Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan sejarah stoikiometri


Dalam ilmu kimia, stoikiometri (/ˌstɔɪkiˈɒmᵻtri/) adalah ilmu yang
mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk
dalam reaksi kimia (persamaan kimia). Kata ini berasal dari bahasa Yunani
kuno στοιχεῖον stoicheion "elemen" dan μέτρον metron "pengukuran.
Dalam bahasa Yunani patristik, kata Stoichiometria digunakan Nikephoros
untuk merujuk pada jumlah baris dari Perjanjian Baru kanonik dan beberapa
Apokrifa.
Stoikiometri didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
jumlah pereaksi dan hasil reaksi di dalam reaksi kimia (Chang, 2005).
Sedangkan menurut Achmad dan Tupamahu (1996) stoikiometri adalah
merupakan sebuah kajian tentang berbagai hubungan-hubungan kuantitatif
dalam reaksi kimia. Setelah melihat penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa stoikiometri adalah bagian dari disiplin ilmu kimia yang mempelajari
antara proses terjadinya suatu reaksi antar reaktan yang akan menghasilkan
produk dalam hubungan kuantitatif.

2.2. Jenis-jenis stoikiometri


Adapun jenis-jenis stoikiometri adalah sebagai berikut;
1. Stoikiometri reaksi
Stoikiometri tersebut sering digunakan untuk dapat
menyeimbangkan persamaan kimia yang dapat ditemukan pada
stoikiometri reaksi. Hal tesebut menggambarkan bahwa hubungan
kuantitatif antara zat disebabkan karena mereka berpartisipasi dalam
reaksi kimia.
2. Stoikiometri komposisi
Stoikiometri komposisi ini menjelaskan ialah kuantitatif (massa)
hubungan antara suatu unsur-unsur dalam senyawa. Misalnya ialah,
stoikiometri komposisi tersebut menggambarkan (massa) nitrogen
dengan hidrogen yang bergabung dan menjadi amonia kompleks. yakni
1 mol nitrogen dan juga 3 mol hidrogen dalam tiap-tiap 2 mol amonia.
Mol ialah satuan yang digunakan didalam kimia untuk jumlah zat.
3. Stoikiometri gas
Jenis stoikiometri ialah berkaitan dengan suatu reaksi yang
melibatkan gas, yang mana gas berada pada suatu suhu, tekanan dan
juga volume yang dikenal dan juga dapat dianggap gas ideal. Untuk
gas, perbandingan volume idealnya tersebut sama dengan hukum gas
ideal, Namun rasio massa reaksi tunggal tersebut harus dihitung dari
massa molekul reaktan serta juga produk,yang mana massa molekul
ialah massa 1(satu) molekul zat.
Gas ideal ialah suatu gas teoretis yang terdiri dari 1(satu) set
partikel yang bergerak acak, tanpa-berinteraksi yang mematuhi suatu
hukum gas ideal. Hukum gas ideal ialah suatu persamaan keadaan gas
ideal. Persamaan hukum gas ideal ialah sebagai berikut:
“PV = nRT, yang mana P ialah tekanan, V ialah volume dan juga T
ialah temperatur absolut, n ialah mol gas dan juga R ialah
konstanta gas universal”.
2.3. Hukum-hukum dalam stoikiometri
2.4. Pengimplementasian stoikiometri pada proses pengisan aki
Aki adalah alat untuk menghimpun tenaga listrik (dipakai pada mesin
mobil dan sebagainya) [ CITATION WJS90 \l 1057 ] . Lead-acid battery dikenal
sebagai Accu / Aki, ditemukan pertama kali di dunia di tahun 1800 oleh
Alessandro Volta yang dilahirkan di Como, Italia tahun 1745. Dengan
susunan elemen pertama yang dibuatnya, yang disebut sebagai “voltaic pile”
maka dengan begitu ditemukan pembangkit listrik yang praktis untuk
pertama kali. Setelah itu, ditahun 1859, dikembangkan oleh Raymond
Gaston Plante ahli fisika Prancis, ditahun 1880 Emile Alphonse Faure dan
pada tahun 1881, J.S Sellon, mengajukan paten dimana pasta dilapiskan
pada plat yang berlubang, bukan pada plat tanpa lubang, yang dengan begitu
pasta melekat lebih baik pada plat timah dibanding dengan temuan Faure,
tapi Sellon masih menggunakan plat antimoni, pada tahun yang sama
Volmar mengembangkan proses yang sama dengan Sellon tapi dengan
menggunakan plat timah berkisi-kisi (grid).Lead-acid battery berubah hanya
sedikit saja sejak 1880, pada material kemasan dan sistem produksi, yang
lebih meningkatkan daya simpan listriknya, memperpanjang umurnya dan
lebih bisa diandalkan, tetapi prinsip kerja baterry sampai sekarang masih
tetap sama dengan ketika pertama kali ditemukan.
Aki merupakan sebuah benda yang terdiri dari berbagai komponen
yang mendukung agar sistem yang di dalamnya berjalan dengan semestinya.
Adapun komponen-komponen utamanya adalah;
1. Kotak aki
2. Tutup aki
3. Lubang ventilasi
4. Pelat logam
5. Air aki
6. Separator
7. Sel
8. Terminal aki
Aki memiliki beberapa bagian utama. Yaitu kutub positif (anode)
yang terbuat dari timbal dioksida (PbO₂), kutub negatif yang terbuat dari
timbal murni (Pb), dan larutan elektrolit kuat yaitu asam sulfat (H₂SO₄)
dengan kepekatan 30%. Dalam kehidupan sehari-hari, aki ini memiliki
beberapa reaksi. Karena aki tersebut dapat mengubah dari energi kimia
menjadi listrik dan dapat kembali menjadi energi kimia. Sehingga aki ini
juga merupakan elemen sekunder.

