A. Definisi
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) dapat
didefinisikan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan
melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma
masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya.
Selain definisi diatas masih ada definisi lain mengenai CSR yakni Komitmen perusahaan dalam
pengembangan ekonomi yang berkesinambungan dalam kaitannya dengan karyawan beserta
keluarganya, masyarakat sekitar dan masyarakat luas pada umumnya, dengan tujuan
peningkatan kualitas hidup mereka (WBCSD, 2002). Sedangkan menurut Commission of The
European Communities 2001, mendefinisikan CSR sebagai aktifitas yang berhubungan dengan
kebijakan kebijakan perusahaan untuk mengintegrasikan penekanan pada bidang sosial dan
lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan interaksi dengan stakeholder.
Menurut Carrol tanggung jawab sosial, dari sudut pandang strategisnya bahwa suatu
perusahaan bisnis perlu mempertimbangkan tanggung jawab sosialnya bagi masyarakat dimana
bisnis menjadi bagiannya. Ketika bisnis mulai mengabaikan tanggung jawabnya, masyarakat
cenderung menanggapi melalui pemerintah untuk membatasi otonomi bisnis.
Carroll menyatakan bahwa manajer organisasi bisnis memiliki empat tanggung jawab yakni :
1. Tanggung jawab ekonomi yakni memproduksi barang dan jasa yang bernilai bagi masyarakat.
2. Tanggung jawab hukum yakni perusahaan diharapkan mentaati hukum yang ditentukan oleh
pemerintah
3. Tanggung jawab etika yakni perusahaan diharapkan dapat mengikuti keyakinan umum
mengenai bagaimana orang harus bertindak dalam suatu masyarakat.
4. Tanggung jawab kebebasan memilih yakni tanggung jawab yang diasumsikan bersifat
sukarela.
Dari keempat tanggung jawab tersebut, tanggung jawab ekonomi dan hukum dinilai sebagai
tanggung jawab dasar yang harus dimiliki perusahaan. Setelah tanggung jawab dasar terpenuhi
maka perusahaan dapat memenuhi tanggung jawab sosialnya yakni dalam hal etika dan
kebebasan memilih.
Terdapat dua pandangan tentang kepada siapa organisasi bertanggung jawab sosial, yaitu
sebagai berikut :
1. Model Pemegang saham (Shareholder)
Pandangan tentang tanggung jawab social yang menyebutkan bahwa sasaran organisasi yang
utama adalah memaksimalkan keuntungan bagi manfaat para pemegang saham. Lebih spesifik
lagi, apabila keuntungan meningkat, maka nilai saham perusahaan yang dimiliki oleh pemegang
saham akan meningkat juga.
2. Model Pihak yang berkepentingan (Stakeholder)
Teori tentang tanggung jawab social perusahaan yang mengatakan bahwa tanggung jawab
manajemen yang terpenting, kelangsungan hidup jangka panjang (bukan hanya memaksimalkan
laba), dicapai dengan memuaskan keinginan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan (bukan hanya pemegang saham).
2. Strategi Defensif
Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan
penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak
tanggung jawab sosial .Perusahaan yang menghindarkan diri dari tanggung jawab limbah saja
berargumen melalui pengacara yang disewanya untuk mempertahankan diri dari tuntutan hukum
dengan berargumen bahwa tidak hanya perusahaannya saja yang membuang limbah ke sungai
ketika lokasi perusahaan tersebut beroperasi, terdapat juga prusahaan lain yang beroperasi.
3. Strategi Akomodatif
Strategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan dikarenakan
adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut.Tindakan seperti ini
terkait dengan strategi akomodatif dalam tanggung jawab sosial.contoh lainnya,perusahaan
perusahaan besar pada era orde baru dituntut untuk memberikan pinjaman kredit lunak kepada
para pengusaha kecil, bukan disebabkan karena adanya kesadaran perusahaan, akan tetapi
sebagai langakah akomodatif yang diambil setelah pemerintah menuntut para korporat untuk
lebih memperhatikan pengusaha kecil.
4. Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab
untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap
perusahaan akan terbangun.Dalam jangka panjang perusahaan akan diterima oleh masyarakat
dan perusahaan tidak akan khawatir akan kehilangan pelanggan, justru akan berpotensi untuk
menambah jumlah pelanggan akibat citra positif yang disandangnya.Langkah yang dapat diambil
oleh perusahaan adalah dengan mengambil inisiatif dalam tanggung jawab sosial, misalnya
dengan membuat khusus penanganan limbah, keterlibatan dalam setiap kegiatan sosial
lingkungan masyarakat atau dengan membarikan pelatihan terhadap masyarakat di sekitar
lingkungan masyarakat.
Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria
etika. Selain etika, dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni ajaran-ajaran perilaku personal
berdasarkan agama atau filosofi. Salah satu penyebab perilaku tidak etis adalah tidak adanya
standar yang berlaku bagi seluruh dunia mengenai perilaku para pelaku bisnis. Sedangkan
norma dan nilai-nilai budaya berbeda-beda untuk setiap negara dan bahkan antara daerah
geografis dan kelompok-kelompok etnis dalam suatu negara.
Selain faktor-faktor situasional seperti pekerjaan itu sendiri, supervise dan budaya organisasi,
perilaku etnis seseorang diperngaruhi oleh tahap perkembangan moral dan cirri-ciri keprobadian
lainnya. Sama seperti hirarki kebutuhan Maslow, perkembangan moral terbentuk dari keinginan
pribadi untuk memperhatikan nilai-nilai universal.
B. Bidang Dasar Etika Manajerial
Etika manajemen berbicara mengenai nilai-nilai yang dianut oleh organisasi sehubungan dengan
kegiatan bisnis yang dijalankannya. Walau etika dapat mempengaruhi pekerjaan manajerial
dengan banyak cara, ada 3 bidang dasar yang menjadi perhatian khusus dari etika manajerial :
1. Bagaimana perusahaan memperlakukan karyawan mereka.
Upah dan kondisi kerja merupakan bidang yang memungkinkan menimbulkan kontroversi. Fakta
bahwa manajer membayar seorang karyawan lebih sedikit daripada yang layak diterima karena
manajer tahu bahwa karyawan tersebut tidak mungkin keluar atau tidak mau mengambil resiko
kehilangan pekerjaannya jika protes, mungkin dianggap tidak etis. Terakhir, setiap organisasi
diwajibkan melindungi kebebasan pribadi kayawannya.
C. Relativisme Moral
Relativisme Moral mengatakan bahwa moral bersifat relative pada beberapa pribadi, sosial atau
standar budaya, dan tidak ada standar yang lebih baik dibanding standar lainnya.
Ada empat tipe relativisme :
1. Naïve Relativism, yakni keyakinan bahwa semua keputusan moral adalah sangat pribadi dan
individu memiliki hak untuk menjalani hidupnya.
2. Role Relativism, yakni melakukan peran sosial disertai dengan kewajiban hanya pada peran
tersebut,
3. Social Group Relativism, yakni kepercayaan bahwa moralitas adalah suatu hal yang menyertai
norma-norma suatu kelompok.
4. Cultural Relativism, yakni bahwa moralitas tergantng pada budaya tertentu dalam masyarakat
tertentu.
D. Pendekatan Etika
Ada tiga pendekatan dasar terhadap perilaku etis :
1. Pendekatan Utilitarian : tindakan dan perencanaan harus dinilai berdasarkan akibat dari
tindakan tersebut.
2. Pendekatan hak-hak individual : kesadaran bahwa manusia memiliki hak-hak dasar yang
harus dihormati dalam semua keputusan.
3. Pendekatan Peradilan : pemahaman bahwa pembuatan keputusan harus wajar, adil dan tidak
bias dalam mendistribusikan keuntungan dan kerugian bagi individual dan bagi kelompok.
Berikut adalah contoh dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam sebuah manajemen
perusahaan :
- Pengawasan Kualitas atau Quality Control
- Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
- Konflik Kepentingan
- Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
- Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
- Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
- Pemecatan tenaga kerja
- Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
- Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
E. Upaya Perwujudan dan Peningkatan Etika Manajemen
- Pelatihan etika
- Advokasi etika
- Kode Etik
- Keterlibatan Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan
http://indahpermanasari.blogspot.com/2013/01/tanggung-jawab-sosial-dan-etika-dalam.html
Strategi Defensif
Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan
penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung
jawab sosial .
Strategi Akomodatif
Strategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan dikarenakan
adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut
Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk
memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan
terbangun.
Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Manfaat bagi Perusahaan
Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah
Nilai Personal atau Personal Values pada dasarnya merupakan cara pandang, cara pikir, dan
keyakinan yang dipegang oleh seseorangsehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukannya
Nilai Personal terdiri dari nilai terminal dan nilai instrumental. Nilai terminal pada dasarnya
merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud melalui perilakunya, yang didorong
oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu. Nilai instrumental adalah pandangan dan cara berfikir
seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang
memang harus diperhatikan dan dijalankan.
