Sosio 3
Sosio 3
Budaya
Dosen Pengampu:
Husnul Khotimah, M. Pd. I
Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Islam sebagai Sasaran Studi Doktrinal,
Sosial dan Budaya” sebagai salah satu syarat mengikuti mata kuliah Metodologi
Studi Islam dengan tepat waktu. Kami haturkan pula terima kasih pada Ibu
Husnul Khotimah selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Studi Islam
IAIN Kediri yang telah membantu kami menyelesaikan tugas ini.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Islam sebagai sasaran studi doctrinal,
social dan budaya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga karya ilmiah ini
dapat dipahami dan menambah wawasan pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. LATAR BELAKANG
Tema pokok penelitian ilmiah terhadap agama adalah fakta agama dan
pengungkapan atau dalam Bahasa sederhananya upaya menjadikan agama sebagai
sasaran kehidupan dan kebiasaan keagamaan manusia ketika mengungkapkan
sikap-sikap keagamaannya dlam tindaan-tindakan seperti do’a ritual-ritual,
konsep-konsep religiusnya, kepercayaan terhadap yang suci dan sebagainya.
Penelitian agama tidak cukup hanya bertumpu pada konsep agama (normative)
atau hanya menggunakan model ilmu-ilmu social melainkan keduanya saling
menopang.
Dalam perkembangannya kemudian dirumuskan berbagai pendekatan
yang diadopsi atau berdasarkan disiplin-disiplin keilmuan tertentu seperti
sejarah,filsafat, psikologi, antropologi,sosiologi termasuk juga fenomenologi.
Pendekatan yang diupayakan untuk sekilas dibahas dalam tulisan ini adalah
pendekatan fenomenologi agama, dalam pengertian sebuah kajian yang dilakukan
untuk memahami esensi (makna) dana tau melalui menifestasi fenomena
keagamaan dari agama tertentu.
B. RUMUSAN MASALAH
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Kata doktrin berasal dari Bahasa inggris doctrine yang berarti ajaran.1Dari
kata doctrine itu kemudian dibentuk kata doctrinal, yang berarti yang berkenan
dengan ajaran atau yang bersifat ajaran. Selain kata doctrine sebagaimana disebut
diatas, terdapat kata doctrinaire yang berarti yang bersifat teoritis yang tidak
praktis. Contoh dalam hal ini misalnya doctrinaire ideas ini berarti gagasan yang
tidak praktis.
Studi doctrinal ini berarti studi yang berkenaan dengan ajaran atau studi
tentang sesuatu yang bersifat teoritis dalam arti tidak praktis. Mengapa tidak
praktis? Jawabannya adalah karena ajaran itu belum menjadi sesuatu bagi
seseorang yang dijadikan dasar dalam berbuat atau mengerjakan sesuatu. 2 Uraian
ini berkenaan dengan Islam sebagai sasaran atau obyek studi doctrinal tersebut.
Ini berarti dalam studi doctrinal kali ini yang di maksud adalah studi tentang
ajaran Islam atau studi Islam dari sisi teori-teori yang dikemukakan oleh Islam.
Dari kedua sumber itulah al-Qur’an dan a;-Shunnah, ajaran Islam diambil.
Namun meski kita mempunya dua sumber, sebagaimana disebut diatas, ternyata
dalam realitasnya, ajaran Islam yang digali dari dua sumber tersebut memerlukan
keterlibatan tersebut dalam bentuk ijtihad. Dengan ijtihad ini, maka ajaran
berkembang. Karena ajaran Islam yang ada di dalam dua sumber tersebut ada
yang tidak terperinci, banyak yang diajarkan secara garis besra atau global.
Masalah-masalah yang berkembang kemudian yang tidak secara terang di sebut di
dalam dua sumber itu di dapatkan dengan cara ijtihad.
Studi Islam dari sisi doctrinal itu kemudian menjadi sangat luas, yaitu studi
tentang ajaran Islam baik yang ada di dalam al-Qur’an maupun yang ada didalam
al-Sunnah serta ada yang menjadi penjelasan kedua sumber tersebut dengan
melalui ijtihad. Jadi sasaran studi Islam doctrinal ini sangat luas. Persoalannya
adalah apa yang kemudian di pelajari dari sumber ajaran Islam itu.
Islam sebagai sasaran studi sosial ini dimaksudkan sebagai studi tentang
Islam sebagai gejala sosial. Hal ini menyangkut keadaan masyarakat penganut
agama lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang
saling berkaitan. Dengan demikian yang menjadi obyek dalam kaitan dengan
Islam sebagai sasaran studi sosial adalah Islam yang telah menggejala atau yang
sudah menjadi fenomena Islam.
Dari pandangan tentang agama sebagai gejala budaya dan sebagai gejala
sosial, elemen-elemen yang harus di ketahui dalam Islam adalah persoalan
teologi, komsmologi, dan antropolgi, yang tentu menyangkut dengan persoalan
sosial kemanusian dan budaya.
Pada awalnya, ilmu hanya ada dua yaitu: ilmu kealaman dan ilmu budaya.
Ilmu kealaman, seperti fisika, kimia, biologi dan lain-lain mempunyai tujuan
utama mencari hukum-hukum alam, mencari keteraturan-keteraturan pada alam.
Sebaliknya ilmu budaya mempunyai sifat tidak berulang tetapi unik.
4 M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, hlm. 22.
5 M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, hlm. 23.
Menurut beberapa para ahli, ada 5 (lima) bentuk gejala agama yang perlu
diperhatikan, apabila kita hendak mempelajari atau meneliti suatu agama, yaitu:
Dalam konsep Islam sebenarnya tidak ada hal-hal atau benda-benda yang
dianggap sakral atau suci.
1. Fakta Agama
Sebagai wilayah kajian maupun sebagai salah satu wilayah kajian, Islam di
Asia Tenggara dan di Indonesia khususnya pada awalnya tidak menarik perhatian.
Meskipun demikian, dalam perkembangannya, dengan memakai ukuran apapun
Islam di Asia Tenggara merupakan suatu komunitas muslim penting, tidak saja
karena jumlah penduduk muslim yang hamper separuh dari penduduk dunia Islam
dengan Indonesia yang mencapai 80% dai 200 juta, tapi juga karena
perkembangan Islam di Asia Tenggara termasuk paling mengesankan, jik pada
decade 1980-an Islam di Asia Tenggara tidak dilirik sama sekali misalnya di
ungkapkan Denis Lombart ataupun dianggap sebagai bukan Islam sebenernya
karena Ari sinkretik yang begitu menonjol, sekarang Islam di Asia Tenggara
menjadi perhatian khusus. Beberapa alasan mengapa Islam di Asia Tenggara
mendapat perhatian. Pertama, perkembangan Islam di Asia Tenggara
mengesankan terutama jikalau dikaitkan dengan wacana Global dunia. Kedua,
corak pendidikan para intelektual muslim di Asia Tenggara lebih menerima ide-
ide ilmu social yang berkembang di barat. Ketiga, Islam di Asia Tenggara
memberikan gambaran real terhadap apa yang disebut budaya local yang
mencerminkan suatu pertemuan budaya, social dan intelektual antara budaya local
dan Islam.
2. Fenomena Keberagaman
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulan bahwa doctrin ini berarti studi
yang berkenaan dengan ajaran atau studi tentang sesuatu yang bersifat teoritis
dalam arti tidak praktis. Uraian ini berkenaan dengan Islam sebagai sasaran atau
obyek studi doctrinal tersebut. Ini berarti dalam studi doctrinal kali ini yang di
maksud adalah studi tentang ajaran Islam atau studi Islam dari sisi teori-teori yang
dikemukakan oleh Islam.
Islam sebagai sasaran studi sosial ini dimaksudkan sebagai studi tentang
Islam sebagai gejala sosial. Sosiologi agama mempelajari hubungan timbal balik
antara agama dan masyarakat. Masyarakat mempengaruhi agama, dan agama
mempengaruhi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin. Islam Studies di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010.
Ahm. Asy’ari, dkk, Pengantar Studi Islam. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press,
2002.
Echols, John M. dan Hasan Shadily. Kamus Inggris Indoneia. Jakarta: Gramedia,
1990.
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1999.