropuspito: Menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang dihargai

masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan

kehidupan manusia.

Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam

dalam suatu masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan

(believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan


satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi

atau sedang terjadi. Sedangkan yang dimaksud dengan nilai budaya itu sendiri

sudah dirumuskan oleh beberapa ahli seperti :

a. Koentjaraningrat

Menurut Koentjaraningrat (1987:85) lain adalah nilai budaya terdiri dari

konsepsi – konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar

warga masyarakat mengenai hal – hal yang mereka anggap amat mulia.

b. Clyde Kluckhohn dlam Pelly

Clyde Kluckhohn dalam Pelly (1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai

konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang

berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan

orang dengan orang dan tentang hal – hal yang diingini dan tidak diingini

yang mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan lingkungan dan

sesama manusia.

c. Sumaatmadja dalam Marpaung

Sementara itu Sumaatmadja dalam Marpaung (2000) mengatakan bahwa

pada perkembangan, pengembangan, penerapan budaya dalam

kehidupan, berkembang pula nilai – nilai yang melekat di masyarakat yang

mengatur keserasian, keselarasan, serta keseimbangan.

Suatu nilai apabila sudah membudaya didalam diri seseorang, maka nilai itu

akan dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk di dalam bertingkahlaku. Hal ini

dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya budaya gotong royong,

budaya malas, dan lain-lain. Jadi, secara universal, nilai itu merupakan

pendorong bagi seseorang dalam mencapai tujuan tertentu.


Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi

umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik

secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik

buruk, benar salah, patut atau tidak patut.

2. Pengertian Norma Sosial

Kalau nilai merupakan pandangan tentang baik-buruknya sesuatu, maka

norma merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat apakah tindakan

yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang merupakan tindakan yang

wajar dan dapat diterima karena sesuai dengan harapan sebagian besar warga

masyarakat ataukah merupakan tindakan yang menyimpang karena tidak sesuai

dengan harapan sebagian besar warga masyarakat. Definisi norma menurut

Robert M.Z. Lawang, norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok

tertentu.

Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu.

Norma disebut pula peraturan sosial menyangkut perilaku-perilaku yang pantas

dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalan

masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak

sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk sejak lama.

Norma bertujuan untuk menciptakan keteraturan sosial, yaitu suatu kondisi

dalam masyarakat yang menunjukan adanya kehidupan yang harmonis (selaras,

serasi, dan seimbang). Sedangkan Norma sosial adalah kebiasaan umum yang

menjadi pedoman perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan

wilayah tertentu.
B. Fungsi Nilai-Nilai Budaya

Nilai mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting dalam kehidupan

manusia (adisubroto, 2000) yaitu sebagai berikut:

1. Nilai berfungsi sebagai standar, yaitu standar yang menunjukkan tingkah laku

dari berbagai cara, yaitu :

a) Membawa individu untuk mengambil posisi khusus dalam masalah sosial.

b) Mempengaruhi individu dalam memilih ideologi politik atau agama.

c) Menilai dan menentukan kebenaran dan kesalahan atas diri sendiri dan

orang lain.

d) Merupakan pusat pengkajian tentang proses-proses perbandingan untuk

menentukan individu bermoral dan kompeten.

e) Nilai di gunakan untuk mempengaruhi orang lain atau mengubahnya

2. Nilai berfungsi sebagai rencana umum (general plan) dalam menyelesaikan

konflik dan pengambilan keputusan.

3. Nilai berfungsi motivasional. Nilai memiliki komponen motivasional yang kuat

seperti halnya komponen kognitif, afektif, dan behavioral.

4. Nilai berfungsi penyesuaian, isi nilai tertentu di arahkan secara langsung kepada

cara bertingkah laku serta tujuan akhir yang berorientasi pada penyesuaian. Nilai

berorientasi penyesuaian sebenarnya merupakan nilai semu karena nilai tersebut

di perlukan oleh individu sebagai cara untuk menyesuaikan diri dari tekanan

kelompok. Nilai berfungsi sebagai ego defensive. Di dalam prosesnya nilai

mewakili konsep-konsep yang telah tersedia sehingga dapat mengurangi

ketegangan dengan lancer dan mudah


5. Nilai berfungsi sebagai pengetahuan dan aktualisasi diri. Fungsi pengetahuan

berarti pencarian arti kebutuhan untuk mengerti, kecenderungan terhadap

kesatuan persepsi dan keyakinan yang lebih baik untuk melengkapi kejelasan

dan konsepsi.

C. Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Indonesia

Kemajemukan masyarakat Indonesia menunjukkan suatu aneka warna yang

besar dalam hal budaya dan bahasa. Hal tersebut menjadikan mayoritas masyarakat

Indonesia bangga akan Bhineka Tunggal Ika yang melambangkan bangsa Indonesia

itu sendiri.

Salah satu kebudayaan khas masyarakat Indonesia adalah gotong royong.

Gotong royong merupakan suatu konsep yang erat sangkut pautnya dengan

kehidupan rakyat Indonesia sebagai masyrakat agraris, oleh karena itu gotong

royong bernilai tinggi.

Gotong royong mengandung 3 konsep : Pertama, Manusia tidak hidup sendiri

di dunia ini, tetapi dikelilingi oleh komunitasnya, masyrakatnya dan alam semesta

sekitarnya. Kedua, Dalam segala aspek kehidupan manusia pada hakekatnya

tergantung terhadap sesamanya. Ketiga, Memelihara hubungan baik dengan

sesamanya, terdorong oleh jiwa sama-rata sama-rasa. Seluruh konsep tersebut

memberikan sifat ketergantungan kepada sesama, dimana hal tersebut menciptakan

suatu rasa keamanan nurani yang sangat dalam. Gotong royong merupakan kunci

budaya kontemporer Indonesia, yang menggambarkan masyarakat di dalamnya dan

semua kebijakan yang diambil dalam kehidupan bermasyarakat harus berdasarkan

konsep gotong royong (Bowen 1986, 545).


D. Tahapan Norma-Norma Sosial

Berdasarkan tingkat daya ikat terhadap masyarakat tahap-tahap norma sosial

meliputi:

1. Norma cara (Usage)

Norma cara yaitu tata cara yang dianut seseorang dalam melakukan sesuatu.

Contoh: cara makan, tidak mngeluarkan bunyi. Sanksi bila melanggar, dianggap

tidak sopan.

2. Norma kebiasaan (Folkways)

Norma kebiasaan yaitu suatu aturan yang biasa berlaku di lingkungan

masyarakat (biasa dilakukan secara berulang-ulang).

Contoh :

· Mengucapkan salam ketika bertamu

· Menganggukkan kepala sebagai tanda hormat kepada orang lain

· Membuang sampah pada tempatnya

· Sanksi bila tidak melakukan : dianggap sebagai penyimpangan.

3. Norma tata kelakuan (Mores)

Suatu norma kebiasaan yang sudah mengakar di masyarakat berkembang

menjadi norma tata kelakuan, norma tata kelakuan digunakan sebagai alat

pengawasan oleh masyarakat kepada anggotanya. Contoh: larangan membunuh

atau memperkosa. Sanksi, diberikan hukuman sesuai dengan kesalahan yang

telah diperbuat dan sesuai dengan peraturan undang-undang yang telah dibuat.

4. Norma Adat (Custom)

Adat merupakan norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat, apabila

adat menjadi tertulis ia menjadi hukum adat. Merupakan suatu aturan yang
turun temurun. Contoh : larangan menguburkan jenazah di Bali dan larangan

merusak hutan pada suku Kajang Tana Toa di Sulawesi Selatan, sanksinya

dikucilkan.

5. Norma hukum (Law)

Norma hukum yaitu suatu rangkaian aturan yang menjadi pedoman bagi seluruh

warga negara. Norma hukum berisi ketentuan-ketentuan perundang-undangan

termasuk peraturan pemerintahan baik pusat maupun daerah dan keputusan-

keputusan pejabat pemerintah yang dijadikan pedoman dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara, apabila dilanggar dikenakan sanksi hukum baik

penjara, denda atau hukuman mati. Contoh: peraturan lalu lintas.

E. Pengertian dan Fungsi Pranata Sosial

Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dalam hubungan yang berpusat

kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan khusus dalam

masyarakat. Pranata sosial berasal dari bahasa asing social institutions, yang berarti

sebagai lembaga kemasyarakatan atau kumpulan norma (sistem norma). Fungsi

pranata social secara umum:

a. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat dalam hal bertingkah laku

dan bersikap dalam menghadapi masalah kemasyarakatan.

b. Menjaga keutuhan dan integrasi masyarakat.

c. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem

pengendalian sosial, artinya sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah

laku anggota-anggotanya.
DAFTAR PUSTAKA

http://meyadnya.blogspot.com/2011/10/perkembangan-nilai-budaya.html (diakses

tanggal 2 April 2019).


http://nuiiners.blogspot.com/2013/02/artikel-antrososkes.html (diakses tanggal 2 April

2019).

http://wirasaputra.wordpress.com/2011/10/13/.nilai-budaya-sistem-nilai-dan-orientasi-

nilai-budaya/ (diakses tanggal 2 April 2019).

Soekanto, Soerjono. 1996. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo.

Anda mungkin juga menyukai