Saat aki digunakan terjadi perubahan energi kimia menjadi listrik dan
terjadi perubahan pada anode, katode, dan larutan elektrolitnya. Pada anode
yang semula timbal dioksida (PbO₂)menjadi timbal sulfat (PbSO₄). Pada
katode yang semula timbale murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbSO₄). Pada
larutan elektrolitnya, asam sulfat (H₄SO₄) akan menjadi encer karena
terbentuk air. Pada mulanya terdapat air aki yang sudah tercampur dengan
asam sulfat dengan kepekatan 30% saja, maka asam sulfat akan mudah
terurai didalam air dan pada saat sebelum digunakan menjadi H₂SO₄ →2H+
+ SO₄² . Karena aki merupakan elemen sekunder, maka tentunya
aki juga dapat diisi kembali. Proses tersebut dikenal sebagai Setrum Aki.
Pada saat penyetruman aki, terjadi perubahan energy listrik menjadi kimia,
katode yang semula timbal sulfat (PbSO₄) menjadi timbal murni (Pb), yang
semula anode timbal sulfat menjadi timbal dioksida (PbO₂), dan larutan
yang semula encer menjadi lebih pekat.
2.5. Pengimplementasian stoikiometri pada proses pembuatan garam
ABSTRAK

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui manfaat dari
disiplin ilmu stoikiometri dalam kehidupan sehari-hari maupun pemanfaatan
dalam dunia industri. makalah ini menjelaskan tentang proses pengisian aki dan
proses pembuatan garam. Kedua proses tersebut menggunakan konsep
stoikiometri. Dengan menggunakan konsep stoikiometri proses pengisian aki dan
proses pembuatan garam lebih efektif serta efisien.
Aki merupakan elemen sekunder, maka tentunya aki juga dapat diisi
kembali. Proses tersebut dikenal sebagai Setrum Aki. Pada saat penyetruman aki,
terjadi perubahan energy listrik menjadi kimia, katode yang semula timbal sulfat
(PbSO₄) menjadi timbal murni (Pb), yang semula anode timbal sulfat menjadi
timbal dioksida (PbO₂), dan larutan yang semula encer menjadi lebih pekat.
Biasanya para petani garam membuat garam dengan metode petakan selain
itu, ada juga metode lain yaitu Proses pembuatan garam dengan cara penguapan
sinar matahari disebut kristalisasi (penguapan).

Kata-kata kunci: stoikiometri, pengisian aki, pembuatan garam.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Setelah melihat pemaparan materi tentang pengaplikasian disiplin
ilmu stoikiometri terhadap proses pengisian aki dan proses pembuatan
garam. Penulis mengetahui dan memahami dasar-dasar stoikiometri dari
pengertiannya hingga pengaplikasiannya dikehidupan sehari-hari maupun
dibidang industri. Dengan demikian, penulis membuat beberapa poin inti
yang isinya sebagai berikut;
1. Memahami tentang stoikiometri secara lebih detil.
2. Memahami jenis-jenis stoikiometri.
3. Memahami hukum-hukum yang terjadi dalam proses stoikiometri.
4. Memahami proses pengisian aki dengan menggunakan konsep
stoikiometri.
5. Memahami proses pembuatan garam dengan menggunakan konsep
stoikiometri.

3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Dengan demikian, penulis memberikan beberapa saran baik bagi pembaca
maupun penulis. Adapun poin-poin saran yang penulis buat adalah sebagai
berikut;
1. Memperbanyak literasi tentang stoikiometri secara lebih detil.
2. Memperbanyak lietrasi jenis-jenis stoikiometri.
3. Memperbanyak literasi hukum-hukum yang terjadi dalam proses
stoikiometri.
4. Memperbanyak literasi proses pengisian aki dengan menggunakan
konsep stoikiometri.
5. Memperbanyak literasi pembuatan garam dengan menggunakan konsep
stoikiometri.
DAFTAR PUSTAKA

http://arga41615110005mercubuana.blogspot.com/2015/10/stokiometri-dlm-
keseharian.html

Anda mungkin juga menyukai