Responden dari 220 manajer beranggapan bahwa nilai-nilai instrumental yang perlu dimiliki adalah
(1) penghargaan terhadap pribadi (2) keamanan dan kesejahteraan keluarga pekerja (3) kebebasan
dan kemerdekaan (4) dorongan untuk meraih sesuatu dan (5) kebahagiaan
Konflik Nilai
Konflik intrapersonal pada dasarnya terjadi umumnya di dalam individu dan antar individu.
Konflik individu-organisasi pada dasarnya merupakan konflik yang terjadi pada saat nilai yang dianut
oleh individu berbenturan dengan nilai yang harus ditanamkan oleh perusahaan
Konflik antar Budaya pada dasarnya merupakan konflik antar individu maupun antara individu
dengan organisasi yang disebabkan oleh adanya perbedaan budaya diantara individu yang
bersangkutan atau juga organisasi yang bersangkutan
Berbagai isu seputar etika manajemen
Penggunaan obat-obatan terlarang
Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
Konflik Kepentingan
Pengawasan Kualitas atau Quality Control
Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
Pemecatan tenaga kerja
Polusi Lingkungan
Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan.
dan lain sebagainya
Perencanaan dapat dilihat dari 3 hal, yaitu proses, fungsi manajemen, dan pengambilan keputusan.
(Ernie&Kurniawan,2005)
Dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan
menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai.
Dari sisi fungsi manajemen, perencanaan adalah fungsi dimana pimpinan menggunakan pengaruh
atas wewenangnya untuk menentukan atau merubah tujuan dan kegiatan organisasi.
Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan pengambilan keputusan untuk jangka
waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana
melakukannya, bilamana dan siapa yang akan melakukannya, dimana keputusan yang diambil belum
tentu sesuai hingga implementasi perencaan tersebut dibuktikan di kemudian hari.
Rencana (Plans) adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang menggambarkan bagaimana
tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya perusahaan akan dialokasikan, penjadualan dari
proses pencapaian tujuan, hingga segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan
Jenis-jenis Tujuan
Berdasarkan jumlah
Tujuan tunggal (single goals) dan Tujuan yang banyak (multiple goals)
Berdasarkan Kejelasan
Tujuan yang dinyatakan (stated goals) dan rujuan yang aktual atau nyata (real goals)
Berdasarkan Kejelasan
Rencana Spesifik (Specific Plans) Rencana Direktif (Directive Plans)
http://bakhry-assydiq.blogspot.com/2012/06/tanggung-jawab-sosial-dan-etika.html
Tujuan Program
Setiap hari dalam kehidupan pribadi dan profesional kita dihadapkan dengan
situasi yang menantang kemampuan kita untuk memilih antara benar dan salah.
Dengan berbagai skandal bisnis yang terjadi pada awal 1990-an, respon pemerintah
telah membuat peraturan baru pada bisnis yang mewajibkan bahwa usaha aktif
mengelola perusahaan mereka untuk menciptakan budaya etika. Seiring dengan
Sarbanes-Oxley, persyaratan due diligence tahun 1991 pedoman hukuman AS juga
diperkuat. Dalam sesi interaktif, Abe Bakhsheshy, sebuah David sangat-rated
Eccles School of profesor Bisnis, akan memberikan panduan dalam memahami
isu-isu etis dalam organisasi Anda, memahami persyaratan dari berbagai dilema
ini, mengelola etika secara holistik, dan menjadi kuat etika pemimpin.
Manajer di semua tingkat diundang. Ini adalah kedalaman pengalaman Anda dalam
mengelola orang, daripada tingkat organisasi Anda yang menentukan kelayakan
program ini. Program ini gratis untuk Memaksimalkan Potensi Kepemimpinan
Anda.
KEWIRAUSAHAAN
UKM" beralih ke halaman ini. Untuk Unit Kegiatan Mahasiswa, lihat Unit Kegiatan Mahasiswa.
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha
kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99
tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan
bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk
mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Daftar isi
4 Referensi
5 Pranala Luar
Kriteria usaha kecil[sunting sumber]
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah)
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak
dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Menengah atau Usaha Besar
5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan
usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
M. Tohar mendefinisikan perusahaan kecil adalah sebagai berikut Usaha kecil adalah kegiatan
ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang (Tohar, 2001:1).
1. Pengembangan empat kegiatan ekonomi utama (core business) yang menjadi motor
penggerak pembangunan, yaitu agribisnis, industri manufaktur, sumber daya manusia
(SDM), dan bisnis kelautan.
2. Pengembangan kawasan andalan, untuk dapat mempercepat pemulihan perekonomian
melalui pendekatan wilayah atau daerah, yaitu dengan pemilihan wilayah atau daerah
untuk mewadahi program prioritas dan pengembangan sektor-sektor dan potensi.
3. Peningkatan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat.
http://www.kajianpustaka.com/2013/01/definisi-usaha-kecil.html#ixzz2i3TqMa91
Follow us: @kajianpustaka on Twitter | KajianPustaka on Facebook
Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha, dan diberi imbuhan ke- -an. Wira dapat
diartikan sebagai ksatria, pahlawan, pejuang atau gagah berani. Sedangkan usaha adalah
bekerja atau melakukan sesuatu. Jadi, pengertian kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah
perilaku dinamis yang berani mengambil risiko serta kreatif dan berkembang.
Sedangkan,pengertian wirausaha (entrepreneur) adalah seseorang yang tangguh melakukan
sesuatu.
Ciri Kewirausahaan
Secara umum terdapat beberapa ciri kewirausahaan, diantaranya sebagai berikut :
Memang cukup banyak ya kalau kita bicara mengenai ciri kewirausahaan, secara umum seperti yang telah
disebutkan diatas, mungkin oleh temen-temen dapat dijadikan sebuah pandangan untuk menjabarkan sendiri
bagaimana secara umum ciri kewirausahaan itu. Namun jika kita bicara mengenai ciri khusus kewirausahaan, ini
akan cukup sulit untuk dijabarkan karena kewirausahaan dalam prakteknya melakukan usaha tergantung juga
dengan pelaku usaha, apakah dia seperti yang kita kira bahwa harus kreatif, inovatif, komitmen atau apapun itu,
dan jangan lupa bahwa adanya faktor keberuntungan juga disini atau kemanjuran doa seseorang,, hhahahha.
Tapi pada intinya seperti itulah ciri kewirausahaan.
Manfaat Kewirausahaan
Ada beberapa manfaat kewirausahaan, salah satunya sebagai berikut :
Wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan
suatu produk atau bisnis baru perusahaan milik sendiri, dengan menggunakan sumber daya
(keuangan, bahan baku, tenaga kerja) dengan sebaik-baiknya, tujuannya untuk mendapatkan laba
sebanyak-banyaknya. Ciri-ciri atau jenis perilaku seorang wirausahawan antara lain :
Kunci penting seorang wirausahawan adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi
dan kreativitas.
f. Aktivitas energik
f. Obyektivitas
Tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut Mc Clelland yaitu
kebutuhan untuk berprestasi (n Ach), kebutuhan berafiliasi (n Afill) dan kebutuhan untuk berkuasa (n
Pow).
Contoh kebutuhan untuk berprestasi (n Ach) yaitu seorang wirausahawan tentu ingin usahanya
meraih suatu tingkat pencapaian tertentu dan tidak menjadi usaha yang hanya biasa-biasa saja,
misalnya mendapatkan prestasi atau penghargaan top brand award atau best seller record, atau
penghargaan-penghargaan lainnya dari berbagai instansi terkait yang menunjukkan bahwa usaha
tersebut memiliki prestasi yang tinggi dan bukan sekedar usaha yang biasa-biasa saja.
Contoh kebutuhan untuk berafiliasi (n Afill) yaitu suatu usaha tidak dapat 100% benar-benar berdiri
sendiri dalam menjalankan usahanya. Dalam berbagai segi bisnis, dibutuhkan rekan atau mitra yang
dapat diandalkan untuk menjalankan usaha (mitra usaha ini dapat berupa supplier, distributor, agen,
penanam modal, dan lain-lain). Kebutuhan suatu usaha untuk bekerja sama dan berhubungan
dengan mitra usahanya ini merupakan contoh kebutuhan untuk berafiliasi. Koneksi yang luas,
merupakan salah satu hal penting yang perlu dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Contoh kebutuhan untuk berkuasa (n Pow) yaitu seorang wirausahawan tentunya ingin menguasai
pasar. Selain itu, ada keinginan dari diri sendiri untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang lain
(memiliki usaha sendiri dan memimpin sejumlah orang/karyawan). Hal ini secara tidak langsung
menunjukkan bahwa seorang wirausahawan memiliki kebutuhan untuk berkuasa (ingin memimpin,
bukannya dipimpin).
b. Perusahaan yang sudah ada, yaitu wirausahawan harus selalumemperhatikan dan
mengevaluasi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada dan kemudian
mencari cara untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada sehingga dapat membentuk peluang
baru.
c. Saluran distribusi, merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan
mereka dengan kebutuhan pasar.
d. Pemerintah, merupakan sumber pengembangan gagasan baru dengan dua cara yaitu melalui
dokumen hak-hak paten yang memungkinkan pengembangan suatu produk yang baru, dan melalu
peraturan pemerintah terhadap dunia usaha yang memungkinkan muncuknya suatu gagasan
tentang usaha baru.
e. Penelitian dan pengembangan. merupakan suatu kegiatan yang sering menemukan atau
menghasilkan suatu gagasan produk baru atau perbaikan terhadap produk yang sudah ada.
c. Biaya total.
e. Keuntungan.
f. Kerugian.
