File
File
JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN:
PKM – GAGASAN TERTULIS
Diusulkan Oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk,
berkah, dan limpahan rahmat-Nya serta kekuatan lahir dan batin yang diberikan
kepada saya, sehingga proses penyusunan larya tulis ini dapat diselesaikan. Karya
tulis ini berjudul “Pengelolaan Sampah Dengan Konsep Zero Waste Sebagai
Solusi Permasalahan Sampah di Jatinangor “ disusun untuk memenuhi tugas TPB
mata kuliah Bahasa Indonesia
Karya tulis ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan
mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis dan khususnya bagi
masyarakat Jatinangor. Dan juga dapat memberikan solusi alternatif dalam
permasalahan permasalahan sampah yang terjadi di Jatinangor.
Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan dan perhatian dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada Dr. rer.
Nat Savira Ekawardhani, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Karya tulis ini disusun dengan kemampuan dan bahan yang terbatas. Oleh
karena itu disadari masih terdapat ketidaksempurnaan dalam hal materi maupun
pembahasan, sehingga saran dan koreksi dalam upaya perbaikan karya tulis ini
sangat di harapakan.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN USULAN PKM-GT............................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
Latar Belakang.............................................................................................................................1
Tujuan.............................................................................................................................................2
Manfaat..........................................................................................................................................2
GAGASAN...................................................................................................................................2
Kondisi kekinian..........................................................................................................................2
Solusi terdahulu...........................................................................................................................3
Solusi yang Ditawarkan.............................................................................................................3
Pihak- pihak yang terlibat.........................................................................................................4
Langkah langkah yang harus dilakukan................................................................................4
KESIMPULAN.........................................................................................................................10
Gagasan yang disimpulkan....................................................................................................10
Implementasi yang dilakukan................................................................................................10
Manfaat dan dampak gagasan...............................................................................................10
DAFAR ISI.................................................................................................................................12
LAMPIRAN................................................................................................................................13
Lampiran 1. Biodata.................................................................................................................13
iv
1
1. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Sampah adalah barang atau benda yang tidak berguna lagi atau telah habis
nilai manfaatnya. Definisi ini menimbulkan kesan negatif sebab sampah
dipandang sebagia benda yang harus segera disingkirkan atau dibuang begitu saja.
Tentu pemikiran ini harus diubah agar masyarakat memiliki kesadaran untuk
mengelola sampahnya sehingga dapat mengurangi permasalahan lingkungan yang
disebabkan dari sampah. Menurut Kholil (2004) dalam Saribanon (2009) masa
yang akan datang pengelolaan sampah perlu dititik beratkan dalam merubah cara
pandang dan perilaku masyarakat dan lebih mengutamakan keterlibatan
masyarakat dalam pengelolaannya (bottom-up).
sampah yang dibuang ke TPA. Selain itu sampah juga merupakan pemborosan
sumber daya alam yang tak terbarukan. Saat ini di perlukan manajemen
pengelolaan yang bersifat holistik, mulai dari hulu hingga ke hilir pengelolaan
sampah. Dengan konsep zero waste ini ditawarkan mengenai pengelolaan sampah,
dimulai dengan peniadaan sampah, pengomposan, daur ulang, dan pemulihan
barang bekas. Indonesia sendiri masih menerapkan manajemen pengelolaan
sampah yang menekankan pada pembuangan di TPA (Nizar, 2017) Untuk itu pada
wilayah studi ini yaitu Jatinangor diarahkan kepada potensi pengelolaan sampah
menuju zero waste .
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1. Berkurangnya masalah yang diakibatkan oleh sampah.
2. Solusi dari masalah krisis energi dan bahan baku pupuk organik.
3. Memanfaatkan sampah menjadi bahan yang beermanfaat.
4. Masyarakat sadar mengenai pengelolaan sampah yang baik.
5. Pembuangan sampah menjadi lebih teroragnisir.
2. GAGASAN
Kondisi Kekinian
Sampah sering dianggap sebagai barang yang tidak berguna lagi oleh
masyarakat. Ini merupakan pandangan yang salah karena jika masyarakat
memahami lebih mendalam lagi, sampah dapat dimanfaat kembali untuk
keberlangsungan hidup manusia dan juga sampah bisa memiliki harga kembali
bahkan dapat meningkatkan ekonomi dari sesuatu yang mulanya dianggap tidak
berharga. Perubahan iklim termasuk diantaranya hilangnya keanekaragaman
hayati, meningkatnya polusi udara, sir, dan tanah, penggundulan hutan, dan
berkurangnya sumber daya material, sebagai konsekuensi konsumsi yang
berlebihan proses produksi yang tidak berkelanjutan.
Sebuah pemahaman global telah muncul, yang secara luas menerima efek dari
perubahan iklim, termasuk diantaranya hilangnya keanekaragaman hayati,
meningkatnya polusi udara, air dan tanah, kerusakan ekosistem laut,
penggundulan hutan dan berkurangnya sumber daya dan material, sebagai
konsekuensi konsumsi yang berlebihan proses produksi yang tidak berkelanjutan.
3
Solusi terdahulu
Karena padatnya penduduk di Jatinangor, mengakibatkan munculnya
persoalan sampah. Dan hanya beberapa saja yang dapat terangkut ke TPA.
Banyaknya sampah yang tidak terangkut karena keterbatasan armada yang ada.
Dan disana masih banyak pengelolaan sampah dengan cara dibakar yang dapat
mengakibatkan polusi udara. Sampai saat ini pengelolaan sampah di Jatinangor
yang digunakan adalah: kumpul lalu angkut lalu buang dan pemilahan sampah
yang belum efektif, yang hanya berhenti hanya sampah tempat sampah saja
organik, anorganik dan B3 sedangkan ketika diangkut semua sampah
dicampurkan kembali. Pemerintah nampaknya beranggapan bahwa TPA yang ada
dapat menyelesaikan masalah pembuangan sampah padahal itu adalah cara yang
tidak efektif dan banyak menimbulkan hal negatif. Di Jatinangor banyak juga
sampah yang lanngsung dibuang ke sungai oleh masyarakat maka dari itu di
Jatinangor sering terjadi banjir.
Dilihat dari komposisi sampah, sebagia besar sampah organik dan non
organik. Sampah organik dapat dimanfaakan untuk pengomosann dan sampah
anorganik yang menjadi obyek aktivitas pemulung yang cukup potensial, mulai
dari sumber sampah (dari rumah rumah) sampai ke TPA. Dan yang paling sedikit
adalah samapah yang perlu dikelola sendiri.
Sampah Anorganik memiliki nilai jual, maka dari itu sampah anorganik
dapat dimanfaatkan dalam pembuatan daur ulang yang dapat digunakan untuk
kebutuhan pribadi ataupun dijual kembali sehingga memiliki nilai ekonomis.
Sampah di Jatinangor karena terdiri sampah rumah tangga, sampah dari instasi
pendidikan yang terbesar volume sampahnya adalah plastik. Hal ini dikarenakan
berkembangnya industri dan perubahan gaya hidup masyarakat mengarah pada
konsumerisme menyebabkan plastik telah menjadi bagian dari gaya hidup
masyarakat saat ini (Putra, 2010). Di rumah tangga, sampah plastik yang sering
dihasilkan adalah tas kresek, kemasan produk rumah tangga, botol kemasan
produk seperti shampo, air mineral, kemasan snack dan lain-lain serta plastik
kemasan berlapis aluminium foil. Plastik yang berbahan alumunium foil tidak
memiliki nilai jual karena plastik ini tidak dapat dilebur . Oleh karena itu
pengelolaan yang tepat untuk jenis sampah seperti ini adalah dengan mendaur
ulangnya menjadi suatu kerajinan atau produk yang dapat berguna.
Sampah B3
Sampah B3 merupakan salah satu komponen sampah yang akan dihasilkan
juga tentunya di Jatinangor bisa dari sampah rumah tangga, industri, walupun
volumenya sangat rendah yaitu sekitar 2% (Lya, 2009). Sampah b3 tidak dapat
diudaur ulang kembali karena sampah B3 termasuk dalam sampah spesifik yang
menurut UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, sampah spesifik
adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volume memerlukan
pengelolaan khusus. Sampah B3 ini tidak boleh dibuang secara langsung ke
lingkungan tetapi harus dikelola oleh pihak yang berwenang seperti instansi
terkait atau pelaku usaha pengolahan limbah B3 yang mengetahui cara mengolah
sampah B3. Oleh karena itu, pelaku pengelola sampah rumah tangga hanya
diwajibkan menyimpan sampah B3 selama maksimal 90 hari (Berdasarkan PP No.
18 Tahun 1999). Pengelolaan sampah B3 yang dapat dilakukan dalam skala
rumah tangga adalah menyimpan selama maksimal 90 hari kemudian sampah
tersebut diangkut ke Tempat pembuangan Sementara (TPS) terdekat yang
kemudian diangkut ke TPA oleh petugas kebersihan. Dalam menyimpan dan
mengangkutnya pun samapah b3 perlu wadah yang ditandai khusus sehingga
diketahui oleh pengangut samph TPS.
6
Sampah di jatinangor
Pemulung, Daur
TPS
tukang loak, ulang
pengepul
Kompos TPA ZONA
ORGANIK DAN
di rumah
PENGOMPOSAN TPA ZONA B3
TPA ZONA
ANORGANK
Skema pengelolaan sampah dengan konsep zero waste
Pengelolaan sampah mandiri
Pengelolaan sampah mandiri merupakan sesuatu yang mudah dilakukan
tapi tidak semua orang melakukannya. Berdasarkan uraian sebelumnya, penerapan
pengelolaan sampah zero waste menggunakan prinsip 3R yaitu prinsip Reduce,
Reuse, Recycle. Zero waste membuat manusia menjadi mengevaluasi gaya hidup
yang dijalaninya dan memikirkan bagaimana sesutu yang kita konsumsi dapat
menimbulkan hal negatif bagi masyarakat. Maka dari itu saya menyaranakan
konsep 5R dalam kehidupan sehari hari dapat diterapkan khususnya masyarakat
Jatinangor seperti yang dikatakan Bea Johnson, penulis Zero Waste Home yang
dikutip Chaffinch (2018), mempopulerkan 5 R ini: “Refuse, Reduce, Reuse,
Recycle, Rot” atau di dalam bahasa Indonesia “Menolak, Mengurangi,
Menggunakan Kembali, Daur Ulang, Membusukkan.” Prinsip 5R ini menjadi hal
yang harus dilakukan untuk mengarah kepada gaya hidup tanpa sampah sehingga
masayrakat dapat menciptakan lebih sedikit limbah dan menggunakan sumber
daya alam secara bijak.
a) Refuse
Tindakan pertama dalam mengurangi saampah yaitu menolkanya, memang akan
terasaa sulit tetapi itu adalah hal yang baik, menolak kantong plastik di swalayan,
jika hal itu dilakukan oleh banyak orang, maka bukan tidak mungkin, para
produsen plastik akan mengurangi produksinya b) Reduce
c) Reuse
Tindakan ketiga adalah menggunakan kembali barang-barang yang telah ada
dengan memperbaikinya ketika rusak , misalnya sepatu bolong, payung rusak,
alat-alat elektronika, dan lain-lain. Atau jika memiliki kelebihan barang maka
dapat di berikan ke orang lain.
d) Recycle
Tindakan keempat adalah mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai
dengan membuat kerajinan yang bisa dijadikan barang kewirausahaan yang dapat
meningkatkan nilai ekonomis.
e) Rot
Untuk mengurangi sampah rumah tangga yang akan dibuang ke TPA (Tempat
Pembuangan Akhir), kita dapat memilah sampah rumah tangga organik seperti
sisa makanan, untuk dijadikan kompos dengan cara dibusukkan.
Gerobak termodifikasi
Sampah Organik
Sampah B3
Sampah Anorganik
Sampah organik
Sampah anorganik
Sampah B3
9
4. Zona B3
Zona B3 adalah zona yang digunakan untuk menampun sampah- sampah
berbahaya yang tidak lagi dapat diduganakan.
3. KESIMPULAN
Gagasan yang diusulkan
Dapat diketahui bahwa kecamatan Jatinangor sebagain kawasan pendidikan,
sehingga banyak penduduk baru yang menjadikan kawasaanya padat penduduk.
Padatnya penduduk menyebabkan sampah di Jatinangor terus meningkat. Dan
juga masalah sampah di Jatinangor belum medapatkan pengelolaan yang baik.
Dengan penerapan pengelolaan zero waste yang telah dibahas, diharapkan lahir
suatu sistem yang dilakukan di jatinangor untuk lebih peka terhadap masalah
lingkungan utamanya masalah sampah dan dapat menyelesaikan persoalan
persoalan sampah karena dengan konsep zero waste maka kita tidak akan
meninggalkan banyak sampah di bumi ini.
Implementasi yang akan dilakukan
Untuk mengaplikasikan gerakan Zero Waste, demi meminimalisasi produksi
sampah pribadi dan rumah tangga dengan penerapan prinsip 5R: “Refuse, Reduce,
Reuse, Recycle, Rot” dalam kehidupan sehari-hari. berperan dalam tercapainya
pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis zero waste secara mandiri yaitu sebagai
pembawa perubahan di Jatinangor yang menyebarluaskan informasi dan
memotivasi yang lain untuk melakukan pengelolaan sampah terutama dalam
pemilahan sampah.
Selain itu dengan konsep zero waste juga biasanya kita melakukan pemilahan
sampah hanya terputus sampai pemilahan di tempat sampah tetapi ketika sudah
diangkut ke gerobak sampah atau truk sampah lalu dibuang ke TPA sampah itu
dicamprkan kembali. Maka dari itu disini dibuat modifikasi gerobak dan trtik
sampah serta TPA yang di modifikasi agara setiap jenis sampah dapat
dimanfaatkan sesuai fungsinya masing masing
Manfaat dan dampak gagasan
Pengelolaan sampah dengan konsep zero waste sebagai solusi dari permasalah
yang ada di jatinangor serta dibuatnya gerobak dan truk sampha, serta TPA
termodifikasi adalah untuk Berkurangnya masalah yang diakibatkan oleh
sampah.Solusi dari masalah krisis energi dan bahan baku pupuk organik,
memanfaatkan sampah menjadi bahan yang beermanfaat, masyarakat sadar
mengenai pengelolaan sampah yang baik, Pembuangan sampah menjadi lebih
teroragnisir.
Hanya bagaimana sistem ini diaplikasikannya. Peran masyarakat
pemerintah, swasta juga sangat diperlukan untuk menjalankan sistem ini.
Masyarakat yang peduli lingkungan , pemerintah yang memberikan kebijakan
yang mendukung berjalannnya sistem ini. Swasta yang mendukung sosialisasi.
11
Mari jaga alam kita, dengan pengelolaan sampah yang efektif maka kita juga
sudah mengelola bumi ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1. Biodata
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Agni Annisa Putri
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Biologi
4 NPM 140410190004
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sukabumi, 21 Januari 2002
6 Email agniannp@gmail.com
7 No. Telp. / HP 089523977819
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN SMPN 4 Kota SMAN 3 Kota
Sriwidari 2 Sukabumi Sukabumi
Jurusan IPA IPA
Tahun Masuk-Lulus 2007-2013 2013-2016 2016-2019
C. Seminar Ilmiah (non pemakalah)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
Persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT.