Anda di halaman 1dari 7

PUISI ggbjjnbcd

Sahabat kau seperti jantung yang selalu berdetak

Yang selalu mengisi kehidupkanku dengan canda tawamu

Kau memang seperti pelangi

Yang selalu menampakan warna setelah kelabu

Bersamamu, aku merasakan seperti orang yang paling istimewa

disaaat ku menangis, tangis ku dapat terurai menjadi tawa

lukaku kan terpecah menjadi bahagia

kau memang seindah rembulan dipelupuk mata

Saat berpisah harus menyapa

Ku tak ingin kau teteskan air mata

Ku tak ingin kau berduka

Karena hati kita kan tetap bersama

tapi inilah kenyataan

dirimu memang sangat sulit hilang dari pikiranku

terlalu banyak memoriku menyimpan kenangan ini

sahabat, kehilanganmu membuat diriku lemah dan tak berdaya

Semua bukanlah sekedar kenangn

Semua bukanlah sekedar renungan

Saat kita dalam kebersamaan

Dalam suka maupun pengorbanan


Suku Gayo

Suku Gayo adalah sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo di
Provinsi Aceh bagian tengah. Berdasarkan sensus 2010 jumlah suku Gayo yang
mendiami provinsi Aceh mencapai 336.856 jiwa.Wilayah tradisional suku Gayo
meliputi kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues. Selain itu suku
Gayo juga mendiami sebagian wilayah di Aceh Tenggara, Aceh Tamiang, dan Aceh
Timur.
Suku Gayo beragama Islam Sunni dan mereka dikenal taat dalam
agamanya dan mereka menggunakan Bahasa Gayo dalam percakapan
sehari-hari mereka.
Bahasa Gayo adalah bahasa yang dipakai sebagai bahasa sehari-hari oleh suku Gayo. Bahasa
Gayo ini mempunyai keterkaitan dengan bahasa Suku Karo di Sumatra Utara. Bahasa ini
termasuk kelompok bahasa yang disebut "Northwest Sumatra-Barrier Islands" dari rumpun
bahasa Austronesia.

Kehidupan sosial
Masyarakat Gayo hidup dalam komuniti kecil yang disebut kampong. Setiap kampong dikepalai oleh
seorang gecik. Kumpulan beberapa kampung disebut kemukiman, yang dipimpin oleh mukim. Sistem
pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang disebut sarak opat, terdiri dari reje (raja),
petue (petua), imem (imam), dan rayat (rakyat).

Pada masa sekarang beberapa buah kemukiman merupakan bagian dari kecamatan, dengan unsur-
unsur kepemimpinan terdiri atas: gecik, wakil gecik, imem, dan cerdik pandai yang mewakili rakyat.

Sebuah kampong biasanya dihuni oleh beberapa kelompok belah (klan). Anggota-anggota suatu belah
merasa berasal dari satu nenek moyang, masih saling mengenal, dan mengembangkan hubungan tetap
dalam berbagai upacara adat. Garis keturunan ditarik berdasarkan prinsip patrilineal. Sistem perkawinan
yang berlaku berdasarkan tradisi adalah eksogami belah, dengan adat menetap sesudah nikah yang
patrilokal (juelen) atau matrilokal (angkap)

Kelompok kekerabatan terkecil disebut sara ine (keluarga inti). Kesatuan beberapa keluarga inti disebut
sara dapur. Pada masa lalu beberapa sara dapur tinggal bersama dalam sebuah rumah panjang,
sehingga disebut sara umah. Beberapa buah rumah panjang bergabung ke dalam satu belah (klan). Pada
masa sekarang banyak keluarga inti yang mendiami rumah sendiri. Pada masa lalu orang Gayo terutama
mengembangkan mata pencaharian bertani di sawah dan beternak, dengan adat istiadat mata
pencaharian yang rumit.

Selain itu ada penduduk yang berkebun, menangkap ikan, dan meramu hasil hutan. Mereka juga
mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun. Kini mata pencaharian yang
dominan adalah berkebun, terutama tanaman Kopi Gayo. Kerajinan membuat keramik dan anyaman
pernah terancam punah, namun dengan dijadikannya daerah ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata
di Aceh, kerajinan keramik mulai dikembangkan lagi. Kerajinan lain yang juga banyak mendapat
perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang dengan motif yang khas.
Pakaian adat suku gayo

Kerawang atau "Kerawang Gayo" atau Upuh Ulen-ulen adalah busana Adat Suku Gayo yang Biasanya
dipakai saat melangsungkan acara Resepsi Pernikahan, acara tarian adat dan budaya secara turun-
temurun.