Waralaba atau Franchising (dari bahasa Prancis untuk kejujuran atau kebebasan) adalah hak-hak
untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah
Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak
memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri
khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan
oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Jenis - jenis nya :
a. Periklanan terklasifikasi
b. Periklanan display
d. Katalog penjualan
Pemasaran langsung adalah kegiatan yang total di mana penjualan mempengaruhi transfer barang
dan jasa pada pembeli, mengarahkan usahanya pada pemerhati dengan menggunakan satu media
atau lebih untuk tujuan mengumpulkan tanggapan melalui telepon,pos, atau kunjungan pribadi dari
calon pelanggan. Teknik alternatifnya :
marketing)
a. Pemilikan tunggal (firma) merupakan organisasi bisnis kecil paling umum. Perusahaan dimiliki
dan dijalankan satu orang. Hanya memerlukan izin dan mendaftar untuk memulai usaha.
Keuntungan: kewajiban hukum yang dipenuhi hanya sedikit dan tidak semahal bentuk kongsi atau
perseroan, pemilik tidak membagi laba dengan siapapun, tidak perlu berkonstultasi dengan sesame
pemilik atau rekanan sehingga memiliki kekuasaan membuat keputusan dan pengendalian
sepenuhnya, pemilik dapat menanggapi kebutuhan-kebutuhan bisnis dengan cepat dalam bentuk
keputusan manajemen sehari-hari, dan pemilikan tunggal biasanya bebas dari pengawas pemerintah
dan perpajakan khusus.
Kerugian: kewajiban dan tanggung jawab tidak terbatas atas seluruh utang perusahaan, modal yang
tersedia jauh lebuh kecil dibandingkan organisasi bisnis lainnya, dan sukar mendapatkan
pembiayaan jangka panjang dan sangat tergantung keterampilan pemilik menyebabkan perusahaan
tidak stabil.
b. Kongsi merupakan asosiasi dari dua orang atau lebih, yang bertindak sebagai pemilik bersama
dari sebuah bisnis. Ayat-ayat perjanjian dari kongsi biasanya dirumuskan untuk menentukan
sumbangan masing-masing rekanan kepada bisnis.
Kerugian: terdapat kewajiban tak terbatas minimal bagi seorang rekanan, dapat berakhir kapan saja
dan dapat dilanjutkan dengan membentuk kongsi baru, kongsi relatif lebih sukar untuk memperoleh
modal dalam jumlah besar dibandingkan perseroan, dan rekanan merupakan agen bisnis itu dan
tindakan mereka mengikat rekanan lain.
c. Perseroan merupakan jenis organisasi bisnis paling rumit. Biasanya dibentuk dengan kekuasaan
dari sebuah badan pemerintah dan harus menurut hukum dagang, dan peraturan-peraturan
pemerintah pusat maupun daerah.
Keuntungan: kewajiban terbatas hanya dalam jumlah saham, kepemilikan dengan mudah
dipindahkan keorang lain, memiliki ekstensi hukum yang terpisah, ekstensi perusahaan relative lebih
stabil dan permanen sehingga perusahaan dapat berjalan melaksanaan usahanya, pendelegasian
kekuasaan pada manajer professional, dan perseroan sanggup menggaji spesialis.
Kerugian: kegiatannya dibatasi oleh akte pendirian sesuai hukum dan perundangan, banyak
peraturan pemerintah yang harus diperhatikan, membutuhkan biaya yang besar dalam
pendiriannya, dan pajak yang tinggi karena adanya berbagai instasi pemerintah.
d. perusahaan yang go public biasanya memperoleh cara mudah untuk mendapatkan modal
tambahan terutama utang. Tidak hanya pembiayaan hutang tetapi modal ekuitas masa depan lebih
mudah diperoleh ketika diperoleh kenaikan harga saham.
Keuntungan: diperolehnya modal ekuitas baru, diperoleh nilai dan kemampuan dialihkan dari aktiva
organisasi, kemampuan untuk mendapatkan dana dimasa depan dengan relative lebih mudah, dan
mendapatkan prestise.
- Liquidasi
- Reorganisasi
- Rescheduling