Anda di halaman 1dari 85

PENGENALAN TEKNIK

PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

KAPITA SELEKTA AGROINDUSTRI


Proses Pengolahan Kelapa Sawit
Bahan Baku  TBS

Produk  CPO
Utama  Kernel

 Limbah Cair
 Limbah padat
Limbah  Limbah Gas

2
Yang Dihasilkan Pabrik

 Produk utama
• CPO (Crude Palm Oil) • Palm Kernel/Inti

 Limbah
• Limbah Padat • Limbah cair • Limbah gas
- tandan kosong, - ex-decanter, - Asap eks Boiler
- fiber cake, - ex-sterilizer,
- cangkang, solid, dll - ex-hydrocyclone dll
3
Tandan Buah Segar (TBS)
Exocarp

Mesocarp (CPO)

Shell
Kernel (PKO)

4
KARAKTERISTIK VARIETAS KELAPA
SAWIT DURA, TENERA DAN PISIFERA

Cangkang Mesokarp Inti


Varietas
(mm) (%) (%)

Dura 2-5 20-65 4-20

Tenera 1-2,5 60-90 3-15

Pisifera Tidak ada 92-97 3-8

Buah yang diolah adalah TENERA

5
Kriteria Kematangan
TBS*
Fraksi buah Kategori Persyaratan Jumlah
brondolan
Fraksi 00 & 0 Mentah Maks. 2.0% < 1 brondolan/kg
tandan
Fraksi 1, 2, 3 & 4 Matang Min. 96 % ≥ 1 brondolan/kg
tandan
Fraksi 5 Lewat matang Maks. 2.0% Buah dalam
membrondol
Fraksi 6 Tandan kosong 0% >90%
membrondol

6
* STD-MQC-001
Kriteria Lain-lain
 Tangkai panjang (V - cutting)
 Brondolan > 10%
 Kontaminasi kotoran pada brondolan = 0%

7
Syarat TBS yang Baik Diolah :
 Matang ---OER tinggi, DOBI tinggi
 Brondolan terkutip ---OER tinggi
 Segar (<24 jam) ---FFA rendah, DOBI tinggi
 Varietas Tenera ---OER tinggi
 Bersih dari kotoran ---OER tinggi, tidak merusak
alat, kualitas CPO baik
Kadar kotoran
O O M F Oil Losses
    Eff Brondolan terkutip
FFB M F FFB

8
DISAMPAIKAN PADA MATERI KELAS PAMA
Fishbone Diagram for FFB Composition
Oil on Fruit on Mesocarp on
Mesocarp Bunch Fruit

Ripeness Polination Ripeness


Pest
Planting Planting Planting
Material Material Material

Palm Age Palm Age Palm Age

FFB Composition/
Quality

EFB Ripeness Harvesting

Planting Transport &


Soil
Material Handling

Long stalk

Foreign Matter Losse Fruit Freshness

9
DISAMPAIKAN PADA MATERI KLAS PAMA
Pengaruh Kematangan TBS

Kematangan OER FFA DOBI


Mentah Rendah Rendah Rendah
Matang Tinggi Rendah Tinggi
Lewat Matang Tinggi Tinggi Rendah

10
Oil Quality
Deterioration of Bleachability Index (DOBI) adalah tingkat
kemudahan minyak untuk dipucatkan.
DOBI value* Quality Grade
> 3.3 Excellent (Istimewa)
3.0 – 3.2 Very Good (Sangat Baik)
2.4 – 2.9 Good (Baik)
1.8 – 2.3 Fair (Cukup)
< 1.70 Poor (Kurang)

DOBI value* : PORIM Standard 11


Yang Menyebabkan Rendahnya DOBI
 Buah mentah
 Buah restan
 Kualitas brondolan rendah
 Kontaminasi dengan CPO teroksidasi
 Over heating (selama proses dan
penyimpanan khususnya di storage
tank >55 oC)

12
Pengaruh Kematangan TBS
TBS Mentah
 USB tinggi ---losses tinggi di
threshing.
 Direbus kurang masak ---losses
tinggi di press.
 Waktu Sterilisasi lama ---
throughput berkurang
 Nut kurang kering ---kernel
pecah

13
DISAMPAIKAN PADA MATRI KELAS PAMA
Pengaruh Kematangan TBS

TBS Lewat Matang


 Losses tinggi di kondensat rebusan
 Losses tinggi di ampas press &
throughput rendah
 FFA tinggi
 Kernel lebih hitam
14
Pengaruh Kualitas TBS (lanjutan)
Adanya Tandan kosong (TKS) dan tangkai panjang
 Mengabsord minyak selama perebusan dan threshing ---
rendemen turun

Debris dan kotoran


 Calyx leave pada buah abnormal ---DOBI rendah.
 Tanah/pasir ---kandungan Fe dan Cu tinggi dan
mempercepat keausan mesin seperti screw press,
hydrocyclone, elevator, dan conveyor.

15
Pengaruh Kualitas TBS (lanjutan)
 TBS restan ---FFA tinggi
 TBS memar/luka ---FFA tinggi
 Tanah/pasir/batu ---mempercepat keausan
mesin (screw press, ripple mill, hydrocyclone,
decanter dll)

16
Alur Kontrol Kualitas TBS

GM-Operation

Estate
Manager
Mill
Manager
Pihak Quality
Ketiga Controller
Field
Assistant

Saksi Petugas Sortasi Saksi


Pemanen

Loading Ramp

Pihak Ketiga TBS Sendiri


17
DISAMPAIKAN PADA MATERI KELAS PAMA
Prinsip Pengolahan Kelapa Sawit
 Sterilisasi TBS
 Pemipilan buah dari tandan
 Pelumatan buah
 Pengepresan buah untuk mendapatkan minyak
 Pemurnian/klarifikasi minyak
 Pemisahan inti dan cangkang
UTILITAS
• Penyediaan uap (steam)
• Pembangkitan listrik
• Pengolahan air
• Pengendalian limbah
18
Flow Sheet Proses Pengolahan Kelapa Sawit
Fiber Cycl Nut Silo LTDS I LTDS I
Turbin

BPV Boiler
Depericar
EFB per
Hopper Ripple Hydro
CST Mill Cycl
Digester

Steriliser Thresher Oil Tank


Kernel
Screw Sludge Silo
Press Tank
Sand Oil
Trap Purifier

Vacuum Storage
Vibrating Drier Tank
Pre
Screen Tangki Cleaner

Tank

Decanter Fat Pit


19
Z

Plantation UPL
Stasiun-stasiun di Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
 Stasiun Loading Ramp
 Stasiun Perebusan
 Stasiun Threshing
 Stasiun Press
 Stasiun Klarifikasi
 Stasiun Pemisahan Kernel
 Stasiun Kernel Crushing Plant
 Stasiun Pembangkit Uap
 Stasiun Pengolahan Limbah
 Stasiun Pembangkit Tenaga Listrik
 Stasiun Water Treatment

20
Stasiun Loading Ramp

21
Daya Tampung Loading Ramp
Contoh perhitungan :
 Lori 42 unit (@7.5 ton) = 42 x 7.5 = 315 ton TBS
 Ramp 14 pintu (@15 ton) = 14 x 15 = 210 ton TBS
 Total = 315 + 210 = 525 ton TBS
 Kapasitas olah pabrik 45 TPJ

Daya tampung = 525/45 ≈ 11.5 jam

Prinsip dasar penangan TBS di Loading Ramp


adalah FIFO (First in First Out)

22
Stasiun Perebusan
Sterilizer
Untuk merebus
TBS dengan
menggunakan
steam
bertekanan 2.8-
3.0 kg/cm2

23
Prinsip Kerja Sterilisasi
Sumber panas yang digunakan berasal dari steam.

Dua fundamental proses yaitu :


 Perpindahan panas : Convection (steam ke
permukaan buah) dan Conduction (dari
permukaan buah ke dalam buah hingga
sampai ke kernel)

