Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN KONSEP ZERO WASTE SEBAGAI


SOLUSI PERMASALAHAN SAMPAH DI JATINANGOR

BIDANG KEGIATAN:
PKM – GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh:

Agni Annisa Putri 140410190004 2019

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
PENGESAHAN PROPOSAL PKM – GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan : Pengelolaan Sampah dengan Konsep Zero


Waste Sebagai Solusi Permasalah Sampah
di Jatinangor
2. Bidang Kegiatan :PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Agni Annisa Putri
b. NPM : 140410190004
c. Jurusan : Biologi
d. Universitas : Universitas Padjadjaran
e. Alamat Rumah dan No. HP : Jl. Sriwidari 4 No 3 RT 1 RW 2 Kecamatan
Gunung Puyuh Kota Sukabumi 43121
(089523977819)
f. Email : agniannp@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 1 Orang
5. Dosen Pengampu
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. rer. Nat Savira Ekawardhani, M.Si
b. NIDN : 0009067407
c. Alamat Kantor dan No. Telp. : Jl. Eyckman no 38 bandung - 08128910120
Jatinangor, 3 Desesmber 2019
Menyetujui,
Ketua Program Studi Biologi Pelaksana

(Asri Peni Wulandari, M. Sc, Ph.D.) (Agni Annisa Putri)


NIP 196508131990022002 NPM 140410190004
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen pengampu

(Dr. Euis Julaeha, M. Si) (Dr. rer. Nat Savira Ekawa


NIP 1961103101988032002 rdhani, M.Si)
NIDN. 0009067407.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk,
berkah, dan limpahan rahmat-Nya serta kekuatan lahir dan batin yang diberikan
kepada saya, sehingga proses penyusunan larya tulis ini dapat diselesaikan. Karya
tulis ini berjudul “Pengelolaan Sampah Dengan Konsep Zero Waste Sebagai
Solusi Permasalahan Sampah di Jatinangor “ disusun untuk memenuhi tugas TPB
mata kuliah Bahasa Indonesia
Karya tulis ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan
mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis dan khususnya bagi
masyarakat Jatinangor. Dan juga dapat memberikan solusi alternatif dalam
permasalahan permasalahan sampah yang terjadi di Jatinangor.
Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan dan perhatian dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada Dr. rer.
Nat Savira Ekawardhani, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Karya tulis ini disusun dengan kemampuan dan bahan yang terbatas. Oleh
karena itu disadari masih terdapat ketidaksempurnaan dalam hal materi maupun
pembahasan, sehingga saran dan koreksi dalam upaya perbaikan karya tulis ini
sangat di harapakan.

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN USULAN PKM-GT............................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
Latar Belakang.............................................................................................................................1
Tujuan.............................................................................................................................................2
Manfaat..........................................................................................................................................2
GAGASAN...................................................................................................................................2
Kondisi kekinian..........................................................................................................................2
Solusi terdahulu...........................................................................................................................3
Solusi yang Ditawarkan.............................................................................................................3
Pihak- pihak yang terlibat.........................................................................................................4
Langkah langkah yang harus dilakukan................................................................................4
KESIMPULAN.........................................................................................................................10
Gagasan yang disimpulkan....................................................................................................10
Implementasi yang dilakukan................................................................................................10
Manfaat dan dampak gagasan...............................................................................................10
DAFAR ISI.................................................................................................................................12
LAMPIRAN................................................................................................................................13
Lampiran 1. Biodata.................................................................................................................13

iv
1

1. PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Sampah adalah barang atau benda yang tidak berguna lagi atau telah habis
nilai manfaatnya. Definisi ini menimbulkan kesan negatif sebab sampah
dipandang sebagia benda yang harus segera disingkirkan atau dibuang begitu saja.
Tentu pemikiran ini harus diubah agar masyarakat memiliki kesadaran untuk
mengelola sampahnya sehingga dapat mengurangi permasalahan lingkungan yang
disebabkan dari sampah. Menurut Kholil (2004) dalam Saribanon (2009) masa
yang akan datang pengelolaan sampah perlu dititik beratkan dalam merubah cara
pandang dan perilaku masyarakat dan lebih mengutamakan keterlibatan
masyarakat dalam pengelolaannya (bottom-up).

