Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMASARAN HASIL PERIKANAN

A01

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG
2020
LAPORAN PRAKTIKUM

PEMASARAN HASIL PERIKANAN

Minarti Fitriana

KELAS A01

KELOMPOK 4

1. MUHAMMAD LUKMAN FAURONI 175080400111001

2. HUSNUN ZULFA 175080400111012

3. JAKFAR SHODIQ 175080400111042

4. SALSHABILLA VANIA HENDRIANSYAH 175080401111034

5. WAJAR PUTRI NABILA 175080407111023

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pemasaran Hasil Perikanan disusun sebagai salah satu syarat

menyelesaikan Praktikum Pemasaran Hasil Perikanan dan lulus Mata Kuliah

Pemasaran Hasil Perikanan

Koordinator Asisten Asisten Pendamping

MINARTI FITRIANA MINARTI FITRIANA

NIM. 165080400111038 NIM.165080400111038


1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Menurut Radiosunu (2007), Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang

dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial.

Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu

ataupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,

menawarkan, dan menukarkan produk yang meiliki nilai komoditas. Riset pemasaran

(marketing research) adalah desain, kumpulan, analisis, dan laporan sistematis

tentang data yang berhubungan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi

oleh sebuah organisasi. Riset pemasaran dapat membantu pemasar menilai potensi

pasar dan pangsa pasar atau untuk mengukur efektifitas penetapan harga, produk,

distribusi, dan kegiatan promosi.

Bangsa Indonesia terdiri atas 17.502 buah pulau, dan garis pantai sepanjang

81.000 km dengan Luas wilayah perikanan di laut sekitar 5,8 juta Km2, yang terdiri

dari perairan kepulauan dan teritorial seluas 3,1 juta Km2 serta perairan Zona

Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) seluas 2,7 juta Km2. Fakta tersebut

menunjukkan bahwa prospek pembangunan perikanan dan kelautan Indonesia

dinilai sangat cerah dan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang strategis.

Sumberdaya ikan yang hidup di wilayah perairan Indonesia dinilai memiliki tingkat

keragaman hayati (bio-diversity) paling tinggi. Sumberdaya tersebut paling tidak

mencakup 37% dari spesies ikan di dunia (Kantor Menteri Negara Lingkungan

Hidup, 1994). Di wilayah  perairan laut Indonesia terdapat beberapa jenis ikan
bernilai ekonomis tinggi antara lain : tuna, cakalang, udang, tongkol, tenggiri, kakap,

cumi-cumi, ikan-ikan karang (kerapu, baronang, udang barong/lobster), ikan hias

dan kekerangan termasuk rumput laut (Barani, 2004).

Potensi sumberdaya perikanan di indonesia cukup besar, baik sumberdaya

perikanan tangkap maupun budidaya. Sumberdaya perikanan tersebut merupakan

salah satu asset nasional yang harus dikelola dengan baik.Pada umumnya

komoditas perikanan yang diekspor bila dipasarkan di pasar lokal harganya relative

mahal, sehingga tidak terjangkau bagi kebanyakan konsumen atau masyarakat

Indonesia.Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka

pengolahan hasil perikanan juga semakin berkembang, tidak saja pada proses

pengolahan yang ada, tetapi sudah disesuaikan dengan keinginan dan selera

konsumen (Irianto, 2007).

Konsep pemasaran menuntut segala aspek keputusan pemasaran

didasarkan pada kebutuhan dan keinginan pelanggan. Pelanggan membeli produk

barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Jadi saat

pembeli melakukan transaksi pasar, dia memperoleh seperangkat Benefit dan

kepuasan dari transaksi tersebut. Dalam hal ini, dia tidak akan memecah-mecah

penawaran pasar menjadi bagian-bagian komponennya. Namun dari sudut pandang

penjual, penawaran pasar memang bisa dipecah-pecah menjadi bagian-bagian

komponennya. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

maka pengolahan hasil perikanan juga semakin berkembang. Tidak saja pada

proses pengolahan yang ada, tetapi sudah disesuaikan dengan keinginan dan selera

konsumen. Diversifikasi produk olahan hasil perikanan merupakan salah satu

alternatif pemecahan masalah dalam menghindari kejenuhan pasar dan penyediaan

gizi masyarakat.
1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari praktikum pemasaran hasil perikanan ini

adalah :

a. Bagaimana strategi pemasaran yang dipakai dalam Praktikum Pemasaran

Hasil Perikanan?

b. Bagaimana perilaku konsumen yang dipakai dalam praktikum Pemasaran

Hasil Perikanan?

c. Bagaimana efisiensi pemasaran yang di lakukan pada praktikum Pemasaran

Hasil Perikanan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari praktikum pemasaran hasil perikanan ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana cara menyusun strategi pemasaran produk

perikanan yang efisien

b. Untuk mengetahui dan memahami perilaku konsumen dalam praktikum

Pemasaran Hasil Perikanan

c. Untuk mengetahui bagaimana efisiensi pemasaran produk perikanan

berdasarkan margin pemasaran, bagian harga yang diterima produsen, dan

rasio keuntungan dan biaya

1.4 Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan praktikum pemasaran hasil perikanan untuk kelompok 4


adalah 25 hari, dimulai sejak tanggal 13 Februari 2020 dan berakhir pada tanggal 8
Maret 2020.
Tempat pelaksanaan praktikum pemasaran hasil perikanan untuk kelompok
4 adalah di jalan Mertojoyo,Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pasar dan Konsep Pemasaran

Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Dalam ilmu

ekonomi pengertian pasar lebih luas daripada hanya sekedar tempat pertemuan

antara penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi jual beli-barang/jasa. Pasar

mencakup keseluruhan permintaan dan penawaran, seluruh kontak atau interaksi

antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang dan jasa. Setiap barang

yang diperjualbelikan ada pasarnya: ada pasar ikan, pasar rokok kretek, pasar

tekstil, pasar modal, dan pasar tenaga kerja. Fungsi pasar ialah sebagai mata rantai

yang mempertemukan penjual (yang mempunyai barang dan menginginkan uang)

dengan pembeli (yang mempunyai uang dan menginginkan barang). Penjual dan

pembeli tidak perlu bertemu muka: dapat melalui surat, telepon atau e-mail, melalui

iklan di surat kabar atau dengan bantuan perantara, asal saja keinginan pihak yang

satu dapat diketahui oleh pihak yang lain (Gilarso, 2007).

Pasar adalah tempat bertemunya antara penjual dan pembeli dimana terjadi

interaksi antar penjual dan pembeli untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.

Pasar dalam arti sempit adalah suatu tempat dimana pada hari tertentu para penjual

dan pembeli dapat bertemu untuk jual beli barang. Sedangkan pengertian pasar
dipakai dalam arti yang lebih luas yaitu dimana pertemuan antara penjual dan

pembeli untuk melaksanakan transaksi jual beli tidak lagi terbatas pada suatu tempat

tertentu saja maupun pada hari tertentu. Terdapat unsur-unsur penting dalam pasar

yaitu orang dengan segala keinginannya, daya beli konsumen, dan kemampuan

untuk membelanjakannya. Selain itu, pasar ialah sebagai mata rantai yang

mempertemukan penjual (yang mempunyai barang dan menginginkan uang) dengan

pembeli (yang mempunyai uang dan menginginkan barang).

Menurut Kotler (2001), Pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran


untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuskan
kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan
pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari satu perusahaan. Konsep pemasaran
atau marketing konsep dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar, yaitu saluran
perencanaan, dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen atau
pasar, volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan
dan bukannya volume untuk kepentingan untuk volume itu sendiri, seluruh kegiatan
pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara
organisasi.

Pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran


(target market), mengevaluasi kebutuhan konsumen, mengembangkan barang dan
jasa, pemuas keinginan, memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi
perusahaan. Peran pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa
sampai ketangan konsumen, melainkan juga bagaimana produk atau jasa tersebut
dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba.
Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai
superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah,
mempromosikan secara efektif serta mempertahanankan pelanggan yang sudah
ada dengan memegang prinsip kepuasa pelanggan. Konsep pemasaran adalah
konsep awal dalam melakukan pemasaran. Perencanaan konsep pemasaran
sangatlah penting guna mengetahui strategi apa yang akan digunakan sehingga
mengahasilkan pemasaran yang efektif. Adapun konsep pemasaran adalah dengan
menitik beratkan pada pemenuhan kebutuhan konsumen untuk mencapai
kepuasannya.

2.2 Permintaan dan Penawaran

Pengertian permintaan dalam ilmu ekonomi yang umum diartikan sebagai :

Keinginan seseorang (konsumen) terhadap barang-barang tertentu yang diperlukan

atau diinginkan. Namun dalam praktik, pengertian permintaan seperti ini

menunjukkan adanyapermintaan atas sejumlah barang dan jasa yang diikuti dengan

kemampuan membeli (purchasing power). Karena bila keinginan (wants) diikuti

dengan kekuatan untuk melakukan pembelian (purchasing power), maka keinginan

(wants) akan berubah menjadi permintaan. Jadi, permintaan (demand) sebagai

suatu konsepmengandung pengertian bahwa permintaan berlaku terhadap tiga

variabel ang saling mempengaruhi, yaitu: kualitas produk barang atau jasa (product

quality), harga (price), manfaat produk barang atau jasa tersebut (product benefit)

yang sangat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian kebutuhannya.

Hukum permintaan mengatakan: ”Bila harga suatu barang dan jasa naik, sedangkan

harga barang-barang dan jasa lainnya tetap sama, maka konsumen cenderung

melakukan subtitusi, menggantikan barang atau jasa yang harganya naik dengan

brang yang lain (yang mempunyai fungsi sama) yang harganya relatif lebih murah

(Arifin, 2017).

Permintaan adalah suatu proses dalam meminta sesuatu atau sejumlah

barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan

berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang ingin

dipenuhi. Kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak terbatas.

Hukum permintaan adalah hubungan terbalik antara harga dengan jumlah barang
yang diminta. Berdasarkan hukum ini, apabila harga meningkat, maka jumlah barang

yang diminta menurun. Sebaliknya apabila harga menurun, maka jumlah barang

yang diminta meningkat. 

Penawaran didefinisikan sebagai kuantitas barang yang ditawarkan di pasar

pada berbagai tingkat harga. Penawaran dapat diartikan sebagai hubungan

fungsional antara jumlah yang ditawarkan dengan tingkat harganya. Penawaran

mencerminkan kesediaan produsen atau penjual untuk menawarkan untuk dijual

berbagai jumlah atau kuantitas suatu barang. Fungsi penawaran adalah fungsi yang

memperlihatkan keterkaitan antara variable jumlah barang yang ditawarkan dengan

variabel-variabel atau faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hukum penawaran

adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga

sesuatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan pejual (Faozi dan

Annisa, 2018).

Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual

oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor

yang mempengaruhi penawaran: harga barang itu sendiri, harga sumber produksi,

tingkat produksi, ekspektasi/perkiraan. Bunyi hukum penawaran “Semakin tinggi

harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya,

semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia

ditawarkan”. Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang

memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus). Penawaran ini tebagi

menjadi 2 macam yakni penawaran individu dan penawaran kelompok.

2.3 Segmentasi Pasar


Pentingnya strategi pemasaran adalah semakin kerasnya persaingan yang

dihadapi oleh perusahaan pada umumnya. Pemasaran perlu mendapat perhatian

serius oleh UMKM. Terutama didalam proses penetapan strategi pemasaran harus

benar-benar matang, sehingga strategi pemasaran yang dipilih akan mampu

menembus pasar. Apalagi kondisi persaingan yang semakin ketat seperti saat ini,

kemampuan untuk merebut pangsa pasar akan mempengaruhi kelangsungan hidup

UMKM itu sendiri. Strategi didefinisikan secara khusus sebagai tindakan yang

bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan

berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di

masa depan. strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi

perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap

permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Program

pemasaran meliputi tindakan-tindakan pemasaran yang dapat mempengaruhi

permintaan terhadap produk, diantaranya dalam hal mengubah harga, memodifikasi

kampanye iklan, merancang promosi khusus, menentukan pilihan saluran distribusi,

dan sebagainya ( Wibowo., et al., 2015).

Strategi pemasaran dibagi menjadi bauran pemasaran (marketing mix)

yang di dalamnya terdapat 4P (Product, Price, Place, Promotion) dan STP

(Segmentation, Targetting, Positioning).

2.3.1 Bauran Pemasaran

Marketing mix atau bauran pemasaran menurut Kotler (2001), adalah

serangkaian variabel yang dapat dikontrol dan tingkat variabel yang digunakan

oleh perusahaan untuk mempengaruhi pasaran yang menjadi sasaran. Keempat

unsur atau variabel bauran pemasaran (Marketing mix) tersebut atau yang
disebut four p's (4p), adalah sebagai berikut: 1. Strategi Produk (Product) 2.

Strategi Harga (Price) 3. Strategi Penyaluran / Distribusi (Place) 4. Strategi

Promosi (Promotion).

1. Produk (Product)

Produk adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan

sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Produk dalam bisnis restoran sangat

bergantung pada pengalaman. Produk dapat berupa paket yang lengkap yang

terdiri dari makanan, minuman, servis, atmosfer dan kenyamanan yang

memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dan menciptakan kesan yang

tidak terlupakan. Pengunjung di restoran membayar untuk pengalaman makan

secara total bukan hanya untuk makanannya saja. Tingkatan produk-produk

restoran dapat didiskripsikan dalam 3 tingkatan, yaitu: the core product, the

formal product, dan the augment product. Produk-produk restoran juga dapat

dianalisis sama seperti produk lain, misalnya: atmosphere, product

development, product positioning, product life cycle. Jadikan produk makanan

mempunyai rasa yang enak dan mempunyai keunikan supaya bisa menembus

pasaran. Makanan enak akan menarik pembeli untuk terus datang kembali dan

menjadi pelanggan setia.

2. Harga (Price)

Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan

jasa lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepimilikan atau pengguna

suatu barang dan jasa. Harga juga merupakan pertimbangan yang penting

dalam memilih restoran. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga yang

diterapkan dalam sebuah restoran, adalah: hubungan antara permintaan dan


penawaran, penurunan loyalitas konsumen, sales mix, harga-harga dalam

persaingan, biaya overhead, aspek psikologis, kebutuhan untuk meraih laba.

