Anda di halaman 1dari 10

Filantropi Budaya

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filantropi Sosial

Disusun oleh:

Nama : Jonathan Gilbertho

Nim : E1022191016

PROGRAM STUDI PEMBANGUNAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK
Daftar Isi

A. Definisi Filantropi Sosial ......................................................................................................

1. Tujuan filantropi .............................................................................................................

2. Prinsip-prinsip Filantropi Yang Dikembangkan ................................................

B. Filantropi Budaya ...................................................................................................................

1. Nugal ..................................................................................................................................

2. Gawai Desa .......................................................................................................................

Kesimpulan .....................................................................................................................................

Daftar pustaka ...............................................................................................................................


A. Definisi Filantropi Sosial

Filantropi (bahasa Yunani: philein berarti cinta, dan anthropos berarti

manusia) adalah tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia serta nilai

kemanusiaan, sehingga menyumbangkan waktu, uang, dan tenaganya untuk

menolong orang lain. Istilah ini umumnya diberikan pada orang-orang yang

memberikan banyak dana untuk amal. Biasanya, filantropi seorang kaya raya yang

sering menyumbang untuk kaum miskin.

Seorang filantropis seringkali tidak mendapatkan dukungan menyeluruh

terhadap tindakannya. Tuduhan yang sering diterima adalah masalah tujuan amal

(seperti mendanai seni bukannya memerangi kelaparan dunia), atau memiliki

tujuan terselubung seperti penghindaran pajak dengan efek samping popularitas.

1. Tujuan Filantropi

 Menjadi wahana komunikasi dan konsultasi para pelaku filantropi dalam

menghadapai dan mencari solusi terhadap masalah-masalah sosial-

kemanusiaan dan lingkungan di Indonesia.

 Menjadi wahana komunikasi dan konsultasi para pelaku filantropi dalam

menghadapi dan mencari solusi terhadap masalah-masalah sosial-

kemanusiaan dan lingkungan di Indonesia.

 Menumbuh kembangkan sifat, semangat dan etik filantropi/kedermawanan

sosial di berbagai kalangan dan lapisan masyarakat Indonesia melalui

berbagai media dan sarana.

 Meningkatkan profesionalitas, akuntabilitas dan transparansi organisasi

nirlaba/pelaku filantropi.
 Menumbuhkan rasa saling percaya, solidaritas dan kerja sama yagn sehat

dan membangun diantara para pelaku dan lembaga filantropi di Indonesia.

 Menjadi mitra yang dipercaya oleh pemerintah dan sektor usaha dalam

menjalankan pembangunan sosial-kemanusiaan dan lingkungan di tanah

air.

2. Prinsip-prinsip Filantropi yang dikembangkan

 Filantropi memberikan akses kepada warga masyarakat yang memerlukan

sumberdaya agar mereka dapat meningkatkan kemandirian mereka dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya.

 Setiap pelaku filantropi menghargai keberagaman yang hidup dalam

masyarakat : budaya, agama dan keyakinan, suku bangsa, cara pandang, dan

lain-lain.

 Keadilan gender. Filantropi yang dilaksanakan memperhatikan kebutuhan

dan kecenderungan gender yang berbeda dan menempatkannya dalam

perspektif kesetaraan.

 Universal dan non-partisan. Filantropi tidak membeda-bedakan latar

belakang penerima maupun pemberi dan dijaga agar tidak menjadi alat

politik untuk kepentingan kelompok atau aliran tertentu.

 Kepentingan bangsa ditempatkat di atas kepentingan individu dan kelompok


B. Filantropi Budaya

Selain filantropi sosial terdapat juga filantropi budaya dalam kehidupan

masyarakat. Filantropi budaya yg dimaksudkan adalah nilai-nilai dalam

kebudayaan tertentu yang memiliki hubungan dengan filantropi. Kebudayaan yang

akan dibahas dibawah ini tentu saja yang berhubungan dengan filantropi dan

unsur-unsur didalamnya berkaitan dengan nilai kebaikan antara masyarakat

disuatu wilayah. Berikut ini merupakan contoh nilai-nilai kebudayaan yang

berkaitan dengan nilai-nilai filantropi dalam kebudayaan adat istiadat masyarakat

dayak khususnya dayak iban yang sampai sekarang masih biasa

dilakukan/dilaksanakan.

1. Nugal

Nugal berarti menanam padi. Nugal merupakan budaya yang unik karena

memiliki makna filosofi kebersamaan dan kekeluargaan. Nugal juga merupakan

tradisi turun temurun suku Dayak tersebut, dilakukan setelah beberapa hari

lahan telah selesai dibersihkan dengan cara dibakar.

Maka tidak heran jika menjelang musim menanam padi sering terjadi

pembakaran hutan atau kebun. Dengan tujuan, membersihkan sampah-sampah

pohon yang ditebang. Abu dari hasil pembakaran tersebut tidak dibuang,

melainkan dijadikan sebagai pupuk alami yang dipercaya untuk menyuburkan

dan menjaga keseimbangan keasaman tanah.


Selain tanaman utama yaitu Padi, tanaman lain yang ditanam pada

tradisi nugal ini sebagai tumpang sari, yaitu jagung, dan berbagai jenis

sayuran seperti terung, sawi, cabe, singkong, labu, bayam, kacang-kacangan,

timun).

Bagi pemilik ladang berkewajiban menyediakan bibit dan makanan serta

minuman bagi pekerja nugal. Makanan dan miuman tersebut menjadi upah

atau bayaran atas atas pekerjaan mereka.

Hingga saat ini, masih banyak masyarakat di Kalimantan Barat yang

menggunakan tradisi ini sebagai cara untuk bercocok tanam padi.


2. Gawai Desa

Gawai dayak merupakan suatu perayaan yang dilakukan oleh suku

dayak dalam rangka merayakan ucapan syukur atas hasil panen yang

melimpah. Dalam perayaan ucapan syukur ini, suku dayak sekaligus berdoa

agar hasil panen selanjutnya juga bagus dan terhindar dari hal yang tidak

baik yang dapat menimbulkan marabahaya.

Dalam upacara gawai ada beberapa adat istiadat yang harus dilakukan.

Dalam upacara tersebut juga harus menghadirkan para ketua adat, orang-

orang yang ditinggikan didesa tersebut dan para tetua-tetua desa karena

merekalah yang bertanggung jawab atas berlangsungnya upacara tersebut.


Upacara ini umumnya dilakukan di rumah Betang Panjang rumah khas suku

dayak.

Dalam perayaan ini masyarakat di desa yg sedang melakukan perayaan

gawai menyediakan berbagai macam sajian makanan dari hasil panen mereka.

Lalu, masyarakat dari desa lain datang berkunjung dan menikmati sajian yang

telah disediakan oleh tuan rumah yang melakukan perayaan gawai. Perayaan ini

hanya berlangsung sekitar dua hari saja. Kemudian, dihari berikutnya desa lain

juga merayakan gawai sampai musim panen selesai.


Kesimpulan

Jadi hubungan antara budaya-budaya tradisional tersebut dengan filantropi

adalah, kita sebagai masyarakat yang memiliki kebudayaan harus juga memiliki

rasa peduli dan kebaikan dalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya dalam

kebudayaan nugal setiap ada warga yang ingin menanam padi warga yg lain juga

ikut membantu tanpa pamrih, hanya saja pemilik ladang berkewajiban

menyediakan makanan dan minuman untuk dinikmati bersama. Sama seperti

perayaan nugal, pada perayaan gawai juga warga menyediakan makanan dan

minuman untuk dinikmati bersama dalam rangka ucapan syukur pada Tuhan Yang

Maha Esa atas hasil panen yang melimpah.


Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Filantropi (diakses tanggal 3 maret 2020)

https://filantropi.or.id/lama/tujuan-prinsip/ (diakses tanggal 3 maret 2020)

https://merahputih-com.cdn.ampproject.org/v/s/merahputih.com/post/amp/nugal-tradisi-

unik-menanam-padi-di-kalimantan-barat?usqp=mq331AQCKAE

%3D&amp_js_v=0.1#aoh=15833118838624&referrer=https%3A%2F

%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F

%2Fmerahputih.com%2Fpost%2Fread%2Fnugal-tradisi-unik-menanam-padi-di-

kalimantan-barat (diakses tanggal 4 maret 2020)

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/09/13/gawai-dayak-perayaan-ucapan-

syukur-suku-dayak (diakses tanggal 4 maret 2020)

Anda mungkin juga menyukai