Motif Kerawang Gayo yang khas setiap warna dan ukiran memiliki makna dan arti tersendiri, juga yang
membedakan baju adat satu daerah dengan daerah lain adalah warna dan motif yang terdapat pada
baju adat.

Hitam: merupakan hasil keputusan adat,

Merah: sebagai tanda berani (mersik) bertindak dalam kebenaran,

Putih: sebagai tanda suci dalam tindakan lahir dan batin,

Hijau: sebagai tanda kejayaan dan kerajinan (lisik) di dalam kehidupan sehari-hari,

Kuning: sebagai tanda hati-hati (urik) dalam bertindak.

Rumah adat Suku Gayo

Umah Pitu Ruang adalah rumah adat suku Gayo yang tersebar di perbatasan Aceh, Indonesia.Seperti
arsitektur pribumi tradisional suku Austronesia lainnya. Uma ditopang oleh tiang. Uma dihuni oleh
beberapa keluarga berkerabat dan memiliki teras depan untuk pria, ruang tidur tengah, dan teras
belakang untuk perempuan.
Seni Budaya

Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian, yang hampir
tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang
terkenal, antara lain tari Saman dan seni bertutur yang disebut Didong. Selain untuk hiburan dan
rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus
sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. Di samping itu
ada pula bentuk kesenian seperti tari Bines, tari Guel, tari Munalu, Sebuku /Pepongoten (seni meratap
dalam bentuk prosa), guru didong, dan melengkan (seni berpidato berdasarkan adat).Dalam seluruh segi
kehidupan, orang Gayo memiliki dan membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku
untuk mencapai ketertiban, disiplin, kesetiakawanan, gotong royong, dan rajin (mutentu). Pengalaman
nilai budaya ini dipacu oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen, yaitu persaingan yang mewujudkan
suatu nilai dasar mengenai harga diri (mukemel). Nilai-nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek
kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi, kesenian, kekerabatan, dan pendidikan. Sumber dari nilai-
nilai tersebut adalah agama Islam serta adat setempat yang dianut oleh seluruh masyarakat Gayo.

Seni dan Tarian

Tari Didong

Didong adalah sebuah kesenian rakyat Gayo yang memadukan unsur tari, vokal, dan
sastra.

Tari Saman

Tari Saman adalah sebuah tarian Suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-
peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian saman mempergunakan Bahasa Gayo. Selain itu
biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW

Tari Guel

Tari guel timbul tenggelam, namun Guel menjadi tari tradisi terutama dalam upacara adat tertentu. Guel
sepenuhnya apresiasi terhadap wujud alam, lingkkungan kemudian dirangkai begitu rupa melalui gerak
simbolis dan hentakan irama. Tari ini adalah media informatif. Kekompakan dalam padu padan antara
seni satra, musik/suara, gerak .
Makanan Khas

Masam Jaeng

Gutel

Cecah

Pengat

Suku Komering
Suku Komering adalah satu klan dari Suku Lampung yang berasal dari Kepaksian Sekala
Brak yang telah lama bermigrasi ke dataran Sumatra Selatan pada sekitar abad ke-7 dan
telah menjadi beberapa Kebuayan atau Marga. Nama Komering diambil dari nama Way atau Sungai di
dataran Sumatra Selatan yang menandai daerah kekuasaan Komering.

Rumah tradisi Komering

Salah satu tanda kebudayaan Komering dari masa lalu, yang hingga kini tetap
terjaga adalah rumah. Pada masyarakat Komering, khususnya marga
Semendawai, memiliki atau mengenal dua jenis rumah tempat tinggal yang bersifat tradisional, yakni
rumah ulu dan rumah gudang.

Berdasarkan struktur bangunan, antara rumah ulu dan rumah gudang pada prinsipnya sama, tapi
pembangunan rumah gudang umumnya cenderung mengalami beberapa modifikasi, dan tidak patuh
lagi seperti rumah-rumah ulu, terutama untuk arah hadap seperti hulu (utara), liba(selatan), darak
(barat), dan laok (timur). Perbedaan lainnya, pada rumah gudang, selalu dibuat atau ada ventilasi yang
posisinya tepat berada di atas setiap pintu dan jendela, sedangkan pada rumah ulu tidak mengenal
ventilasi udara.

Makanan Khas Komering

Pindang kuwol

Sambal Jok Jok

Putori Mandi
Tumpi

Samalingkung

Anda mungkin juga menyukai