Anda di halaman 1dari 46

BIOMEDIK ( MIKROBIOLOGI & PARASITOLOGI )

OLEH :

RIZKA AMALIYA NUR SULASTRI J1A118214

KESEHATAN LINGKUNGAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020

i
AN JUDKATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
Laporan ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wasallam yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan Laporan sebagai tugas dari mata kuliah
Manajemen Pelayanan Kesehatan Pesisir dan Kepulauan dengan judul “VIRUS
DAN JAMUR”.
Penulis tentu menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk Laporan ini, supaya
Laporan ini nantinya dapat menjadi Laporan yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada Laporan ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.Demikian, semoga Laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kendari, Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah penemuan virus diawali oleh Aldof Mayer (1887) yang menemukan
penyakit bercak kuning pada daun tembakau. Ternyata, penyakit bercak kuning
pada daun tembakau itu dapat menular ketika dioleskan pada daun yang sehat.
Penemuan itu ditindaklanjuti oleh Dmitri Ivanovsky (1892) dengan penemuan itu
bahwa filtrat dari daun yang terserang bercak kuning jika dioleskan pada daun
yang sehat dapat menimbulkan penyakit bercak kuning yang sama. penemuan itu
diteliti lebih jauh oleh M. Beijerink (1899) dengan meneliti ukurannya penyebab
penyakit bercak kuning daun tembakau dan ternyata diketemukan bahwa penyakit
bercak kuning daun tembakau disebabkan oleh organisme yang ukuran sangat
kecil yang disebut virus. Pernyataan tersebut, kemudian dibuktikan dengan
lolosnya organisme ini pada penyaring bakteri. Selanjutnya W.M. Stanley (1935)
berhasil mengisolasi dan mengkristalkan virus penyakit bercak kuning daun
tembakau. Akhirnya W.M. Stanley menyimpulkan bahwa penyebab penyakit
bercak kuning pada daun tembakau di sebabkan oleh vTobacco Mozaik Virus
(TMV)

` Istilah virus berasal dari bahasa latin yang bearti racun. Diartikan demikian
karena hampir semua jenis virus dapat menyebabkan penyakit baik pada
tumbuhan, hewan maupun manusia. Menurut para ahli, virus memiliki dua sifat
yang berbeda yaitu virus termasuk benda mati dan virus termasuk makhluk hidup.
Dikatakan virus termasuk benda mati, karena virus dapat dikristalkan sehingga
menyerupai benda mati. Di sisi lain para ahli mengatakan bahwa virus termasuk
golongan makhluk hidup. Karena virus dapat berkembang biak seperti makhluk
hidup.Walaupun hidupnya virus tergantung pada sel hidup lainnya. Seperti
tumbuhan, hewan dan manusia.

Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil jauh lebih kecil dari materi
dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop elektron. Virus hanya

iii
bersifat hidup dan dapat memperbanyak diri bila berada di dalam organ hidup dari
makhluk hidup lain sehingga dinamakan parasit intraseluler obligat. Kondisi
demikian disebabkan virus tidak memiliki kelengkapan metabolik, pembangkit
energi dan sintesis sendiri. Mereka hanya tergantung kepada sei inangnya.
Walaupun demikian, virus memiliki informasi genetik untuk melakukan produksi
dan untuk mengambil alih sistem pembangkit energi dan mensintesis sel inangnya
yang berada dalam gen-gen virus.

Virus dapat berpindah dari satu sei inang ke sel inang iainnya dalam bentuk
paket-paket bahan genetis DNA atau RNA berukuran kecil. Behan genetis ini
terkemas dalam satu selubung protein dengan berbagai bentuk. selubung ini
berfungsi meiindungi bahan genetis ketika virus berada di luar sei inang dan
membantu untuk masuk ketika virus menginfeksi sei inang tertentu.

Virus yang memiliki struktur yang telah lengkap, matang serta mampu
menginfeksi dinamakan virion. Selama berkembang di dalam sel inang virus
dapat menimbulkan penyakit kronis maupun akut. Virus bakteri (bakteriofage)
sampai saat ini masih merupakan model paling baik untuk menelaah virus.
[CITATION RGu08 \l 1033 ]

Jamur (Fungi) bisa dikenal dengan nama kapang atau cendawan. Jamur
banyak memberikan manfaat bagu kehidupan manusia, misalnya
dimanfaatkan dalam bidang industry makanan dan minuman, bahan obat-
obatan, atau sebagai sumber lemak dan glikogen. Kenikmatan rasa tempe,
tapai, roti, oncom, dan masih banyak jenis makanan yang lainnya itu
dihasilkan dari proses fermentasi jamur. Kehadiran jamur juga dimanfaatkan
untuk melengkapi sayuran dan lauk pauk sebagai menu makanan keluarga
atau untuk menghasilkan antibiotic. [ CITATION Gun17 \l 1033 ]

Dalam ekosistem, jamur merupakan organisme yang berperan sebagai


pengurai (decomposer) yang baik, selain bakteri, jamur dapat menguraikan
sampah-sampah yang kaya akan bahan organik. Tanpa bantuan jamur,
kemungkinan besar permukaan bumi akan dipenuhi oleh sampah. Namun
demikian, tidak sedikit jamur yang mendatangkan penyakit karena bersifat

iv
parasit pada tanaman budi daya, hewan ternak, bahkan pada manusia. selain
itu, ada beberapa jenis jamur yang hidup bersimbiosis dengan organisme lain.
[ CITATION Had071 \l 1033 ]

Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga


bersifat heterotrof, tipe sel sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan
multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa
dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.
Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara
generatif.[ CITATION Gun17 \l 1033 ]

Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit


fakultatif, atau saprofit. Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis
mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari
organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi
simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada
mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada
liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi
dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa
jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang
hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas
Oomycetes.[ CITATION Gun17 \l 1033 ]

v
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Virus dan Jamur?
2. Apa Saja Mofologi, Struktur dan Karasteristik Virus dan Jamur?
3. Apa Saja Patogenesis Virus dan Jamur?
4. Apa Saja Jenis Virus dan Jamur?
5. Apa Saja Penyakit Yang disebabkan Oleh Virus dan Jamur?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Virus dan Jamur
2. Untuk mengetahui Mofologi, Struktur dan Karasteristik Virus dan Jamur
3. Untuk mengetahui Patogenesis Virus dan Jamur
4. Untuk mengetahui Jenis Virus dan Jamur
5. Untuk Mengetahui Penyakit Yang Disebebkan Oleh Virus dan Jamur

vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Virus dan Jamur


 Pengertian virus
Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm,
bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau
DNA saja. Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri dari capsid yang
dapat terbungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid, dan virus resisten
terhadap antibiotik. Bentuk virus berbeda-beda ada yang : bulat, batang polihidris,
dan seperti huruf T.

Gambar 1.1 Bagian Penyusun Virus

Sumber http://www.ebiologi.net/2016/03/struktur-tubuh-macam-macam-bentuk-
virus.html

 Pengertian Jamur

Jamur adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di


daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga
ditemukan di darat, di perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah
permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di udara.
Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain
kelembapan, suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-
nutrien yang diperlukan.[ CITATION Gun17 \l 1033 ]

vii
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum
dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna
makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya.
Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar
anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali
yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya
sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya
pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda
(ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri
secara seksual dan aseksual.[CITATION cam03 \l 1033 ]

2.2 Struktur, Karakteristik dan Mofologi Virus dan Jamur


A. Struktur Virus dan Jamur
 Struktur Virus

Virus memiliki sifat makhluk hidup namun dapat dikristalkan (dimatikan


sementara), sedangkan tak ada satu sel hidup pun yang dapat dikristalkan tanpa
mengalami kerusakan. Virus berukuran lebih kecil dari semua jenis sel yang ada
di bumi ini namun dapat memberikan dampak yang besar bagi kehidupan. Nah,
pada kesempatan kali ini kami akan mencoba mengurai materi tentang struktur
virus. Virus merupakan mikroorganisme yang harus selalu hidup dalam sel
(obligatory intracellulair), tersusun atas satu jenis asam nukleat DNA, dan
dibungkus oleh suatu selubung protein (kapsul). Berdasar atas hospes atau tuan
rumah tempatnya menumpang hidupvirus dibedakan atas virus hewani (pada
hewan dan manusia), virus tanaman, dan virus bakterial. Pada virus tipe DNA
memiliki basa nitrogen timin, adenin sitosin, guanin. Selain itu tipe DNA
memiliki struktur double helix (Kuswiyanto,2014)

1. Parvoviridae

Parvovirus, anggota famili ini adalah virus yang berukuran sangat kecil
dengan virion yang berdiameter antara 18 nm dan 25nm,mengandung single

viii
stranded DNA yang memiliki kapsid ikosahedral simetri kubikal dengan 32
kapsomer dan tidak memiliki selubung. Di dalam famili Parvoviridae terdapat dua
subgrup, yaitu subgrup A dan sub grup B. Infeksi pada manusia yang disebabkan
Parvovirus B-19 menimbulkan erythema infectiosum yang menghambat produksi
eritrosit di dalam sumsum tulang (Soedarto, 2010).

Contoh Penyakit

Krisis Aplastik Transien

Parvovirus B19 adalah penyebab krisis aplastik transien yang dapat


memperburuk anemia hemolitik kronis, misalnya pada pasien dengan penyakit sel
sabit, talasemia, dan anemia hemolotik didapat pada orang dewasa. Krisis aplastik
transien dapat juga terjadi setelah transplantasi sumsum tulang. Sindrom tersebut
merupakan penghentian tiba-tiba sintesa sel darah merah pada sumsum tulang dan
ditunjukkan dengan tidak adanya prekursor erritroid pada sumsum
tulangkemudian diikuti oleh pemburukan anemia yang cepat. Infeksi ini
menurunkan produksi eritrosit sehingga penurunan kadar hemoglobin darah tepi.
Terhentinya produksi sel darah merah yang sementara menjadi jelas tampak hanya
pada pasien dengan anemi hemolitik kronis karena umur eritrositnya yang pendek.

Epidemiologi

Virus B19 ini tersebar luas dan infeksinya dapat terjadi sepanjang tahun
pada semua kelompok usia.Infeksi paling sering terlihat sebagai wabah di sekolah
yang nampaknya ditularkan melalui saluran nafas. Parvovirus yang menginfeksi
banyak terjadi pada masa anak-anak karena antibodi masih berkembang antara
usia 5 sampai 19 tahun. Diagnosis Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium merupakan sarana yang paling sensitif untuk


mendeteksi DNA virus. Pemeriksaan yang dapat dilakukan dan merupakan
pemeriksaan paling sensitif adalah PCR (Polymerase chainreaction). DNA B19
telah terdeteksi pada serum, sel-sel darah, sampel jaringan, dan sekret pernapasan.
Selama infeksi akut, muatan virus di darah dapat mencapai sekitar 10 pangkat 11
salinan genom/ml. Pemeriksaan deteksi antigen dapat mengidentifikasi virus B19

ix
dengan titer tinggi pada sampel klinis. Immunohistokimiawi telah digunakan
untuk mendeteksi antigen B19 di jaringan janin dan sumsum tulang. B19 manusia
sulit ditumbuhkan dan isolasi virus tidak digunakan untuk mendeteksi infeksi.

Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan penerapan hiegiene yang baik,


seperti mencuci tangan dan tidak berbagi minum. Karena ini dapat membantu
mencegah penyebaran B19 melalui sekret saluran pernapasan, aerosol dan materi
pembawa infeksi. Tindakan pengendalian infeksi standar harus diikuti untuk
mencegah penularan B19 pada pekerja kesehatan dan pasien penderita krisis
aplastik dan dari pasien imunodefisiensi penderita 49 Virologi infeksi B19.
Sampai saat ini masih belum ada vaksin untuk Parvovirus pada
manusia(Jawet,2014)

2. Papovaviridae

Papovavirus yang termasuk dalam famili Papovaviridae ini mempunyai


kapsid ikosahedral yang tidak berselubung, berukuran kecil dengan garis tengah
antara 40 nm dan 60 nm, tahan panas, dan resisten terhadap eter.Virus ini
mengandung double stranded DNA yang menunjukkan simetri kubikal dan
memiliki 72 kapsomer. Salah satu penyakit yang ditimbulkan oleh virus ini pada
manusia adalah papiloma, sedangkan virus yang dapat menginfeksi hewan adalah
papilomavirus, polyomavirus, dan vacuolating virus. Penyakit yang ditimbulkan
diantaranya adalah onkogenik pada tikus, onkogenik pada sel manusia, dan rodent
(Soedarto, 2010).

Contoh Penyakit yang ditimbulkan diantaranya adalah:

Human Papiloma Virus

Human papillomavirus atau HPV adalah virus yang dapat menyebabkan


tumbuhnya kutildi berbagai bagian tubuh. Virus ini hidup pada sel-sel kulit dan

x
memiliki lebih dari 100 jenis. Ada sekitar 60 jenis HPV penyebab kutil yang
biasanya menginfeksi bagian-bagian tubuh seperti kaki dan tangan, sementara 40
lainnnya memicu munculnya kutil kelamin.Tidak semua HPV dapat menyebabkan
kanker namun ada beberapa jenis yang berbahaya, seperti HPV 16 dan HPV 18,
berpotensi besar memicu terjadinya kanker serviks.WHO (World Health
Organisation) memperkirakan sekitar 70% kanker serviks disebabkan oleh kedua
jenis HPV tersebut.

Saat ini, terdapat dua jenis vaksin HPV yang telah terdistribusi di seluruh
penjuru dunia, termasuk Indonesia. Vaksin jenis bivalen dan kuadrivalen ini
terbukti efektif untuk mencegah infeksi HPV, termasuk mencegah kejadian
kanker serviks. Maka dari itu, vaksinasi HPV ini sangat disarankan untuk
kelompok wanita usia remaja, terutama usia 9-14 tahun

Sumber https://nursbio.wordpress.com/2017/06/13/karakteristik-virus-
yang-unik/

Penularan HPV

Sebagian besar penularan HPV terjadi akibat adanya sentuhan langsung


kulit ke kulit dengan pengidap demikian pula dengan benda yang terkontaminasi
virus HPV.Hubungan seksual juga termasuk salah satu sarana penularan virus ini

xi
pada kelamin, misalnya melaluikontak langsung dengan kulit kelamin, membran
mukosa, pertukaran cairan tubuh, serta seks oral atau anal.

Gejala dan Jenis Kutil Akibat HPV

HPV cenderung tidak menimbulkan gejala (asimptomatik) sehingga


jarang disadari oleh pengidap.Sistem kekebalan tubuh kita juga biasanya akan
memberantas infeksi HPV sebelum virus ini menyebabkan gejala sehingga tidak
membutuhkan penanganan. Namun apabila tubuh kita tidak berhasil
memberantasnya, infeksi HPV dengan jenis tertentu berpotensi menyebabkan
kanker serviks. Karena itu, para wanita dianjurkan untuk selalu memeriksakan
kesehatannya serta menjalani vaksin pencegah HPV.

Jika infeksi HPV sampai pada tahap menimbulkan gejala, indikasi utama
adalah tumbuhnya kutil. Jenis kutil terbagi ke dalam 5 kategori, yaitu:

a. Kutil biasa yang umumnya berupa benjolan bulat yang kasar.

b. Kutil plantar atau mata ikan. Kutil ini berbentuk rata dengan lubang
ditengahnya yang terkadang disertai titik-titik hitam

c. Kutil datar (flat wart)dengan bentuk seperti bekas cakar di kulit.


Warnanya juga beragam, bisa cokelat, kekuning-kuningan, atau merah
muda.

d. Kutil filiform yang biasanya berupa bintil daging tumbuh dengan warna
yang sama seperti kulit.

e. Kutil periungual jenis kutil yang biasa tumbuh di kaki dan tangan ini
berbentukpecahpecah seperti kembang kol serta menebal di lempeng
kuku.

Sementara kutil kelamin umumnya dapat berupa lesi datar serta bentol
dengan permukaan pecah-pecah yang mirip kembang kol. Kutil ini akan
menyebabkan rasa gatal, tapi jarang terasa sakit.

Diagnosis Laboratorium

xii
Pap Smear

Pemeriksaan pap smear adalah cara untuk mendeteksi dini kanker leher
rahim. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cepat, tidak sakit, dengan biayanya yang
relatif terjangkau, dan hasilnya akurat. Pemeriksaan papsmear dapat dilakukan
kapan saja kecuali pada masa haid atau sesuai petunjuk dokter. WHO
merekombinasikan semua wanita yang telah menikah atau telah melakukan
hubungan seksual untuk menjalani pemeriksaan pap smear minimal setahun sekali
hingga usia 70 tahun.

Thin Prep

ThinPrep Pap Test adalah tes pap smear dengan metode terkini LBC
(liquid-based cytology atau sitologi berbasis cairan) yang memberikan hasil lebih
komprehensif dan akurat, hingga 60-80 %. Menurut American Cancer Society,
sepanjang tahun 1997-2007 sejak metode Thin Prep Pap Test digunakan angka
perkiraan kasus kanker serviks di Amerika dapat ditekan hingga 33%. Hal ini
berdampak positif menurunkan angka penderita kanker serviks serta tingkat
kematian akibat kanker pada wanita.

HPV DNA Paptest

Merupakan pemeriksaan molekuler yang secara langsung bertujuan untuk


mengetahui ada tidaknya Human Papilloma Virus (HPV) pada sel-sel yang
diambil dari leher rahim. Dapat mendeteksi adanya infeksi HPV bahkan sebelum
terjadi perubahan sel leher rahim dan mempunyai sensitivitas yang tinggi hingga
95%.

IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)

Yaitu pemeriksaan untuk mendeteksi secara langsung adanya kelainan


leher rahim dengan cara memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%,
bila setelah pulasan asam asetat 3-5% ada perubahan warna pada permukaan leher

xiii
rahim, yaitu tampak bercak putihmaka kemungkinan besar ada kelainan tahap pra
kanker pada leher rahim.

Pencegahan Infeksi HPV

Tidak ada cara yang mudah untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi
HPV. Orang yang tidak menunjukkan tanda atau gejala infeksi HPV pun tetap
dapat menularkan infeksinya (sebagai karier). Beberapa cara pencegahannya dapat
dilakukan dengan meningkatkanhiegine sanitasi baiklingkungan maupun diri
pribadi, setia pada pasangan, tidak bergantian pemakaian handuk, baju dsb (Jawet,
2014).

 Struktur Jamur
Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut Hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut Miselium. Miselium menyusun jalinan-
jalinan semu membentuk tubuh buah. Hifa sendiri adalah struktur
menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini
menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding
melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk
dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari
sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.

xiv
Struktur-Tubuh-Jamur

Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali


yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang
yang bersifat prasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria
yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat, haustoria dapat
menembus jaringan substrat.[ CITATION gur19 \l 1033 ]

B. Karakteristik Virus dan Jamur


 Karakteristik Virus
1. Ciri-ciri umum virus
 Berukuran ultra mikroskopis.
 Parasit sejati/parasit obligat.
 Berbentuk oval, bulat, batang, huruf T, kumparan.
 Kapsid tersusun dari protein yang berisi DNA saja atau RNA.
 Untuk bereproduksi, virus hanya memerlukan asam nukleatnya saja.
 Dapat dikristalkan, tetapi virus tersebut masih memiliki daya
patogenapabila diinfeksikan ke organisme hidup.
 Bersifat aseluler dan tidak memiliki organel-organel sel.
 Aktivitasnya harus di sel makhluk hidup[ CITATION Nai11 \l 1033
]
2. Karakteristik eksistensial Menurut (Mousir, 2012) Virus menunjukkan
kedua karakteristik non-hidup hidup dan untuk tujuan kelangsungan
hidup mereka. Virus di negara non-hidup mereka disebut sebagai virion.
 Sifat hidup organisme
Karakteristik biologis yang mendefinisikan virus sebagai entitas
hidup adalah kemampuan mereka untuk mereproduksi dan bermutasi.
Setelah di dalam sel inang prospektif, virus mereplikasi pada tingkat
yang sangat cepat. Selama mutasi virus individu dapat mengalami
perubahan dalam urutan nukleotida yang dalam kondisi tertentu.
 Sifat non-hidup organisme

xv
Virus tidak tumbuh atau mereplikasi sendiri, mereka membutuhkan
sel asing mana mereka dapat menginfeksi dan kemudian meniru.
Dalam istilah sederhana, mereka tidak melakukan apapun aktivitas
biologis kecuali dipicu oleh organisme inang masing-masing. Virus
'acellular' (tidak ada sel) - mereka tidak memiliki sitoplasma dan sel
organel, yang keduanya fitur yang paling membedakan dari makhluk
hidup.
3. Karakteristik infektif
Virus dapat menginfeksi mikroba lainnya (misalnya bakteri), jamur,
tumbuhan dan hewan. Virus yang menginfeksi bakteri hanya
diklasifikasikan sebagai bakteriofag, sedangkan mycophages adalah
sekelompok virus yang menginfeksi jamur. Mereka adalah parasit obligat,
yang mungkin atau mungkin tidak membunuh sel inang setelah replikasi.
Meskipun dipandang sebagai entitas menular, virus penting. Mereka
memainkan peranan penting dalam mentransfer gen antara spesies yang
berbeda. Hal ini memberikan kontribusi besar terhadap keragaman genetik
dan keanekaragaman hayati secara umum. Virus ditemukan di hampir
semua ekosistem di planet kita. Meskipun baik diteliti pada, virus masih
tetap salah satu dari beberapa spesies tidak lengkap dieksplorasi di
Bumi[ CITATION Kan12 \l 1033 ]

 Karakteristik Jamur
Ciri-ciri jamur adalah sebagai berikut:
 Merupakan organisme eukaryota. Sel Fungi mempunyai inti yang terbungkus
membran yang mengandung DNA (intron dan ekson), juga mempunyai
organel yang terbungkus membran seperti mitokondria.
 Fungi tidak mempunyai kloroplas, sehingga merupakan organisme
heterotrof. Fungi memperoleh nutrisi dari menguraikan bahan organik
(saprotrof) atau bersifat parasit.
 Fungi mempunyai dinding sel dan vakuola
 Dinding sel Fungi tersusun atas glukan dan kitin; glukan juga terdapat pada
tanaman dan kitin terdapat pada rangka luar arthropoda. Fungi adalah satu-

xvi
satunya organisme yang dapat menggabungkan dua struktur molekul ini
dalam dinding sel. Dinding sel pada jamur sejati tidak mengandung selulosa.
 Sel-sel dari kebanyakan Fungi tumbuh berbentuk tabung, memanjang, dan
seperti benang (filamen) yang disebut dengan hifa. Tabung itu sendiri dapat
tanpa sekat, atau bersekat-sekat dan terbagi menjadi kompartemen-
kompartemen (sel), sekat tersebut disebut dengan septa. Hifa yang tidak
bersekat disebut dengan senositik (coenocytic). Pada hifa jenis ini terdapat
banyak inti sel yang tersebar dalam sitoplasma (multinukleat). Hifa
kemudian bercabang berulang kali menjadi jaringan rumit dan meluas secara
radial yang disebut miselium, yang kemudian membentuk talus.
 Lebih dari 70 spesies Fungi menampilkan bioluminesensi.
 Jamur ditemukan di semua daerah beriklim sedang dan tropis, asalkan ada
kelembaban yang cukup untuk memungkinkan mereka tumbuh.[ CITATION
gur19 \l 1033 ]

C. Morfologi Virus dan Jamur


 Morfologi Virus
a) Bentuk heliks
Virus yang berbentuk helik menyerupai batang panjang yang
mungkin kaku/fleksibel, asam nukleat virus ditemukan dalam
lubang/rongga. Kapsid virus helik biasanya silindris. Contoh, virus
helikal yang berbentuk batang kaku adalah virus mozaik tembakau[
CITATION Dwi09 \l 1033 ]

xvii
Gambar: skema virus berbentuk heliks

b.) Poliherdral

Virus ini mempunyai beberapa sisi. Kebanyakan kapsidnya


berbentuk ikosahedron, yaitu polihedral yang teratur mempunyai 20
permukaan segitiga sama sisi (trianguler) dan 12 sudut. Setiap permukaan
kapsomer membentuk segitiga sama sisi. Contoh virus poliheral yang
berbentuk ikosahedron yaitu Adenovirus (Genus Mastadenovirus), virus
ikosahedron lainnya adalah Poliovirus.[ CITATION Dwi09 \l 1033 ]

Gambar: skema ikosahedral

c.) Virus Bersampul

Seperti yang telah diuraikan di atas, kapsid beberapa virus diselimuti lagi
oleh sampul/selubung. Sampul virus berbentuk sperikal kasar. Apabila virus
helikal atau polihedral diselimuti oleh sampul, virus tersebut disebut virus helik
bersampul. Contohnya, virus influenza (Genus Influenza virus). Contoh virus
polihedral bersampul (ikosahedron) adalah virus herpes simplek (Genus Simplex
virus).[ CITATION Dwi09 \l 1033 ]

xviii
Gambar: herpes simplex virus yang berbentuk polihedral bersampul

d.) Virus Komplek

Beberapa virus, sebagian virus bakteri, berstruktur sangat komplek dan


disebut virus komplek. Salah satu contoh virus ini adalah bakteriophage.
Bakteriophage tertentu seringkali mempunyai kapsid sebagai struktur tambahan
yang berbentuk polihedral dan mempunyai lempengan ekor yang berbentuk helik.
Kepala mengandung asam nukleat. Contoh lain virus komplek adalah Poxvirus
yang tidak berkapsid sebagai pengenal yang jelas, tetapi mempunyai beberapa
selubung (coat) disekitar asam nukleat.[ CITATION Dwi09 \l 1033 ]

Gambar: skema Poxvirus

 Morfologi Jamur

xix
Jamur tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri yang khas,
yakni berupa benang tunggal atau bercabang- cabang yang disebut hifa.
Kumpulan dari hifa-hifa akan membentuk miselium. Jamur merupakan
organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Mempunyai spora,
2) Memproduksi spora,
3) Tidak mempunyai klorpfil sehingga tidak berfotosintesis,
4) Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual,
5) Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan
selulosa, dan manna.
Jamur dibedakan menjadi dua golongan yakni : kapang dan khamir.
Kapang merupakan Jamur berfilamen atau mempunyai miselium,
sedangkan Khamir merupakan Jamur bersel tunggal dan tak berfilamen.
Jamur merupakan organisme menyerupai tanaman, tetapi mempunyai
beberapa perbedaan, yakni :
1) Tidak mempunyai klorofil
2) Mempunyai dinding sel dengan komposisi yang berbeda
3) Berkembang biak dengan spora
4) Tidak mempunyi batang, cabang, akar, dan daun
5) Tidak mempunyai system vaskuler seperti pada tanaman
6) Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungsi masing-
masing bagian seperti pada tanaman
Jamur ada yang bersifat parasit dan saprofit. Parasit apabila dalam
memenuhi kebutuhan makannya dengan mengambil dari benda hidup yang
ditumpanginya, sedanghan saprofit apabila memperoleh makanan dari
benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Jamur dapat
mensintesis protein dengan mengambik sumber karbon dari karbohidrat,
sumber nitrogen dari bahan organic atau anorganik , dan mineral dari
substratnya. Ada juga Jamur yang dapat mensintesis vitamin-vitamin yang
dibutuhkan dan perkembanh biakan sendiri sehingg harus mendapatkan
dari cubstrat, misalkan thiamin dan biotin.[ CITATION Aki05 \l 1033 ]

xx
2.4 Patogenesis Virus dan Jamur
 Patogenesis Virus
a.) Masuknya virus dan Replikasi Primer
Agar terjadi infeksi, virus harus menempel dan memasuki sel penjamu,
port d’entreenya bisa melalui kulit, saluran pernapasan, saluran pencernaan,
saluran urogenital, konjungtiva, atau plasenta. Ada juga yang langsung masuk ke
aliran darah melalui jarum, seperti hepatitis B, HIV, atau melalui vector serangga.
Setelah masuk, virus bbereplikasi di tempat pertama dia masuk. Ada yang
bereplikasi hanya pada port d;entreenya saja, sehingga menyebar local di
permukaan epitelnya saja, ada juga yang menyebar jauh, secara sistemik.
b.) Penyebaran virus dan Tropisme Sel
Pada penyabaran dekat, virus menginfeksi sel tetangga melalui ruang antar
sel atau kontak langsung antar sel.Pada penyebaran jauh, mekanismenya
bervariasi, ada yang melalui aliran darah, getah bening, atau susunan saraf.
Adanya virus dalam darah disebut viremia. Virion dapat bebas di dalam plasma
atau berhubungan dengan sel tertentu (misalnya virus campak), ada juga yang
kemudian memperbanyak diri pada sel tersebut. Dapat terjadi juga penyebaran
neuronal smpai ke otak (seperti pada virus rabies).Penyebaran virus dapat
ditentukan juga oleh gen virus spesifik, luasnya penyebaran virus si saluran
pencernaan ditentukan oleh salah satu protein kapsid luar (neovirus).
c.) Cedera Sel dan Penyakit Klinis

Sel yang terinfeksi mengalami cedera, mempengaruhi jaringan,


mengakibatkan perubahan fisiologis dan menyebabkan timbulnya penyakit.
Penyakit klinis adalah indicator yang tidak sensitive karena infeksi subklinis
akibat virus sering terjadi.

d.) Penyembuhan dari Infeksi

xxi
Infeksi virus dapat menyebabkan kematian, tapi dapat juga sembuh.
Mekanisme penyembuhan melibatkan imunitas selular dan humoral, interferon
dan sitokin lain, serta kemungkinan factor pertahanan penjamu lain.

e.) Pelepasan Virus

Pelepasan virus ke lingkungan merupakan tahap penting untuk


mempertahankan infeksi virus pada populasi penjamu. Pelepasannya terjadi di
permukaan tubuh tempat masuknya virus tersebut, terjadi pada stadium penyakit
yang berbeda-beda. Terjadi waktu seseorang yang terinfeksi bersifat infeksius.
Ada juga beberapa virus yang tidak mengalami pelepasan, berakhir dengan
kematian, seperti virus rabies.[ CITATION Jaw01 \l 1033 ]

 Patogenesis Jamur
Pathogenesis infeksi jamur dimulai melalui jaringan ekstraselular maupun
dalam fagosit. Kulit yang tidak intak/terdapat lesi merupakan port de entry
infeksi jamur (kandidiasis, dermatofitosis). Respon imun yang pertama kali
berperan terhadap infeksi jamur adalah cell-mediated-immunity (CMI) yang
bersifat protektif dengan menekan reaktivasi infeksi jamur asimptomatis dan
mencegah terjadinya infeksi oportunistik. Resmi CMI dapat menginduksi
terbentuknya granuloma. Granuloma terbentuk oleh berbagai penyakit
sistematik, misalnya koksidioidomikosis, histoplasmosis dan blastomikosis.
Sedangkan supurasi akut yang di tandai dengan adanya neutrophil di dalam
eksudat dan penyakit jamur tertentu seperti aspergilosis dan sporotrichosis.

