2. Perbedaan asam lemak jenuh dan tidak jenuh dapat dilihat dari table
Lemak Jenuh Lemak Tak Jenuh
Jenis Ikatan Terdiri dari tunggal Terdiri setidaknya dari 1 ikatan rangkap
Konsumsi yang Tidak lebih dari 10% dari total Tidak lebih dari 30% total kalori tiap hari
direkomendasikan kalori per hari
Efek Kesehatan Kelebihan konsumsi tidak baik Lemak tidak jenuh diperhitungkan baik
karena hubungan mereka dengan untuk dimakan jika Anda memantau
aterosklerosis dan penyakit kolestrol. Juga tinggi akan antioksidan.
jantung.
Kolestrol Lemak jenuh meningkatkan Low Lemak tak jenuh meningkatkan High
Density Lipoprotein (LDL atau Density Lipoprotein (HDL atau kolesterol
kolesterol jahat) & Very Low baik) dan menurunkan Low Density
Density Lipoprotein (VLDL's). Lipoprotein (LDL atau kolesterol jahat).
Sumber kolesterol jahat adalah Sumber HDL termasuk bawang merah dan
makanan yang kaya akan asam asam lemak Omega-3 seperti minyak rami,
lemak trans, karbohidrat olahan, ikan, makanan kaya serat seperti biji-
seperti gula putih, dan tepung. bijian.
Umumnya ditemukan Mentega, minyak kelapa, susu Alpukat, minyak kedelai, minyak canola
pada utuh, daging, kacang, mentega, dan minyak zaitun, minyak bunga
margarin, keju, minyak sayur, matahari, minyak ikan kenari, rami, dan
gorengan, dan makanan frozen. daging merah.
Daya tahan jika Tahan lama dan tidak cepat Cepat rusak
disimpan rusak
Titik leleh Tinggi Rendah
Bentuk fisik pada Padat (lemak trans & lemak Cair (lemak tak jenuh tunggal & lemak
temperatur kamar jenuh) tidak jenuh jamak – milik Omega 3 & 9
Bau tengik Rendah Tinggi
Contoh Minyak terhidrogenasi, mentega, Minyak Zaitun, asam linoleat, asam alfa-
daging olahan linolenat
Sintesis SFAs yang dihambat di hati lebih sering selama pencernaan lemak tak jenuh
daripada lemak jenuh (Milicevic et al., 2014)
(Milićević, D., D.Vranić, Z.Mašić, N.Parunović, D. Trbović, J.Nedeljković-Trailović and
Z.Petrović. 2014. The role of total fats, saturated/unsaturated fatty acids and cholesterol content
in chicken meat as cardiovascular risk factors. Lipids in Health and Disease 13 (42) : 1-12
3. Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan.
Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali
membebaskan gliserol (Naomi, 2013)
Naomi, P., A. M. L. Gaol, dan M. Y. Toha. 2013. Pembuatan sabun lunak dari minyak goreng
bekas ditinjau dari kinetika reaksi kimia. Jurnal Teknik Vol 19 (2) : 42-48
Lemak atau minyak ditambahkan NaOH 40% dan alcohol. Setelah tercampur larutan
dipanaskan hingga air dan alkohol menguap. Hasil yang diperoleh adalah hasil hidrolisis
karena pengaruh suatu basa kuat berupa NaOH.
4. Pembuatan sabun
a. NaOH : menghidrolisis lipida. NaOH yangmerupakan alkali, akan bereaksi dengan
asam lemak bebas sehingga akan membentuk endapan berupa garamNatrium.
Semakin tinggi konsentrasi NaOH maka sabun padat dan sabun cair yang dihasilkan
lebih banyak (Sari et al., 2010)
Sari, T.I., J. P. Kasih, dan T. J. N. Sari. 2010. Pembuatan sabun padat dan sabun cair dari
minyak jarak. Jurnal Teknik Kimia 17 (1):28-33
b. Alcohol : lkohol yang memiliki sifat mudah menguap digunakansebagai larutan untuk
melarutkan gliserol, mempermudah percampuran antara bahan-bahan yang diuji
(minyakbaru, margarine, gajih) dengan NaOH pada saat dipanaskan.
c. Dipanaskan : mempercepat reaksi hidrolisis lemak, hidrolisis dapat berjalan dengan
baik bila dilakukanpada suhu dan tekanan yang tinggi
Oksalat
Uji Asam Lemak Bebas
a. Kloroform : mempercepathidrolisis.
b. Vortex : mencampurkan larutan
c. Larutan PP : mengetahui apakah bahan makanan mengandung banyak lemak atau
tidak,mengandung asam lemak bebas atau tidak. jika warna merah dari PP hilang berarti
pengujian menunjukkanhasil positif atau dalam bahan tersebut terdapat asam lemak
bebas.
5. A. Reaksi Penyabunan
B. Ketika direaksikan dengan larutan CaCl2, dengan reaksi:
2RCOONa + CaCl2 → (RCOO)2 Ca + 2 NaCl
MgCl2, reaksi yang terbentuk:
2RCOONa + MgCl2 → (RCOO)2Mg + 2 NaCl
Pb asetat, reaksi yang terbentuk :
2RCOONa + Pb(C2H3O2)2 → (RCOO)2Pb + 2 NaC2H3O2
C.
D. Fat + Kloroform → warna pink
6. Salah satu sifat sabun yaitu menghasilkan buih atau busa. Jika larutan sabun dalam air
diaduk maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah.
Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air
mengendap. CH3(CH2)16COONa + CaSO4→Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2
(Khuzaimah, 2016)
Khuzaimah, S. 2016. Pembuatan sabun padat dari minyak goreng bekas ditinjau dari kinetika
reaksi kimia. Jurnal Rekayasa Teknologi Industri Hijau vol 2 (2) : 1-11
Maka itu air sadah menjadi salah satu factor yang mengganggu penggunaan sabun karena
akan memperkecil daya pembersihannya sehingga dibutuhkan penggunaan sabun yang
banyak.
7. Hasil dan bandingkan dengan literature
Pembentukkan sabun :
Pembentukan saponifikasi memberikan hasil positif dari ketiga bahan lipid. Sabun yang
terbentuk dalam percobaan tersebut berasal dari larutan alkali (dalam percobaan
menggunakan NaOH) berlebih yang beraksi dengan asam lemak bebas membentuk garam
natrium. Jumlah NaOH dam waktu pengadukan akan berpengaruh terhadap sabun lunak yang
semakin banyak akan berpengaruh terhadap sabun lunak yang dihasilkan. (Naomi,2013)