Oleh karena itu, melihat dari tujuan tersebut, maka penulis sengaja
memberikan judul pada makalah ini dengan, “Inkar Sunnah Versi Syi’ah dan
Pandangan Mereka Tentang Sunnah,” sebuah kajian singkat sebagai salah satu
tugas pada mata kuliah Inkar Sunnah.
Dan tak lupa ucapan terima kasih penulis panjatkan kepada semua pihak
yang telah membantu selama proses pembuatan makalah ini. Tidak ada kata yang
pantas diucapkan selain do‟a jazâkumullâh khair katsîr.
Penulis
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
BAB II PEMBAHASAN 5
A. Simpulan 13
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
PENDAHULUAN
Satu bagian tubuh yang telah Allah Ta‟ala limpahkan kepada manusia
sebagai kelebihan ataupun pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya,
yaitu akal. Sebagaimana disebutkan di dalam contoh yang terdapat dalam buku
„ilmu al-Manthiq karya Ustadz KH. A. Zakaria:
Apa itu manusia? Manusia adalah hewan yang berakal. (ilmu al-Manthiq;
hlm : 3)
Slah satu kelompok yang menjadi bahasan utama pada makalah ini adalah
Syi‟ah. Kelompok syi‟ah ini lahir dari adanya kesamaan dalam pemikiran, yang
kemudian ada paham-paham yang dibawahnya, salah satunya paham mereka
tentang sunnah. Lalu yang menjadi permaslahnya adalah apakah paham tersebut
benar berdasarkan wahyu ataukah paham tersebut sesat dan menyesatkan (?).
Agar terselamatkannya akal dari paham- paham yang menyimpang, maka penting
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis merumuskan beberapa masalah dalam bentuk
pertanyaan, sebagai berikut:
a. Bagaimana perbedaan pengertian suunah menurut sunni dan syi‟ah?
b. Bagaimana pandangan syi‟ah terhadap sunnah?
c. Bagaimana ingkar sunnah syi‟ah?
d. Bagaimana bantahan terhadap pandangan syi‟ah tentang sunnah?
C. Tujuan penelitian
Makalah ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
a. agar bisa mengetahui pengertian sunnah menurut sunni dan syi‟ah.
b. agar bisa mengetahui pamdangan syi‟ah terhadap sunnah.
c. Agar bisa mengetahui inkar sunnah versi syi‟ah.
d. Agar bisa mengetahui bantahan terhadap pandangan syi‟ah tentang
sunnah.
PEMBAHASAN
Sunnah yang dimaksud pada pembahasan ini adalah sunnah dalam ilmu
Musthalah Hadits atau „Ulumul Hadits, bukan dalam ilmu Ushul Fiqih.
Maksudnya adalah sunnah nabawiyah, yakni hadits Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam. Hadits yang secara bahasa adalah al-Khabar yakni berita.
.ما أ ضيف إلى الىبي ملسو هيلع هللا ىلص من كىٌ أو فعل أو ثلسيس أو وصف
menurut Syi‟ah, hadits dan suunah itu berbeda. Jika pengertian hadits
sebagaimana dijelaskan sebelumnya, mka selanjutnya pengertian sunnah menurut
mereka adalah sebagai berikut:
1
Muhammad ibn Shalih ibn Muhammad al-„Utsaimin, Mushthalah al-Hadits, (Kairo: Maktabah
al-„Ilm, 1994), Vol. 1, hlm. 5
2
Amin Muchtar, Hitam Dibalik Putih Bantahan Terhadap Buku Putih Madzhab Syi‟ah, (Jakarta:
al-Qalam, 2014), hlm. 120
Dari kedua pengertian tentang suunah dengan dua versi, yakni versi sunni
(ahlus sunnah) dan versi Syi‟ah. Selanjutnya, dapat diketahui perbedaan yang
mendasr di antara dua versi tersebut, yaitu bagi sunni hadits itu bersumber dari
Rasulullah Shalallahu „Alaihi Wasallam (manusia pilihanNya) sedangkan
menurut Syi‟ah hadits adalah yang bersumber dari orang-orang yang maksum
yakni para nabi, rasul, dan para imam yang dianggap maksum. Menurut mereka
kedudukan para imam itu sama dengan kedudukan para Nabi, bahkan mereka
lebih memaksumkan para imam dari pada para Nabi. Hal ini akan dibuktikan pada
bab selanjutnya mengenai pandangan Syi‟ah terhadap sunnah. Olah karena itu,
tidak menjadi salah jika ada pernyataan bahwa hadits ,enurut Syi‟ah adalah
ucapan, perbuatan, atau ketetapan imam yang maksum.5
3
Amin Muchtar, Hitam Dibalik Putih… hlm. 120
4
Amin Muchtar, Hitam Dibalik Putih… hlm. 121
5
Dr. Ali Ahmad As-Salus, Ensiklopedi Sunnah Syi‟ah Studi Perbandingan Hadits & Fikih 2 dari
buku asli Ma‟a al-Syî‟ah al-Itsnâ „Asyariyah fî al-Ushûl wal-Furû‟ (Mausû‟ah Syâmilah)
Dirâsah
Muqârinah fî al-Fiqh wal-Hadîts terjemahan oleh Asmuni Solihan Zamakhsyari, (Jakarta:
alKautsar, 2001), vol. 2, hlm. 134
Arti asal dari kata Syi‟ah adalah kelompok. Dalam hal ini Syi‟ah dikenal
sejak lama dengan istilah pengikut setia “Ali bin Abi Thalib. Agar istilah Syi‟ah
tidak menyebabkan kesalahpahaman sebagaimana keumumannya dalam
menjelaskan Syi‟ah adalah seolah-olah mereka merupakan pengikut yang
mengikuti „Ali dan atau „Ali seolah-olah sepemahaman dengan mereka (para
pengikut setia). Padahal hal itu tidaklah benar. Maka dalam buku khawarij &
Syi‟ah karya Dr. Ali Muhammad ash- Shallabi, ia mendefenisikan Syi‟ah adalah
orang-orang yang mengaku-ngaku sebagai pendukung „Ali bin Abi thalib –
semoga Allah meridhainya- bahkan terkadang mereka pun dinamai dengan
Rafidlah –arti asalnya adalah meninggalkan pemimpin mereka. Hal ini karena
pada kenyataanya Syi‟ah tidak sedikitpun mengikuti „Ali dan „Ali pun tidak
memiliki keyakinan yang sama dengan mereka. Oleh karena itu, sejatinya Syi‟ah
hanyalah mereka yang mengaku-ngaku mengukuti „Ali dan mereka yang bersikap
meninggalkan pemimpinya.6
6
Dr. Ali Muhammad ash-Shallabi, Khawarij & Syi‟ah Sejarah, Ideologi & penyimpangan
Menurut Pandangan Ahlussunnah wal Jama‟ah dari judul asli Fikrul Khawarij wasy-Syi‟ah fi
Mizani Ahlis Sunnah wal Jama‟ah terjemahan oleh Cep Mochamad Faqih, (Jakarta: Ummul Qura,
2016), hlm. 179
7
Dr. Nashruddin Syarief, Islam Tanpa Sesat Membedah Akar Pemikiran Aliran Sesat, (Bandung:
Tsaqifa Publishing, 2015), hlm. 98
8
8 EnsiklopediIslam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), vol. 5, hlm. 11
9
Ensiklopedi Islam,… vol. 5, hlm. 11
10
Ensiklopedi Islam,… vol. 5, hlm. 10
11
Dr. Nashruddin Syarief, Islam Tanpa Sesat Membedah Akar Pemikiran Aliran Sesat,... hlm. 119
12
Abdul Majid Khon, Pemikiran Modern dalam Sunah: Pendekatan Ilmu Hadis, (Jakarta:
Kencana, 2011), hlm. 47
فيلىٌ (( إنهم لم يزالىا مسثدين على أعلابهم مىر فازكتهم فأكىٌ هما كاٌ العبد
الصالح و هىت عليهم شهيدا ما دمت فيهم فلما ثىفيحني هىت أهت السكيب عليهم و
إن جعربهم فئنهم عبادن وإن جغفس لهم فئهً أهت العزيز.أهت على ول ش يء شهيد
13
.))الحىيم
“... lalu ada segolongan dari sahabtku yang akan diculik dari arah kiru
lalu aku katakan: “ itu sahabtku, itu sahabtku.” Maka Allah Ta‟ala berfirman: “
Sesungguhnya mereka menjadi murtad sepeninggal kamu.” Aku katakan
sebagimana ucapan hanba yang Shalih (dan adalah aku menjadi saksi terhadap
mereka, selama aku berada diantara mereka. Maka setelah engakau wafatkan
(angkat) aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan engkau adalah maha
menyaksikan atas segala sesuatu. Jika engakau menyiksa mereka, maka
sesungguhnya mereka adalah hambah-hambah engakau, dan jika engakau
mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engakaulah yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. [QS. Al-Ma‟idah {5}: 117-118).14
Dari hadits tersebut sangat jelas menunjukkan bahwa para sahabat murtad
setelah Rasulullah Shalallahu „Alaihi Wasallam wafat. Hal ini jelas sangat
menguatkan pemahaman mereka tentang kemurtadan para shabat.
13
Muhammad ibn Isma‟il al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, (t.tp: Dar Thuq al-Najah, 1422 H), vol.
4, hlm. 139, No. 3349
14
Dr. Nashruddin Syarief, Islam Tanpa Sesat… hlm. 120-121
َ َ ّ َ َ ُ َ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ َ ُ َ ُ َ ْ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َّ َ
اق َل ِ و ِممن حولكم ِمن ْلاعرا ِب منا ِفقون و ِمن أه ِل اْل ِدين ِة مردوا على
ِ النف
َ َ
...ت ْعل ُم ُه ْم
“Di antara orang-orang Arab Badui yang disekelilingmu itu, ada orang-
orang munafik; dan (juga) di antara penduduk madinah. Mereka keterlaluan
dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi)
Kamilah-Lah yang mengetahui mereka.” (QS. At –Taubah [9]: 101)16
Dengan demikian jelas bahwa Syi‟ah tidak menerima hadits melalui jalur
para shabat. Mereka hanya menerima hadits dari ahlul bait. Bahkan pada
prakteknya mereka lebih menerima dan mengikuti para imamnya bukan lagi ahlul
baitnya. Sebagaimana dalam buku Hitam dibalik putih karya Amin Muchtar, ia
menyantumkan dengan sub judul Verifikasi Autensi Hadits, isi paragrafnya adalah
sebagai berikut:
15
Dr. Nashruddin Syarief, Islam Tanpa Sesat… hlm. 121
16
Dr. Nashruddin Syarief, Islam Tanpa Sesat… hlm. 121
Oleh karena itu secara garis besar pandangan Syi‟ah terhadap sunnah
adalah mereka hanya menerima hadits yang diriwayatkan oleh para imamnya saja.
Ada stu sekte dalam Syi‟ah yang memiliki konsep imamah yang berbeda,
yakni sekte Syi‟ah Zaidiyyah. Konsep imamah menurut nereka adalah para imam
yang menjadi pewaris Rasulullah Shalallahu „Alaihi Wasallam itu tidak
disebutkan nama-namanya secara jelas, melainkan hanya ciri-cirinya saja. Misal:
para imam haruslah berasal dari dari keturunan bani Hasyim, lalu setelah
wafatnya „Ali bin Abi Thalib, para imam harus berasl dar keturunan Fatimah binti
Rasulullah Shalallahu „Alihi Wasallam, dan ciri-ciri lainya. Dan dalam konsep
„ishmah nya pun mereka tidak meyakini bahwa para imam itu adalah orang yang
terjaga (suci dari dosa), melainkan para imam itu sama seperti manusia biasanya
tidak luput dari kesalahan. Di dalam konsep imamahnya, ada istilah imam asdlal
dan imam mafdhul. Imam afdhal adal imam yang telah memenuhi persyaratan
sebagai imam versi Syi‟ah Zaiditah. Sedangkan imam mafdhul adalah imam yang
tidak memenuhi persyaratan versi imam Syi‟ah Zaidiyah. Contoh imam afdhal
adalah „Ali bin Abi Thalib, sedangkan contoh imam mafdhul adalah Abu Bakar,
„Umar bin Khathab, dan „Utsman bin Affan.18 Akan tetapi ada satu aliran dari
sekte Syi‟ah Zaidiyah ini yang tidak mengakui keimaman „Utsman bin Affan,
yakni aliran Sulaimaniyyah / al-Jariyah.19
17
Amin Muchtar, Hitam Dibalik Putih… hlm. 128
18
Aminun P. Omolu, Syi‟ah Zaidiyah: Konsep Imamah dan Ajaran-Ajaran Lainnya, bentuk
artikel
(pdf.), hlm. 210-213
19
http://www.syiahindonesia.com/2015/05/macam-macam-aliran-syiah-lengkap.html?m=1
(11/11/2017; 18.45)
Dan penting kiranya untuk mengetahui salah satu kitab fenomenal karya
ulam Syi‟ah sebagai tambahan pengetahuan. Kitab tersebut adal al-kahfi karya al-
Khulaini, seorang tokok Syi‟ah yang merupakam ahli hadits dan memiliki banyak
guru dari kalangan ahlul bait.21 Kitab tersebut berisi hadits-hadits Syi‟ah yang
menjadi rujukan utama bagi seluruh pengikut Syi‟ah setelah kutub al- „Arba‟ah
(emapat kiatab hadits Syi‟ah). Al kafi ini bagaikan panduan pokok setelah
Alquran bagi pengikut Syi‟ah. Karena di dalamnya berisi hadits-hadits versi
Syi‟ah.
20
Lihat buku panduan MUI, Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia, hlm.
33-34
21
Amin Muchtar, Hitam Dibalik Putih… hlm. 184
22
Dr. Nashruddin Syarief, Islam Tanpa Sesat… hlm. 126
23
Dr. Nashruddin Syarief, Islam Tanpa Sesat… hlm. 127-128
PENUTUP
A. Simpulan
a. Pengertian Hadit menurut Sunni
.ما أضيف إلى الىبي صل هللا عليه و سلم من كىٌ أو فعل أو ثلسيس أو صف
فيلىٌ (( إنهم لم يزالىا مسثدين على أعلابهم مىر فازكتهم فأكىٌ هما كاٌ العبد
الصالح و هىت عليهم شهيدا ما دمت فيهم فلما ثىفيحني هىت أهت السكيب عليهم و
إن جعربهم فئنهم عبادن وإن جغفس لهم فئهً أهت العزيز.أهت على ول ش يء شهيد
.))الحىيم
“... lalu ada segolongan dari sahabatku yang akan diculik dari arah
kiri lalu aku katakan: “Itu sahabatku, itu sahabatku.” Maka Allah
Ta‟ala berfirman: “Sesungguhnya mereka menjadi murtad
sepeninggal kamu.” Aku katakan sebagaimana ucapan hamba yang
Shalih (dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di
antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat)
aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha
Menyaksikan atas segala sesuatu. jika Engkau menyiksa mereka,
maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika
Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [QS. Al-Ma`idah {5}: 117-
118]).
وممن حىلىم من لْا عساب مىافلىن ومن أهل املديىة مسدوا على الىفاق ل جعلمهم
....هحن جعلمهم
B. Saran
a. Bagi para pembaca mohon untuk lebih banyak mencari referensi
tentang Syi‟ah. Karena kini Syi‟ah bergerak secara massif tanpa
kita ketahui.
Muchtar, Amin. 2014. Hitam dibalik putih bantahan terhadap buku putih
Madzhab Syi‟ah. Jakarta: al-Qalam
ash-Shallabi, Ali Muhammad. 2016. Khawarij & Syi‟ah Sejarah, Ideologi &
penyimpangan Menurut Pandangan Ahlussunnah wal Jama‟ah dari judul
asli Fikrul Khawarij wasy-Syi‟ah fi Mizani Ahlis Sunnah wal Jama‟ah
Penerjemah Cep Mochamad Faqih. Jakarta: Ummul Qura
Syarief, Nashruddin. 2015. Islam Tanpa Sesat Membedah Akar Pemikiran Aliran
Sesat. Bandung: Tsaqifa Publishing
Khon, Abdul Majid. 2011. Pemikiran Modern dalam Sunah: Pendekatan Ilmu
Hadis. Jakarta: Kencana
al-Bukhari, Muhammad ibn Isma‟il. 1422 H. Shahih al-Bukhari. t.tp: Dar Thuq
al-Najah
http://www.syiahindonesia.com/2015/05/macam-macam-aliran-
syiahlengkap.html?m=1 (11/11/2017; 18.45)