 Hydrolysis ---melepaskan brondolan dari


tandan

24
Tujuan Sterilisasi
 Memudahkan pelepasan buah di threshing
 Melunakkan buah
Memudahkan pemisahan mesocarp dan nut di
dalam proses digesting dan depericarping
 Meng-inaktifkan enzim lipase (pada suhu >45 OC)
Untuk menghindari kenaikan FFA.
 Memudahkan ekstraksi minyak
 Prakondisi biji agar tdk mudah pecah selama
proses pengepresan

25
Syarat Sterilisasi

 Ada kalor (heat)


 Adanya moisture digunakan untuk proses
hydrolisis
 Pressure 2.8 – 3.0 kg/cm2 selama 70 – 95 menit
digunakan untuk penetrasi agar kalor terdistribusi
secara merata diseluruh buah sawit

26
Proses Sterilisasi Triple Peak

10 11 12 14
13
Tekanan (kg/cm2)

7
6

3, 8
2 4, 15
5

1
I I I I I I I I I
I I I I
3 10 23 25 66 67 87 90 95
12 45 46 47
Waktu (menit)
27
Siklus Perebusan Triple Peak
Inlet Conden Exhaust Process Pressure Times (minutes)
No
Sate (Kg/Cm2) Holding Total
1 Open Close Close Deaeration 0 3 3
2 Open Close Close Maintain Peak 1 1,5 7 10
3 Close Open Close Condensate Blow down < 0,5 1 11
4 Close Open Open Blow Down Peak 3 0 1 12
5 Close Open Close Deaeration 0 2 14
6 Close Close Close Maintain Peak 2 2 9 23
7 Close Open Close Condensate Blow down < 1,7 1 24
8 Open Open Open Blow Down Peak 2 0 1 25
9 Close Close Close Maintain Peak 3 (I) 3 20 45
10 Close Open Close Condensate Blow down 2,8 1 46
11 Close Close Close Maintain Peak 3 (II) 3 20 66
12 Close Close Close Condensate Blow down 2,8 1 67
13 Close Close Close Maintain Peak 3 (III) 3 20 87
14 Close Open Close Condensate Blow down 2,7 3 90
15 Close Open Open Final Blow Down 0 5 95
Total cycle completes 95

28
Lori TBS
Lori
Lubang-
lubang
berfungsi
untuk
membantu
panas masuk
ke dalam TBS
dan air
condensat ke
luar

29
Kapasitas sterilizer

KS = (S x N x C)/T

KS = Kapasitas sterilizer (ton/jam)


S = Jumlah sterilizer yang ada di mill
N = Jumlah lori setiap sterilizer
C = Kapasitas lori (ton)
T = Waktu siklus sterilisasi (tutup pintu sampai
dengan buka pintu) (jam)

30
Kapasitas sterilizer
Contoh perhitungan
S =2
N =7
C = 7.5 ton
T = 100 menit (=1.67 jam)

KS = (2 x 7 x 7.5)/1.67
= 63 ton/jam
Kapasitas sterilisasi dipengaruhi oleh
 Pengisian lori
 Siklus sterilisasi
31
Stasiun Threshing
Transfer TBS yang telah disterilisasi
ke Thresher menggunakan
 Hoisting crane (untuk lori
berukuran kecil < 3.5 ton) atau
 Tippler (untuk lori berukuran > 4
ton)

32
Stasiun Threshing
Hoisting crane
Untuk
mengangkat dan
menuang buah
dari lori

Threshing
Untuk memipil
brondolan dari
tandan
dengan cara
dibanting
33
Stasiun Threshing
Bunch conveyor
Untuk
mentransfer buah
dari tippler ke
threshing.

