Pembahasan :
1. Definisi
Sufokasi adalah asfiksia dimana pasokan oksigen tidak memadai di
lingkungan sekitarnya dan gagal mencapai aliran darah. Sufokasi meliputi
pembekapan (smoothering), seperti kepala korban ditutupi dengan kantong
plastik atau dibekap dengan bantal sehingga terjadi obstruksi atau oklusi jalan
napas eksternal yang menyebabkan penekanan eksternal pada dada atau
trakea. Hal ini dapat juga disebut sebagai sufokasi mekanik. Keracunan gas
dapat terjadi akibat dari kelebihan karbon dioksida. Sebab kematian pada
peristiwa sufokasi, biasanya merupakan kombinasi dari hipoksia, keracunan
CO2 dan hawa panas (Stewart, 2012).
2. Klasifikasi
Untuk mengetahui klasifikasi dari sufokasi, terlebih dahulu kita mengenal
klasifikasi asfiksia sehingga lebih mudah memahami sufoksia dan
klasifikasinya. Secara fisiologis dapat dibedakan empat bentuk asfiksia
(sering disebut anoksia) :
a. Anoksia anoksik (anoxic anoxia)
Keadaan ini diibaratkan dengan tidak atau kurang pemasokan oks
igen untuk keperluan tubuh. Pada tipe ini O2 tidak dapat masuk ke dalam
paru-paru karena :
1) Tidak ada atau tidak cukup O2 bernafas dalam ruangan tertutup,
kepala, ditutupi kantong plastik, udara yang kotor atau busuk, udara
lembab, bernafas dalam selokan tertutup atau di pegunungan yang
tinggi. Ini disebut asfiksia murni (suffocation)
2) Hambatan mekanik dari luar maupun dari dalam jalan nafas seperti
pembekapan, gantung diri, penjeratan, pencekikan, pemitingan atau
korpus alienum dalam tenggorokan. Ini disebut sebagai asfiksia
mekanik (mechanical asphyxia).
b. Anoksia anemia (anaemic anoxia)
Dimana tidak cukup hemoglobin untuk membawa oksigen. Ini
didapatkan pada anemi berat dengan pendarahan yang tiba-tiba.
c. Anoksia hambatan (stagnant anoxia)
Tidak lancarnya sirkulasi darah yang membawa oksigen. Ini bias
karena gagal jantung, syok, dan sebagainya. Dalam keadaan ini tekanan
oksigen cukup tinggi, tetapi sirkulasi darah tidak lancar.
d. Anoksia jaringan (histotoxic anoxia)
Gangguan terjadi di dalam jaringan sendiri, sehingga jaringan atau
tubuh tidak dapat menggunakan oksigen secara efektif.
Jenis - jenis sufokasi, berdasarkan penyebabnya dibedakan atas:
a. Pembekapan (smoothering) : Keadaan ini biasanya adalah kecelakaan
berupa asfiksia pada anak atau bayi karena ibu yang kurang
berpengalaman. Bayi didekap terlalu erat pada dada ibu sewaktu
menyusui. Jarang sekali hal ini terjadi sebagai upaya pembunuhan. Orang
dewasa juga sangat jarang mengalami kematian akibat pembekapan.
b. Tersedak benda asing (gagging and choking) : Yaitu jika terdapat benda
asing di dalam saluran pernafasan. Misalnya biji kopi. Hal ini lebih
sering akibat kecelakaan, yaitu karena adanya makanan, tulang, biji-bijian
atau cairan yang diaspirasi dari saluran pernafasan sehingga menyebabkan
asfiksia parsial.
c. Penekanan pada dada : Keadaan ini sering terjadi akibat kecelakaan dan
jarang sekali merupakan upaya pembunuhan. Pada kasus pembunuhan
maka akan tampak tanda-tanda perlawanan. Penekanan pada dada akan
disertai dengan cedera dada dan fraktur tulang iga.
d. Inhalasi gas-gas berbahaya. Gas yang sering terhirup adalah karbon
dioksida, karbon monoksida dan sulfur dioksida. Hal ini bias disebabkan
karena kecelakaan ataupun bunuh diri. Jika seluruh ruangan penuh berisi
gas yang berbahaya, akan mengakibatkan sufokasi yang fatal.