Permasalahan sampah di Jatinangor sangatlah mengkhawatirkan. Padatnya


kawasan dan jumlah penduduk, membuat produksi sampah di Jatinangor
meningkat. Menurut Komar Supriyadi yang menjabat Koordinator Lapangan
Komunitas Peduli Sampah Jatinangor (KPSJ), produksi samapah dari empat desa
Kecamatan Jatinangor mencapai 12 ton dalam satu hari , dan diperparah dengan
kurangnya armada untuk mengangkut sampah tersebut. Empat desa tersebut
adalah Desa yang menampung 7-8 ribu mahasiswa dalam setiap tahunya yaitu
Desa Hegarmanah, Desa Cikerh, Desa Cibeusi dan Desa Sayang. Para mahasiswa
berasal dari Instasi pendidikan yang ada di Jatinangor yaitu UNPAD, ITB, IPDN,
dan IKOPIN. Para mahasiswa tinggal di kost- kostan yang menimbulkan padatnya
penduduk di walayah tersebut sehingga setiap harinya menghasilkan sampah yang
begitu banyak. Tetapi, di wilayah tersebut hanya memiliki satu truk pengangkut
sampah, dan itupun milik Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Sumedang,
sedangkan pemanfaat jasa untuk membersihkan sampah ini jumlahnya sangat
banyak yaitu sekitar 400 Kepala keluarga. Koordinator Lapangan Komunitas
Peduli Sampah Jatinangor menjelaskan lebih jauh bahwa masih banyak
kekurangan salam segi pelayanan karena keteratasan fasilitas, bahkan hanya 70%
dari seluruh pengguna jasa angkut sampah tersebut yang membayar retribusinya.
Selain itu Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang berada di Dusun
Seke Angkrik, Desa Cibeusi yang lahannya merupakan milik IPDN dinilai tidak
refresentatif, karena TPS tersebut semrawut sehingga menghambat pengiriman
sampah ke tempat tersebut. (Rasmini, 2018)

Di perkotaan Indonesia masih banyak kendala dalam pengelolaan sampah


terutama dalam hal Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Secara nasional
diperkirakan hanya 60%– 70% dari total sampah perkotaan yang dapat diangkut
ke TPA oleh instansi pemerintah yang berwenang (Damanhuri, 2005) sedangkan
sisanya tersebar disembarang tempat. Pencemaran air lindi dan gas disebabkan
2

sampah yang dibuang ke TPA. Selain itu sampah juga merupakan pemborosan
sumber daya alam yang tak terbarukan. Saat ini di perlukan manajemen
pengelolaan yang bersifat holistik, mulai dari hulu hingga ke hilir pengelolaan
sampah. Dengan konsep zero waste ini ditawarkan mengenai pengelolaan sampah,
dimulai dengan peniadaan sampah, pengomposan, daur ulang, dan pemulihan
barang bekas. Indonesia sendiri masih menerapkan manajemen pengelolaan
sampah yang menekankan pada pembuangan di TPA (Nizar, 2017) Untuk itu pada
wilayah studi ini yaitu Jatinangor diarahkan kepada potensi pengelolaan sampah
menuju zero waste .

1.2 Tujuan

1. Mengurangi masalah sampah khususnya di Jatinangor.


2. Mengelola sampah dengan efektif .
3. Memanfaatkan sampah untuk bahan baku pupuk organik dan daur ulang.
4. Menyadarkan masyarakat dengan Konsep Zero Waste.

1.3 Manfaat
1. Berkurangnya masalah yang diakibatkan oleh sampah.
2. Solusi dari masalah krisis energi dan bahan baku pupuk organik.
3. Memanfaatkan sampah menjadi bahan yang beermanfaat.
4. Masyarakat sadar mengenai pengelolaan sampah yang baik.
5. Pembuangan sampah menjadi lebih teroragnisir.

2. GAGASAN

Kondisi Kekinian
Sampah sering dianggap sebagai barang yang tidak berguna lagi oleh
masyarakat. Ini merupakan pandangan yang salah karena jika masyarakat
memahami lebih mendalam lagi, sampah dapat dimanfaat kembali untuk
keberlangsungan hidup manusia dan juga sampah bisa memiliki harga kembali
bahkan dapat meningkatkan ekonomi dari sesuatu yang mulanya dianggap tidak
berharga. Perubahan iklim termasuk diantaranya hilangnya keanekaragaman
hayati, meningkatnya polusi udara, sir, dan tanah, penggundulan hutan, dan
berkurangnya sumber daya material, sebagai konsekuensi konsumsi yang
berlebihan proses produksi yang tidak berkelanjutan.

Sebuah pemahaman global telah muncul, yang secara luas menerima efek dari
perubahan iklim, termasuk diantaranya hilangnya keanekaragaman hayati,
meningkatnya polusi udara, air dan tanah, kerusakan ekosistem laut,
penggundulan hutan dan berkurangnya sumber daya dan material, sebagai
konsekuensi konsumsi yang berlebihan proses produksi yang tidak berkelanjutan.
3

Hal ini termasuk strategi meminimalkan sampah dan konsep “menghilangkan


sampah dari proses dan produk (Zero Waste SA Strategy, 2010). Zero Waste
merupakan salah satu konsep yang paling visioner dalam menyelesaikan persoalan
persoalan sampah karena dengan konsep zero waste maka kita tidak akan
meninggalkan banyak sampah di bumi ini.

Solusi terdahulu
Karena padatnya penduduk di Jatinangor, mengakibatkan munculnya
persoalan sampah. Dan hanya beberapa saja yang dapat terangkut ke TPA.
Banyaknya sampah yang tidak terangkut karena keterbatasan armada yang ada.
Dan disana masih banyak pengelolaan sampah dengan cara dibakar yang dapat
mengakibatkan polusi udara. Sampai saat ini pengelolaan sampah di Jatinangor
yang digunakan adalah: kumpul lalu angkut lalu buang dan pemilahan sampah
yang belum efektif, yang hanya berhenti hanya sampah tempat sampah saja
organik, anorganik dan B3 sedangkan ketika diangkut semua sampah
dicampurkan kembali. Pemerintah nampaknya beranggapan bahwa TPA yang ada
dapat menyelesaikan masalah pembuangan sampah padahal itu adalah cara yang
tidak efektif dan banyak menimbulkan hal negatif. Di Jatinangor banyak juga
sampah yang lanngsung dibuang ke sungai oleh masyarakat maka dari itu di
Jatinangor sering terjadi banjir.

Dilihat dari komposisi sampah, sebagia besar sampah organik dan non
organik. Sampah organik dapat dimanfaakan untuk pengomosann dan sampah
anorganik yang menjadi obyek aktivitas pemulung yang cukup potensial, mulai
dari sumber sampah (dari rumah rumah) sampai ke TPA. Dan yang paling sedikit
adalah samapah yang perlu dikelola sendiri.

Solusi yang Ditawarkan


Berdasarkan latar belakang di atas, maka munculah sebuah gagasan yaitu
pengelolaan konsep zero waste sebagai solusi dari permasalahan sampah yang ada
di jatinangor dan juga dengan cara pengomposan, daur ulang, 5R, dan juga dengan
memodifikasi gerobak dan truk sampah serta TPA yang ada sesuai pemilahan
sampah sehinnga sampah yang dibuang dapat dimanfaatkan kembali sesuai
fungsinya, tidak tercampur begitu saja.
4

Maka dari itulah saya berkeinginan masyarakat Jatinangor untuk


menggunakam konsep zero waste karena dapat mengelola sampah secara efektif
dan juga dengan zero waste ini membutuhkan kesiapan dan kesadaran semua
pihak untuk merubah cara pikir dan cara pandang tentang pengelolaan sampah,
membutuhkan kesiapan semua pihak untuk merubah cara pikir dan cara pandang
dalam penanganan sampah, termasuk cara pandang Pengelola Kota setempat.
Secara teknis keberhasilan cara ini banyak tergantung pada bagaimana memilah
dan memisahkan sampah sedini mungkin, yaitu dimulai dari sampah di rumah
yang telah dipisah.

Pihak-pihak yang terlibat


Untuk dapat merealisasikan gagasan ini, maka diperlukan dukungan dari
beberapa pihak yang terkait dengn tema dan gagasan ini yaitu peran masyarakat
pemerintah, swasta juga sangat diperlukan untuk menjalankan sistem ini.
Masyarakat yang peduli lingkungan yang diharapkan dapat ikut berpasrtisipasi
dan mendukung pengembangan konsep zero waste ini, pemerintah yang
memberikan kebijakan yang mendukung berjalannnya sistem ini. Swasta yang
mendukung sosialisasi.