Threshing drum
Untuk memipil
buah dari tandan

34
Bunch Conveyor Threshing Drum
Stasiun Threshing

Pengisian hopper thresher oleh lori dengan sistem


hoisting crane

35
Stasiun Threshing
Tipller :
Untuk
menuang
buah dari lori

36
Stasiun Threshing
Bunch crusher
Untuk membantu
memipil buah
sebelum masuk
ke threshing
kedua

37
Stasiun Press
Digester
Proses
Pelumatan Buah
dengan cara
pengadukan (24
Tujuan : rpm) pada suhu
 Melepaskan antara daging buah dan biji
90–100 OC
 Melumatkan serat dan biji hingga massa
homogen selama min. 20
 Memecah sel-sel minyak di dalam pericarp menit.
& mesocarp
 Memudahkan proses ekstraksi minyak dari
pericarp & mesocarp
38
Stasiun Press
Pisau pengaduk
digester

Termometer digester

39
Stasiun Press
Press
Untuk
memeras
minyak dari
serabut
dengan worm
screw
Standard oil
losses =4%
(wet basis)
40
Stasiun Press
Press
Gambar detail
mesin press

41
Stasiun Press

Presscage
cylinder

Cone head

42
Cara Kerja Press
 Massa (lumatan buah dari digester pada temperatur
95 OC) dipress dengan menggunakan double screw
press yang berputar berlawanan arah
 Tekanan bertambah ke arah axial dan tekanan terjadi
pada gesekan antara massa dan dinding rumah
(cage) screw press dan gesekan dari cone head yang
berada pada ujung screw press
 Tekanan tersebut akan memaksa minyak (CPO) ke
luar dari massa dan keluar dari lubang-lubang yang
terdapat pada lobang press cage
 Ampas press (press cake) ke luar melalui cone head

43
Efisiensi Kerja Press
Dipengaruhi oleh :
 Ketidaksempurnaan proses digesting akan
menyebabkan pericarp masih ada pada biji yang
menyebabkan kehilangan minyak tinggi.
 Kelebihan proses digesting akan menyebabkan
memecah non oil solid (NOS) yang mengakibatkan
tingginya kadar kotoran pada minyak (CPO).
 Penaikan tekanan pada cone head akan mengurangi
kandungan minyak pada press cake, namun biji
banyak yang pecah sehingga kehilangan kernel akan
tinggi.
 Keausan worm screw, press cake cylinder & cone
head.
44
Stasiun Klarifikasi
 Pemisahan minyak dari kotoran kasar
- Pengendapan pasir dengan sand trap
- Penyaringan dengan vibrating screen
 Pemisahan minyak dari sludge (air & lumpur)
- Pengendapan dengan continuous settling
tank (CST)
 Pemisahan minyak dari sludge dengan three
phase decanter
 Pemurnian minyak dari kotoran halus (purifier)
 Pengeringan minyak dari air dengan vacuum
dryer
45
Stasiun Klarifikasi
Sandtrap tank
Memisahkan
minyak dari
kotoran kasar
seperti pasir

46
Stasiun Klarifikasi
Crude Oil Tank
Untuk
pemisahan awal
minyak dan
sludge dan
mengendapkan
pasir lanjutan

47
Stasiun Klarifikasi
Penyaringan minyak dengan Vibrating Screen
 CPO ex screw press mempunyai komposisi :
 Oil = ±58 %
 NOS (Non Oil Solid) = ±10 %
 Moisture = ±32 %
 Sebelum penyaringan, minyak diencerkan dengan air
sebanyak 12 - 14% terhadap TBS (1.2 - 1.4 ton air per
ton TBS)
 Penyaringan dengan sistem double deck (20 dan 40
mesh)
 Penyaringan akan menurunkan viskositas dan
mengurangi kotoran

48
Stasiun Klarifikasi
Vibrating screen
Menyaring minyak
dari kotoran dan
sampah

Vibrating screen
dengan double
deck dimana
screen atas 20
mesh dan screen
bawah 40 mesh
49
Stasiun Klarifikasi
Process controll vibrating screen
 Pengenceran crude oil (12-14% terhadap TBS)
 Temperatur (90-95 OC)
 Check kondisi screen min. 1 kali/shift
 Check kondisi sampah keluar harus kering
 Pencucian screen

50
CPO yang akan disaring

Screen bagian atas Kotoran ke luar


Upper weight
Clamp ring
Lower frame
Frame Flat table
CPO ke luar Spring/per
Screen bagian bawah Lower weight

Motion generator

Base

51
CIRCULAR VIBRATING SCREEN
Stasiun Klarifikasi
Continuous
Settling Tank
Memisahkan
sludge dari
minyak
dengan cara
pengendapan

52
DISAMPAIKAN PADA MATERI KELAS PAMA
Stasiun Klarifikasi
Purifier
Memisahkan
kadar kotoran
dari minyak dari
±0.05%
menjadi
0.015%

53
Stasiun Klarifikasi
Vacuum Dryer
Menurunkan kadar air
minyak dari ±0.40% menjadi
0.12%
Temperatur minyak dijaga
pada 80–85 OC
Tekanan dijaga sampai
minus 76 cmHg

54
Stasiun Klarifikasi
Decanter
-Memisahkan minyak
dari sludge
-Menghasikan phase
solid, minyak, dan
heavy phase
-Standar losses solid
3.5% dan heavy
phase 1.0% (wet
basis)

55
Stasiun Pemisahan Kernel

Tujuan :
Mengekstrak
kernel dari
nut

56
Stasiun Pemisahan Kernel
 Pemisahan nut (biji) dari serabut
 Pemecahan nut
 Pemisahan kernel dari cangkang
 Pengeringan kernel
 Penyimpanan/pengolahan kernel

57
Stasiun Pemisahan Kernel
Cake Breaker Conveyor (CBC)
-Memecah cake (ampas) dari
press untuk memudahkan
pemisahan nut dari fiber.

58
Stasiun Pemisahan Kernel
Nut Polishing
Drum
Berfungsi
membersihkan
nut dari serabut
Cake masuk
dari CBC ke
separating
coulomb

59
Ampas press ke luar
via fiber cyclone
Screen (memisahkan
nut ukuran besar,
sedang, dan kecil

Nut Silo

Depericarper
Cake Breaker
Conveyor

60
Nut ke luar setelah di polish
menggunakan polishing drum
Fiber Cyclone
Fiber cyclone
Dengan
adanya
hisapan udara
dari fan, fiber
akan terhisap
dan memisah
dari nut

61
Ripple Mill

Ripple Mill
Mesin pemecah nut menghasikan kernel dan cangkang.

62
Kondisi Ripple Plate* pada Saat Baru
dan Setelah Pakai

Grove sebelum aus Grove aus setelah dipakai

63
Ripple Mill
 Standard Cracking Efficiency min. 97%
 Persentase broken kernel 8.0%
 Kadar air kernel dalam nut ±12%
 Kapasitas olah mencapai 6 ton nut/jam
 Maintenance periodik jika cracking efficiency turun
(umumnya dengan penyetelan ulang atau
penggantian rod bar)

64
Pemisahan Kernel dan Cangkang
 Pemisahan kering dengan separator coulomb.
 Separator coulomb terdiri dari dua tingkat dimana
tingkat pertama terdiri dari dua coulomb paralel.
 Standard kernel losses di separator coulomb (dry
shell) maksimum 1.0% (on sample)
 Pemisahan basah dengan hydrocyclone. Pemisah
kernel bertekanan 1 – 1.5 bar sedangkan pemisah
cangkang (shell) bertekanan 0.8 – 1.20 bar.
 Standard kernel losses di hydrocyclone (wet shell)
1.5%.

65
Hydrocyclone

CANGKANG

INTI

CANGKANG

INTI

POMPA POMPA

66
Kernel Silo Dryer
Kernel Silo Dryer
 Mengeringkan
kernel dari ±12%
menjadi max.
7.0%.
 Suhu operasi 70-80
OC selama 20 jam.

 Pengeringan yang
kurang akan
menimbulkan
tumbuhnya jamur
aflatoksin.

67
Standard Kualitas Produksi

Paramater CPO Palm Kernel

FFA 3.50% (max) 2.0% (max)

Moisture 0.12% (max) 7.0% (max)

Impurities 0.015% 7.0% (max)


(max)
Broken Kernel - 15.0% (max)

68
Stasiun Pembangkit Uap
Boiler
Unit
pembangkit
uap untuk
proses

69
Kualitas Air Umpan Boiler
Parameter Standard
PH Value 7-8

Total Hardness (TH) Trace

Silica (SiO2) 5 ppm max


Total Dissolved Solid (TDS) 100 ppm max

70
Stasiun Pengolahan Limbah
Kolam limbah
Men-treatment
limbah cair
yang dihasilkan
pabrik sehingga
memenuhi baku
mutu

71
Dampak limbah cair organik
terhadap lingkungan
 LINGKUNGAN AIR
 Algal bloom / Eutrophication  penurunan kadar
oksigen + toksin (dari sebagian alga beracun)
 Kematian organisme air dan makhluk hidup yang
mengkonsumsi air tercemar seperti hewan darat dan
bahkan manusia
 Bau busuk
 Timbulnya penyakit
 Pendangkalan perairan

72
Dampak limbah cair organik
terhadap lingkungan
 LINGKUNGAN DARAT
 Gangguan dan kerusakan tanah, terutama untuk
limbah yang mengandung minyak
 Pencemaran air tanah
 Bau busuk

73
Karakteristik Limbah Cair
Parameter Mutu Rebusan Ekstraksi Klarifikasi Hidroksiklon Keselu-
& Boiler ruhan

pH 4.0 – 4.9 3.9 – 4.8 4.5 4.7 – 6.2 3.8 – 4.5


Suhu, oC 30 – 88 36 – 77 30.0 30 – 70 30 – 75
Minyak+gemuk,ribu mg/l 1.1 – 6.1 6.8 – 8.5 7.0 – 8.5 0.8 – 1.6 0.2 – 8.6
Padatan total, ribu mg/l 6 .0– 38.5 31.0 – 47.5 45.8 – 60.0 1.1 – 2.6 11.5 – 67.9
Padatan tersuspensi, ribu 1.3 – 14.3 18.4 – 31.0 24.1 – 35.0 0.3 – 2.0 4.1 – 60.4
mg/l
BOD, ribu mg/l 5.5 – 27.0 16.8 – 30.0 20.0 1.1 – 2.0 10.3 – 47.5
COD, ribu mg/l 10.3 – 52.5 45.0 – 64.0 47.9 – 60.0 0.6 – 3.6 15.6 – 53.6
Total P, mg/l 42 – 320 230 – 330 1000 20 – 23 0 – 110
Total N, mg/l 60 - 590 450 - 720 nd 20 - 26 180 - 1820

LCPKS :
• 0,6 –0,8 m3 LCPKS/ton TBS diolah
• 600 m3/hari LCPKS untuk PKS 30 ton TBS/hari
74
Baku Mutu Limbah Cair
Parameter Kadar Maks Beban
Pencemaran Maks
BOD 100 0.25
COD 350 0.88
TSS 250 0.63
Oil & Fat 25 0.063
N Total 50 0.125
pH 6-9
Debit maksimum 2.5 m3/ton CPO
75
Diagram Instalasi Pengendalian Limbah
Cair Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

Netralization
Recovery Tank Seedling Pond
Pond

Primary
Deoling Pond Aerobic Pond
Anaerobic Pond

Facultative Pond

Cooling Pond / Secondary


Final Pond
Cooling Tower Anaerobic Pond

76
Instalasi Pengolahan Limbah Cair
Pabrik Kelapa Sawit
1. Recovery Tank
Berfungsi untuk mengurangi kadar minyak limbah.

2. Deoiling Pond
Berfungsi untuk menangkap minyak (berasal buangan dari
recovery tank) yang masih tersisa di dalam limbah,
sehingga hanya tersisa ±0,4%.

3. Cooling Pond
Berfungsi untuk menurunkan suhu limbah dari 70-80oC
menjadi 40-50oC, agar mikroorganisme dapat menguraikan
limbah. Cooling Pond dapat digantikan dengan Cooling
Tower, yang memiliki fungsi sama namun lebih
menghemat lahan.

77
Stasiun Pengolahan Limbah

Oil Recovery Tank Deoling Pond


Untuk mengurangi kadar minyak Untuk mengurangi kadar minyak
terikut ke limbah air limbah hingga 0.40%
78
Stasiun Pengolahan Limbah

Cooling Tower Aerator


Untuk mendinginkan air limbah dari Untuk menambah oksigen ke kolam
78-80 OC menjadi 40-50 OC aerobic
79
Instalasi Pengolahan Limbah Cair
Pabrik Kelapa Sawit
4. Neutralization Pond
Berfungsi untuk menaikan pH limbah dari 5 menjadi
7,0 – 7,5, dengan menambahkan sirkulasi air limbah
dari kolam fakultatif yang ber-pH 9 (perbandingan 1:1).

5. Seedling Pond
Berfungsi untuk pembiakan bakteri (terutama
dioperasikan saat awal pembiakan bakteri). Untuk
menaikkan pH diawal pengoperasian dengan
menambahkan kapur tohor (CaO) hingga pH-nya
netral dan ditambahkan bakteri dengan sirkulasi terus-
menerus.

80
Instalasi Pengolahan Limbah Cair
Pabrik Kelapa Sawit
6. Primary Anaerobic Pond
Berfungsi untuk mengubah bahan organik majemuk oleh
bakteri menjadi asam-asam organik yang mudah
menguap. Pada anaerobik pond perombakan berlangsung
dalam keadaan tidak ada oksigen bebas dan adanya
aktivitas bakteri anaerob yang sangat sensitif terhadap
fluktuasi suhu dan pH.

7. Secondary Anaerobic Pond


Merupakan kelanjutan dari Primary Anaerobic Pond, yang
berfungsi untuk mengubah asam organik mudah menguap
terutama asam asetat menjadi gas seperti metan,
karbondioksida dan hidrogen sulfida.
81
Instalasi Pengolahan Limbah Cair
Pabrik Kelapa Sawit
8. Facultative Pon
Berfungsi untuk menguraikan limbah oleh bakteri
fakultatif yang pada penguraian sebelumnya tidak
dapat dilakukan oleh bakteri obligat dan sebagai kolam
transisi sebelum masuk ke Aerobic Pond.

9. Aerobic Pond
Berfungsi untuk menguraikan senyawa kompleks
menjadi sederhana oleh aktivitas mikroorganisme yang
memiliki. Bahan organik disintesis menjadi sel-sel
baru, dan hasilnya berupa produk akhir (CO2, H2O,
dan NH3) yang stabil. Pada aerobik pond perombakan
berlangsung dalam keadaan memerlukan oksigen
bebas.
82
Instalasi Pengolahan Limbah Cair
Pabrik Kelapa Sawit
9. Aerobic Pond
Berfungsi untuk menguraikan senyawa kompleks menjadi
sederhana oleh aktivitas mikroorganisme yang memiliki.
Bahan organik disintesis menjadi sel-sel baru, dan
hasilnya berupa produk akhir (CO2, H2O, dan NH3) yang
stabil. Pada aerobik pond perombakan berlangsung
dalam keadaan memerlukan oksigen bebas.

10. Final Pond


Berfungsi sebagai penampungan sementara limbah yang
telah diolah, dan untuk menguji apakah baku mutunya
sesuai dengan peraturan pemerintah pusat dan atau
daerah, sebelum dikeluarkan dari sistem pengolahan air
limbah.

83
Pemanfaatan Limbah Cair untuk
Aplikasi Lahan dengan Sistem Flatbed

Flatbed

Gawangan
panen

Parit limbah

84

Anda mungkin juga menyukai