Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ILMIAH KEPANITERAAN KLINIK FK UMS

CASE REPORT

FRAKTUR TERTUTUP METATARSAL III-IV DAN SINDROMA


KOMPARTEMEN : A CASE REPORT

PENYUSUN:
Yulaikha Puspaningrum, S. Ked J510195046

PEMBIMBING:
dr. Bambang Purwadi, Sp.OT

PRODI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019

1
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik FK UMS
CASE REPORT
Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Judul : FRAKTUR TERTUTUP METATARSAL III-IV DAN SINDROMA
KOMPARTEMEN : A CASE REPORT
Penyusun : Yulaikha Puspaningrum, S. Ked J510195046
Pembimbing : dr. Bambang Purwadi, Sp.OT
Surakarta, 14 September 2019
Penyusun

Yulaikha Puspaningrum, S. Ked


Menyetujui,
Pembimbing

dr. Bambang Purwadi, Sp.OT


Mengetahui
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS

dr. Iin Novita N.M., M.Sc., Sp.PD

2
FRAKTUR TERTUTUP METATARSAL III-IV DAN SINDROMA
KOMPARTEMEN : A CASE REPORT
Yulaikha Puspaningrum *, dr. Bambang Purwadi, Sp.OT
* Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
** Bagian Ilmu Bedah RSUD Dr. Sayidiman Magetan
Abstrak
Limfadenopati adalah suatu kondisi dimana kelenjar limfe mengalami gangguan baik dari
segi ukuran, bentuk, konsistensi, maupun jumlah. Di Asia, tuberkulosis paru (TB) justru
menjadi penyebab utama limfadenopati pada pasien dewasa dan anak. Anamnesis usia
pasien, pajanan, gejala yang menyertai serta pemeriksaan fisik lokasi, ukuran, nyeri,
konsistensi, dan mobilitas nodul limfa dapat menentukan pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Dan juga menentukan penatalaksaan
limfadenopati berdasarkan pada penyebab masing-masing limfadenopati tersebut.
Kata kunci : Limfadenopati, tuberkulosis, diagnosis

Pendahuluan adalah istilah untuk menjelaskan tembus


Fraktur adalah lesi yang dihasilkan atau tidaknya fraktur tulang. Fraktur tertutup
oleh kekuatan mekanik pada jaringan keras adalah jenis fraktur dimana kulit tidak
atau mineral seperti tulang, yang ditandai tertembus oleh fragmen tulang, sehingga
dengan apakah ada kontinuitas atau tidak tercemar oleh lingkungan. Sedangkan
kerusakan jaringan (ada kerusakan pada fraktur terbuka adalah kondisi dimana kulit
kontinuitas tulang). sudah tertembus fragmen patahan tulang,
Fraktur tulang dapat dihasilkan oleh sehingga fraktur sudah terkontaminasi
dampak mekanis gaya tinggi atau tekanan lingkungan sekitar luka. Pada fraktur jenis
mekanis (fraktur traumatis) atau oleh terbuka operasi harus dilakukan irigasi,
mekanikal cedera ringan, akibat dari debridemen dan pemberian antibiotik
penyakit tertentu yang melemahkan tulang, intravena untuk mencegah terjadinya
seperti osteogenesis imperfecta, osteomyelitis.
osteoporosis, infeksi atau kanker tulang, di Fraktur metatarsal mewakili 5
mana fraktur tersebut disebut fraktur hingga 6 persen dari fraktur yang dijumpai
patologis. dalam perawatan primer. Mulai dari patah
Tanda dan gejala fraktur berupa, tulang yang mudah dikelola hingga patah
deformitas yang disebabkan karena tulang yang lebih rumit yang memerlukan
ketergantungan fungsional kestabilan otot, intervensi bedah. Sebagian besar fraktur
bengkak atau penumpukan cairan/darah metatarsal terjadi oleh trauma berenergi
akibat vasodilatasi, spasme otot karena rendah, meskipun mereka juga dapat terjadi
tulang mendesak otot, nyeri akibat akibat trauma tembus.
kerusakan jaringan, kurangnya sensasi yang Cedera ini lebih sering terjadi pada
dikarenakan saraf yang terjepit atau terputus, wanita (2: 1) pada populasi umum,
pergerakan abnormal, dan krepitasi akibat meskipun pada populasi atletik, mereka
gesekan antar tulang. terlihat paling umum pada pria. Secara
Fraktur terbuka (simple fracture) anatomis, metatarsal terbagi menjadi 3
dan fraktur tertutup (compound fracture) kelompok: metatarsal pertama, kelima, dan

1
pusat. Dalam suatu populasi penelitian didapatkan adanya mual, muntah dan sesak.
fraktur metatarsal, fraktur metatarsal kelima Pasien tampak kesulitan saat berjalan dan
paling sering terjadi, diikuti oleh metatarsal membutuhkan topangan dari orang lain.
tengah dan metatarsal pertama. Sebelumnya pasien pernah
Anatomi ossa metatarsal dan mengalami kecelakaan namun pasien hanya
phalanges masing masing mempunyai caput terdapat luka lecet. Pasien mengaku belum
di distal, corpus dan basis di proksimal. pernah sakit atau dirawat inap sebelumnya.
Kelima ossa metatarsalia diberi nomor dari Riwayat hipertensi, diabetes militus, sakit
sisi medial ke lateral. jantung dan ginjal disangkal. Riwayat obat
Metatarsal I paling pendek dan yang dikonsumsi sebelumnya adalah
paling tebal. Pada basis dari aspek plantar Riwayat merokok, konsumsi alcohol, obat
kita jumpai tonjolan yang disebut tuberositas penenang dan narkotika disangkal. Riwayat
ossis metatarsalis I. Corpus-nya berisi tiga Penyakit keluarga, sakit serupa disangkal,
osseum. Metatarsal II, III, dan IV memiliki darah tinggi, diabetes militus, penyakit
corpus yang berbentuk pipih. Metatarsal V jantung, asma, ginjal, dan alergi juga di
berbentuk pipih dari atas ke bawah. Pada sisi sangkal. Pasien merupakan seorang pelajar.
ke arah lateral kita jumpai penonjolan Pemeriksaan fisik didapatkan
disebut tuberositas ossis metatarsalis V. keadaan umum lemah, kompos mentis,
Patah tulang energi tinggi pada tungkai tekanan darah 125/80 mmHg, nadi
bawah juga dapat menyebabkan cedera 98x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu
pembuluh darah besar, crush syn-drome, dan 36,7oC.
sindroma kompartemen yang • Pemeriksaan Fisik :
membahayakan nyawa. Sindrom Status Gizi
kompartemen merupakan masalah yang BB : 70 kg
terjadi saat perfusi jaringan dalam otot TB : 170 cm
kurang yang dibutuhkan untuk kehidupan - Kepala : gangguan membuka mulut (-),
jaringan. Ini bisa disebabkan karena, menelan (-), sklera ikterik (-/-), konjungtiva
penurunan kompartemen otot karena fasia anemis (-/-),deviasi septum nasi (-/-), bibir
yang membungkus otot terlalu ketat atau sianosis (-)
gips atau balutan yang menjerat, - Leher : Gerakan leher normal (fleksi dan
peningkatan isi kompartemen otot karena ekstensi), deviasi trakea (-), peningkatan
edema atau perdarahan sehubungan dengan JVP (-),pembesaran kelenjar tyroid (-),
berbagi masalah. [ CITATION Sme11 \l benjolan di regio colli dextra (+)
1033 ]. - Paru-paru : simetris pengembangan dada
simetris (+), retraksi dinding dada (-),
Presentasi Kasus fremitus paru kanan sama dengan paru kiri,
Seorang laki-laki usia 19 tahun sonor di kedua lapang paru, SDV (+/+),
datang ke IGD RSUD Dr. Sayidiman rhonki (-/-), wheezing (-/-)
kabupaten Magetan pada pukul 20.30 Kardiovaskular
dengan keluhan nyeri pada luka dibagian - Jantung : Ictus cordis tidak tampak, ictus
kepala dan kaki kanan dan kiri disertai nyeri cordis teraba namun tidak kuat angkat, batas
pada tulang belakang setelah jatuh dari jantung normal, BJ I/II murni regular,
sepeda motor akibat menabrak mobil. Dari murmur (-)
waktu kejadian hingga datang ke IGD pasien - Abdomen: Bentuk normal, Luka (-),
dalam keadaan sadar. Keluhan lain yang sikatriks (-) Nyeri tekan (+), hepatomegali
dirasakan pasien adalah pusing namun tidak

2
(-), splenomegali (-), peristaltic (+), undulasi
(-), pekak beralih (-)
+ +

- Ekstremitas: akral hangat (+), oedem (+),


sianotik (-), clubbing finger (-), deformitas
(+), krepitasi (+)

d. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laboratorium (27/10/2019):
Leukosit : 19,31 /uL.
Eritrosit : 4,91 mil/UI
Hb : 14,3 mg/dL
Hct : 42,7 %
Trombosit : 267.000 /uL
Netrofil : 17,18 %
Limfosit : 0,92 %
Monosit : 1,17 %
 Laboratorium (28/10/2019):
SGOT : 63 U/L
SGPT : 35 U/L
 Laboratorium (29/10/2019):
Leukosit : 9,03 /uL.
Eritrosit : 3,54 mil/UI
Hb : 10,3 mg/dL
Hct : 30,8 %
Trombosit : 165.000 /uL
Netrofil : 80,0 %
Limfosit : 12,0 %
Monosit : 7,0 % Gambar 1a. kantung empedu dan hepar, 1b.
Pemeriksaan gula darah spleen, pankreas, dan ginjal, 1c. usus besar
GDS : 124 mg/dl Tidak tampak adanya suatu cairan
 Pemeriksaan USG intraabdomen, hepar, empedu, pankreas dan
ginjal tidak tampak adanya suatu kelainan.

3
 Pemeriksaan rontgen : ulang dan didapatkan Hb menurun dari 14,3
mg/dl menjadi 10,3 mg/dl, sehingga
dicurigai adanya internal bleeding. Pasien
diobservasi ahli bedah umum dan
diperbolehkan untuk dioperasi. Pasien
dilakukan ORIF dan fasciotomy. Terapi
pasca operasi yaitu injeksi cefxon, injeksi
salticin, lactopain dan ondansentron.
Kondisi luka pasca operasi nyeri (+),
bengkak (+), bleeding (-), ROM terbatas,
terbebat kassa steril. Dilakukan pemeriksaan
radiologi cruris dextra AP/Lateral.

Gambar 2. Foto rontgen kepala, ankle kanan,


cruris

Tampak fraktur segmental os metatarsal III-


IV pedis dextra.

e. OBSERVASI
Pasien datang di IGD RSUD Dr.
Sayidiman Magetan pada tanggal Gambar 3. Foto rontgen cruris dextra
27/10/2019 dengan nyeri pada kepala, kaki
kanan dan disertai pusing setelah mengalami f. DIAGNOSIS
kecelakaan jatuh dari motor. Kaki kanan Berdasarkan anamnesis,
pasien tampak bengkak dan terdapat luka pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
lecet di kepala dan kaki. Pasien direncakan penunjang maka:
operasi ORIF keesokan harinya tanggal Diagnosis: Closed fracture os metatarsal
29/10/2019. Terapi yang diberikan, yaitu digiti III-IV (D) dan sindroma kompartemen
injeksi lactopain, injeksi pantoprazole,
injeksi tetagram dan injeksi ondansentron. Pembahasan
Tanggal 28/10/2019 pasien dipin- Pada pasien ini ditegakkan diagnosis
dahkan ke bangsal IRNA 3 dengan fraktur tertutup os metatarsal digiti III-IV
tatalaksana lanjut dan cek laboratorium (D) dengan sindroma kompartemen karena
CT/BT, OT/PT, dan HbsAg. Pasien didapatkan dari pemeriksaan fisik pada
diobservasi dan didapatkan diagnose closed bagian kaki kanan tampak deformitas pada
fraktur digitu III-IV metatarsal dextra jari ke-3 dan 4 dan pembengkakan pada
dengan sindroma kompartemen. punggung kaki kanan dan dari pemeriksaan
Observasi 29/10/2019 pasien foto rontgen pada bagian cruris didapatkan
mengeluh nyeri kaki kanan dan nyeri perut fraktur pada os metatarsal III-IV dextra.
kiri. Dilakukan pemeriksaan darah lengkap

4
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dunia luar dan tidak menyebabkan robeknya
tulang dan dietntukan sesuai jenis dan kulit dan fraktur terbuka (open/compound)
luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai adalah adanya hubungan antara fragmen
stress yang lebih besar dari yang dapat tulang dengan dunia luar karena adanya
diabsorbsinya. Meskipun tulang patah perlukaan atau adanya luka pada kulit atau
jaringan sekitarnya akan terpengaruh membrane mukosa sampai kepatahan tulang.
mengakibatkan edema jaringan lunak, Pergeseran fragmen Tulang ada 4:
perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi  Alignman: perubahan arah axis longi-
sendi, rupture tendo, kerusakan saraf dan tudinal, bisa membentuk sudut
kerusakan pembuluh darah.[ CITATION  Panjang: dapat terjadi pemendekan
Bru16 \l 1033 ] (shortening)
Fraktur akibat peristiwa trauma Jika  Aposisi: hubungan ujung fragmen satu
kekuatan langsung mengenai tulang maka dengan lainnya
dapat terjadi patah pada tempat yang  Rotasi: terjadi perputaran terhadap
terkena, hal ini juga mengakibatkan fragmen proksimal
kerusakan pada jaringan lunak disekitarnya. Patah tulang metatarsal menyebabkan
Fraktur akibat trauma, antara lain: proporsi yang signifikan dari cedera kaki,
 Trauma langsung Bila fraktur terjadi mewakili 35% dari semua patah kaki dan
ditempat dimana bagian tersebut 5% hingga 6% dari semua cedera tulang.
terdapat ruda paksa, contoh: benturan Sebagian besar fraktur metatarsal terjadi
atau pukulan pada tulang yang oleh trauma berenergi rendah, meskipun
mengakibatkan fraktur. mereka juga dapat terjadi akibat trauma
 Trauma tidak langsung Misalnya pasien tembus. Secara anatomis, metatarsal terbagi
jatuh dengan lengan dalam keadaan menjadi 3 kelompok: metatarsal pertama,
ekstensi, dapat terjadi fraktur pada kelima, dan pusat. Dalam suatu populasi
pergelangan tangan, suprakondiskuler, penelitian fraktur metatarsal, fraktur
klavikula. metatarsal kelima paling sering terjadi,
 Trauma ringan Dapat menyebabkan diikuti oleh metatarsal tengah dan metatarsal
fraktur bila tulang itu sendiri sudah pertama.[ CITATION Bow16 \l 1033 ]
rapuh. Selain itu fraktur juga Anatomi ossa metatarsal dan
disebabkan olehkarena metastase dari phalanges masing masing mempunyai caput
tumor, infeksi, osteoporosis, atau di distal, corpus dan basis di proksimal.
karena tarikan spontan otot yang kuat. Kelima ossa metatarsalia diberi nomor dari
Fraktur akibat kecelakaan atau tekanan sisi medial ke lateral.
tulang jika bisa mengalami otot-otot yang Forefoot dibentuk oleh kelima jari jari
berada disekitar tulang tersebut tidak mampu kaki bagian proksimalnya berhubungn
mengabsobsi energi atau kekuatan yang dengan lima tulang panjang yang
menimpanya. membentuk metatarsal dan distal metatarsal
Fraktur patologis adalah suatu fraktur bersendi dengan phalanx Setiap jari kaki
yang secara primer terjadi karena adanya memiliki tiga phalanx kecuali jempol kaki
proses pelemahan tulang akibat suatu proses yang hanya memiliki dua phalanx. Sendi
penyakit atau kanker yang bermetastase atau yang menghubungkan antar phalanx disebut
ostepororsis. sendi interphalangeal. Dan yang
Fraktur terbagi menjadi fraktur tertutup menghubungkan antara metatarsal dan
(closed/ simple) dimana bila tidak terdapat phalanx disebut sendi metatarsophalangeal.
hubungan antara fragmen tulang dengan

5
Ossa metatarsi terdiri dari lima ossa metatarsal kelima paling sering terjadi,
metatarsi yang diberi angka mulai dari sisi diikuti oleh metatarsal tengah dan metatarsal
medial kaki. Masing-masing tulang terdiri pertama. Distribusi fraktur terlihat
dari sebuah basis metatarsalis pada ujung sebagai berikut:
proksimal, corpus metatarsalis, dan caput
1. Metatarsal pertama: 5%
metatarsalis pada ujung distal. Basis
2. Metatarsal kedua: 12%
metatarsalis I-V bersendi dengan os
3. Metatarsal ketiga: 14%
cuneiforme dan os cuboideum. Basis
4. Metatarsal keempat: 13%
metatarsalis memiliki sebuah tuberositas
5. Metatarsal kelima: 56%
yang menganjur lewat tepi lateral os
6. Fraktur metatarsal multipel: 15,6%
cuboideum.
Penyebab fraktur metatarsal yang
paling sering trauma langsung seperti crush
injury atau twisting dan juga akibat gaya
langsung yang bersifat kronis sehingga
menyebabkan stress fracture. Trauma
langsung, karena kejatuhan barang yang
cukup berat, atau karena trauma tak
langsung, hal ini terjadi sewaktu kaki
menginjak tanah dengan kuat secara tiba-
tiba badan melakukan gerakan memutar.
[ CITATION Nan18 \l 1033 ]
Pada pemeriksaan fisik penderita
Talocrural joint (sendi ankle) termasuk mengeluh sakit didaerah pedis. Tampak
dalam dua artikulasi antara os tibia dengan pembengkakan dan ekhymosis. Pada palpasi
os talus dibagian medial dan os fibula didapatkan nyeri tekan krepitasi dan nyeri
dengan os talus dibagian lateral. Jaringan sumbu.
pada sendi ankle diikat oleh beberapa Pemeriksaan penunjang yang biasanya
ligamen, antara lain adalah ligamen anterior dilakukan seperti pemeriksaan radiologi,
tibiofibular dan ligamen posterior darah lengkap, arteriografi, dan kreatinin.
tibiofibular yang mengikat antara tibia Penatalaksanaan menggunakan prinsip
dengan fibula, ligamen deltoid yang 4R (chairudin Rasjad):
mengikat tibia dengan telapak kaki bagian  Recognition: diagnosis dan penilaian
medial, ligamen collateral yang mengikat fraktur
fibula dengan telapak kaki bagian lateral.  Reduction
Pada ankle terdapat dua percabangan  Retention: Immobilisasi
arteri poplitea, yaitu arteri anterior tibia dan  Rehabilitation: mengembalikan aktifitas
arteri posterior tibia yang berfungsi untuk fungsional semaksimal mungkin
mensuplai darah ke kaki. Arteri posterior Penatalaksanaan awal fraktur meliputi
tibia mensuplai 75% darah di kaki pada reposisi dan imobilisasi fraktur dengan
bagian posterior dan lateral yang masuk splint. Status neurologis dan vaskuler di
melalui malleolus medialis yang kemudian bagian distal harus diperiksa baik sebelum
akan terbagi menjadi arteri medial dan maupun sesudah reposisi dan imobilisasi.
lateral anterior sebagai pemasok darah pada Pada pasien dengan multiple trauma,
bagian plantar dari kaki. sebaiknya dilakukan stabilisasi awal fraktur
Dalam suatu populasi yang tulang panjang setelah hemodinamis pasien
mempelajari fraktur metatarsal, fraktur stabil. Sedangkan penatalaksanaan definitif

6
fraktur adalah dengan menggunakan gips meningkatkan tekanan intra-kompartemen
atau dilakukan operasi dengan ORIF dan menyebabkan penekanan pada
maupun OREF. pembuluh darah, otot dan saraf.
Komplikasi fraktur dapat diakibatkan Pembengkakan tersebut dapat diakibatkan
oleh trauma itu sendiri atau akibat oleh fraktur yang kompleks ataupun cedera
penanganan fraktur yang disebut komplikasi jaringan akibat trauma dan operasi. Aktifitas
iatrogenic. Syok karena perdarahan ataupun fisik yang dilakukan secara rutin juga dapat
oleh karena nyeri, koagulopati diffus dan menyebabkan pembeng-kakan pada fasia,
gangguan fungsi pernafasan. Ketiga macam namun umumnya hanya berlangsung selama
komplikasi tersebut diatas dapat terjadi aktifitas.[ CITATION Syi10 \l 1033 ]
dalam 24 jam pertama pasca trauma dan Ini dapat terjadi pada pemasangan gips
setelah beberapa hari atau minggu akan yang terlalu ketat sehingga dapat
terjadi gangguan metabolisme, berupa menggangu aliran darah dan terjadi edema
peningkatan katabolisme. Komplikasi umum dalam otot. Apabila iskhemi dalam 6 jam
lain dapat berupa emboli lemak, trombosis pertama tidak mendapat tindakan dapat
vena dalam (DVT), tetanus atau gas menimbulkan kematian/nekrosis otot yang
gangrene. nantinya akan diganti dengan jaringan fibrus
Komplikasi yang terjadi pada tulang yang secara periahan-lahan menjadi pendek
dapat berupa infeksi (pada fraktur terbuka), dan disebut dengan kontraktur volkmann.
osteomyelitis, delayed union atau pun mal Gejalanya berupa 5 P yaitu Pain (nyeri),
union. Sedangkan komplikasi pada jaringan Parestesia, Pallor (pucat), Pulseness (denyut
lunak dapat berupa kulit melepuh dan nadi hilang) dan Paralisis. Pada sindroma
dekubitus. kompartemen dapat terjadi asimetris pada
Patah tulang energi tinggi pada tungkai daerah kompartemen, parestesia daerah
bawah juga dapat menyebabkan cedera distribusi saraf perifer yang terkena,
pembuluh darah besar, crush syn-drome, dan menurunnya sensasi atau hilangnya fungsi
sindroma kompartemen yang dari saraf yang melewati kompartemen
membahayakan nyawa. Sindrom tersebut, dan nyeri bertambah dan
kompartemen merupakan masalah yang khususnya meningkat dengan gerakan pasif
terjadi saat perfusi jaringan dalam otot yang meregangkan otot bersangkutan.
kurang yang dibutuhkan untuk kehidupan [ CITATION Par13 \l 1033 ]
jaringan. Sejauh ini penyebab sindroma Selain melalui gejala dan tanda yang
kompartemen yang paling sering adalah ditimbulkannya, penegakan diagnosa
cedera, dimana 45 %kasus terjadi akibat sindrom kompartemen dilakukan dengan
fraktur, dan 80% darinya terjadi di anggota pengukuran tekanan kompartemen. Tekanan
gerak bawah.[ CITATION Pau19 \l 1033 ] kompartemen normalnya adalah 0. Perfusi
Ini bisa disebabkan karena, penurunan yang tidak adekuat dan iskemia relatif
kompartemen otot karena fasia yang terjadi ketika tekanan meningkat antara 10-
membungkus otot terlalu ketat atau gips atau 30 mmHg dari tekanan diastolik dan tidak
balutan yang menjerat, peningkatan isi ada perfusi yang efektif ketika tekanannya
kompartemen otot karena edema atau sama dengan tekanan diastolik. Pemeriksaan
perdarahan sehubungan dengan berbagi lainnya dapat dilakukan dengan Pulse
masalah. oximetry sangat membantu dalam
Fasia merupakan sebuah jaringan yang mengidentifikasi hipoperfusi ekstremitas.
tidak elastis dan tidak dapat meregang, [ CITATION Syi10 \l 1033 ]
sehingga pembengkakan pada fasia dapat

7
Pemilihan terapi non bedah adalah jika disfungsi neuromuskular adalah indikasi
diagnosis kompartemen masih dalam bentuk mutlak untuk melakukan fasciotomi.
dugaan sementara. Berbagai bentuk terapi [ CITATION Pau19 \l 1033 ]
ini meliputi: Fasciotomi dilakukan jika tekanan
 Menempatkan kaki setinggi jantung, intra-kompartemen mencapai >30 mmHg.
untuk mempertahankan ketinggian Tujuannya untuk menurunkan tekanan
kompartemen yang minimal, elevasi dengan memperbaiki perfusi otot. Terdapat
dihindari karena dapat menurunkan dua teknik dalam fasciotomi yaitu teknik
aliran darah dan akan lebih insisi tunggal dan insisi ganda. Insisi ganda
memperberat iskemia. pada tungkai bawah paling sering digunakan
 Pada kasus penurunan ukuran karena lebih aman dan lebih efektif,
kompartemen, gips harus di buka dan sedangkan insisi tunggal membutuhkan
pembalut kontriksi dilepas. diseksi yang lebih luas dan resiko kerusakan
 Pada kasus gigitan ular berbisa, arteri dan vena peroneal. Keberhasilan
pemberian anti racun dapat dekompresi untuk perbaikan perfusi adalah 6
menghambat perkembangan sindrom jam.[ CITATION Pau19 \l 1033 ]
kompartemen.
 Mengoreksi hipoperfusi dengan cairan
Kesimpulan
kristaloid dan produk darah.
Pada kasus ini, pasien dengan fraktur
 Pada peningkatan isi kompartemen,
tertutup os metatarsal III-IV dextra dan
diuretik dan pemakainan manitol dapat
sindroma kompartemen ditegakkan
mengurangi tekanan kompartemen.
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
 HBO (Hyperbaric oxygen). Mekanis- dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis
menya ialah ketika tekanan perfusi didapatkan nyeri disertai kelemahan otot
rendah, oksigen dapat diterima yang diperkuat dari inspeksi didapatkan
sehingga dapat terjadi penyembuhan bengkak dan deformitas pada punggung
jaringan. kanan dan jari kaki ke-3 dan 4, dan juga dari
Terapi bedah yang dilakukan berupa pemeriksaan radiologi didapatkan fraktur
fasciotomi disepakati sebagai terapi yang pada os metatarsal III-IV dextra.
terbaik, namun beberapa hal seperti
penentuan waktu masih diperdebatkan. Daftar Pustaka
Semua ahli bedah setuju bahwa adanya

Bowes, J. & Buckley, R., 2016. Fifth metatarsal fractures and current treatment. World
Journal Of Orthopedics, 7(12), pp. 793-800.
Brunner & Suddarth, 2016. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Nana O., S., Hasani W., S., Evan P., T. & J. Turner, V., 2018. Metatarsal Fractures.
American Orthopaedic Foot & Ankle Society, pp. 1-8.
Parahita, Sukma, P. & Kurniyata, P., 2013. Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Pada Cedera
Fraktur Ekstremitas. J Emerg, I(2), pp. 29-33.
Paula, R., 2019. Compartment Syndrome in Emergency Medicine. s.l.:s.n.
Smeltzer, S., Bare, B., Suddart, D. & Brunner, 2011. Treaty of Medical-Surgical Nursing.
12th ed. Rio De Janeiro: Guanabara Koogan.

8
Syilvianti, 2010. Sindrom Kompartemen. Jakarta: s.n.

Anda mungkin juga menyukai