Respon imun yang terjadi berikutnya adalah respons imun terhadap mikro
organisme ekstraseluler dan respons imun intraseluler fakultatif. Respon imun
selular merupakan mediator utama perlawanan terhadap infeksi jamur. Sel T
CDA4+ dan CD8+, respons sel TH1 merupakan respons protektif, sedangkan
respons sel Th2 merugikan host, Oleh karena itu inflamasi granulomatosa
sering merupakan penyebab kerusakan jaringan pada host yang terinfeksi
jamur intraseluler.[ CITATION Lar13 \l 1033 ]

xxii
2.5 Jenis Virus dan Jamur

 Jenis Virus
a) Virus DNA

Virus DNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang
berbentuk rantai ganda berpilin. Di dalam sel inangnya, DNA pada virus akan
mengalami replikasi menjadi beberapa DNA dan juga akan mengalami transkripsi
menjadi mRNA. mRNA akan mengalami translasi untuk menghasilkan protein
selubung virus. Masih di dalam sel inang, DNA dan protein virus
mengkonstruksikan diri menjadi virus – virus baru. mRNA juga akan membentuk
enzim penghancur (Lisozim) sehingga sel inang lisis (hancur) dan virus – virus
keluar untuk menginfeksi sel inang lainnya. Contoh Virus ini :

 Papiloma
 Poliloma
 Parvovirus B19
 Adenovirus
 Herpes simpleks I (luka di sekeliling mulut)
 Herpes simpleks II (perlukaan genital)
 Varicella zoster (cacar air)
 Virus Epstein-Barr
 Cytomegalovirus
 Vaccinia
 Roseola
 Cacar sapi
 Cacar
 Bakteriofag
 Hepatitis B virus
 Smallpox virus
 Transfusion Transmitted Virus
 JC virus (progressive multifocal leukoencephalopathy)
 Anellovirus

xxiii
 Salterprovirus
b) Virus RNA

Virus RNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang
berbentuk rantai tunggal atau ganda tidak berpilin. Di dalam sel inangnya, RNA
pada virus akan mengalami transkripsi balik menjadi Hibrid RNA-DNA dan
akhirnya membentuk DNA. Selanjutnya DNA virus akan masuk ke inti sel
inangnya, menyisip ke dalam DNA inangnya. DNA virus akan merusak DNA
inangnya dan membentuk mRNA. mRNA akan mengalami translasi untuk
menghasilkan protein selubung virus untuk menbentuk virus – virus baru.
[ CITATION par20 \l 1033 ]

Contoh Virus ini :

 HIV AIDS
 Influenza
 Virus Hepatitis E
 Poliovirus
 Paramyxovirus Paramyxovirus
 Virus enterik
 Virus rubella
 Virus demam kuning
 Virus ensefalitis
 Virus tumor RNA
 DHF (demam berdarah)
 Rabies
 Campak
 Rhinovirus (demam dan pilek)
 Reovirus (diare)
 Gondong
 Rotavirus
 Enterovirus

xxiv
 Hepatovirus
 Virus ebola

 Jenis-Jenis Jamur
a. Poliotha mutabilis
Gambar jamur Poliotha mutabilis dapat dilihat pada gambar a berikut:

Gambar a. Poliotha mutabilis


Jamur ini memiliki bentuk tubuh buah yang berwarna coklat muda
hingga coklat tua. Permukaan atas tudung memiliki struktur yang halus
dan sedikit licin pada saat basah. Batangnya halus dan keras. Jamur jenis
ini biasanya tumbuh dalam kelompok yang besar, habitat pada kayu yang
mati dan tanah yang lembab memiliki humus yang cukup[ CITATION
Sul11 \l 1033 ]
b. Hidnum repandum
Gambar jamur Hidnum repandum dapat dilihat pada gambar b berikut:

Gambar b. Hidnum repandum


Jamur jenis ini umunya berukuran cukup besar, memiliki bentuk seperti
payung yang terbuka lebar dan bertangkai tebal,warna tubuh buah putih,

xxv
memiliki struktur permukaan yang kasar dan bersisik. Tubuh buah
berdaging dan biasanya tumbuh liar pada tanah yang berhumus dan
menempel pada ranting kayu yang mati.[ CITATION Sul11 \l 1033 ]
c. Coprinus comatus
Gambar jamur Coprinus comatus dapat dilihat pada gambar c berikut:

Gambar c. Coprinus comatus


Memiliki tubuh buah berwarna putih. Bentuk tudung cembung/silindris
dan lunak. Ukuran tudung bervariasi antara 2-6 cm. spora berukuran 3-6
µm dan kebanyakan berbentuk lonjong. Tangkaijamur berwarna putih dan
mudah patah. Memiliki bilah berwarna putih saat masih muda dan akan
berubah berwarna hitam dan mencair saat dewasa. Habitat biasanya
ditemukan di janjang kosong kelapa sawit dan tumpukan jerami padi yang
sudah membusuk.[ CITATION Sul11 \l 1033 ]
d. Schizophyllum commune
Gambar jamur Schizophyllum commune dapat dilihat pada gambar d
berikut:

Gambar d. Schizophyllum commune


Jamur ini biasanya tumbuh secara berkelompok, bersifat saprofik pada
berbagai substrat kayu/pohon yang mati. Membentuk tubuh buah berwarna
krem, berbentuk seperti kipas. Badan buah terlampir dengan permukaan

xxvi
atas yang berbulu. Pada saat kering jamur ini akan mengerut dan mekar
kembali setelah basah.[ CITATION Sul11 \l 1033 ]
e. Trametes versicolor
Gambar jamur Trametes versicolor dapat dilihat pada gambar e berikut:

Gambar e. Trametes versicolor


Memiliki bentuk setengah lingkaran, berwarna coklat kehitaman.
Pinggirannya bergelombang, kasar dan mempunyai garis putih melingkar.
Lapisan bawah berwarna kuning kecoklatan. Biasanya tumbuh
menempelpada kayu keras/pohon yang sudah mati dan mempunyai
diameter 9-10 cm.[ CITATION Sul11 \l 1033 ]
f. Pleorotus ostreatus
Gambar jamur Pleorotus ostreatus dapat dilihat pada gambar f berikut:

Gambar f. Pleorotus ostreatus


Tubuh buah menyerupai cangkang kerang, tudung halus dengan
panjang bisa mencapai 5-15 cm. Ketika masih muda berbentuk seperti
kancing, kemudian berkembang menjadi pipih. Memiliki warna coklat
pucat hingga menjadi putih. Tangkai pendek dan berwarna putih. Jamur
ini hidup di berbagai substrat seperti kayu yang lapuk, janjang kosong
kelapa sawit, dan pada substrat lainnya.[ CITATION Sul11 \l 1033 ]
g. Mycena hiemalis

xxvii
Gambar jamur Mycena hiemalis dapat dilihat pada gambar g berikut ini:

Gambar g. Mycena hiemalis


Jamur ini tumbuh berkelompok-kelompok dalam jumlah yang cukup
besar. Warnanya putih dan memiliki batang dengan panjang 0,5–2
sentimeter. Tudungnya bergaris-garis lateral yang tersusun apik dan
berpusat pada puncak tudungnya. Spora cetak berwarna putih, abu-abu,
atau coklat, bentuknya seperti kerucut atau klop tutup yang tipis dan
berbatang lunak. Hidup pada kayu yang lapuk atau ranting pepohonan.
[ CITATION Sul11 \l 1033 ]
h. Lentinus connatus
Gambar jamur Lentinus connatus dapat dilihat pada gambar h berikut:

Gambar h. Lentinus connatus


Tubuh buah seperti payung yang melengkung. Memiliki lamella
dibagian bawah tudung buah. Berwarna kuning sampai kuning kecoklatan.
Bagian batang letaknya sentral dan bersifat keras. Jamur ini biasanya
tumbuh di kayu yang lapuk atau pohon yang mati, bersifat saprofik.
[ CITATION Sul11 \l 1033 ]

i. Volvariella volvaceae
Gambar jamur Volvariella volvaceae dapat dilihat pada gambar i berikut:

xxviii
Gambar i. Volvariella volvaceae
Tubuh buah berbentuk payung dengan tangkai letaknya sentral. Pada
waktu muda tubuh buah diselubungi oleh suatu selaput yang disebut velum
universal, jika tubuh buah membesar selaput akan robek dan merupakan
suatu cincin (anulus). Pada bagian atas tangkai buah himenofora pada sisi
bawah tubuh buah membentuk papan-papan/lamela yang tersusun
radial.Dapat juga himenofora membuat tonjolan berupa buluh-buluh halus.
Himenium meliputi sisi bawah tubuh buah tadi mula-mula terletak di
bawah velum partiale yang disebut angiokarp.[ CITATION Sul11 \l 1033 ]
j. Marasmius ramealis
Gambar jamur Marasmius ramealis dapat dilihat pada gambar j. berikut:

Gambar j. Marasmius ramealis


Basidiokarp kasar yang dapat mengerut pada saat kering. Miselium
jamur tumbuh keluar dari titik pusat secara radial. Pada saat tua miselium
akan menghasilkan cincin. Tumbuh membentuk kelompok basidiokarakter
pada ranting atau kayu mati.[ CITATION Sul11 \l 1033 ]

k. Dacryopinax spathularia
Gambar jamur Dacryopinax spathularia dapat dilihat pada gambar k
berikut:

xxix
Gambar k. Dacryopinax spathularia
Tubuh buah berbentuk spahula, berukuran kecil sekitar 1-1,5 cm.
Tubuh buah seperti agar-agar berwarna kuning/orange, tekstur permukaan
halus dan kenyal, pada saat tua jamur ini akan sangat mudah hancur.
Jamur ini biasanya hidup dalam kelompok yang cukup besar. Jenis jamur
ini bersifat saprotrofik, hidup menempel langsung pada substratnya.
Habitat biasanya ditemukan pada kayu yang lapuk/mati.[ CITATION
Sul11 \l 1033 ]
l. Polyporus squamosus
Gambar jamur Polyporus squamosus dapat dilihat pada gambar l berikut:

Gambar l. Polyporus suamosus


Miselium bertahan pada batang/pohon mati. Badan buah berwarna
krem/kuning kecoklatan. Tubuh buah memiliki sisik dan memiliki tekstur
tubuh buah yang berdaging. Biasanya hidup menempel langsung pada
substratnya.[ CITATION Sul11 \l 1033 ]

m. Pycnoporus annabarinus

xxx
Gambar jamur Pycnoporus annabarinus dapat dilihat pada gambar m
berikut:

Gambar m. Pycnoporus annabarinus


Tubuh buah berupa kipas, setengah lingkaran, memiliki warna kuning
hingga kuning kemerahan. Himenofora merupakan buluh- buluh/pori yang
dilihat dari luar berupa lubang-lubang. Sisi dalam dilapisi himenium.
Hidup menempel pada substratnya, jamur jenis ini banyak ditemukan pada
kayu yang sudah lapuk.[ CITATION Sul11 \l 1033 ]
n. Auricularia polytricha
Gambar jamur Auricularia polytricha dapat dilihat pada gambar n berikut:

Gambar n. Auricularia polytricha

Tubuh buah berwarna coklat, menyerupai daun telinga, sisi atas berlipat
dan mempunyai rambut-rambut pendek yang tersusun amat rapat.
Biasanya hidup pada dahan-dahan yang kering. Tangkai amat pendek dan
menempel pada media tumbuh (substrat). Tubuh buah jamur pada keadaan
basah akan bersifat kenyal dan licin, tetapi dalam keadaan kering akan
bersifat kaku. Jamur kuping memiliki inti plasma dan spora yang berupa
sel-sel lepas atau bersambungan membentuk benang yang tidak bersekat.
[ CITATION Sul11 \l 1033 ]
o. Fuligo septica

xxxi
Gambar jamur Fuligo septica dapat dilihat pada gambar o berikut:

Gambar o. Fuligo septica

Dalam keadaan vegetatif tubuhnya berupa massa protoplasma yang


bergerak seperti ameba yang disebut plasmodium. Plasmodium dapat
mencapai ukuran garis tengah 0-30 cm pada substrat yang basah, di atas
tanah, kayu yang lapuk dan di atas daun yang runtuh. Perubahan bentuk
tubuhnya dapat merayap kemana-mana.[ CITATION Sul11 \l 1033 ]

p. Cortinarius sanguenius
Gambar jamur Cortinarius sanguenius dapat dilihat pada gambar p berikut:

Gambar p. Cortinarius sanguenius


Jamur jenis ini memiliki bentuk tudung buah yang cembung, bagian
bawah tudung buah memiliki lamella berwarna merah darah dan berubah
menjadi coklat saat tua. Memiliki batang yang keras dan berukuran kecil,
letak batangnya sentral. Pigmen yang dimiliki oleh jamur ini biasanya
dapat dijadikan sebagai pewarna alami.[ CITATION Sul11 \l 1033 ]

xxxii
2.6 Penyakit Yang Disebebkan Oleh Virus dan Jamur

 Penyakit yang disebebkan virus


1. Penyakit Demam Berdarah Dengue
2. Definisi Penyakit DBD
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit
menular yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti melalui virus yang
dimilikinya yaitu virus dengue dari penderita kepada orang lain melalui
gigitannya. Virus ini berkembang biak di dalam kelenjar liur di pangkal
belalai nyamuk dan berkembang subur di dalam darah
manusia[ CITATION Nur13 \l 1033 ]

3. Etiologi Penyakit DBD


Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok
arbovirus B, yaitu arthropod-born envirus atau virus yang disebarkan
oleh artropoda. Vector utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes
aegypti(didaerah perkotaan) dan aedes albopictus (didaerah pedesaan).

Sifat nyamuk senang tinggal pada air yang jernih dan tergenang,
telurnya dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu 20-420C. Bila
kelembaban terlalu rendah telur ini akan menetas dalam waktu 4 hari,
kemudian untuk menjadi nyamuk dewasa ini memerlukan waktu 9 hari.
Nyamuk dewasa yang sudah menghisap darah 3 hari dapat bertelur 100
butir. [ CITATION Wid08 \l 1033 ]

 Penyakit Yang Disebabkan Oleh Jamur


a) Penyakit Panu (Pytiriasis versicolor)
b) Definisi Penyakit panu (Pytiriasis versicolor)

xxxiii
Pityriasis versicolor adalah penyakit jamur superfial kronik ringan yang
disebabkan oleh Malassezia dengan ciri klinis lesi berbatas tegas yang
berwarna hipopigmentasi atau hiperpigmentasi (Mustofa, 2014). Penyakit
Pityriasis versicolor adalah infeksi Malassezia yang paling umum
didistribusikan diseluruh dunia. Pada penelitian yang memfokuskan
gambaran klinik dan epidemiologi pada kasus Pytiriasis versicolor di Iran
didapatkan jamur M. globasa (36,36%), M. pachydermatis (29,08%), M.
furfur (23,65%), M. slooffiae ( 7.28%) dan M. obtusa (3,64%) yang
didapatkan dari 68 pasien yang terdiagnosis Pityriasis versicolor (Zeinali,
2014). Spesies yang paling sering ditemukan pada Pityriasis versicolor
adalah Malassezia furfur dan Malassezia sympodialis. [ CITATION
Ahm14 \l 1033 ]

c) Etiologi Penyakit Panu (Pytiriasis versicolor)


Ragi oportunistik dari genus Malassezia adalah sebagian dari flora
normal dari kulit manusia. Malassezia adalah jamur lipofilik yang terikat
dengan berbagai jenis penyakit terutama Pityriasis versicolor, infeksi
superfisial kronis, jinak dan berulang yang umumnya terjadi didaerah tropis
dan subtropis (Shams et al., 2001).
Flora normal pada kulit ada beberapa termasuk jamur lipofilik. Bisa
berupa jamur polimorpik single spesies seperti Pityrosporum ovale atau
Pityrosporum oblicular, namun sekarang diakui bahwa nama genus tersebut
tidak valid, dan jamur ini sudah di klasifikasikan ulang dalam genus
Malassezia sebagai spesies tunggal Malassezia furfur. Namun, analisa
genetik mendemonstrasikan bahwa sekarang jauh lebih komplek. Saat ini
setidaknya sudah 12 spesies terpisah dari jamur lipofilik yang dapat
dijelaskan, dan hanya 8 yang dapat menginfeksi kulit manusia. Spesies
yang tergantug pada lemak adalah M. sympodialis, M. globosa, M.
restricta, M. slooffiae, M. fufur, M. obtusa, dan yang terbaru ditemukan M.
dermatis, M. japonica, M. yamotoensis, M. nana, M. carpae, dan M. equina.
Ada satu lipofilik 10 yang tidak sepenuhnya bergantung pada lemak yaitu
M. pachydermatis ini sering ditemukan pada kulit hewan. Spesies yang
paling sering ditemukan dalam Pityriasis versicolor adalah Malassezia
furfur dan Malassezia sympodiali. [ CITATION DEL16 \l 1033 ]

xxxiv
d) Patofisiologi Penyakit Panu (Pytiriasis versicolor)

e) Epidemiologi Penyakit Penyakit Panu (Pytiriasis versicolor)


Penyakit ini sering kita dengar dengan sebutan penyakit panu. Panu
merupakan penyakit yang paling sering kita temukan baik pada lakilaki dan
perempuan beberapa studi pada tahun 1991, 2000, dan 2009 menunjukan

xxxv
bahwa laki- laki lebih sering dari pada perempuan dan penelitian pada
tahun 1978 menunjukkan bahwa wanita lebih sering terkena, kejadian ini
sebenarnya berhubungan dengan masalah higienitas dan sanitasi yang
buruk dari individu yang terkena. Penyakit ini juga sering terjadi didaerah
tropis dan subtropis, ditemukan 50% di Kepulauan Samoa Barat karena
suhu yang panas dan lembab, 1,1% di Swedia yang merupakan negara
dengan temperatur yang lebih dingin. Prevalensi tinea versikolor 50%
terjadi pada masyarakat daerah tropis, 5% pada masyarakat daerah
subtropics dan <1% pada masyarakat daerah dingin
Penyakit Pityriasis versicolor merupakan infeksi jamur superfisial yang
paling sering ditemukan. Prevalensi Pityriasis versicolor di Amerika
Serikat diperkirakan 2-8% dari semua penduduk. Penyakit ini sering
ditemukan pada usia 13-24 tahun. Di Indonesia angka kejadian di Indonesia
belum diketahui tetapi di Asia dan Australia pernah dilakukan percobaan
secara umum pada tahun 2008 didapatkan angka yang cukup tinggi karena
dukungan oleh iklim di daerah asia [ CITATION Ahm14 \l 1033 ]
f) Gambaran Klinis Penyakit panu (Pytiriasis versicolor)
Kelainan Pityriasis versicolor sering ditemukan dibagian atas dada dan
meluas dibagian lengan atas, leher, punggung, dan tungkai atas atau bawah.
Penderita pada umumnya merasakan gatal ringan saat berkeringat dan
didapatkan makula hipopigmentasi atau hiperpigmentasi. Pada pemeriksaan
dengan lampu wood kulit yang terkena Pityriasis versicolor akan terlihat
berfluoresensi menjadi kuning keemasan, fluoresensi ini dapat
menunjukkan batas lesi yang terlihat jelas, sehingga kita bisa mengetahui
luas lesi. Pada pemeriksaan kerokan kulit dengan larutan KOH 20% lalu
diperiksa dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 10x10, dilanjutkan
perbesaran 10x40 akan ditemukan hifa pendek tebal 2-5µ dan bersepta,
dikelilingi spora 1-2µ dan adanya gambaran khas sphageti and meatball
atau banana and grapes.[ CITATION Ahm14 \l 1033 ]
g) Pencegahan Penyakit panu (Pytiriasis versicolor)
Sebelum diagnosis ditetapkan maka harus dipertimbangkan dalam
beberapa hal untuk melakukan tindak lanjut dalam mekanisme pencegahan
yaitu:
1) Pencegahan faktor endogen yaitu defisiensi imun
2) Pencegah faktor eksogen seperti perubahan cuaca dan kelembaban
3) Menghindari pemakaian pakaian secara bersamaan
4) Menjaga kebersihan lingkungan
5) Mematuhi penggunaan obat antijamur yang pada umumnya lebih 1
minggu
6) Mementukan penggunaan obat sintetis dengan mempertimbangkan
efektifitas dan keamanan obat tersebut.
Untuk mencegah terjadinya penyakit Pityriasis versicolor dapat
disarankan pemakaian 50% propilen glikol dalam air untuk pencegahan

xxxvi
kekambuhan. Pada daerah endemik dapat disarankan pemakaian
ketokonazol 200 mg/hari selama 3 bulan atau itrakonazol 200 mg sekali
sebulan atau pemakaian sampo selenium sulfid sekali seminggu. Untuk
mencegah timbulnya kekambuhan, perlu diberikan pengobatan pencegahan,
misalnya sekali dalam seminggu, sebulan dan seterusnya. Warna kulit akan
pulih kembali bila tidak terjadi infeksi. Pajanan terhadap sinar matahari dan
kalau perlu obat 14 fototoksik dapat dipakai dengan hati-hati, misalnya
oleum bergamot atau metoksalen untuk memulihkan warna kulit tersebut.
[ CITATION Pur13 \l 1033 ]
h) Pengobatan Penyakit panu (Pytiriasis versicolor)
Terapi infeksi jamur superfisial yang disebabkan oleh jamur dermatosit
dapat dilakukan menggunakan:
1) Agen antijamur topikal, misalnya, klotrimazol, mikonazol, ekonazol,
ketokonazol, oksikonazol, sulkonazol, sikloppiroks olamin, naftifin,
terbinafin, butenafin, dan tolnaftat.
2) Agen antijamur oral, misalnya, grisofulfin, terbinafin, ketokonazol,
flukonazol, dan itrakozol [CITATION Kat10 \l 1033 ]

xxxvii
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm,
bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung
RNA atau DNA saja. Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri
dari capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran
lipid, dan virus resisten terhadap antibiotik.
2. Morfologi, Struktur dan karakteristik Virus
a) Morfologi virus terdiri dari: Bentuk heliks, Poliherdral, Virus
Bersampul, Virus Komplek
b) Struktur virusTubuhnya masih belum dapat disebut sebagai sel, hanya
tersusun dari selubung protein di bagian luar dan asam nukleat (ARN
& ADN) di bagian dalamnya. Berdasarkan asam nukleat yang terdapat
pada virus, kita mengenal virus ADN dan virus ARN. Virus hanya
dapat berkembang biak (bereplikasi) pada medium yang hidup
(embrio, jaringan hewan, jaringan tumbuhan). Bahan-bahan yang
diperlukan untuk membentuk bagian tubuh virus baru, berasal dari
sitoplasma sel yang diinfeksi.
c) Karakteristik virus
1) Ciri-ciri umum virus
 Berukuran ultra mikroskopis.
 Parasit sejati/parasit obligat.
 Berbentuk oval, bulat, batang, huruf T, kumparan.
 Kapsid tersusun dari protein yang berisi DNA saja atau RNA.
 Untuk bereproduksi, virus hanya memerlukan asam nukleatnya
saja.
 Dapat dikristalkan, tetapi virus tersebut masih memiliki daya
patogen apabila diinfeksikan ke organisme hidup.
 Bersifat aseluler dan tidak memiliki organel-organel sel.
 Aktivitasnya harus di sel makhluk hidup

xxxviii
2) Karakteristik eksistensial
3) Karakteristik infektif

3. Patogenesis Virus terdiri dari: Masuknya virus dan Replikasi Primer,


Penyebaran virus dan Tropisme Sel, Cedera Sel dan Penyakit Klinis,
Penyembuhan dari Infeksi dan Pelepasan Virus
4. Jenis virus ada dua yaitu : Virus DNA dan Virus RNA
5. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti melalui virus yang dimilikinya yaitu virus dengue dari
penderita kepada orang lain melalui gigitannya. Virus ini berkembang biak
di dalam kelenjar liur di pangkal belalai nyamuk dan berkembang subur di
dalam darah manusia
6. Jamur adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup
eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu
menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-
macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai
jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud
adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan
dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran
keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat
metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara
seksual dan aseksual.
7. Morfologi,struktur dan karakteristik jamur
a. morfologi
Jamur ada yang bersifat parasit dan saprofit. Parasit apabila dalam
memenuhi kebutuhan makannya dengan mengambil dari benda
hidup yang ditumpanginya, sedanghan saprofit apabila memperoleh
makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri.
Jamur dapat mensintesis protein dengan mengambik sumber karbon
dari karbohidrat, sumber nitrogen dari bahan organic atau anorganik
dan mineral dari substratnya. Ada juga Jamur yang dapat
mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan dan perkembanh
biakan sendiri sehingg harus mendapatkan dari cubstrat, misalkan
thiamin dan biotin.
b. Struktur Jamur
Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut Hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut Miselium. Miselium menyusun
jalinan-jalinan semu membentuk tubuh buah. Hifa sendiri adalah
struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk

xxxix
pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma
hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan
hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai
pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi,
adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-
kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada
jamur yang yang bersifat prasit biasanya mengalami modifikasi
menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari
substrat, haustoria dapat menembus jaringan substrat

8. Karakteristik Jamur
a) Merupakan organisme eukaryota. Sel Fungi mempunyai inti
yang terbungkus membran yang mengandung DNA (intron dan
ekson), juga mempunyai organel yang terbungkus membran
seperti mitokondria.
b) Fungi tidak mempunyai kloroplas, sehingga merupakan
organisme heterotrof. Fungi memperoleh nutrisi dari
menguraikan bahan organik (saprotrof) atau bersifat parasit.
c) Fungi mempunyai dinding sel dan vakuola
d) Dinding sel Fungi tersusun atas glukan dan kitin; glukan juga
terdapat pada tanaman dan kitin terdapat pada rangka luar
arthropoda. Fungi adalah satu-satunya organisme yang dapat
menggabungkan dua struktur molekul ini dalam dinding sel.
Dinding sel pada jamur sejati tidak mengandung selulosa.
e) Sel-sel dari kebanyakan Fungi tumbuh berbentuk tabung,
memanjang, dan seperti benang (filamen) yang disebut dengan
hifa. Tabung itu sendiri dapat tanpa sekat, atau bersekat-sekat
dan terbagi menjadi kompartemen-kompartemen (sel), sekat
tersebut disebut dengan septa. Hifa yang tidak bersekat disebut
dengan senositik (coenocytic). Pada hifa jenis ini terdapat
banyak inti sel yang tersebar dalam sitoplasma (multinukleat).
Hifa kemudian bercabang berulang kali menjadi jaringan rumit

xl
dan meluas secara radial yang disebut miselium, yang
kemudian membentuk talus.
f) Lebih dari 70 spesies Fungi menampilkan bioluminesensi.
g) Jamur ditemukan di semua daerah beriklim sedang dan tropis,
asalkan ada kelembaban yang cukup untuk memungkinkan
mereka tumbuh
9. Pathogenesis infeksi jamur dimulai melalui jaringan ekstra selular maupun
dalam fagosit. Kulit yang tidak intak/terdapat lesi merupakan port de entry
infeksi jamur (kandidiasis, dermatofitosis). Respon imun yang pertama
kali berperan terhadap infeksi jamur adalah cell-mediated-immunity
(CMI) yang bersifat protektif dengan menekan reaktivasi infeksi jamur
asimptomatis dan mencegah terjadinya infeksi oportunistik. Resmi CMI
dapat menginduksi terbentuknya granuloma. Granuloma terbentuk oleh
berbagai penyakit sistematik, misalnya koksidioidomikosis, histoplasmosis
dan blastomikosis. Sedangkan supurasi akut yang di tandai dengan adanya
neutrophil di dalam eksudat dan penyakit jamur tertentu seperti
aspergilosis dan sporotrichosis.
1) Terdapat 16 jenis jamur yaitu: Mycena hiemalis, Lentinus conatus,
Volvariella volvaceae, Marasmius ramealis, Dacryopinax spathularia,
Polyporus squamosus, Pycnoporus annabarinus, Auricularia polytricha,
Fuligo septica, Cortinarius sanguenius
2) Pityriasis versicolor adalah penyakit jamur superfial kronik ringan yang
disebabkan oleh Malassezia dengan ciri klinis lesi berbatas tegas yang
berwarna hipopigmentasi atau hiperpigmentasi (Mustofa, 2014).
Penyakit Pityriasis versicolor adalah infeksi Malassezia yang paling
umum didistribusikan diseluruh dunia. Pada penelitian yang
memfokuskan gambaran klinik dan epidemiologi pada kasus Pytiriasis
versicolor di Iran didapatkan jamur M. globasa (36,36%), M.
pachydermatis (29,08%), M. furfur (23,65%), M. slooffiae ( 7.28%) dan
M. obtusa (3,64%) yang didapatkan dari 68 pasien yang terdiagnosis
Pityriasis versicolor (Zeinali, 2014). Spesies yang paling sering
ditemukan pada Pityriasis versicolor adalah Malassezia furfur dan
Malassezia sympodialis.

xli
3.2 Saran
Setiap unsur memiliki kerugian dan keuntungan begitu pula dengan virus.
Virus memiliki kerugian dan juga keuntungan bagi manusia. Semakin orang
menjadi pintar semakin orang menyadari bahwa dirinya tidak banyak tahu atas
segala sesuatu. Dan kita tidak boleh menganggap ringan tintang hal yang kecil
karena sesuatu yang kecil itu bahkan lebih membahayakan dari pada hal yang
besar sehingga kebanyakan orang yang terkenal(orang besar) jatuh karena
tidak melihat hal yang kecil itu.

xlii
DAFTAR PUSTAKA

Candra, A. (2010). Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan


Faktor Risiko Penularan. Aspirator, 110 –119.

Dwidjoseputro. (2009). Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Hadiman, S. (2007). Virus. Jakarta.

Hartoyo, E. (2008). Spektrum Klinis Demam Berdarah Dengue pada Anak. Sari
Pediatri, 145-150.

Jawetz, M. A. (2001). MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN ED. 27. Jakarta: Buku


kedokteran .

Mousir, K. (2012). Biologi Sel dan Molekuler. Jakarta.

Naibaho, P. (2011). Pengertian virus, sejarah, ciri ciri, dan klasifikasi. Jakarta:
DuniaKuMu.

Nuril Faiz, R. R. (2013). Analisis Spasial Penyebaran Penyakit Demam Berdarah


Dengue dengan Indeks Moran dan Geary'SC. Jurnal Gussian, 69-78.

Pratiwi, d. (2006). Biologi untuk kelas x. Jakarta: Erlangga.

R. Gunawan Susilowarno, d. (2017). Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta:


Grasindo.

setiawan, p. (2020, 3 15). Pengertian Virus. Retrieved from gurupendidikan:


https://www.gurupendidikan.co.id/virus/

Sukohar. (2014). Demam Berdarah Dengue (DBD). Jurnal Medula, 1-15.

Widoyono. (2008). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan.


50-67.

xliii
Gunawan Susilowarno, d. (2017). Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Grasindo.

gurupendidikan. (2019, November 09). Kingdom Fungi/Jamur. Retrieved from


gurupendidikan.com: gurupendidikan.co.id/klasifikasi-jamur/

H.M, A. (2005). Virologi Tumbuhan. Yogyakarta.

Hadiman, S. (2007). Jamur. Jakarta.

Katzung. (2010). Farmakologi dasar dan Klinik (Edisi 10). Jakarta: Salemba
Medika.

Kimball, J. G. (2007). Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Lardo, S. (2013). Pendekatan diagnosis dan terapi kandidiasis. J indon med assoc,
236-243.

Mustofa, A. (2014). Prevalensi Dan Faktor Resiko Terjadinya Pityriasis


Versicolor Pada Polisi Lalu Lintas Kota Semarang. Jurnal Media Medika
Muda, 1-13.

Purwani. (2013). Uji Efektivitas Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alataL)
Terhadap Pertumbuhan Jamur Malassezia Furfur Penyebab Penyakit Panu.
1-22.

PUTRI, D. R. (2016). Perbandingan Efektivitas Terbinafin Dengan Ekstrak Daun


Ketepeng Cina (Cassia Alata L) Terhadap Pertumbuhan Jamur
(Malassezia Furfur) Sebagai Etiologi Pityriasis Versicolor. 1-64.

Sulastri, E. L. (2011). Identifikasi Jenis-Jenis Jamur (Fungi) Di Perkebunan Pt


Bina Sains Cemerlang Kabupaten Musi Rawas. 1-17.

xliv
xlv

Anda mungkin juga menyukai