Nutrisi Fix
Nutrisi Fix
Kelas : 2A Keperawatan
BAB I
TINJAUAN TEORI
www.google.com
a. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan
oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan
relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman
dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari
berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di
kunyah oleh gigibelakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian
kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan
membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-
b. Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan (faring) adalah penghubung antara mulut dan
kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel)
yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan
antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga
mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
c. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian
atas adalah terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot
yang licin. Permukaannya diliputi selaput mukosa yang
mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk perlindungan.
d. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk
seperti kacang keledai.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui
otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup.
Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi
lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-
enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
1) Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh.
Karbohidrat akan terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian di
manfaatkan tubuh dan kehilangan glukosa akan di simpan di hati
dan jaringan otot dalam bentuk glikogen.
1) Jenis karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya, karbohidrat di
golongkan menjadi tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida,
dan poliskarida.
Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang
paling sederhana dan merupakan molekul yang paling
kecil. Dalam bentuk ini karbohidrat dapat di serap oleh
pembuluh darah di usus. Jenis monosakarida adalah
glukosa, dektrosa yang terdapat pada buah buahan dan
sayur sayuran frutkosa yang banyak terdapat pada buah –
buhan, sayuran dan madu, serta galaktosa yang merupakan
pemecah dari disakarida.
Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa.
Sukrosa dan maltosa banyak terdapat pada makanan nabati,
sedangkan laktosa merupaka jenis gula dalam air susu baik
pada susu ibu maupun susu hewan.
Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul
monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen,
dan selulosa.
b. Protein
Protein merupakan jenis unsur zat gizi yang sangat
berperan dalam penyusunan senyawa senyawa penting seperti
enzim, hormon, dan antibodi.
1. Jenis protein
Protein adalah senyawa kompleks, tersusun atas asam
amino atau peptida. Pada manusia terkandung 22 jenis
asam amino yang berbeda. Bentuk sederhana dari protein
adalah asam amino. Berdasarkan sumbernya, asam amino
di kelompokkan menjadi dua macam yaitu asam amino
3) Absorbsi Vitamin
Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan
vitamin C, mudah di absorbsi dalam epithelium mukosa
usus melalui proses difusi, kecuali vitamin B12 yang hanya
dapat di absorbsi dengan bantuan intrinsic faktor yang
dihasilkan oleh sel pariental lambung. Vitamin B12,
diabsorbsi pada ileum terminal. Sedangkan vitamin yang
larut dalam lemak seperti vitamin A,D,E,dan K akan
diabsorbsi dalam lemak seperti vitamin A,D,E,K dan B12
yang di absorbsi dari darah di simpan dalam hati dan
kemudian dipergunakan kembali jika di perlukan oleh
tubuh.
e. Mineral
1. Jenis mineral
Berdasarkan kebutuhannya dalam tubuh, mineral di
kelompokan menjadi dua yaitu :
Makromineral yaitu jumlah kebutuhan mineral tubuh
terdiri dari 100mg/hari seperti natrium (Na), kalsium
(Ca), fosfor (P), kalium (K), klorida (Cr), dan
magnesium (Mg)
Mikromineral, yaitu jumlah kebutuhan mineral kurang
dari 100mg/hari, seperti zat besi(Fe), seng (Zn),
kronmium ( Cr), mangan (Mn), tembaga (Cu), fluor
( F), dan Yodium ( I ).
2. Fungsi mineral
Mineral berperan dalam tiga proses berikut ini.
Pertukaran konsentrasi osmotic cairan tubuh, misalnya
natrium dan klorida yang berperan dalam
mempertahankan cairan ekstrsel. Kalium sangat
penting dalam mempertahankan konsentrasi osmotic
intrasel.
Proses fisiologis, variasi dari ion ion berperan dalam
berbagai proses fisiologis seperti mempertahankan
transmembran potensial, pembentukan dan
mempertahankan tulang, kontraksi otot, pembentukan
neurotransmitter, pembentukan hormon, pembekuan
darah,transport gas, dan sistem penyangga ( Buffer).
Sebagai kofaktor esensial berbagai reaksi enzimatik,
seperti pada calcium – dependent ATPase pada tulang
yang membutuhkan ion magnesium. ATPase untuk
BB (kg)
Indeks Masa Tubuh =
TB × TB (m)
Tabel: batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia
Kategori IMT
K
Kekurangan berat badan tingkat
ur < 17,0
berat
us
Kekurangan berat badan tingkat
17,0 ─ 18,5
sedang
N
or
18,5 ─ 25,0
m
al
G
e
Kelebihan berat badan tingkat
m >25,0 – 27,0
ringan
u
k
Kelebihan berat badan tingkat
>27,0
berat
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)
b. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah
dengan cepat hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun
energy basal relative konstan.
c. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di
bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0
kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
d. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas
permukaan tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin
besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal
tubuh juga menjadi lebih besar.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi
karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang
tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi
perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi
keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.
f. Status kesehatan
7. Penatalaksanaan
a. Penyuluhan masalah nutrisi pada pasien dan keluarga
b. Penanganan focus pada penyebab masalah pola nutrisi
c. Pemberian asupan nutrisi : Oral
d. Kolaborasi : Pemasanan NGT dan Pemberian Nutrisi melalui NGT
e. Pemberian obat pada penyebab masalah pola nutrisi
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan
nutrisi meliputi pengkajian fokus, diagnosa keperawatan, dan perencanaan
keperawatan. Pengkajian Fokus :
a. Riwayat keperawatan dan diet.
1) Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
2) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka
bakar dan demam?
5) Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?
b. Faktor yang memengaruhi diet
1) Status kesehatan
2) Kultur dan kepercayaan
3) Status sosial ekonomi.
4) Faktor psikologis
5) Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2. Diagnosa Keperawatan
3. Rencana Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan yang diharapkan:
4. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan adalah pengelolaan dan
5. Evaluasi Keperwatan
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dengan
melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal
ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi, dan strategi
evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam
rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan
pengkajian ulang.
A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
a. Identitas Klien
1) Nama : Tn M.A
2) Umur : 18 tahun 5 bulan 17 hari
3) Jenis Kelamin : Laki - laki
4) Agama : Islam
5) Suku/Kewarganegaraan : Betawi/ WNI
6) Pendidikan : Perguruan Tinggi
7) Pekerjaan : Mahasiswa ITB
8) Status marital : Belum Kawin
9) Tanggal,Jam pengkajian : 16 Oktober 2018 / 09.00 WIB
10) Tanggal,Jam masuk : 15 Oktober 2018 / 23.00
11) Diagnosa Medis : Observasi Febris + Vomitus
12) Alamat : Jl. Cisitu Indah II No. 16, Bandung
b. Identitas Keluarga/Penanggung jawab
1) Nama : Tn. S.A
2) Umur : 47 Tahun
3) Jenis kelamin : Laki - laki
4) Pekerjaan : Konsultan
5) Hubungan dengan klien : Ayah Kandung
6) Alamat : Jakarta
2. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang/saat ini:
(1) Alasan Masuk Rumah Sakit
3. Pola eliminasi
a) Kebiasaan buang air kecil (BAK):
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien BAK 3 – 4 kali dalam
sehari dengan jumlah ± 200 cc, berwarna kuning jernih dan bau
khas air kencing. Saat ini pasien mengatakan BAK sudah 3 kali
dengan jumlah ± 200cc, berwarna kuning jernih, bau khas air
kencing dan tidak ada nyeri.
b) Kebiasaan buang air besar (BAB):
9. Pola reproduksi-seksuslitas:
a) Masalah terkait seksual :
Tidak ada
b) Menstruasi :
Tidak ada
c) Gambaran prilaku seksual :
Tidak ada
d) Pengetahuan tentang seksual :
Tidak ada
11.Pola keyakinan-nilai:
a) Latar belakang budaya :
4. Data Biologi
a. Keadaan umum
Penampilan umum : pasien tampak sakit sedang, kesadaram
compos mentis, akral teraba hangat, pasien terpasang infus Asering
500 cc/ 12 di tangan kiri.
b. Tanda-tanda vital
TD : 90/70 mmHg
S : 36,9 ̊ C
N : 98 X/ menit
RR : 18 X/ menit
Nyeri : 0/10
c. Berat badan sebelum sakit: 65 Kg
Tinggi badan : 165 Cm
IMT : 23,9
d. Pemeriksaan fisik :
1) Kepala
Bentuk kepala simetris, rambut dan kulit kepala pasien bersih,
distribusi rambut merata dan tidak rontok, tidak ada benjolan
dan tidak ada keluhan.
2) Wajah
Wajah tampak simetris, tidak ada edema
3) Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
dan pupil isokor
4) Hidung
Bentuk hidung simetris, hidung tampak bersih dan tidak
terdapat sekret
5) Telinga
Telinga tampak bersih, pasien tidak merasa nyeri pada kedua
telinganya, pendengaran baik
6) Mulut dan tenggorokan
Mukosa bibir tampak kering, tidak ada stomatitis dan mulut
bersih
7) Leher
Tidak ada edema, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan
tidak ada nyeri tekan
8) Dada
10) Genetalia
Tidak terkaji
11) Rectum
Tidak terkaji
12) Punggung
Tidak ada kelainan, tampak normal
13) Ekstremitas
Bentuk simetris, tidak terdapat edema, lesi dan jaringan parut,
kuku jari bersih
5. Data psikologi
a) Status emosi:
Tampak stabil
b) Gaya komunikasi:
Pasien tampak kooperatif saat diajak bicara
c) Kegiatan agama yang diikuti :
Pasien mengatakan rutin sholat 5 waktu
d) Pandangan klien tentang peran Tuhan dalam kehidupannya, peran
doa dalam kehidupannya, kematian dan relasi dengan Tuhan :
Pasien mengatakan sakit adalah ujian hidup baginya dan pasien
percaya akan mendapat kesembuhan jika klien rajin berdoa
Hitung Jenis
Basofil 0.0 % 0.0 – 1.0
Eosinofil 4.0 % 2.0 – 4.0
Neutrofil segmen H 84.0 % 50.0 – 70.0
Limfosit L 5.0 % 20.0 – 40.0
Monosit 7.0 % 2.0 – 8.0
Kimia klinik
SGPT (ALT) 36 µL <41
Kimia klinik
Ureum darah 25 Mg/dL 19.44
eGFR
Kreatinin darah H 1.2 Mg/dL < 1.2
eGFR 78,9 mL/min/1.73 m^2
Natrium (sodium) 136 mmol/L 136-145
Kalium 3.8 mmol/L 3.5 – 5.1
(pottasium)
2) Radiologi
Tidak ada
3) Ekg
Tidak ada
4) Terapi obat:
Injeksi
B. PENGELOMPOKAN DATA
C. ANALISA DATA
Mual muntah
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
G. EVALUASI KEPERAWATAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai
ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi
dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
(Tarwoto & Wartonah 2010).
B. Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk
diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat
dilakukan dengan cara makan-makanan dengan gizi seimbang dengan di
imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus
dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa
terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.
DAFTAR PUSTAKA