Cara menentukan harga yang tepat adalah dengan melihat harga jual pesaing

sejenis, tentunya dengan kualitas dan porsi makanan yang kira-kira sama.

Kemudian, tetapkan harga jual produk makanan tersebut sedikit lebih murah

daripada harga jual prouk pesaing sejenis agar konsumen mau mencoba

produk makanan yang ditawarkan di resto. Tetapi harga jual bisa tidak selalu

lebih rendah dibanding pesaing sejenis, jika resto mempunyai karakteristik

kusus yang menarik konsumen. Sehingga resto mempunyai nilai lebih

dibanding resto pesaing sejenis.

3. Lokasi atau distribusi (Place)

Pemilihan lokasi merupakan nilai investasi yang paling mahal, sebab

lokasi bisa dikatakan menentukan ramai atau tidaknya pengunjung. Lokasi

usaha yang berada di pinggir jalan atau ditempat yang strategis cukup

menyedot pengunjung untuk sekadar mampir dan mencicipi hidangan dan

konsep yang ditawarkan. Memang untuk mendapatkan lokasi yang strategis

memang mahal. Lokasi merupakan faktor yang penting dalam mencapai

keberhasilan sebuah restoran, yaitu menyangkut antara lain good visibility,

easy access, convenience,curb side appeal, parking. augment product. Produk-

produk restoran juga dapat dianalisis sama seperti produk lain, misalnya:

atmosphere, product development, product positioning, product life cycle.

Jadikan produk makanan mempunyai rasa yang enak dan mempunyai

keunikan supaya bisa menembus pasaran. Makanan enak akan menarik

pembeli untuk terus datang kembali dan menjadi pelanggan setia.

4. Promosi (Promotion)
Langkah kecil berupa promosi dalam berbagai cara untuk meraih target

pemasaran yang belum di raih. Promosi adalah aktivitas yang dilakukan

restoran untuk mencari konsumen, bukan hanya untuk sekali datang, tetapi

juga konsumen yang akan melakukan pembelian berulang (pelanggan). Tujuan

dari promosi adalah meningkatkan awareness meningkatkan persepsi

konsumen, menarik pembeli pertama, mencapai persentase yang lebih tinggi

untuk konsumen yang berulang, menciptakan loyalitas merek, meningkatkan

average check, meningkatkan penjualan pada makanan tertentu atau waktu-

waktu khusus, dan mengenalkan menu baru. Cara promosi yang dapat

dilakukan antara lain dengan promosi mounth by mounth, mengikuti even-even

tertentu, mengadakan diskon kusus pada saat tertentu, memberi member card

pada pelanggan. Dapat juga dilakukan melalui promosi seperti reklame,

sisipan pada koran dan media massa atau menggunakan spanduk. Selain itu

membuat konsep resto yang unik dan disukai oleh pelanggan.

Bauran Pemasaran adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran

yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk

mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran yang

terdiri dari product, price, place, dan promotion (4P) seiring perkembangan

jaman dan tuntutan pasar yang senantiasa mengalami perkembangan telah

mengalami evolusi dan terus berkembang searah dengan perkembangan

perilaku konsumen dan kecerdasan para ahli pemasaran. Marketing mix atau

bauran pemasaran sangat penting diperhatikan pada saat awal pembentukan

bisnis restoran atau rumah makan. Bisnis restoran atau rumah makan

seharusnya ditangani dari biaya makanan (food cost), pekerja, sewa (jika lokasi
usaha bukan milik pribadi), promosi dan iklan, kualitas makanan, pelayanan

pelanggan, keuntungan dan tentunya sikap untuk melanjutkan tipe bisnis ini.

2.3.2 STP (Segmentation, Targetting, Positioning)

Menurut Kotler dikutip Purwanto (2008: 151), dalam mendesain suatu

strategi pemasaran hal terpenting yang perlu dilakukan oleh manajemen

pemasaran adalah penerapan konsep STP.

 Segmenting Segmentasi adalah suatu proses membagi pasar ke dalam

kelompok pelanggan yang memiliki prilaku yang sama atau memiliki

kebutuhan yang serupa (Kotler dan Keller, 2009: 228). Segmentasi pasar

konsumen memiliki 3 dasar yaitu segmentasi geografis, segmentasi

demografis, dan segmentasi psikografis (Kotler dan Keller, 2009: 234-241).

 Targeting Setelah perusahaan melakukan segmentasi pasar, selanjutnya

perusahaan mengevaluasi segmen pasar mana yang menjadi target pasar

perusahaan. Dalam menentukan target pasar, perusahaan harus

melakukan beberapa survey untuk mengetahui keadaan pasar supaya

proses pemasaran tepat sasaran.

 Positioning Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra

perusahaan agar mendapatkan tempat khusus dalam pikiran pasar sasaran

(Kotler dan Keller, 2009: 292). Positioning adalah salah satu langkah

perusahaan untuk memperkenalkan produkya kepada konsumen supaya

dapat menciptakan kesan-kesan tertentu.

STP adalah salah satu strategi pemasaran yang terdiri atas segmentasi,

targeting dan Positioning. Segmentasi merupakan suatu strategi yang dilakukan

di awal untuk menentukan kelomppok-kelompok konsumen baik dari wilayah


psikologi dan sebagaimana mengenai kesukaan atau penerimaan kelompok

terhadap produk. Targeting merupakan suatu strategi untuk menentukan pasar

dimana produk dapat dipasarkan dan diterima oleh public. Positioning adalah

suatu strategi untuk membuat konsumen tertarik dengan prosuk yang ada

dengan memberikan persepsi kepada konsumen mengenai kelebihan dan

keunggulan produk.

2.4 Perilaku Konsumen

Menurut Saputri ( 2016 ) perilaku konsumen sebagai dinamika interaksi

antara pengaruh dan kesadaran, perilaku dan lingkungan tempat manusia

melakukan pertukaran aspek-aspek kehidupan. Faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen adalah budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Faktor tersebut merupakan

dasar penentu seseorang melakukan pembelian. Namun, budaya Indonesia yang

masih baru mengenal pembelanjaan secara online membuat masyarakat lebih

cenderung membandingkan dengan berbelanja secara konvensional. Budaya

masyarakat Indonesia yang lebih yakin melihat produk secara lansung menjadi

kendala besar bagi perusahaan penyedia jasa belanja online di negeri ini.

Masyarakat cenderung mendapatkan kepuasan tersendiri ketika melihat dan

mencoba produk yang akan dibeli secara lansung sehingga mereka tidak

membuang waktu, tenaga, dan pikiran terhadap produk yang akan mereka beli.

Menurut Taroreh et al ( 2015 ) persepsi merupakan proses yang kompleks.

Secara etimologi persepsi berasal dari bahasa latin perceptio yang berati menerima

atau mengambil. Persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli

dipilih, diorganisir, dan diinterprestasi menjadi informasi yang bermakna. Persepsi

merupakan cara bagaimana konsumen memberi makna pada rangkaian ransangan


dan ini adalah proses kognisi. Ketika konsumen melakukan interprestasi pada

sebuah iklan yang dilihatnya maka terjadi proses kognisi dalam benak konsumen.

Perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu terhadap ransangan atau

lingkungan. Perilaku konsumen seringkali dipengaruhi oleh keadaan diluar dirinya

maupun didalam dirinya sendiri. Seringkali konsumen dalam memilih atau

menentukan sebuah pilihan tergantung dari situasi mereka. Sedangan persepsi

merupakan sebuah tanggapan yang diterima oleh konsumen terhadap sesuatu.

Persepsi timbul karena adanya stimulus dari luar yang akan mempengaruhi

seseorang.

2.5 Lembaga dan Saluran Pemasaran

Menurut Cahyono ( 2000 )Lembaga pemsaran adalah badan-badan hukum

atau perorangan yang menggerakan arus barang dari produsen ke konsumen.

Lembaga pemasaran hasil perikanan perlu diketahui oleh petani karena lembaga ini

berkaitan erat dengan faktor harga jual yang bisa diperoleh oleh petani produsen.

Disamping itu, lembaga pemasaran juga berkaitan erat dengan efisiensi pemasaran.

Untuk memperoleh harga jual yang baik dan pemasaran yang efisien, penyusun

program pemasaran harus melibatkan sedikit mungkin lembaga pemasaran. Dengan

demikian, jalur lembaga pemasaran yang sedikit akan terbentuk margin pemasaran

yang rendah sehingga harga di tingkat petani tinggi dan harga di tingkat konsumen

layak.

Lembaga pemasaran merupakan badan-badan yang menyelenggarakan

kegiatan pemasaran dimana titik awal dari produsen sampai pada titik akhir yakni

konsumen akhir. Lembaga pemasaran muncul karena adanya keinginan konsumen


untuk memperoleh komoditi yang sesui dengan keinginan konsumen. Lembaga

pemasaran dibedaga menjadi beberapa bagian : lembaga pemasaran yang

menghasilkan barang barang (produsen), lembaga pemasaran yang hanya

menyalurkan komoditi ( agen, pengecer dl), lembaga pemasaran yang mengelolah

kembali komoditi yang diterima dari produsen. Lembaga pemasaran memiliki peran

sebagai pemenuh keinginan dari para konsumen semaksimal mungkin sehingga

adanya kepuasan yang maksimum dari konsumen.

Menurut Abididn dan puspitasari ( 2018 ) Saluran pemasaran merupakan

sistem yang diterapkan untuk mempermudah perpindahan produk dari produsen ke

konsumen. Saluran pemasaran digunakan karena efisiensi yang lebih tinggi dengan

melalui pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi perusahaan. Saluran

pemasaran melibatkan satu atau beberapa pedagang perantara. Saluran pemasaran

yang lebih pendek cenderung lebih efisien. Pada budidaya ikan cupang saluran

pemasaran dibagi menjadi 2 saluran yakni saluran pemasaran pada saat ikan

cupang dewasa dan saluran pemasaran pada saat fase benih.

Saluran pemasaran merupakan sebuah kumpulan dari berbagai macam

lembaga pemsaran sampai komoditi tersebut sampai ke tangan konsumen akhir.

Saluran ini digunakan produsen untuk menyalurkan komoditi. Suatu barang

berpindah dari lembaga satu ke lembaga yang lainnya sampai pada titik akhir yakni

konsumen akhir. semakin sedikit lembaga pemasaran yang ada disaluran tersebut

maka cenderung semakin efisien margin pemasaran.

2.6 Fungsi dan Biaya Pemasaran


Fungsi pemasaran merupakan semua jasa atau kegiatan dan tindakan yang

diberikan dalam proses pengaliran barang dari tangan produsen ke konsumen.

Fungsi pemasaran ini dipecahkan oleh produsen dan lembaga-lembaga yang terlibat

didalamnya. kegiatan menganalisis didalam fungsi manajemen pemasaran  yaitu

analisis terhadap apa yang dilakukan untuk mengetahui lingkungnan pasar dan

pemasaran. Fungsi pemasaran dapat dibagi menjadi tiga yaitu fungsi fisik yang

terdiri dari fungsi pengolahan, fungsi penyimpanan dan fungsi pengangkutan. Fungsi

pertukaran adalah fungsi yang kegiatannya di lakukan oleh penjual dan pembeli

terdiri atas fungsi penjualan dan pembelian. Fungsi fasilitasi terdiri atas permodalan,

penanggungan resiko, standarisasi dan grading dan informasi pasar (Araujo dan

Nubatonis,2016).

Fungsi pemasaran sendiri di bagi menjadi funsi fisik, fungsi pertukaran dan

fungsi fasilitasi. Fungsi pertukaran adalah fungsi yang memperlancar perpindahan

produk dari produsen ke konsumen melalui pedagang perantara, dan berhubungan

langsung dengan fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi penunjang atau

fasilitas merupakan fungsi kegiatan pemasaran yang memperlancar proses

pertukaran produk yang terjadi antara produsen dengan konsumen melalui

pedagang perantara. Fungsi pertukaran merupakan fungsi yang kegiatannya di

lakukan oleh penjual dan pembeli. Sedangkan fungsi penunjang merupakan

kegiatan yang mendukung dalam kegiatan jual dan beli barang atau jasa.

Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pergerakan

barang dari tangan produsen sampai konsumen akhir atau setiap biaya yang

dikeluarkan untuk keperluan pemasaran. Biaya pemasaran dapat diartikan semua

biaya yang terjadi sejak produk selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang dan

sampai saat produk diubah kembali dalam bentuk tunai. Biaya pemasaran
merupakan biaya yang dikeluarkan dalam memasarkan, mendistribusikan, dan

melayani produk atau jasa. Biaya pemasaran meliputi biaya operasional pemasaran

yang dikeluarkan pedagang (biaya pengangkutan, penyimpanan, sortasi, grading)

dan keuntungan pedagang. Prinsip biaya pemasaran adalah tergantung pada

berapa banyak lembaga atau saluran yang dilalui oleh suatu produk (Huda,M et

al.,2015). Biaya pemasaran dapat dihitung dengan rumus:

Bp = Bp1 + Bp2 + Bp3 + ... + Bpn

Keterangan:

Bp : Biaya pemasaran

Bp1; Bp2;..Bpn : Biaya pemasaran tiap lembaga

Biaya pemasaran adalah penjumlahan dari biaya-biaya yang dikeluarkan

oleh lembaga pemasaran yang ikut serta dalam proses pemasaran. Semakin banyak

keikutsertaan lembaga pemasaran dalam kegiatan pemasaran, maka biaya yang

dikeluarkan akan lebih banyak. Hal ini menyebabkan apabila semakin banyaknya

lembaga pemasaran, maka kegiatan pemasaran hasil perikanan dikatakan kurang

efisien. Maka dari itu, pentingnya mengurangi kerjasama dengan banyaknya

lembaga pemasaran merupakan solusi terbaik agar biaya pemasaran semakin

mengecil. Menghitung biaya pemasaran dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya

pemasaran lembaga yang satu dengan lembaga lain yang ikut serta.

2.7 Margin Pemasaran

Modal merupakan uang yang tidak dibelanjakan, jadi disimpan kemudian

diinvestasikan. Modal terdapat dua macam yaitu modal tetap dan modal tidak

tetap. Sumber - sumber modal dapat dibedakan menjadi dua yaitu modal sendiri
merupakan modal yang berasal dari investasi sendiri dalam bentuk saham

(stock),cadangan penyusutan (depreciation allowance) dan laba yang ditahan

(retained earning). Modal saham dan laba ditahan merupakan biaya yang

dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau

menggunakan laba ditahan untuk investasi. Modal pinjaman yaitu modal yang

berasal dari pihak lain, baik dari lembaga institusional maupun lembaga non

institusional. Secara umum sumber modal yang dapat diperoleh suatu usaha untuk

memenuhi kebutuhan modalnya terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman

(Setiaji dan Fatuniah, 2018).

Permodalan adalah sekumpulan uang atau barang yang digunakan sebagai

dasar untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam bahasa Inggris modal disebut

dengan capital, yaitu barang yang dihasilkan oleh alam atau manusia untuk

membantu memproduksi barang lainnya yang dibutuhkan manusia dengan tujuan

untuk memperoleh keuntungan. Modal merupakan hal yang sangat vital dalam

sebuah bisnis atau perusahaan. Tanpa modal bisnis tidak dapat berjalan

sebagaimana mestinya. Mulai dari bisnis yang besar maupun bisnis yang kecil pun

membutuhkan modal untuk menjalankan bisnisnya. Pada intinya modal adalah aset

utama perusahaan untuk menjalankan bisnis dimana umumnya berbentuk dana atau

uang. Dengan uang maka bisnis bisa berjalan dengan lancar untuk mendukung

proses produksi hingga pemasarannya.

Marjin pemasaran didefinisikan sebagai selisih harga di tingkat produsen

dengan di tingkat konsumen. Marjin Pemasaran berbeda dengan biaya pemasaran

meskipun ada kemungkinan besarnya marjin pemasaran sama dengan biaya

pemasaran.Terkadang marjin pemasaran lebih kecil dari pada biaya pemasaran

karena ada pelaku pasar yang menanggung kerugian. Analisis margin pemasaran
digunakan untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas pemasaran

dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta bagian harga yang diterima

petani. Analisis margin pemasaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi

dari para pelaku pemasaran yang terlibat dalam pemasaran/disribusi (Bugis,I.I et

al.,2016). Margin pemasaran dapat dihitung dengan rumus:

MP = Pr - Pf

Keterangan:

MP : Margin pemasaran

Pr : Harga ditingkat pasar

Pf : Harga ditingkat produsen

Pengertian dari margin pemasaran yaitu selisih harga jual dan harga beli

dalam suatu produk. Margin pemasaran memiliki fungsi untuk mengetahui efisien

atau tidak nya suatu pemasaran. Pemasaran dikatakan efisien apabila keuntungan

yang didapat wajar dan pembagian yang adil bagi masing-masing lembaga. Apabila

semakin besar selisih antara harga jual dan harga beli, maka pemasaran tersebut

dikatakan menguntungkan. Namun apabila selisih harga jual dan harga beli impas

atau sama dengan 0, maka pemasaran suatu produk dikatakan tidak untung dan

tidak rugi. Artinya dalam analisis finansiil jangka pendek, produk tersebut berada

pada keadaan Break Even Point (BEP).

2.8 Keuntungan

Menurut Kholik (2017), Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total

dengan biaya produksi sesuai dengan tingkat efisiensi pengguna faktor produksi
pada penggunaan terbaiknya. Selisih harga yang dipasarkan ke produsen dan

harga yang diberikan oleh konsumen dikurangi dengan biaya pemasaran disebut

keuntungan pemasaran. Jarak yang mengantarkan produksi perikanan dari

produsen ke konsumen menyebabkan terjadinya perbedaan besarnya keuntungan.

Perbedaan harga di masing-masing lembaga pemasaran sangat bervariasi

tergantung besar kecilnya keuntungan yang diambil oleh masimg-masing lembaga

pemasaran. Keuntungan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Keuntungan adalah Selisih harga yang dipasarkan ke produsen dan harga

yang diberikan oleh konsumen dikurangi dengan biaya pemasaran disebut

keuntungan pemasaran. Masing-masing lembaga ingin mendapatkan keuntungan.

Maka yang terjadi adalah harga yang dibayarkan oleh masing-masing lembaga

pemasaran juga berbeda. Semakin maju tingkat pengetahuan produsen, lembaga

pemasaran dan konsumen terhadap penguasaan informasi pasar, maka semakin

merata distribusi marjin pemasaran yang diterima. Upaya dalam mencapai laba yang

besar, maka manajemen dapat melakukan langkah-langkah seperti menekan biaya

penjualan yang ada, menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai laba yang

dikehendaki dan meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin.

2.9 Efisiensi Pemasaran

Menurut Kusuma (2017), Pengukuran efisiensi pemasaran menggunakan

perbandingan output pemasaran dengan biaya pemasaran. Umumnya dapat


digunakan untuk memperbaiki efisiensi pemasaran dengan mengubah rasio

keduanya. Upaya perbaikan efisiensi pemasaran dapat dilakukan dengan

meningkatkan output pemasaran atau mengurangi biaya pemasaran. Faktor-faktor

yang dapat sebagai ukuran efisiensi pemasaran adalah keuntungan pemasaran,

harga yang diterima konsumen, tersedianya fasilitas fisik pemasaran yang memadai

untuk melancarkan transaksi jual beli barang, penyimpanan, transportasi dan

kompetisi pasar, persaingan diantara pelaku pemasaran. Efisiensi Pemasaran dapat

dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Dengan keterangan :

EP = Efisiensi Pemasaran

TB = Total Biaya Pemasaran

TNP = Total Nilai Produk

Dengan Kriteria :

0-33% = Efisien

34-67% = Kurang Efisien

68-100% = Tidak Efisien

Efisiensi pemasaran yang dimaksut oleh para nelayan dan pedagang

berbeda dengan yang dimaksud konsumen. Perbedaan ini timbul karena adanya

perbedaan kepentingan antara pengusaha dan konsumen. Pengusaha menganggap

suatu sistem pemasaran efisien apabila penjualan produknya dapat mendatangkan

keuntungan tinngi baginya. Sebaliknya konsumen menganggap sistem pemasaran

efisien apabila konsumen mudah mendapatkan barang yang diinginkan dengan

harga rendah. Pengukuran efisiensi pemasaran pertanian yang menggunakan


perbandingan output pemasaran dengan biaya pemasaran pada umumnya dapat

digunakan untuk memperbaiki efisiensi pemasaran dengan mengubah keduanya.

Upaya perbaikan efisiensi pemasaran dapat dilakukan dengan meningkatkan output

pemasaran atau mengurangi biaya pemasaran.


DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z dan puspitasari h. p. 2018. Mina bisnis ikan cupang. Tim UB Press.

Araujo,M.D dan Agustinus,N. 2016. Analisis produksi dan pemasaran usahatani


padi sawah di Desa Tualene Kecamatan Biboki Utara Kabupaten Timor
Tengah Utara. Jurnal Agribisnis Lahan Kering. 1(3):55-56
Arifin, Y.F. 2017. Persepsi Wisatawan Terhadap Faktor Permintaan Sarana Dan
Prasarana Wisata Pasar Terapung Lokbaintan Provinsi Kalimantan
Selatan. JPG (Jurnal Penelitian Geografi). Vol 4 (4) : 1-8.

Barani, Husni Mangga. 2004. Pemikiran Percepatan Pembangunan Perikanan .


Bugis, I.I., Sukmawati,M dan Indrayani,N. 2016. Analisis marjin pemasaran,
efisiensi pemasaran dan keuntungan pada tataniaga cengkeh Kabupaten
Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku ( Studi Kasus Di Desa Luhu ). Jurnal
Riset. 2(2):21-34.
Cahyono Bambang. 2000. Budidaya ikan air tawar. Kanisius.

Faozi, Moh.Mabruri., Annisa Mufidah. 2018. Penawaran Produk Imitasi Jenis


Fashion Dan Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Di Pasar Kaget
Stadion Bima Cirebon. Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Islam. Vol. 3 (2).

Gilarso, T. 2004. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta : Kanisius.

Huda, M., Iin S dan Ernani L. 2015. Tingkat efisien pemasaran ikan laut segar di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong. Jurnal Teknologi Perikanan
dan Kelautan. 6(1): 91-104.
Irianto, Hari Eko. 2007. Dukungan Teknologi Penyediaan Produk Perikanan.
Bogor: IPB.
Kottler & Amstrong. 2001. Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Radiosunu. 2001. Manajemen Pemasaran edisi 2. Yogyakarta: BPFE .

Saputri M. E. 2016. Pengaruh perilaku konsumen terhadap pembelian online


produk fashion pada ZALORA Indonesia. Jurnal sosioteknologi. Vol
15(2) :291-297.

Setiaji,K dan Ana L.F. 2018. Pengaruh modal, lama usaha dan lokasi terhadap
pendapatan pedagang pasar pasca relokasi. Jurnal Pendidikan Ekonomi &
Bisnis. 6 (1):1-14.
Wibowo, D.H., Zainul .A., Sunnarti. 2015. Analisis Strategi Pemasaran Untuk
Meningkatkan Daya Saing Umkm (Studi Pada Batik Diajeng Solo). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB). Vol 29 (1).

Anda mungkin juga menyukai