Langkah langkah yang harus dilakukan

Pengomposan Sampah Organik


Kompos adalah pupuk alami (organik) yang terbuat dari tumbuhan dan bahan
organik lain yang sengaja ditambahkan untuk mempercepat proses pembusukan,
misalnya kotoran ternak, bisa ditambahkan pupuk buatan pabrik, seperti urea
(Wied, 2004). Sampah- sampah di rumah tangga, industri, TPA Jatinangor juga
bisa digunakan sebagai kompos dengan syarat sebelum diproses menjadi kompos
sampah harus dipilah-pilah terlebih dahulu. Ada beberapa teknik mengolah
sampah organik, yaitu pengomposan, pembuatan briket dan biogas. Namun,
teknik yang paling mudah dilakukan adalah pengomposan. Sebenarnya sampah
organik secara alami akan terurai tetapijika tidak terkontrol yang terjadi malah
akan menimbulkan bau, rembesan air lindi yang tidak tekendali, sumber penyakit
dan lain sebagainya. Pengomposan sampah organik dapat dilakukan oleh
masyarakat Jatinangor di rumah masing masing dengan menggunkan komposter .
Komposter atau disebut juga rumah kompos yang dapat menampung sampah
organik dirumah seperti sampah sapuan halaman, sisa makananan dll. Kompos
yang dihasilkan disini juga dapat digunakan kembali untuk menyuburkan tanaman
yang dimiliki oleh rumah tangga. Selain itu kompos juga dapat mengurangi
penggunaan pupuk anorganik yang kurang baik bagi tanamanan, menghemat
biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.
.
Daur Ulang Sampah Anorganik
5

Sampah Anorganik memiliki nilai jual, maka dari itu sampah anorganik
dapat dimanfaatkan dalam pembuatan daur ulang yang dapat digunakan untuk
kebutuhan pribadi ataupun dijual kembali sehingga memiliki nilai ekonomis.
Sampah di Jatinangor karena terdiri sampah rumah tangga, sampah dari instasi
pendidikan yang terbesar volume sampahnya adalah plastik. Hal ini dikarenakan
berkembangnya industri dan perubahan gaya hidup masyarakat mengarah pada
konsumerisme menyebabkan plastik telah menjadi bagian dari gaya hidup
masyarakat saat ini (Putra, 2010). Di rumah tangga, sampah plastik yang sering
dihasilkan adalah tas kresek, kemasan produk rumah tangga, botol kemasan
produk seperti shampo, air mineral, kemasan snack dan lain-lain serta plastik
kemasan berlapis aluminium foil. Plastik yang berbahan alumunium foil tidak
memiliki nilai jual karena plastik ini tidak dapat dilebur . Oleh karena itu
pengelolaan yang tepat untuk jenis sampah seperti ini adalah dengan mendaur
ulangnya menjadi suatu kerajinan atau produk yang dapat berguna.

Sampah B3
Sampah B3 merupakan salah satu komponen sampah yang akan dihasilkan
juga tentunya di Jatinangor bisa dari sampah rumah tangga, industri, walupun
volumenya sangat rendah yaitu sekitar 2% (Lya, 2009). Sampah b3 tidak dapat
diudaur ulang kembali karena sampah B3 termasuk dalam sampah spesifik yang
menurut UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, sampah spesifik
adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volume memerlukan
pengelolaan khusus. Sampah B3 ini tidak boleh dibuang secara langsung ke
lingkungan tetapi harus dikelola oleh pihak yang berwenang seperti instansi
terkait atau pelaku usaha pengolahan limbah B3 yang mengetahui cara mengolah
sampah B3. Oleh karena itu, pelaku pengelola sampah rumah tangga hanya
diwajibkan menyimpan sampah B3 selama maksimal 90 hari (Berdasarkan PP No.
18 Tahun 1999). Pengelolaan sampah B3 yang dapat dilakukan dalam skala
rumah tangga adalah menyimpan selama maksimal 90 hari kemudian sampah
tersebut diangkut ke Tempat pembuangan Sementara (TPS) terdekat yang
kemudian diangkut ke TPA oleh petugas kebersihan. Dalam menyimpan dan
mengangkutnya pun samapah b3 perlu wadah yang ditandai khusus sehingga
diketahui oleh pengangut samph TPS.
6

Sampah di jatinangor

Sampah organik Sampah Anorganik Sampah B3

Sampah sisa Sampah Kertas, Plastik Residu


makanan dan sapuan plastik,ka alumuni
dapur halaman ca,logam um foil

Pemulung, Daur
TPS
tukang loak, ulang
pengepul
Kompos TPA ZONA
ORGANIK DAN
di rumah
PENGOMPOSAN TPA ZONA B3
TPA ZONA
ANORGANK
Skema pengelolaan sampah dengan konsep zero waste
Pengelolaan sampah mandiri
Pengelolaan sampah mandiri merupakan sesuatu yang mudah dilakukan
tapi tidak semua orang melakukannya. Berdasarkan uraian sebelumnya, penerapan
pengelolaan sampah zero waste menggunakan prinsip 3R yaitu prinsip Reduce,
Reuse, Recycle. Zero waste membuat manusia menjadi mengevaluasi gaya hidup
yang dijalaninya dan memikirkan bagaimana sesutu yang kita konsumsi dapat
menimbulkan hal negatif bagi masyarakat. Maka dari itu saya menyaranakan
konsep 5R dalam kehidupan sehari hari dapat diterapkan khususnya masyarakat
Jatinangor seperti yang dikatakan Bea Johnson, penulis Zero Waste Home yang
dikutip Chaffinch (2018), mempopulerkan 5 R ini: “Refuse, Reduce, Reuse,
Recycle, Rot” atau di dalam bahasa Indonesia “Menolak, Mengurangi,
Menggunakan Kembali, Daur Ulang, Membusukkan.” Prinsip 5R ini menjadi hal
yang harus dilakukan untuk mengarah kepada gaya hidup tanpa sampah sehingga
masayrakat dapat menciptakan lebih sedikit limbah dan menggunakan sumber
daya alam secara bijak.
a) Refuse
Tindakan pertama dalam mengurangi saampah yaitu menolkanya, memang akan
terasaa sulit tetapi itu adalah hal yang baik, menolak kantong plastik di swalayan,
jika hal itu dilakukan oleh banyak orang, maka bukan tidak mungkin, para
produsen plastik akan mengurangi produksinya b) Reduce

Tindakan kedua adalah mengurangi pemakaian barang konsumtif, selain akan


menghemat pengeluaran kita, juga membuat barang yang bertumpuk semakin
berkurang.
7

c) Reuse
Tindakan ketiga adalah menggunakan kembali barang-barang yang telah ada
dengan memperbaikinya ketika rusak , misalnya sepatu bolong, payung rusak,
alat-alat elektronika, dan lain-lain. Atau jika memiliki kelebihan barang maka
dapat di berikan ke orang lain.
d) Recycle
Tindakan keempat adalah mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai
dengan membuat kerajinan yang bisa dijadikan barang kewirausahaan yang dapat
meningkatkan nilai ekonomis.
e) Rot
Untuk mengurangi sampah rumah tangga yang akan dibuang ke TPA (Tempat
Pembuangan Akhir), kita dapat memilah sampah rumah tangga organik seperti
sisa makanan, untuk dijadikan kompos dengan cara dibusukkan.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan setiap orang untuk mengurangi


secara maksimal penggunaan plastik, misalnya menggunakan sikat gigi kayu atau
bambu, sedotan stailnless agar tidak sekali pakai, selalu membawa wadah
makanan sendiri, serta membawa tas belanja sendiri.mengganti sikat gigi plastik
dengan sikat gigi kayu atau bambu, sedotan untuk minum dari plastik diganti
dengan stainless, menghindari penggunaan alat makan sekali pakai dan membawa
tumbler, sendok, dan wadah makan sendiri, serta membawa tas belanja sendiri dari
rumah. Selain itu dengan membuat sendiri produk pembersih (cuka, baking soda,
sabun) yang cukup untuk membersihkan seisi rumah, menggunakan sabun batang
daripada sabun cair, mengganti tissue dengan handuk dan kain, membeli pakaian
bekas yang masih baik kondisinya, dan memperbaiki benda-benda rusak

Modifikasi Gerobak Sampah dan Truk Angkut Sampah


Biasanya sampah dipilah hanya berhenti pada tempat sampahnya saja,
tetapi ketika di angkut ke gerobak sampah atau ke truk sampah itu disatukan
kembali. Maka dari itu agar sampah terus di pisahkan organik, anorganik dan b3
secara keberlanjutan sehingga di TPA lebih mudah untuk memilah sampahnya
sesuai fungsinya masing masing, maka dibutlah rancangan gerobak dan truk
sampah modifikasi.
Sketsa nya seperti berikut ini
8

Gerobak termodifikasi

Sampah Organik
Sampah B3

Sampah Anorganik

Truk Sampah Modifikasi

Sampah organik

Sampah anorganik

Sampah B3
9

Zona TPA termodifikasi

Zona Organik Zona Pengomposan

Zona B3 Zona Anorganik

Penulis mencoba memodifikasi gerobak sampah menjadi 3 bagian yaitu


organik, anorganik dan B3 agar dalam pemilahan sampah tidak berhenti sampai
tempat sampah saja tapi bisa juga diangkut langsung menggunakan gerobak atau
truk sampah untuk dipindahkan ke setiap zona sampah dengan efektif. TPA dalam
sistem ini akan dijadikan tempat pengelolaan sampah secara skala besar. TPA ini
dibagi menjadi 3 zona yaitu :
1. Zona organik
Zona organik adalah lahan yang nantinya akan digunakan sebagai penampung
sampah organik .
2. Zona pengomposan
Zona pengomposan adalah zona yang digunakan untuk mengomposkan residu lalu
ditambahkan kotoran ternak. Zona ini akan dibangun area produksi sammpai
pengemasan. Zona ini berfungsi untuk mengurangi masalah sampah di lingkungan
dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik.
3. Zona anorganik
Zona anorganik ini adalah zona yang digunakan untuk menampung sampah
anorganik. Di zona ini adalah area yang disenangi oleh pemulung untuk diambil
dan dijual kembali. Dan di zona ini juga dibangun area untuk pemanfaatan
sampah anorganik.
10

4. Zona B3
Zona B3 adalah zona yang digunakan untuk menampun sampah- sampah
berbahaya yang tidak lagi dapat diduganakan.

3. KESIMPULAN
Gagasan yang diusulkan
Dapat diketahui bahwa kecamatan Jatinangor sebagain kawasan pendidikan,
sehingga banyak penduduk baru yang menjadikan kawasaanya padat penduduk.
Padatnya penduduk menyebabkan sampah di Jatinangor terus meningkat. Dan
juga masalah sampah di Jatinangor belum medapatkan pengelolaan yang baik.
Dengan penerapan pengelolaan zero waste yang telah dibahas, diharapkan lahir
suatu sistem yang dilakukan di jatinangor untuk lebih peka terhadap masalah
lingkungan utamanya masalah sampah dan dapat menyelesaikan persoalan
persoalan sampah karena dengan konsep zero waste maka kita tidak akan
meninggalkan banyak sampah di bumi ini.
Implementasi yang akan dilakukan
Untuk mengaplikasikan gerakan Zero Waste, demi meminimalisasi produksi
sampah pribadi dan rumah tangga dengan penerapan prinsip 5R: “Refuse, Reduce,
Reuse, Recycle, Rot” dalam kehidupan sehari-hari. berperan dalam tercapainya
pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis zero waste secara mandiri yaitu sebagai
pembawa perubahan di Jatinangor yang menyebarluaskan informasi dan
memotivasi yang lain untuk melakukan pengelolaan sampah terutama dalam
pemilahan sampah.
Selain itu dengan konsep zero waste juga biasanya kita melakukan pemilahan
sampah hanya terputus sampai pemilahan di tempat sampah tetapi ketika sudah
diangkut ke gerobak sampah atau truk sampah lalu dibuang ke TPA sampah itu
dicamprkan kembali. Maka dari itu disini dibuat modifikasi gerobak dan trtik
sampah serta TPA yang di modifikasi agara setiap jenis sampah dapat
dimanfaatkan sesuai fungsinya masing masing
Manfaat dan dampak gagasan
Pengelolaan sampah dengan konsep zero waste sebagai solusi dari permasalah
yang ada di jatinangor serta dibuatnya gerobak dan truk sampha, serta TPA
termodifikasi adalah untuk Berkurangnya masalah yang diakibatkan oleh
sampah.Solusi dari masalah krisis energi dan bahan baku pupuk organik,
memanfaatkan sampah menjadi bahan yang beermanfaat, masyarakat sadar
mengenai pengelolaan sampah yang baik, Pembuangan sampah menjadi lebih
teroragnisir.
Hanya bagaimana sistem ini diaplikasikannya. Peran masyarakat
pemerintah, swasta juga sangat diperlukan untuk menjalankan sistem ini.
Masyarakat yang peduli lingkungan , pemerintah yang memberikan kebijakan
yang mendukung berjalannnya sistem ini. Swasta yang mendukung sosialisasi.
11

Mari jaga alam kita, dengan pengelolaan sampah yang efektif maka kita juga
sudah mengelola bumi ini.
12

DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri, E. (2005). Some Principal Issues On Municipal s=Solid Waste Management


In Indonesia. In Expert Meeting on Waste Management in Asia-Pacificic
Islands, Oct (Vol.2729). Tokyo : expert Meeting on Waste Management in Asia
–Pasific Islands.
Lya.T.K.( 2009). Sampah Domestik Perkotaan. Bahan Persentasi disampaikan pada
Kunjungan Lapangan Mahasiswa Magister Sistem Teknik di Pusat
penelitian dan Pengembangan Pemukiman, Bandung.
Nizar, M., Munir, E., Edi Munawar. (2017). Manajemen Pengelolaan Sampah Kota
Berdasarkan Konsep Zero Waste: Studi Literatur. Di akses dari
https;//zenodo.org
Putra, H.P., dan Yuriandala Yebi. (2010). Studi Pemanfaatan Sampah Plastik
Menjadi Produk dan Jasa Kreatif. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan,
Volume 2, No. 1. Hal 21-31.
Rasmini, Mas. (2018). Program Lingkungan Sehat Bebas Sampah pada RW 10 Desa
Sayang Kecamatan Jatinangor. Jurnal Penelitian & PKM. Vol 5(1) 2-3
Saribanon, N., dkk. (2009). Perencanaan Sosial dalam Pengelolaan Sampah
Permukiman Berbasis Masyarakat di Kotamadya Jakarta Timur. Forum
Pascasarjana, Vol. 32 No. 32, hal 143 – 153
http://www.jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/32209143153.pdf
Surahma Asti Mulasari, 2013, Pengelolaan Sampah dan Limbah. ebooks.gramedia.com
Wied, Hary Apriaji. (2004). Memproses Sampah. Jakarta : Penebar Swadaya.
Zero Waste SA Strategy (2010) Consultation draft 24 (2010-2015). Available at:
http://www. Zerowaste.sa.gov.au/upload/about-us/waste-
strategy/DraftwasteStrategyV2.pdf.
13

Lampiran 1. Biodata
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Agni Annisa Putri
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Biologi
4 NPM 140410190004
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sukabumi, 21 Januari 2002
6 Email agniannp@gmail.com
7 No. Telp. / HP 089523977819

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN SMPN 4 Kota SMAN 3 Kota
Sriwidari 2 Sukabumi Sukabumi
Jurusan IPA IPA
Tahun Masuk-Lulus 2007-2013 2013-2016 2016-2019
C. Seminar Ilmiah (non pemakalah)

No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Waktu dan Tempat


Seminar Nasional Biologi Exortus 2.0 2 November 2019
dengan tema Deforestasi dan
Dampaknya terhadap Biodiversitas
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun


1 Juara 1 Lomba Cerdas SMAN 1 Kota Sukabumi 2015
Cermat IPS tingkat
Jawa Barat wilayah II
Bogor
2 Semifinalis Lomba Universitas Pendidikan Indonesia 2017
Cepat Tepat Biologi
Tingkat Nasional

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
Persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT.

Jatinangor , 3 Desember 2019

(Agni Annisa Putri)


14

Anda mungkin juga menyukai