3. Penyebab
Banyak sekali pendapat tentang penyebab dari kondisi sufokasi ini,
menurut Muttaqin (2010) adalah :
a. Benda - benda menyumbat jalan nafas
b. Kepala dimasukkan ke dalam kantong plastik tertutup yang diikat
dibagian leher
c. Tidak sengaja bersembunyi didalam lemari es atau korban masuk ke
dalam selokan yang pengap atau sumur yang kering (sering terjadi pada
anak - anak )
d. Berada di pegunungan dimana tekanan oksigen sangat rendah
e. Karena akamulasi bekuan darah yang menutupi jalan nafas
f. Oksigen yang ada di udara lokal kurang memadai misalnya dalam satu
ruang kecil tanpa ventilasi cukup berdesak - desakan dengan banyak
orang,pertambangan yang mengalami keruntuhan ,atau terjebak dalam
ruanagn yang tertutp rapat.
Menurut Wong. (2008), penyebab terjadinya sufokasi adalah:
a. Balon lateks : Apakah digelembungkan sebagian, tidak digelembungkan,
atau pecah, merupakan penyebab utama kematian pediatric karena
tersedak akibat produk anak. Balon lateks harus dijauhkan dari bayi dan
anak kecil. Bahkan menggelembungkan sarung tangan lateks bias
membahayakan terutama pada anak yang sensitive terhadap lateks.
b. Tempat tidur dan kasur : Bayi yang diletakkan ditempat tidur dengan
selimut dan sprei yang dimasukkan ke dalam kasur dapat terperangkap
dan tidak bias membebaskan diri. Bantal bayi yang berisi manik-manik
busa plastik yang menyerupai kantong kacang kecil dapat menyebabkan
sufokasi apabila bantal tersebut menyesuaikan bentuk wajah dan
menghambat jalan napas. Terdapat potensi bahaya apabila orang dewasa
tidur bersama bayi kecil karena mereka bias saja berguling dan
membekap bayi.
c. Kantong plastik: Kantong plastic sangat ringan dan dapat dengan mudah
dan cepat membungkus kepala bayi yang aktif atau menekan wajah. Maka
dari itu, bantal dan kasur lebih baik tidak dibungkus menggunakan plastic.
Anak yang lebih besar dapat bermain dengan kantong plastic dan secara
tidak sengaja menariknya ke kepala mereka. Karena plastic tidak berpori
maka sufokasi dapat terjadi dalam waktu hitungan menit.
d. Tali: Sangat berpotensi untuk menyebabkan bayi tercekik yang berakibat
asfiksia. Serbet atau lap makan harus dilepas saat tidur dan barang seperti
dot tidak boleh digantungkan dengan tali di leher bayi. Mainan bertali
seperti telepon atau mainan yang diikat ditempat tidur berbahaya karena
dapat mengikat atau menjerat sekeliling leher bayi. Sebagai tindakan
kewaspadaan maka semua tali panjangnya harus kurang dari 30 cm,
mainan harus tergantung cukup tinggi sehingga bayi tidak dapat
meraihnya.
Sehingga dapat disimpulkan dalam klasifikasi penyebabnya adalah
a. Alamiah
Misalnya penyakit yang menyumbat saluran pernafasan seperti
laringitis difteri, atau menimbulkan gangguan pergerakan paru seperti fibr
osis paru.
b. Mekanik
Yang menyebabkan asfiksia mekanik,misalnya trauma yang
mengakibatkan emboli udara vena, emboli lemak, pneumotoraks bilat
eral,sumbatan pada saluran nafas dan sebagainya. Kejadian ini sering diju
mpaipada keadaan gantung diri, tenggelam, pencekikan, dan pembekapan.
c. Keracunan
Bahan yang menimbulkan depresi pusat pernafasan misalnya barbiturat,
narkotika.
4. Patofisiologi Sufokasi
Stewart, kent. (2012). Forensic Nursing Science. St. Louis. Missouri: Elsevier
Mosby
Tasmono, 2008. Distribusi Kasus Kematian Akibat Asfiksia di Malang Raya yang
Diperiksa di Instalasi Kedokteran Forensik RSSA Tahun 2006-2007. pp. 36-
39.