Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH

TEKNOLOGI PASCA PANEN

TEKNOLOGI PASCA PANEN BUAH NAGA (Hylocereus undatus)

Oleh:
Ajitama Ciko Maulidan
NIM A1D115062
Agroteknologi

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara agraris yang beriklim tropis sehingga berbagai

macam tanaman dapat tumbuh dan berkembang di Negara Indonesia. Banyak

tanaman buah, sayur, dan tanaman konsumsi lain yang tumbuh di Indonesia. Selain

itu Indonesia juga sebagai Negara dimana penghasil hasil bumi yang besar, namun

dengan kurangnya tehnologi yang memadai hasil bumi tersebut banyak yang tidak

bisa di ekspor keluar negeri.

Salah satu tanaman yang sekarang sudah bisa diekspor yaitu buah. Di Indonesia

banyak sekali tanaman buah yang tumbuh. Didaerah dataran tinggi maupun daerah

dataran rendah. Tanaman semusim atau pun tahunan banyak sekali tumbuh di Negara

kita ini. Salah satubuah tahunan yaitu buah naga atau yang sering disebut sebagai

“Dragon Fruit” yang mana buah ini mempunyai nilai jual yang sangat tinggi karena

banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang buah naga dan bagaimana cara

budidaya buah naga itu sendiri.

Buah naga masih tergolong dalam tanaman kaktus yang hidup didaerah kering

dan agak berpasir. Tanaman ini mempunyai tulang daun yang banyak terkandung air

sehingga tahan terhadap panas. Selain itu tanaman buah naga ini perlu sinar matahari

penuh atau tidak ada naungan karena jika ada naungan akan mempengaruhi produksi

buah dan pertumbuhan tanaman buah naga itu sendiri. Buah naga ada empat jenis
yaitu buah naga daging merah, buah naga daging putih, buah naga daging super red

dan buah naga daging kuning. Keempat jenis buah tersebut mempunyai keunggulan

masing – masing dan mempunyai ciri yang berbeda sehingga mempunyai perbedaan

nilai jual pada buah tersebut.

B. Tujuan

Untuk mengetahui teknologi pasca panen pada buah naga ( Hylocereus

undatus).
II. PEMBAHASAN

1. Perencanaan Penanganan Panen dan Pascapanen

A. Definisi

Perencanaan penanganan panen dan pascapanen adalah merencanakan kegiatan

penentuan waktu panen, luas area yang dipanen, termasuk mempersiapkan alat

dan

bahan yang perlu digunakan saat proses panen, serta menghitung kebutuhan

tenaga

kerja.

B. Tujuan

Tujuan dari perencanaan penanganan panen dan pascapanen adalah menentukan

tahapan pekerjaan panen agar berjalan baik sehingga didapatkan buah buah naga

dengan mutu yang optimum untuk proses penanganan pascapanen selanjutnya.

C. Validasi

Pengalaman petugas, petani, dan pelaku usaha hortikultura.

D. Alat dan Bahan


a. Jadwal atau agenda kerja

b. Kalender panen

E. Fungsi

a. Jadwal atau agenda kerja berfungsi untuk perencanaan pekerjaan.

b. Kalender panen digunakan untuk menentukan umur dan waktu panen buah

naga.

F. Prosedur Pelaksanaan

a. Penentuan waktu panen dilakukan sesuai dengan indeks kematangan dan

tujuan

pasar.

b. Memperhatikan ketersediaan tenaga kerja, sarana panen, dan alat transportasi.

c. Menetapkan kriteria panen berupa :

- Umur buah minimal 33 hari sejak bunga mekar.

- Sulur pada tangkai buah telah retak.

2. Pemungutan Hasil/Pemanenan

A. Definisi

Pemanenan adalah rangkaian kegiatan pengambilan hasil budidaya buah dari


pohonnya.

B. Tujuan

Panen merupakan upaya untuk mengambil buah dengan mutu terbaik yang

dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan standar dan tujuan pasar.

C. Validasi

Pengalaman petugas, petani, dan pelaku usaha hortikultura.

D. Alat dan Bahan

a. Sarung tangan kain

b. Alat bantu pemetik buah (gunting panen)

c. Keranjang panen

d. Alat angkut (gerobag sorong/angkong)

E. Fungsi

a. Sarung tangan kain digunakan untuk mencegah kerusakan pada buah. Selain

itu, sarung tangan juga berfungsi melindungi tangan pekerja.

b. Alat bantu pemetik buah (gunting panen) digunakan untuk menghindari

kerusakan pada pangkal buah dan/ atau membantu mengambil buah pada

pohon
yang cukup tinggi.

c. Keranjang panen digunakan untuk tempat buah hasil panen.

d. Alat angkut (gerobag sorong/angkong) digunakan untuk membawa hasil

panen

ke tempat penampungan (bangsal pascapanen).

F. Prosedur Pelaksanaan

a. Lakukan pemanenan pada pagi hari pukul 07.00 – 10.00 atau sore hari pukul

15.00 – 17.00, dalam cuaca tidak hujan.

b. Petik buah buah naga dengan hati-hati menggunakan alat petik dan sarung

tangan.

c. Lakukan panen dengan cara memilih buah yang telah memenuhi kriteria

panen.

d. Potong tangkai buah tanpa merusak sulur yang merupakan tempat/letak buah.

e. Pegang buah yang akan dipetik, lalu digunting pada bagian atas dan bawah

tangkai buah.

f. Letakkan buah pada keranjang panen yang telah diberi alas/bantalan.

3. Pengumpulan
A. Definisi

Pengumpulan adalah kegiatan mengumpulkan buah hasil panen ditempatkan

pada keranjang panen.

B. Tujuan

Tujuan pengumpulan adalah untuk mengumpulkan buah setelah dipanen sebelum

dibawa ke bangsal pascapanen.

C. Validasi

Pengalaman petugas, petani, dan pelaku usaha hortikultura.

D. Alat dan Bahan

Gerobak sorong

E. Fungsi

Gerobag sorong digunakan untuk membawa hasil panen ke tempat penanganan

pascapanen (bangsal pascapanen).

F. Prosedur Pelaksanaan

Kumpulkan buah naga hasil panen dan siap diangkut ke bangsal pascapanen.

4. Pengangkutan

A. Definisi
Pengangkutan adalah proses memindahkan hasil panen dari lahan ke bangsal

pascapanen.

B. Tujuan

Pengangkutan bertujuan untuk memindahkan buah hasil panen ke bangsal

pascapanen untuk dilakukan penanganan selanjutnya.

C. Validasi
Pengalaman petugas, petani, dan pelaku usaha hortikultura.
D. Alat dan Bahan
a. Keranjang plastik
b. Daun kering/Bantalan busa/kertas
c. Alat transportasi (gerobag sorong)
E. Fungsi
a. Keranjang plastik digunakan sebagai wadah untuk mengangkut/memindahkan
buah buah naga.
b. Daun kering/bantalan busa/kertas digunakan untuk mengurangi gesekan antar
buah dan antara buah dengan keranjang.
c. Alat transportasi (gerobag sorong) digunakan untuk mengangkut buah naga.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Lakukan pengangkutan dengan menggunakan alat angkut dalam wadah
keranjang atau secara curah menggunakan gerobag sorong dengan hati-hati
untuk menghindari / mengurangi kerusakan akibat benturan fisik / mekanis.

b. Gunakan daun kering/bantalan busa/kertas sebagai alas untuk menghindari


kerusakan buah.

5. Pengumpulan di Bangsal Pascapanen

A. Definisi
Pengumpulan ini adalah kegiatan melokalisasi buah hasil panen pada suatu
tempat
khusus atau yang telah ditentukan (bangsal pascapanen).
B. Tujuan
Tujuan pengumpulan adalah untuk mempermudah penanganan pascapanen
selanjutnya pada satu tempat khusus.

C. Validasi
Pengalaman petugas, petani, dan pelaku usaha hortikultura.
D. Alat dan Bahan
a. Tempat pengumpulan beratap, berlantai, dan aman dari gangguan
b. Meja/terpal/alas untuk penanganan pascapanen
E. Fungsi
a. Tempat pengumpulan beratap, bersih, berlantai, dan aman, berfungsi untuk
melindungi buah dari sengatan matahari langsung dan siraman air hujan.
b. Meja/terpal/alas berfungsi sebagai alas agar buah tidak terkontaminasi dengan
tanah dan lainnya.
F. Prosedur Pelaksanaan

a. Keluarkan buah dari keranjang maupun gerobag sorong dengan hati-hati.

b. Letakkan buah pada meja / tempat yang bersih, kering, dan beralas.

6. Penyortiran

A. Definisi
Penyortiran adalah kegiatan pemilahan hasil panen untuk memisahkan buah naga
yang baik dari buah naga yang rusak atau cacat dan kotoran/benda asing lainnya.
B. Tujuan
Sortasi dilakukan untuk mendapatkan buah naga yang baik untuk dipasarkan.
C. Validasi
Pengalaman petugas, petani, dan pelaku usaha hortikultura.

D. Alat dan Bahan


a. Sarung tangan kain
b. Masker
c. Keranjang
E. Fungsi
a. Sarung tangan kain digunakan untuk mencegah kerusakan pada buah. Selain
itu, sarung tangan juga berfungsi melindungi tangan pekerja.
b. Masker untuk mencegah kontaminasi pada buah.
c. Keranjang untuk menempatkan buah hasil penyortiran.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Perhatikan higienitas pekerja (cuci tangan dengan air bersih / gunakan sarung
tangan / gunakan masker).
b. Pisahkan buah yang bersih dengan yang kotor / rusak / cacat karena hama dan
penyakit atau kerusakan mekanis.

c. Pisahkan buah naga yang telah disortir (buah yang baik dari buah yang rusak).

7. Pembersihan

A. Definisi
Pembersihan merupakan kegiatan menghilangkan kotoran fisik, kimiawi dan
biologis dengan cara dicuci menggunakan air yang sesuai baku mutu air bersih
dan
bebas kontaminan.
B. Tujuan
Pembersihan dilakukan untuk memperoleh produk buah naga yang bersih dan
memenuhi standar yang dibutuhkan konsumen, serta memperbaiki penampilan.
C. Validasi
Pengalaman petugas, petani, dan pelaku usaha hortikultura.
D. Alat dan Bahan
a. Sarung tangan karet
b. Celemek plastik
c. Bak pencuci
d. Lap kain
e. Kipas angin/blower
f. Kompresor
E. Fungsi
a. Sarung tangan karet digunakan sebagai pelindung kerja.
b. Celemek plastik digunakan untuk melindungi pekerja.
c. Bak pencuci digunakan untuk mencuci buah.
d. Lap kain digunakan untuk membersihkan permukaan kulit buah naga.
e. Kipas angin / blower berfungsi untuk alat pengering-anginan.
f. Kompresor digunakan sebagai pembersih kering dengan penyemprotan angin
yang kencang.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Lakukan pencucian buah dalam bak pencuci dengan air yang mengalir.
b. Tiriskan buah yang telah dicuci.
c. Keringkan buah menggunakan lap kain / kipas angin / blower.
d. Bersihkan sisa air yang menempel pada kulit buah dengan hembusan angin

menggunakan kompresor.

8. Pengkelasan

A. Definisi
Pengkelasan (grading) adalah kegiatan mengelompokkan buah naga hasil sortasi
berdasarkan kriteria mutu yang ditentukan. Pengkelasan dilakukan sesuai dengan
permintaan pasar.
B. Tujuan
Pengkelasan bertujuan untuk memperoleh kelas mutu buah naga sesuai
kesepakatan yang diminta oleh pasar yang akan dituju.

C. Validasi
Pengalaman petugas, petani, dan pelaku usaha hortikultura.
D. Alat dan Bahan
a. Timbangan
b. Sarana grading
E. Fungsi
a. Timbangan meja berfungsi untuk mengukur berat buah naga.
b. Sarana grading berfungsi sebagai tempat untuk proses pengkelasan.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Timbang / taksir buah naga untuk menentukan beratnya (per buah), dan
lakukan
pengamatan secara visual sesuai kriteria mutu.

b. Kelompokkan buah naga berdasarkan grade/standar kelas (Super, A, dan B) di

tempat yang terpisah.


9. Pelabelan

A. Definisi
Pelabelan adalah pemberian keterangan tertulis yang diberikan untuk buah naga
sebagai informasi tentang identitas buah naga tersebut. Label atau stiker yang
digunakan harus kuat/tidak mudah lepas atau hilang, dan aman bagi kesehatan
konsumen.
B. Tujuan
Tujuan pelabelan adalah untuk memberi identitas pada buah naga yang akan
dipasarkan.
C. Validasi
Pengalaman petugas, petani, dan pelaku usaha hortikultura.

D. Alat dan Bahan


Label/stiker
E. Fungsi
Label/stiker berfungsi sebagai identitas buah naga.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Menyiapkan label yang akan ditempelkan.

b. Tempelkan label pada kulit buah naga.

10. Pengemasan

A. Definisi
Pengemasan adalah kegiatan untuk mewadahi dan atau membungkus sesuai
permintaan pelanggan dengan menggunakan bahan yang bersih dan bebas
pencemaran.
B. Tujuan
Untuk mempertahankan mutu, mempermudah transportasi, dan meningkatkan
nilai estetika komoditas buah naga.
C. Validasi
Pengalaman petugas, petani, dan pelaku usaha hortikultura.
D. Alat dan Bahan
a. Boks karton / styrofoam
b. Keranjang plastik
c. Timbangan duduk
d. Bahan bantalan
e. Lakban / stripping

E. Fungsi
a. Boks karton / styrofoam dan keranjang plastik berfungsi sebagai wadah
pengemas buah naga.
b. Timbangan duduk berfungsi untuk mengukur berat buah terkemas.
c. Bahan bantalan berfungsi membantu menahan benturan dan gesekan dalam
kemasan.
d. Lakban / stripping berfungsi untuk merekatkan bagian penutup pada boks
karton.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Siapkan boks karton berventilasi/styrofoam dari bahan yang kuat atau
keranjang
plastik yang bersih.
b. Gunakan bahan bantalan sebagai pelindung buah.
c. Susun buah naga ke dalam boks karton/styrofoam atau keranjang plastik.
d. Tutup bagian atas kemasan boks karton/styrofoam dan dilakban.
e. Untuk kemasan keranjang, tutup bagian atas dengan bantalan dan ikat dengan
stripping.
f. Timbang tiap boks karton/styrofoam atau keranjang plastik yang telah diisi
buah
naga.
g. Cantumkan label/catatan pada kemasan yang berisi keterangan (nama
varietas/jenis, kelas mutu, sertifikasi mutu, berat total, asal
daerah/kabupaten/provinsi, produsen, kode boks, gambar produk, dan
branding), dan wajib mencantumkan kata “Produksi Indonesia” .

h. Susun kemasan buah naga yang telah terisi di atas tatakan/ pallet kayu dengan

rapi dan aman.

11. Penyimpanan

A. Definisi
Penyimpanan adalah kegiatan untuk mengamankan buah naga sebelum proses
pengiriman dengan kondisi yang sesuai dan mampu melindungi buah naga dari
berbagai macam kerusakan.
B. Tujuan
Tujuan penyimpanan adalah untuk menjaga kontinyuitas pasokan buah sesuai
jadwal yang disepakati dengan pembeli.
C. Validasi
Pengalaman petugas, petani, dan pelaku usaha hortikultura.
D. Alat dan Bahan
a. Tempat/sarana penyimpanan
b. Alat pendingin (AC/kipas angin)
c. Alat angkut
d. Termohigrometer (pengukur suhu dan kelembaban)
E. Fungsi
a. Tempat/sarana penyimpanan adalah lokasi dan fasilitas yang digunakan untuk
penyimpanan buah.
b. Alat pendingin (AC/kipas angin) digunakan untuk penyimpanan dingin boks
karton/boks styrofoam/ keranjang.
c. Alat angkut digunakan untuk memindahkan buah dari satu lokasi ke lokasi
lainnya dalam tempat penyimpanan.
d. Termohigrometer digunakan untuk mengontrol kondisi tempat penyimpanan.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Gunakan tempat atau ruang penyimpanan yang kering, terang dan berventilasi
baik, serta bebas hama dan penyakit pascapanen.
b. Susun boks karton/boks styrofoam/keranjang dengan baik, rapi, dan aman.
c. Gunakan alat angkut untuk memindahkan boks karton/ boks

styrofoam/keranjang.

12. Pengangkutan

A. Definisi
Pengangkutan adalah kegiatan pengiriman produk dari bangsal pascapanen ke
pelanggan dengan menggunakan alat pengangkutan yang bersih dan dapat
melindungi buah naga dari kontak langsung sinar matahari dan hujan.
B. Tujuan
Untuk mendistribusikan produk kepada pelanggan / pasar sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan.
C. Validasi
Pengalaman petugas, petani, dan pelaku usaha hortikultura.
D. Alat dan Bahan
a. Kendaraan pengangkut (dengan atau tanpa pendingin).
b. Dokumen pengangkutan/pengiriman.
E. Fungsi
a. Kendaraan pengangkut (dengan atau tanpa pendingin) berfungsi untuk
pengiriman buah naga kepada pelanggan/ konsumen/pasar.
b. Dokumen pengangkutan/pengiriman berfungsi sebagai pengantar produk yang
didistribusikan.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Siapkan alat pengangkutan yang berfungsi baik.
b. Pindahkan dan letakkan boks karton/boks styrofoam/ keranjang plastik dengan
hati-hati dari tempat penyimpanan ke dalam kendaraan pengangkut.
c. Gunakan kendaraan berpendingin apabila buah telah disimpan dalam ruang
berpendingin.
d. Siapkan dokumen pengiriman.

13. Pencatatan dan Dokumentasi

A. Definisi
Pencatatan dan dokumentasi adalah kegiatan mencatat setiap aktivitas yang
terjadi
selama proses penanganan pascapanen buah naga, serta mendokumentasikan
catatan tersebut dengan baik.
B. Tujuan
Untuk mempermudah proses identifikasi dan telusur balik terhadap buah naga.
C. Validasi
Pengalaman petugas, petani, dan pelaku usaha hortikultura.
D. Alat dan Bahan
a. Alat tulis
b. Buku/kertas catatan
E. Fungsi
a. Alat tulis berfungsi sebagai media pencatatan dan dokumentasi.
b. Catatan berfungsi sebagai alat untuk identifikasi dan telusur balik.
F. Prosedur Pelaksanaan

Lakukan pencatatan dan dokumentasikan setiap tahapan kegiatan dengan baik.

Pemanenan tanaman buah naga dilakukan apabila sudah menunjukkan ciri khas

nya yaitu warna kulit merah mengkilap, jumbai atau sisik berubah warna dari hijau

menjadi kemerahan. Saat yang tepat untuk memanen buahnya sebaiknya ditunggu

sampai buah benar-benar matang dan menimbulkan bau wangi dan dianginkan

beberapa waktu sebelum siap dikonsumsi. Buah yang mengalami conditioning ini

akan menambah rasa manis buahnya pada saat dikonsumsi. Pemanenan dapat

dilakukan dengan cara menggunting tangkai buahnya dengan hati-hati. Pada suhu

kamar, buah naga dapat bertahan hingga 14 hari penyimpanan, walau kulitnya mulai

mengering tetapi isi buah naga tetap segar. Kesegaran buah naga disebabkan antara

lain karena pada bagian kulit terdapat lapisan lilin yang menyelimuti kulit buah

secara alami. Pada kondisi penyimpanan dengan suhu ruang lebih dari 20° C, buah

naga dapat bertahan hingga 2 (dua) bulan lebih.

Buah naga yang sudah dipanen akan mengalami kehilangan air yang tidak dapat

digantikan, karena produk tidak dapat mengambil air dari lingkungannya. Demikian

juga kehilangan substrat juga tidak dapat digantikan, sehingga menyebabkan

perubahan kualitas dari produk yang telah dipanen atau dikenal sebagai kemunduran
kualitas dari produk, tetapi pada suatu keadaan perubahan tersebut justru

meningkatkan kualitas dari buah naga. Pada umumnya kemunduran kualitas dari

suatu produk hortikultura yang telah dipanen biasanya diikuti dengan meningkatnya

kepekaan produk tersebut terhadap infeksi mikroorganisme, sehingga akan semakin

mempercepat kerusakan atau menjadi busuk, mutu serta nilai jualnya menjadi rendah

bahkan tidak bernilai sama sekali.

Buah naga setelah melalui proses panen, kemudian buah naga dipilih atau

disortir berdasarkan ukuran buahnya. Sortasi atau seleksi merupakan salah satu

rangkaian dari kegiatan setelah panen yang umumnya dikerjakan di bangsal

pengemasan atau di kebun dengan tujuan memisahkan buah yang layak dan tidak

layak untuk dipasarkan (busuk, terserang penyakit, cacat, terlalu muda/tua dan lain-

lain). Sortasi juga dilakukan untuk memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh

pemerintah atau pasar. Untuk mengemas buah naga dilakukan dengan menggunakan

kardus yang kokoh dengan kapasitas berisi sekitar 20 kg buah naga. Selanjutnya buah

naga yang telah dikemas tersebut dapat di distribusikan berdasarkan lokasi tujuan

pasarnya, apakah untuk dipasok ke supermarket atau toko buah. Untuk harga buah

naga biasa dijual dengan kisaran Rp 20.000 - Rp 30.000 /kg nya. Bahkan untuk yang

lebih eksotik seperti buah merah, hitam dan kuning bisa melampaui harga jual

tersebut. Harga buah naga tergantung dari mutu yang ditampilkan oleh buah naga itu

sendiri, semakin baik kualitasnya maka harga yang ditawarkan juga akan semakin

tinggi sehingga mampu bersaing dipasaran.


III. KESIMPULAN

Penanganan pascapanen adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari

pengumpulan hasil panen, proses penanganan pascapanen hingga produk siap

dihantarkan ke konsumen. Penampilan merupakan syarat mutu utama yang harus

diperhatikan oleh petani agar produk buah yang dihasilkan tersebut terlihat bagus dan

menarik sehingga mampu meningkatkan daya jual dari produk tersebut. Sedangkan

daya tahan, dengan penanganan pascapanen yang baik akan mampu meningkatkan

daya simpan dan daya tahan buah pada proses pengangkutan dan waktu tunggu

sampai produk tersebut terjual. Saat ini penanganan pascapanen baru dapat menekan

kehilangan hasil antara 2 – 5%, padahal bila petani memperhatikan dan menilai
penting penanganan pascapanen maka daya jual dapat ditingkatkan dan tingkat

kehilangan dapat ditekan secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan


Hortikultura. 2013. Laboratorium Penguji Benih Pertama di Indonesia yang
Terakreditasi ISTA. Kementerian Pertanian: Jakarta.

Ilyas, Satriyas. 2011. Teknik dan Prosedur Panen dan Pasca Panen Buah Naga.
Universitas Brawijaya, Malang.

Justice, O. L dan Lois, N. Bass. 1990. Praktek dan Penyimpanan Buah Naga.
Rajawali Pers: Jakarta.

Kartasapoetra, dkk., 1992. Teknologi Benih, Pengolahan Panen dan Pasca Panen
Tanaman Hortikultura. Rineka Cipta: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai